• GGA pascarenal : batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, buli-buli neurogenic
Diagnosis GGA
Anamnesis :
• Lemah, pucat, sakit kepala, edema, produksi urin berkurang, urin berwarna merah, kejang, sesak
nafas
PF
• Penurunan kesadaran
Diagnosis GGA
Pemeriksaan Penunjang
• USG ginjal dan saluran kemih dan atau foto polos perut untuk mendeteksi penyakit primer
Tatalaksana GGA
Medikamentosa
• Pemberian diuretic pada GGA renal furosemide 1-2 mg/kgBB dua kali sehari, dosis maks 10
mg/kgBB/kali
Bedah
Suportif
• Pemberian nutrisi yang rendah protein, rendah garam, dan kalori yang adekuat
sesuai dengan umur dan berat badan
Pemantauan GGA
Terapi
• Keseimbangan cairan dan elektrolit
• Pemantauan keadaan yang merupakan indikasi dialisi
Tumbuh kembang
• GGA bila di tatalaksana dengan adekuat umumnya tidak mempengaruhi tumkem anak
Gagal Ginjal Kronik
• GGK adalah penurunan fungsi ginjal sehingga kadar kreatinin serum lebih dari 2 atau 3 kali nilai
normal untuk anak dengan jenis kelamin dan usia yang sama, atau bila LFG <30 ml/menit/1,73m2
sekurang-kurangnya selama 3 bulan.
• Gagal ginjal terminal ialah suatu keadaan yang ditandai dengan kadar kreatinin serum lebih dari 4
kali nilai normal untuk anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama, atau LFG <10
ml/menit/1,73m2 selama minimal 3 bulan.
Diagnosis GGK
Anamnesis
• Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih (penyebab terbanyak GGK ialah glomerulonefritis dan
• Gejala GGK tidak spesifik: sakit kepala, lelah, letargi, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah,
• Pemeriksaan pencitraan yang diperlukan ialah foto toraks untuk melihat pembesaran jantung, edema paru, serta
foto tangan untuk melihat usia tulang, foto tulang panjang untuk melihat tanda osteodistrofi ginjal.
• USG ginjal diperlukan untuk mencari etiologi dan menyingkirkan adanya obstruksi saluran kemih. Pemeriksaan
EKG untuk menilai keadaan jantung.
Tatalaksana GGK
Medikamentosa
• Koreksi asidosis metabolik dengan natrium bikarbonat, dosis awal 1-3 mEq/kgBB/hari, disesuaikan
dengan derajat asidosis.
• Diuretik untuk memacu produksi urin dengan furosemid 1 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai respons sampai maksimal 10 mg/kgBB/kali. Pengobatan hipertensi.
• Pemberian nutrisi yang adekuat sangat penting dalam tata laksana konservatif GGK.
• Asupan nutrisi yang dianjurkan dapat dilihat pada lampiran. Pemberian transfusi sel darah merah harus
dilakukan secara hati-hati. Transfusi dilakukan bila kadar hemoglobin < 6g/dL sebanyak 5-10 ml/kgBB.
• Pasien harus dirujuk ke dokter spesialis nefrologi anak kalau LFG <10 ml/menit/m2 atau terdapat tanda
uremia berat seperti penurunan kesadaran, perdarahan, dan gagal jantung.
Pemantauan GGK
Terapi
• Pemantauan terhadap asupan nutrisi, keadaan umum, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit (balans cairan dan elektrolit), hipertensi, dan pertumbuhan harus dilakukan.
• Dalam pemberian obat, dosis dan interval pemberian disesuaikan dengan derajat GGK.
Tumbuh kembang
• Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia. Gagal ginjal kronik. Edisi ke 2. Jakarta:
IDAI; 2011. h. 90-7.
• Mahan JD. Gagal ginjal akut dan kronik. Dalam: Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman
RE. Nelson ilmu Kesehatan anak esensial. Edisi ke 6. Singapura: Elsevier; 2014. h. 667-670.