Anda di halaman 1dari 19

PENGATURAN FUNGSI

GINJAL DAN MIKTURISI

0RGAN PERKEMIHAN
RENAL URETER VESIKA URINARIA URETHRA

PENGATURAN FUNGSI GINLAL


Ginjal * terdiri dari korteks dan medula * memiliki 2.400 buah Nefron Nefron * Glomerulus,Kapsula Bowman dan Tubulus R Tubulus * tub. Proksimalis * simpai dari Henle * tubulus distalis Duktus Koligentes

PRODUKSI URINE
Glomerulus : fs filtrasi kaps.bouwman Tubulus : fs merubah filtrat urine Duktus koligentes Pelvis renalis Filtrasi : tekanan hydrostatik darah dalam glomerulus kapsula bouwman tubulus proksimalis lengkung henle tubulus distalis duktus koligentes kalises minor kalises mayor pelvis renalis

DALAM TUBULUS GINJAL


Komposisi filtrat glomerulus identik dengan cairan intersitial mengandung 0.003 % protein (1/200 protein plasma) atau sama dengan komposisi cairan plasma kecuali mengandung protein yang lebih rendah Sebahagian besar air dan berbagai zat yang terlarut di reabsorpsi pada dinding tubulus dan dialirkan melalui kapiler peritubuler Sebahagian kecil solut lain yang berlebihan atau yang sudah tidak dibutuhkan lagi di sekresi kedalam lumen tubulus Dengan demikian air dan solut yang tersisa setelah melalui tubulus menjadi URINE

FUNGSI GINJAL
Membersihkan plasma darah dari zat-zat yang yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh al : *Urea, *Creatinin, *Asam urat dan ion-ion yang berlebih didalam tubuh al : *Natrium, *Kalium, *Clorida dan *Hydrogen

GLOMERULO FILTRATION RATE (laju filtrasi glomerulus)


GFR ialah jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit oleh semua nefron pada kedua ginjal Pada dewasa normal sejumlah 125-200 ml/mnt atau rata-rata 180 liter/hari Lebih dari 99% direabsorpsi didalam tubulus dan sisanya dikeluarkan sebagai urine Filtrasi glomerulus terjadi secara merembes dari dinding kapiler glomerulus masuk ke kapsula bouwman ,yang disebabkan tekanan didalam kapiler glomerulus Sebaliknya tekanan Osmotik koloid dari plasma dan tekanan didalam Kapsula Bouwman justru menentang filtrasi tersebut

Faktor yg mempengaruhi GFR


Tekanan arteri meningkat maka tekanan kapiler glomerulus meningkat menyebabkan GFR meningkat Terdapat mekanisme Autoregulasi sehingga tekanan glomerulus tidak bertahan mengakibatkan GFR kembali menurun Kontriksi arteriole Afferent menyebabkan kecepatan aliran darah melalui glomerulus meningkat sehingga GFR meningkat Kontriksi arteriole efferent meningkat menyebabkan tahanan kapiler glomerulus meningkat sehingga GFR meningkat Peningkatan GFR tsb s/d batas tertentu yaitu apabila pengaruh tahanan menurun maka GFR menurun kembali Kontriksi arteriol Afferent dan efferent maka aliran kapiler glomerulus menurun cairan plasma difiltrasi pada glomerulus sedangkan protein plasma tertahan menyebabkan tekanan osmotik koloid meninggkat akan melawan filtrasi glomerulus sehingga aliran glomerulus menurun dan GFR menurun walaupun tekanan pada kapiler glomerulus tinggi

Mekanisme autoregulasi laju filtrasi glomerulus


Perubahan tekanan arteri menyebabkan perubahan pengeluaran urine (75-160 mmHg) sedangkan nefron dalam menjalankan fungsinya memerlukan Laju filtrasi glomerulus yang optimal Laju filtrasi Glom. >5% berpengaruh cukup besar terhadap kehilangan cairan yg berlebihan kedalam urine atau bila laju filtrasi <5% menyebabkan ekskresi sisa produk yg tidak berguna terlalu sedikit Untuk itu nefron mempunyai dua mekanisme feed back secara bersama-sama melakukan AUTOREGULASI laju filtrasi glomerulus yaitu 1. Mekanisme umpan balik vasodilator afferent 2. Mekanisme umpan balik vasokonstriktor arteriole efferent Kombinasi kedua mekanisme tersebut dinamakan Umpan balik Tubulo glomerulus

Mekanisme UB vasodilatasi arteriol afferen


GFR yg rendah memungkinkan reabsorpsi chlorida pd tubulus distalis shg mengecilkan konsentrasi ion Cl pada Makula Densa sekaligus merupakan isyarat bagi makula densa untuk dilatasi arteriol afferen Meknismenya sbb: 1. Filtrasi glomerulus sedikit sehingga aliran dalam tubulus sedikit menyebabkan kosentrasi ion Cl pada makula densa menurun 2. Penurunan konsentrasi Cl tersebut menyebabkan vasodilatasi arteriol afferen 3. Vasodilatasi akan meningkatkan kecepatan aliran darah dalam glomerulus dan menyebabkan meningkatnya tekanan darah glomerulus 4. Peningkatan tekanan glomerulus menyebabkan meningkatnya Laju filtrasi glomerulus

Mekanisme UB vasokonstriktor arteriole Efferen


Konsentrasi ion Cl yg rendah pada makula densa dpt juga menyebabkan sel-sel Junctaglomerulus melepaskan Renin dan menyebabkan terbentuknya Angiotensin II yg bekerja sebagai vasokonstriktor arteriol Efferen hal ini membantu mempertahankan Laju filtrasi glomerulus (tetap konstan) Mekanismenya sbb : 1. Laju FR terlalu rendah menyebabkan reabsorpsi ion Cl sehg mengurangi konsentrasi Cl pada Makula densa 2. Konsentrasi Cl yg rendah menyebabkan sel-sel Junctaglomerulus melepaskan Renin dari granulagranulanya 3. Renin menyebabkan pembentukan Angiotensin II 4. Angiotensin II menimbulkan vasokonstriksi arteriol Efferen sehingga tekanan pada glomerulus meningkat 5. Peningkatan tekanan glomerulus maka Laju filtrasi glomerulus dipertahankan tetap normal

Autoregulasi aliran darah ginjal


Tekanan pada arteri ginjal 70 160 mmHg, apabila tekanan berubah maka aliran darah dan laju filtrasi glomerulus berubah shg mekanisme autoregulasi mulai bekerja yaitu mekanisme umpan balik vasodilator arteriol afferen Mekanisme umpan balik vasodilator afferen sbb: 1. Bila aliran darah ginjal menurun maka tekanan glomerulus menurun dan menyebabkan laju filtrasi glomerulus rendah 2. Mekanisme umpan balik menimbul vasodilatasi arteriol afferen untuk mengembalikan laju filtrasi glomerulus kearah normal kembali Vasodilatasi juga meningkatkan aliran darah ginjal kearah normal walaupun tekanan arteri lebih rendah

PENGATURAN MIKTURISI
PROSES MIKTURISI TIDAK BISA LEPAS DARI SUSUNAN ANATOMI DAN FUNGSI FISIOLOGI ORGAN UROGENITAL SEPERTI BERIKUT INI : Ureter d/s : Saluran yang menghubungkan Pelvis renalis dengan Vesika urinaria Berfungsi mengalirkan urine kedalam Vesika urinaria Vesika urinaria : *Kandung kencing adalah organ yang berfungsi menampung urine yang datang dari ginjal * Dinding VU terdiri dari otot polos disebut muskulus Detrusor vesika urinaria yg memungkinkan VU mampu menampung sejumlah urine tanpa merubah tekanan *Muskulus detrusor dilengkapi dengan persyarafan bersifat Parasympatis yang apabila dirangsang akan menyebabkan VU berkontraksi

Sfingter urethra (2)


1. Sfingter urethra internum : * terletak pada bagian terendah dari VU * tersusun dari otot polos yang bekerja secara involunter (tidak dibawah pengaruh kemauan) * Pada saat pengisian, dinding VU dalam keadaan relaksasi sedangkan sfingter urethra internum tertutup sehingga urine tertahan 2. Sfingter urethra eksternum : *Terdapat pada lantai pelvis yang ditutup oleh otot bergaris disebut sebagai Membrana pelvis * Urethra keluar kepermukaan dengan menembus muskulus dari membrana pelvis sehingga otot nya mengelilingi sfingter / Urethra pars membranasea * Sfingter selalu dalam keadaan tertutup kecuali rangsangan syaraf yg memelihara otot sfingter dan lantai pelvis ini dihambat

URETHRA
Saluran kencing yang menghubungkan VU dengan permukaan/lingkungan luar melalui Orificium urethrae eksternum Dibagi menjadi (3) : Urethra pars prostatika (saat melalui prostat) Urethra pars membranacea (saat menembus) Urethra pars penis (brjln sepanjang penis) Pada wanita urethranya lebih pendek, bermuara pada daerah vulva

MIKTURISI
Proses pengosongan kandung kemih Dikontrol oleh dua mekanisme : 1. Refleks mikturisi 2. Kontrol volunter Refleks mikturisi : * Diawali ketika VU terisi penuh maka reseptor regang dari dinding VU terangsang * Serat aferen dari resptor regang membawa impuls ke Meddula Spinalis dan lewat interneuron menstimulasi syaraf parasympatis dan menghambat neuron yang mensyarafi sfingter eksternal * Karena neuron motornya dihambat maka sfingter eksternal bererlaksasi/ sfingter terbuka dan urine keluar

Kontrol volunter
Apabila VU terisi penuh maka timbulah keinginan untuk berkemih Persepsi bahwa kandung kencing sudah terisi muncul sebelum sfingter urethra eksternal berelaksasi memperingatkan bahwa mikturisi akan terjadi Terjadilah kontrol volunter untuk mikturisi yang kadang-kadang mengalahkan refleks mikturisi sehingga pengeluaran urine terjadi karena keinginan individu yang bersangkutan Jadi apabila individunya menilai belum pantas untuk kencing dapatlah ditahan dengan menekan sfingter eksternal dan diafragma pelvis

next
Menahan kencing tidak bisa berlama-lama,sampai saat regangan akhirnya sangat kuat menghambat sfingter eksternal sehingga kencing tidak lagi dapat ditahan Mikturisi juga dapat dilakukan meskipun kandung kemih tidak penuh,yaitu dengan relaksasi secara sadar dari sfingter eksternal dan diafragma pelvis Mengebawahkan lantai pelvis menyebabkan kandung kemih turun sehingga sfingter eksternal terbuka dan meregangkan dinding VU. Sehingga reseptor regang aktif dan urine keluar Dibantu kontraksi otot dinding abdomen dan dorongan sekat rongga badan maka menekan VU untuk mengeluarkan urine

SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai