Anda di halaman 1dari 37

Gagal Ginjal Akut

Gagal Ginjal akut (GGA)

 suatu sindrom yang yang ditandai dengan


penurunan fungsi ginjal yang mendadak
 akibat terjadinya penimbunan hasil hasil metabolit
persenyawaan nitrogen seperti, ureum dan kreatinin
 Hal ini dapat terjadi dalam beberapa jam sampai
beberapa hari
Gagal Ginjal Kronik
Gagal Ginjal Kronik yang belum perlu dialisis
Kriteria:
• Kerusakan ginjal setidaknya selama 3 bulan atau
lebih,
• Abnormalitas struktural atau fungsional ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG)
• LFG yang kurang dari 60 mL/menit/1,73m2 lebih
dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Gagal Ginjal Kronik
Gagal Ginjal Kronik yang mulai perlu dialisis
adalah penyakit ginjal kronik yang mengalami
penurunan fungsi ginjal dengan LFG < 15 menit.

Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah sangat menurun


sehingga terjadi akumulasi toksin di dalam tubuh yang
disebut sebagai uremia.
Pada keadaan uremia dibutuhkan terapi pengganti
ginjal untuk mengambil alih fungsi ginjal dalam
mengeliminasi toksin tubuh sehingga tidak terjadi
gejala yang berat.
Gagal Ginjal Kronik
Gagal Ginjal Akut pada gagal ginjal kronik
(Acute on Chronic Renal Failure)
 Episode akut pada pasien gagal ginjal kronik yang
tadinya stabil.
 Pada beberapa kasus perlu dilakukan terapi dialisis.
Tujuan pengobatan pada GGA
 ialah :
mempertahankan hemostasis tubuh sambil menunggu
ginjal berfungsi kembali.

Pemantauan yang perlu dilakukan ialah :


1. Tanda-tanda vital : tensi, nadi, pernafasan, ritme jantung.
2. Pemeriksaan darah : Hb, Ht, Trombosit.
3. Darah : ureum & kreatinin.
4. Elektrolit : K, Na, Cl, Ca, P dan asam urat.
5. Analisis gas darah.
6. Pengukuran diuresis.
Terapi GGA dapat dibagi dua yaitu :

– Terapi konservatif

– Tindakan Dialisis.
Terapi konservatif:

• Terapi cairan dan kalori


• Asidosis
Bila hasil pemeriksaan gas darah menunjukan hasil
asidosis metabolik, dikoreksi dengan cairan natrium
bikarbonat sesuai dengan hasil analisis gas darah

• Hiperkalemia
Hiperkalemia perlu segera ditanggulani karena bisa
membahayakan jiwa penderita.

• Tetani
Bila timbul gejala tetani akibat hipokalsemia perlu
diberikan glukonas kalsium 10 % i.v. 0,5 ml/kg BB pelan-
pelan 5-10 menit dilanjutkan dengan dosis rumat kalsium
oral 1-4 gram/hari
• Kejang
Bila terjadi kejang dapat diberikan diazepam 0,3-
0,5 mg/kg BB I.V.

• Anemia
Transfusi dilakukan bila kadar Hb < 6 g/dl atau Ht <
20 % sebaiknya diberikan packed red cel untuk
mengurangi penambahan volume darah.
• Hipertensi
Hipertensi ditanggulangi dengan diuretika,
bila perlu dikombinasi dengan ACE Inhibitor 2-3
kali sehari dinaikan secara bertahap.

• Edema paru
Merupakan hal yang sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan kematian
dapat diberikan diuretik/furosemid IV
Bila pemberian diuretik tidak memberi hasil yang
efektif maka dialisis harus segera dilakukan
Tindakan Dialisis.

Tindakan dialisis dilakukan bila tindakan


konservatif tidak memberi respon yang baik,
misalnya terjadi anuria > 3 hari, sindroma
uremikum, edema paru, hiperkalemia refrakter
Prognosis

• Tergantung dari beberapa faktor:


• Penyakit dasarnya
• Komplikasi: perdarahan saluran pencernaan, infeksi
sekunder disertai sindroma sepsis
• Oliguria lebih 24 jam
• Umur lebih 50 tahun
• Diagnosis dan pengobatan terlambat
Pengobatan pada GGK
Gambaran klinis

• Pasien GGK dengan kadar ureum < 150 mg%


biasanya tanpa keluhan maupun gejala, sering
ditemukan kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

• Gambaran klinis semakin nyata bila ureum > 200mg%

• GGK yang disertai sindroma uremikum  sangat


komplek, meliputi kelainan: hemopoetik, mata, kulit,
saluran cerna, psikiatri dan sistim kardiopulmonal.
Gambaran klinis

• Kelainan hematopoetik: anemia normokrom normositer


terutama oleh karena defisiensi hormon eritropoetin

• Kelainan saluran cerna: mual, muntah merupakan


gejala yang paling sering ditemukan, terutama pada
stadium terminal. Hiccup/cegukan juga sering
ditemukan.

• Kelainan kulit: gatal sering mengganggu pasien. Kullit


terlihat kering dan bersisik. Sering ditemukan bekas
garukan.
Gambaran klinis

• Kelainan psikiatri: kelainan mental ringan seperti emosi


labil, insomnia, depresi, sampai kelainan mental berat
seperti konfusi, psikosis

• Kelainan neurologis: kejang otot sering ditemukan


sampai yang terberat koma uremikum.

• Kelainan kardiopulmonal: sering terjadi gagal jantung


kongestif dengan gejala sesak napas berat. Juga dapat
terjadi hipertensi.
Stages of Chronic Kidney Disease: A Clinical Action Plan

Stage Description GFR Action


(mL/min/1.73m3)

1 Kidney damage with  90 Diagnosis & Treatment, Treat


normal or  GFR comorbid condition, slowing
progression, CVD risk
reduction

2 Kidney damage with mild  60 – 89 Estimating Progression


GFR
3 Moderate  GFR 30 – 59 Evaluating & Treating
complications
4 Severe  GFR 15 – 29 Preparation for kidney
replacement therapy
5 Kidney failure < 15 or dialiysis Replacement (if uremia
present)
Diagnosis

Pendekatan diagnosis GGK mempunyai sasaran:

1. Memastikan adanya penurunan faal ginjal


2. Mengejar etiologi yg masih mungkin dikoreksi
3. Mengidentifikasi faktor2 pemburuk faal ginjal
4. Menentukan strategi terapi rasional
5. Prognosis
Terapi Pengganti Ginjal

• Dialisis:
–Hemodiaisis
–Peritoneal dialisis

• Transplantasi
Dialisis adekuat ?
• Definisi adekuat pada “Adekuasi Dialisis”
– sufficient / mencukupi
mencukupi untuk apa ? ……
- menghilangkan semua gejala PGK ?
- menormalkan biochemistry ?
atau
- bisa kembali beraktifitas sehari-hari ?
- memperpanjang/bertahan hidup ?
– Satisfactory/ memuaskan ….. Sangat relatif !
– Enough/ cukup batasannya ?
Adekuasi dialisis
• Dialisis dikatakan adekuat bila:
– Tidak ditemukan lagi gejala uremia
– Pasien secara klini betul2 kembali seperti kondisi
orang normal
• True adequacy  jarang bisa dicapai !!
 hanya bisa melakukan secara optimal
• Current adequacy  ditentukan dengan cara
menghitung kemampuan tindakan dialisis untuk
mengeluarkan solut/bahan terlarut.
• URR = Urea Reduction Rate

• URR > 65%


HDP / HEMODIALYSIS PRODUCT

HDP = (hours/dialysis session) x (dialysis session/week)2


Kesimpulan

1. Penanganan GGK merupakan seni


tersendiri
2. Penanganan konservatif dilakukan sebelum
tindakan dialisis / transplantasi
3. Di negara berkembang : kadang-kadang
penanganan konserfatif merupakan titik
akhir mempertahankan hidup penderita.
4. Perlu peningkatan kemampuan dan
fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai