Anda di halaman 1dari 12

Anemia Defisiensi Besi

Jeni Dortina Umpain


Pendahuluan

• Anemia defisiensi besi (ADB) anemia yang disebabkan oleh


berkurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin.
• Zat besi juga terdapat dalam enzim yang berperan dalam metabolisme
oksidatif, sintesis DNA dan proses katabolisme yang dalam
mekanisme kerjanya membutuhkan ion besi.
• Kekurangan besi memiliki dampak yang merugikan bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak, menurunkan daya tahan tubuh dan
mengurangi konsentrasi belajar.
• ADB merupaka kelainan hematologi yang paling sering terjadi pada
bayi dan anak-anak.
• Anemia seringkali bukanlah penyakit yang berdiri sendiri namun
merupakan manifestasi dari suatu proses primer lain.
• Selama masa anak-anak diperlukan 0,8-1,5 mg Fe yang harus
diabsorbsi setian hari dari makanan yang dikonsumsi
• Fe yang berasal dari ASI diabsorbsi lebih baik dari pada yang berasal
dari susu sapi.
Status Besi pada Bayi Baru Lahir

• Bayi baru lahir (BBL) cukup bulan pada tubuhnya mengandung besi
65-90 mg/kgBB.
• Bagian terbesar (sekitar 50 mg/KgBB) merupakan masa HB, sekitar
25 mg/kgBBsebagai cadangan besi dan 5 mg/kgBB sebagai mioglobin
dan besi dalam jaringan.
• Kandungan besi BBL ditentukan oleh berat badan lahir dan masa HB
• BCB dengan berat badan lahir 4000 gram mengandung 320 mg besi,
sedangkan BKB mengangandung besi < 50 mg
• Konsentrasi HB pada pembuluh darah tali pusat BCB yaitu 13,5-20,1
gr/dL
• Prevalensi ADB paling tinggi terjaddi pada usia 6 bulan-3 tahun
karena pada masa ini cadangan besi sangat berkurang
• Pada BKB anemia defisiensi besi bahkan dapat terjadi mulai usi 2-3
bulan
Etiologi

• Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis


 Pertumbuhan
- pada periode pertumbubuhan cepat (usia 1 tahun pertama dan
remaja) kebutuhan besi meningkat
 Menstruasi
• Kurangnya besi yang diserap
• Perdarahan
Patofisiologi

• Tahap pertama  iron depletion atau storage iron deficiency


• Tahap kedua  iron deficiency erythropeietin atau iron limited
erytropoeiesis
• Tahap ketiga  iron deficiency anemia (anemia defisiensi besi)
Tahapan Kekurangan Besi
Hemoglobin Tahap 1 (normal) Tahap 2 (sedikit Tahap 3 (menurun jelas)
menurun) -mikrostik/hipokromik
Cadangan besi (mg) <100 0 0
Fe serum (ug/dl) Normal <60 <40
TIBC (ug/dl) 360-390 >390 >410
Saturasi transferin (%) 20-30 <15 <10
Feritin serum (ug/dl) <20 <12 <12
Sideroblas (%) 40-60 <10 <10
FEP (ug/dl sel darah >30 >100 >200
merah
MCV normal Normal Menurun
Manifestasi Klinis

• Pada ADB ringan, dx ditegakan berdasarkan temuan lab


• Gejala umum : pucat
• ADB dengan kada HB 6-10 mg/dl terjadi mekanisme kompensasi
(gejala ringan)
• Keluhan lain yang ditemukan Lemas, lesu, cepat lelah, telinga
berdenging (tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin dan
sesak napas, koilonikia, atrofi papil lidah, .
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan darah rutin


• Pemeriksaan status besi (Fe serum, TIBC, saturasi transferin dan
feritin) Fe serum menurun, TIBC meningkat
• Morfologi darah tepi
Tatalaksana

• Prinsip tatalksana ADB : mengetahui faktor penyebab dan


mengatasinya serta memberikan terapi penggantian dengan preparat
besi.
• Preparat besi  4-6 mg besi elemental/kgBB/hari
• Transfusi darah
Pencegahan

Tindakann yang dilakukna untuk mencegah kekurangan besi pada


masa awal kehidupan :
• Meningkatkan penggunaan ASI ekslusif
• Menunda pemakian susu sapi sampai usia 1 tahun
• Memberikan makanan bayi yang mengandung besi serta makanan
yang kaya akanasam asskorbat (jus buah) pada saat memperkenalkan
makanan paat.
• Memberikan suplementasi Fe pada bayi kurang bulan
• Pemakaian PASI (susu formulas) yang mengandung besi.

Anda mungkin juga menyukai