SATRIO HASBI PRATAMA 16-144

DEFINSI
Anemia defisiensi vitamin B12 adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit kurang
dari normalnya dan ditandai dengan adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang
akibat kekurangan vitamin B12
ETIOLOGI
1. Nutrisi : khususnya vegetarian
2. Malabsorbsi
o Gangguan pada lambung
 Anemia pernisiosa
 gastrektomi
o Gastritis atropik
o Pankreatitis
o Terapi metformin (anti diabetes)
o Usus
• Kelainan lapisan usus halus (tropical sprue)
• Radang usus
• Malabsorbsi selektif kongenital
• Cacing pita
EPIDEMIOLOGI
1. Lebih sering ditemukan pada vegetarian dan orang yang sedang menjalankan
diet
2. Pada masyarakat yang memiliki ekonomi rendah
3. Wanita > Pria
4. Tersering pada lansia
GEJALA KLINIS
o Fisik
 Rasa lemah
 Kepala terasa ringan
 Vertigo
 Tinitus
 Jantung berdebar debar
 Angina (nyeri dada)
 Terdengar murmur sistolik

o Darah
 Perubahan megaloblastik
 Hipersegmentasi nukleus neutrofil
 Pansitopenia (keadaan berkurangnya jumlah sel dari semua jalur sel darah utama dari eritrosit,
leukosit, dan trombosit)
o Sistem cerna
• Nyeri lidah
• Atrofi papil lidah
• Anoreksia ( penurunan berat badan)
• Diare

o Neurologik
• Kebas
• Parestesia ekstremitas
• Ataksia
• Mudah lupa
• Gangguan tidur
DIAGNOSIS
o Pemeriksaaan laboratorium:
• MVC MENINGKAT >100fL
• MCH
• MCHC NORMAL
• VITAMIN B12 MENURUN
• JUMLAH RETIKULOSIT MENURUN
• JUMLAH LEUKOSIT DAN TROMBOSIT MENURUN
• SEDIAAN APUSAN DARAH: ANISTOSIS DAN POIKILOSITOSIS, DISERTAI MAKROOVALOSIT
• DITEMUKAN STIPPLING BASOFILIK
• KADANG KADANG DITEMUKAN SEL DARAH MERAH BERINTI
• NEUTROFIL HIPERSEGMENTASI
• UJI SCHILLING (+)
• BILIRUBIN INDIREK SERUM MENINGKAT
• LDH MENINGKAT
oPemeriksaan sumsum tulang:
• Sumsum tulang tampak hiperseluler dengan penurunan rasio mieloid/deritoid
• Hyperplasia eritroid dan sel megaloblast
• Giant metamyelosit
• Prekursor sel darah merah berukuran besar dan inti tampak kurang matang
• Kromatin nukleus memadat
• Mitosis abnormal
• Ditandai eritropoiesis
• Cadangan besi meningkat

oPemeriksaan lainnya
• Ekskresi mthymalonic acid urine
• Tes supresi deoksiuridin
• Tes absorbsi schilling
KOMPLIKASI
oNeuropati
oHypokalemia
oKomplikasi jantung
oIskemia jaringan
oAtrofi optic, ophthalgia
oLesi upper motor neuron, degenerasi subakut medulla spinalis
oGagal otak kronik
oPeningkatan homosistein plasma/serum
oAnemia lekoeritroblastik
osplenomegali
TATALAKSANA
Farmakologi
1. Vitamin B12(sianokobalamin) yang merupakan kofaktor yang mengaktivasi
koenzim asam folat
Indikasi:
 Anemia pernisiosa
 Peningkatan kebutuhan vitamin B12 pada kondisi kehamilan, pendarahan, anemia hemolisis,
tirotoksikosis, dan penyakit hati dan ginjal
Absorbi:
 Absorbi tergantung pada faktor intrinsik dan kalsium yang cukup
Dosis :
 Kobalamin oral 2mg/hari 1-2minggu
 Sianokobalamin parenteral 1mg/hari selama seminggu dilanjutkan seminggu sekali selama sebulan
o Kontraindikasi :
 Hipersensitivitas terhadap kobalt atau B12
oEfek Samping:
 Edema pulmonari
 Gagal jantung kongestif
 Trombosis vaskular perifer
 Syok anafulaktik
 Atropi saraf optik
o Interaksi obat
 Asam aminosalisilat:menurukan efek sianokobalamin
 Kloramfenikol: menurunkan efek hematologi sianokobalamin pada pasien anemia pernisioasa
 Kolkisin: menyebabkan malabsorpsi sianokobalamin
 Akohol : menyebabkan malabsorpsi sianokobalamin

2.Hydroxycobalamin
Dosis:
 200mg/hari atau 1000/minggu selama 7 minggu intramuscular. Untuk dosis pemeliharaaan 200mg/bulan
atau 1000mg tiap 3 bulan intramuscular
Efek Samping:
 Pembengkakan dan raksi kulit, gangguan penceraaan, gangguan saraf, raksi alergi
Farmakologi:
 Hydroxycobalamin terikat dengan protein plasma dan disimpan dalam hati. Lalu diekskresikan dalam
empedu dan mengalami beberapa daur ulang enterohepatic. Dalam waktu 72 jam setelah injeksi 500-
1000mg hydroxycobalamin, 16-66% dari dosis yang disuntikan dapat muncul dalam urin
Non farmakologi
1. Memperbaiki diet dengan diet gizi seimbang
2. Menambah asupan daging dan hati sapi pada menu makanan
3. Kontrol kembali setelah pengobatn untuk menilai keadaan fisik dan
hematologinya.