Anda di halaman 1dari 57

Renal

Failure
Disease
GAGAL GINJAL
SGD 8
SKENARIO
Volume Urin Berkurang
 
Seorang pasien laki-laki umur 46 tahun datang dengan keluhan volume kencingnya agak
berkurang beberapa hari ini padahal konsumsi air putih tidak ada berkurang. Pasien
juga mengeluhkan sakit pinggang bersifat hilang timbul dan adanya riwayat penyakit
asam urat. Pada pemeriksaan fisik didapat adanya nyeri ketok di pinggang.
Kemudian dokter meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang berupa darah rutin,
foto polos abdomen, RFT, urinalisa.
Dari pemeriksaan tersebut : darah rutin didapatkan hasil Hb: 14 gr/dl, Leukosit : 5700/µl.
Pada pemeriksaan RFT Ureum: 50 mg/dl, Creatinine: 1,4 mg/dl, urinalisa didapat
peningkatan jumlah eritrosit. Pada pemeriksaan Foto Polos Abdomen didapat adanya
kesan ureterolitiasis
LEARNING OBJECTIVE

01 GAGAL GINJAL 02 PRINSIP KERJA


HEMODIALISIS

03 RUJUKAN
01
Gagal Ginjal
Definisi

Gagal Ginjal Akut


Gagal ginjal akut merupakan suatu
sindrom klinik akibat adanya fungsi
ginjal yang terjadi secara mendadak
(daklam beberapa jam-hari) yang
menyebabkan retensi sisa metabolisme
nitrogen (urea-kreatinin) dan non-
nitrogen, dengan atau tanpa disertai
oliguri.
Definisi

Gagal Ginjal Kronik


Penyakit ginjal menahun/kronik (PGK)
ialah kerusakan ginjal yang terjadi
selama 3 bulan atau lebih, berdasarkan
kelainan patologi atau petanda
kerusakan ginjal seperti kelainan di
urinalis dengan atau tanpa penurunan
laju penyaringan (filtrasi) glomerulus.
Etiologi
.
Gagal Ginjal Akut

• Etiologi gagal ginjal akut terbagi menjadi prerenal, renal, dan


pasca renal.
• Pre renal
• Gagal ginjal akut prerenal terjadi akibat hipoperfusi ke ginjal
yang menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
• Renal
• Gagal ginjal akut prerenal terjadi akibat gangguan yang terjadi
dalam ginjal seperti tubulus, glomerulus, interstisial dan
pembuluh darah intrarenal.
• Pasca renal
• Gagal ginjal akut pasca renal terjadi akibat obstruksi pada traktus
urinarius, dimulai dari tubulus distal ginjal hingga uretra
sehingga terjadi peningkatan tekanan intratubular.
Etiologi
.
Gagal Ginjal Akut

Cedera ginjal akut didefinisikan ketika salah satu dari


kriteria berikut terpenuhi :
• Serum kreatinin naik sebesar ≥ 0,3 mg/dL atau ≥
26μmol /L dalam waktu 48 jam atau
• Serum kreatinin meningkat ≥ 1,5 kali lipat dari nilai
referensi, yang diketahui atau dianggap telah terjadi
dalam waktu satu minggu atau
• Output urine 6 jam berturut-turut
Etiologi
.
Gagal Ginjal Kronik

National Health Insurance (NHI) menyatakan bahwa


pertambahan usia, diabetes, hipertensi, hiperlipidemia
dan jenis kelamin berhubungan dengan faktor resiko
terjadinya PGK. Faktor resiko terpenting terjadinya
PGK ialah hipertensi dengan prevalensi 74,5 juta dan
diabetes sekitar 23,6 juta. Secara keseluruhan, diabetes
didapatkan pada 44% pasien ESRD dan hipertensi pada
28% pasien ESRD.
Etiologi
.
Gagal Ginjal Kronik

Berikut beberapa faktor resiko penyebab penyakit ginjal


kronik :
• Faktor klinis
• Diabetes
• Hipertensi
• Autoimun
• Neoplasma
• Infeksi sistemik maupun infeksi saluran kencing
dan batu saluran kencing
• Riwayat PGK dan AKI
• Nefrotoksin (analgetik, aminoglikosida,
amfoterisin, radiokontras)
Etiologi
.
Gagal Ginjal Kronik

• Faktor sosiodemografi
• Usia tua
• Terpapar zat kimia
• Jenis kelamin
• Pendidikan dan sosial ekonomi rendah
Klasifikasi
P
a
t
o
f
i
s
i
o
l
o
g
i
Aliran darah ke ginjal menurun

Nephron mengalami kerusakan dan kematian

PATO Pembentukan jaringan parut dan aliran darah

FISIOLOGI
berkurang

Penumpukan natrium dan cairan ekstrasel

Menstimulus osmosis dan kerja jantung


menngkat  hipertensi

Kerja ginjal semakin berat dan merusak


pembuluh darah ginjal
Pendekatan Diagnosis
Accute Kidney Injury
Pada pasien yang memenuhi kriteria diagnosis
AKI sesuai dengan yang telah dipaparkan di
atas, pertama-tama harus ditentukan apakah
keadaan tersebut memang merupakan AKI
atau merupakan suatu keadaan akut pada
PGK. Beberapa patokan umum yang dapat
membedakan kedua keadaan ini antara lain
riwayat etiologi PGK, riwayat etiologi
penyebab AKI, pemeriksaan klinis (anemia,
neuropati pada PGK) dan perjalanan penyakit
(pemulihan pada AKI) dan ukuran ginjal.
Patokan tersebut tidak sepenuhnya dapat
dipakai.
Pendekatan Diagnosis
Misalnya, ginjal umumnya berukuran kecil
pada PGK, namun dapat pula berukuran
normal bahkan membesar seperti pada
neuropati diabetik dan penyakit ginjal
polikistik. Upaya pendekatan diagnosis harus
pula mengarah pada penentuan etiologi, tahap
AKI, dan penentuankomplikasi.
Pemeriksaan Klinis
Accute Kidney Injury
Pemeriksaan jasmani dan penunjang adalah
untuk membedakan pre-renal, renal dan post-
renal. Dalam menegakkan diagnosis gagal
ginjal akut diperiksa: Anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti untuk mencari
penyebabnya seperti misalnya operasi
kardiovaskular, angiografi, riwayat infeksi
(infeksi kulit, infeksi tenggorokan, infeksi
saluran kemih), riwayat bengkak, riwayat
kencing batu. Membedakan gagal ginjal akut
dengan kronis misalnya anemia dan ukuran
ginjal yang kecil menunjukkan gagal ginjal
kronis.
Pemeriksaan Klinis
Untuk mendiagnosis GGA diperlukan
pemeriksaan berulang fungsi ginjal yaitu
kadar ureum, kreatinin atau laju filtrasi
glomerulus. Pada pasien rawat selalu
diperiksa asupan dan keluaran cairan, berat
badan untuk memperkirakan adanya
kehilangan atau kelebihan cairan tubuh.
Pada GGA berat dengan berkurangnya
fungsi ginjal ekskresi air dan garam
berkurang sehingga dapat menimbulkan
edema, bahkan sampai terjadi kelebihan air
yang berat atau edema paru.
Pemeriksaan Klinis
Ekskresi asam yang berkurang juga dapat
menimbulkan asidosis metabolic dengan
kompensasi pernapasan Kussmaul.
Umumnya manifestasi GGA lebih
didominasi oleh factor-faktor presipitasi atau
penyakit utamanya.
Assessment Pasien Dengan AKI
A. Kadar kreatinin serum. Pada GGA faal
ginjal dinilai dengan memeriksa
berulang kali kadar serum kreatinin.
Kadar serum kreatinin tidak dapat
mengukur secara tepat LFG karena
tergantung dari produksi (otot), distribusi
dalam cairan tubuh, dan ekskresi oleh
ginjal
Assessment Pasien Dengan AKI
B. Volume urin. Anuria akut atau oliguria
berat merupakan indicator yang spesifik
untuk gagal ginjal akut, yang dapat
terjadi sebelum perubahan nilai-nilai
biokimia darah. Walaupun demikian,
volume urin pada GGA bisa bermacam-
macam, GGA prerenal biasanya hampir
selalu disertai oliguria (<400ml/hari),
walaupun kadang tidak dijumpai
oliguria. GGA renal dan post-renal dapat
ditandai baik oleh anuria maupun
poliuria.
Assessment Pasien Dengan AKI
C. Petanda biologis (biomarker). Syarat
petanda biologis GGA adalah mampu
mendeteksi sebelum kenaikan kadar
kreatinin disertai dengan kemudahan
teknik pemeriksaannya. Petanda biologis
diperlukan untuk secepatnya
mendiagnosis GGA. Petanda biologis ini
adalah zat-zat yang dikeluarkan oleh
tubulus ginjal yang rusak, seperti
interleukin 18, enzim tubular, N-acetyl-
B-glucosamidase, alanine
aminopeptidase, kidney injury molecule
Tanda dan Gejala
Gagal Ginjal Kronik
Menurut (Brunner dan Suddarth, 2002:1448),
tanda dan gejala pada pasien Gagal Ginjal
Kronik ini tergantung tingkat keparahannya.
Seperti pada Kardiovaskular: hipertensi, gagal
jantung kongestif, edema pulmonary,
perikarditis. Dermatologi: pruritus, kulit kering,
mudah lecet, perubahan pada rambut (mudah
patah, tipis, merah). Gastrointestinal: anoreksia,
mual, muntah, cegukan, nausea, berat badan
menurun, gastritis, diare, ulkus peptikum.
Neuromuskuler; perubahan tingkat kesadaran,
tingkat kemampuan konsentrasi, kejang,
kedutan otot.
Tanda dan Gejala
Gagal Ginjal Kronik
Pada umumnya pasien GGK stadium satu
sampai tiga tidak mengalami tanda dan gejala
awal atau tidak mengalami gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit, endokrin dan
metabolik. Sedangkan pasien GGK stadium
empat dan lima memperlihatkan beberapa
gejala klinis . Menurut Baradero, Dayrit, dan
Siswadi (2009), beberapa tanda dan gejala GGK
yaitu:
Manifestasi GGK
Penyebab Tanda dan gejala
Anemia akibat dari penurunan produksi eritropoetin sehingga terjadinya penurunan
rangsangan eritropoetis pada sumsum tulang, cepat lelah, perdarahan akibat
Sistem hematopoeitik terjadinya
trombositopenia, ekimosis.
Hipervolemia, hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau aktivitas renin-
angiostensin dan aldosteron meningkat, takikardia, disritmia, gagal jantung
Sistem kardiovaskuler kongestif
akibat kelebihan cairan.
Takipnea, pernapasan kussmaul, sputum
Sistem pernapasan
yang lengket, batuk disertai nyeri, suhu tubuh meningkat, edema paru.
Anoreksia, nausea, vomitus, perdarahan gastrointestinal, distensi
Sistem gastrointestinal abdomen, diare dan
konstipasi.
Perubahan tingkat kesadaran, letargi, bingung, stupor, koma,
Sistem neurologi kejang, tidur
terganggu, asiteriksis.
Sistem skeletal Osteodistrofi ginjal dan nyeri sendi.
Tampak pucat akibat anemia, berwarna kekuningan akibat penimbunan urokrom,
Sistem integumen pigmentasi, pruritus akibat toksin dan endapan kalsium di pori-pori, lecet akibat
adanya bekas-bekas garukan karena rasa gatal.

Haluaran urin berkurang, berat jenis urin menurun, proteinuria, fragmen dan sel
Sistem perkemihan dalam
urin, natrium dalam urin berkurang.
Infertilitas, libido menurun, disfungsi ereksi akibat penurunan produksi testosteron
Sistem reproduksi dan
spermatogenesis, pubertas lambat.
Manifestasi GGK Berdasarkan Gejalanya
Derajat GGK Manifestasi Klinis

Derajat I Tekanan darah pasien normal, tidak terdapat tanda-tanda


abnormalitas hasil tes laboratorium dan manifestasi klinis.

Derajat II Tanpa manifestasi klinis, terdapat hipertensi, mulai muncul


hasil tes laboratorium abnormal.

Derajat III Tanpa gejala, hasil tes laboratorium abnormal pada beberapa sistem
organ, terdapat hipertensi.

Derajat IV Terdapat manifestasi klinis berupa kelelahan dan penurunan


rangsangan.

BUN meningkat, anemia, hipokalsemia, hiponatremia, asam urat


Derajat V meningkat, proteinurea, pruritus, edema, hipertensi, kreatinin
meningkat, penurunan rangsangan, asidosis metabolik, mudah
mengalami perdarahan, hiperkalemia.
Komplikasi

• Hipertensi
• Anemia
• Penyakit kardiovaskular
• Penyakit patah tulang
Penatalaksanaan GGA/AKI

AKI pra renal

AKI Intrinsic renal

AKI post renal


Terapi Nutrisi
Penanganan Komplikasi
Penanganan Komplikasi
Penatalaksanaan GGK

Terapi non
Farmakologi

Terapi
Farmakologi
Terapi Farmakologi

1. Kontrol gula darah


2. Kontrol tekanan darah
3. Mengurangi proteinuria
4. Obat obat yang
menyebabkan gangguan
ginjal
5. Obat yang biasa di gunakan
Pencegahan
Pencegahan PGK

Pencegahan PGK terdiri dari pencegahan primer,


sekunder, tertier. Pencegahan primer bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi paparan terhadap
penyebab PGK, seperti infeksi dan membatasi
pemberian obat pada masa kehamilan, mencegah
diturunkannya penyakit ginjal dengan konseling
genetik, pencegahan obesitas dan dilipidemia, serta
deteksi dini dan tata laksana hipertensi dan diabetes
melitus. Pencegahan sekunder bertujuan untuk
mencegah progesifitas penyakit stadium 1 menjadi
stadium 5, dengan tata laksana yang baik pada
semua stadium
Pencegahan PGK

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi atau


menunda komplikasi jangka panjang melalui terapi
transplantasi ginjal.
Pencegahan GGA

GGA dapat dicegah pada beberapa keadaan


misalnya penggunaan zat kontras yang dapat
menyebabkan nefropati kontras. Pencegahan
nefropati akibat zat kontras adalah menjaga hidrasi
yang baik. Pemaikaian N-Acetyl Cysteine serta
pemakaian furosemid. Pada penyakit tropik perlu di
waspadai kemungkinan GGA pada gastrointeritis
akut, malaria, dan demam berdarah.
02
Prinsip Kerja Hemodialisis
Introduction
“hemodialisis adalah sebuah terapi
medis. Kata berasal dari kata haemo
yang berarti darah dan dilisis
merupakan proses pemurnian suatu
sistem koloid dari partikel bermuatan
yang menempel pada selaput semi
permeabel. Proses pemisahan ini di
dasarkan pada perbedaan laju transport
partikel”

Prinsipnya alat ini menggantikan fungsi ginjal.

Hemodialisis merupakan salah satu dari terapi pengganti


ginjal yang digunakan pada penderita dengan penurunan
fungsi ginjal
Fungsi
Hemodialisis berfungsi membuang produk
sisa metabolisme seperti potassium dan
urea dari darah dengan menggunakan mesin
dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai
ginjal untuk menggantikan ginjal penderita
yang sudah rusak karena penyakitnya,
dengan menggunakan mesin itu selama 24
jam perminggu, penderita dapat
memperpanjang hidupnya sampai batas
waktu yang tidak tentu
Prinsip Hemodialisis

Prinsip nya dengan Pertama, darah dipompa Tekanan di dalam ruang


menerapkan proses dari tubuh ke mesin dialisat lebih rendah di
osmotis dan ultrafiltrasi dialiser untuk di bersihkan bandingkan dengan
pada ginjal buatan, dan dari zat zat racun melalui tekanan di dalam darah,
membuang sisa proses difusi dan ultra sehingga cairan, limbah
metabolisme tubuh filtrasi oleh cairan khusus metabolik, dan zat racun
untuk dialisis di dalam darah di saring
melalui dan masuk ke
dalam dialisat.
Prinsip Hemodialisis

Proses hemodialisis Molekul zat terlarut (sisa Setelah dibersihkan darah


melibatkan difusi solute metabolisme) dari dialirkan kembali ke
(zat terlarut) melalui suatu kompartemen dialisat dalam tubuh
membran semipermeabel. setiap saat bila molekul
zat terlarut dapat melewati
membran semi permeabel
demikian juga sebaliknya.
Hemodialisa

Mesin hemodialisis Dializer adalah tempat dimana


(HD) terdiri dari proses HD berlangsung sehingga
pompa darah, sistem terjadi pertukaran zat dan cairan
pengaturan larutan dalam darah dan dialisat.
dialisat, dan sistem Sedangkan tusukkan vaskuler
monitor. Pompa darah merupakan tempat keluarnya darah
berfungsi untuk menuju dializer dan selanjutnya
mengalirkan darah kembali lagi ke pasien. Kecepatan
dari tempat tusukan dapat di atur biasanya diantara
vaskuler ke alat 300-400 ml/menit.
dializer.
Hemodialisa

Lokasi pompa darah biasanya


terletak antara monitor tekanan
arteri dan monitor larutan Sistem monitoring setiap
dialisat. Larutan dialisat harus mesin HD sangat penting
dipanaskan antara 34-39 C untuk menjamin efektifitas
sebelum dialirkan ke dializer. proses dialisis dan keselamatan
Suhu larutan dialisat yang
terlalu rendah ataupun melebihi
suhu tubuh akan menimbulkan
komplikasi
03
Kriteria Rujukan Pada Pasien
Gagal Ginjal
—Rujukan Pasien Dewasa Dengan
Berkurangnya Fungsi Ginjal

Kebanyakan kasus gagal ginjal


kronik non progresif dapat
diobati tanpa perlu merujuk ke
spesialis nerfologi.
—Rujukan Pasien Dewasa Dengan
Berkurangnya Fungsi Ginjal
Merujuk ke spesialis nerfologi biasanya
di rekomendasikan pada pasien dengan
gagal ginjal akut, kecepatan filtrasi
glomerulus persisten kira kira kurang
dari 30 mL/menit/1.73 m2 , berkurang
fungsi ginjal secara progresif, rasio
protein urin dengan kreatinin lebih
besar dari 100 mg/mmol atau rasio
albumin urin dengan kreatinin lebih
besar dari 60 mg/mmol,
ketidakmampuan untuk mencapai target
pengobatan, atau cepatnya perubahan
fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai