Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN

KEGAWAT DARURATAN
PADA SISTEM
KARDIOVASKULA
R
Mata kuliah Gadar I : Kelompok 3
Anggota Kelompok ?

Ashari Maulana Siti Sarah Muzdalifah


Suryadi CIAA20009 01 06 C1AA20109

Bunga Cahaya Risa Amalia


Khinanty C1AA20013 02 05 C1AA20095

Mochamad Ibnu Mulfi Nida Dinihanifah


C1AA20057 03 04 Joenoes C1AA20067
Definisi Cardiac Arrest

Cardiac arrest adalah suatu kondisi dimana, tidak terdapatnya


tanda-tanda kehidupan seperti tidak adanya nadi atau denyut jantung,
jantung kehilangan fungsinya,
dan fungsi jantung mendadak berhenti yang dapat dilihat melalui
penilaian secara fisik dan penilaian secara fisiologis.
Henti jantung (cardiac arrest) adalah keadaan di mana sirkulasi
darah berhenti akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara
efektif. Keadaan henti jantung ditandai dengan tidak adanya nadi dan
tanda-tanda sirkulasi lainnya (American Heart Association, 2015).
Dalam (Andrianto, 2020) menjabarkan henti
jantung disebabkan karena adanya gangguan pada

Etiologi
kelistrikan jantung yang menyebabkan keadaan-
keadaan mengancam jiwa misalnya seperti aritmia
maligna atau adanya masalah pada irama jantung.
Selain itu,
cardiac arrest atau henti jantung juga dapat dipicu oleh
kelainan yang reversible, seperti hipoksia,
hipovelemia, hiportemia, hydrogen ion (asidosis),
Hypo/Hyperkalemia (5H) dan tension pneumothorax,
tamponade cardiac, toxin, thrombosis pulmonal,
thrombosis coroner (5T).
Menurut (Muttaqin, 2012) terdapat beberapa
penyabab lain dari henti jantung,
yaitu:
1. Disebabkan karena pernafasan
2. Sirkulasi
Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi klinis atau tanda-tanda pasien mengalami cardiac arrest atau
henti jantung menurut (Andrianto, 2020) adalah sebagai berikut.
a. Tidak teraba nadi di arteri besar (karotis, radialis maupun femoralis)
b. Pernafasan pasien tidak normal, pada beberapa kasus tidak normalnya pernafasan
dapat terjadi meskipun jalan nafas sudah paten
c. Pasien tidak berespon terhadap rangsangan verbal maupun rangsangan nyeri.
Patofisiologi
Henti jantung yang diawali dengan fibrilasi ventrikel atau takikardia tanpa denyut sekitar (80-
90 %) kasus, kemudian diusul oleh asistol (10%) dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik (5%).
Dua jenis henti jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan pacemaker
jantung. Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis, femoralis) disertai
kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gosping, apnea), dilatasi
pupil tak bereaksi terhadap rangsangan cahaya dan pasien tidak sadar. Pengiriman O2 ke otak
tergantung padah curah jantung, kadar hemoglobin (Hb), saturasi Hb terhadap O dan fungsi
pernapasan. Iskemik melebihi 3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak
menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali. Bantuan Hidup Dasar
dilakukan untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernapasan (respirasi) (Suharsono,
2016).
Proses Terjadinya Cardiac Arrest

Kebanyakan korban henti jantung (Cardiac Arrest) diakibatkan oleh timbulnya aritmia Sartono, (2014). Adapun
proses terjadinya Cardiac Arrest, yaitu:
1. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak, pada keadaan ini jantung
tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus
segera dilakukan adalah CPR dan DC shock atau defibrilasi.
2. Takhikardi ventrikel Mekanisme
Takhikardi ventrikel Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya karena adanya gangguan
otomatisasi ataupaun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian
ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga curah jantung akan
menurun.
3. Pulseless Electrical Activity (PEA)
Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas
tetapi tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan
yang harus segera dilakukan.
4. Asistole
Keadaan ini ditandai dengan tidak terjadinya atau terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang
terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah CPR.
Komplikasi

Komplikasi Cardiac Arrest adalah :

Hipoksia jaringan
Hipoksia Cerebral Kematian
ferifer
Tes Diagnostik
Menurut Blogg Boulton, 2014 tes diagnostik pada cardiac arrest dapat dilakukan dengan :

Elektrokardiogram Tes darah Imaging tes

Electrical system Ejection fraction Coronary


(electrophysiological) testing catheterization
testing and mapping (angiogram)
Penatalaksanaan cardiac arrest / henti
jantung
Penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip In Hospital Cardiac Arrest (IHCA)
dimulai dari pengenalan awal dan pencegahan, segera mengaktifkan emergency response atau sistem
tanggap darurat, pemberian RJP berkualitas, melakukan defibrilasi, jika pasien sudah kembali normal
diberikan perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020).
Langkah-Langkah Resusitasi Jantung Paru yang berkualitas. Adapun langkahlangkah resusitasi
jantung paru menurut (AHA, 2020) :
(1) Menganalisa Situasi, (2) Cek respon korban, (3) Meminta bantuan dan aktifkan Emergency Medical
Service (EMS), (4) Memperbaiki posisikan korban dan penolong, (5) Periksa Airway (Jalan nafas), (6)
Breathing (pernafasan), (7) Circulation, (8) Resusitasi jantung paru yang berkualitas, (9) Recovery Position
(Posisi pemulihan)
Konsep Asuhan Keperawatan
Pada
Cardiac Arrest
Pengkajian
1. Identitas klien
Hal yang perlu dikaji pada identitas klien yaitu nama, jenis kelamin, umur, suku/bangsa,
agama, pendidikan, alamat, lingkungan tempat tinggal. Kasus henti jantung anak – anak
lebih sering pada anak usia dibawah 1 tahun dan lebih banyak pada jenis kelamin lakilaki.
2. Keluhan utama
Klien dengan henti jantung akan mendapatkan sesak dan nyeri karena oksigen yang
disalurkan keseluruh tubuh berkurang.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang : Hal ini harus ditanya dengan jelas pada keluarga tetang
apa yang dilakukan anak sebelum mengalami pingsan kemungkinan anak
tenggelam atau dengan ditemukan tanda seperti anak tidak sadar dan tangan kanan
memegang dada sebelah kiri.
b. Riwayat penyakit dahulu : Jika pasien baru didiagnosa setelah usia anak-anak, maka perlu diketahui
apakah pasien pernah menderita penyakit jantung bawaan.
c. Riwayat penyakit keluarga : Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dari anak
yang mengalami penyakit jantung bawaan.
Pengkajian. Lanjutan ...
4. Pengkajian Primer
a. Airway/Jalan Napas
Pemeriksaaan / pengkajian menggunakan metode look,listen,feel.
Tindakan yang harus di lakukan perawat adalah :
● Penilaian untuk memastikan tingkat kesadaran adalah dengan menyentuh, menggoyang dan di beri
rangsangan atau respon nyeri.
● Periksa dan atur jalan napas untuk memastikan kepatenan.
● Periksa apakah anak/bayi tersebut mengalami kesulitan bernapas.
● Buka mulut bayi/anak dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk memegang lidah dan rahang bawah dan
tengadah dengan perlahan.
● Identifikasi dan keluarkan benda asing (darah, muntahan, sekret, ataupun benda asing ) yang
menyebabkan obstruksi jalan napas baik parsial maupun total dengan cara memiringkan kepala pasien
ke satu sisi (bukan pada trauma kepala).
● Pasang orofaringeal airway/nasofaringeal airway untuk mempertahankan kepatenan jalan napas.
● Pertahankan dan lindungi tulang servikal.
Pengkajian. Lanjutan ...
b. Breathing / Pernapasan
Pemeriksaan / pengkajian menggunakan metode look listen,feel
Tindakan yang harus dilakukan perawat adalah :
● Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ekspansi dinding dada.
● Berikan therapy O2 (oksigen).
● Beri bantuan napas dengan menggunakan masker/bag valve mask (BMV) / endo tracheal tube (ETT)
jika perlu.
● Tutup luka jika didapatkan luka terbuka pada dada.
● Kolaborasi therapy untuk mengurangi bronkhospasme/adanya edema pulmonal,dll.
c. Circulation / Sirkulasi Pemeriksaan / pengkajian :
● Periksa denyut nadi karotis dan brakhialis pada (bayi),kualitas dan karakternya
● Periksa perubahan warna kulit seperti sianosis
Pengkajian. Lanjutan ...

d. Disability
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
● Alert (A) : pasien tidak berespon terhadap lingkungansekelilingnya/tidak sadar terhadap kejadian
yang menimpa.
● Respon verbal (V) :klien tidak berespon terhadap pertanyaan perawat.
● Respon nyeri (P) :klien tidak berespon terhadap respon nyeri.
● Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
5. Pengkajian Subjektif
Untuk mendapatkan data subyektif perlu di pertimbangkan budaya pasien,kemampuan kognitif dan
tingkat pertumbuhaan. Pengkajian tentang keluhan nyeri termasuk tingkat keparahan, lokasi durasi,dan
intensitas nyeri dengan menggunakan mnemonic PQRST.
6. Pengkajian Objektif
Pengkajian objektif adalah sekumpulan data yang dapat dilihat da di ukur meliputi
TTV,BB dan TB pasien,pemeriksaan fisik,hasil perekaman EKG,serta tes diagnostik.
Pengkajian. Lanjutan ...
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Perkusi
(1) Pengkajian Neurologis
(2) Pengkajian Kardiovaskuler
(3) Gunakan EKG 12 lead untuk mengetahui atau menilai adanya abnormalitasirama.
(4)Pernapasan
(5) Gastrointestinal
(6) Perkemihan
(7) Muskuloskeletal
(8) Integumen
(9) Hematologis
(10) Imunologi
(11) Endokrin
Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan pompa jantung menurun.


2. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan suplai Oksigen tidak adekuat.
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan perubahan preload, afterload,
dan kontraktilitas.
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Implementasi (pelaksanaan) keperawatan
disesuaikan dengan rencana keperawatan
(intervensi), menjelaskan setiap tindakan
yang akan dilakukan dengan pedoman atau
prosedur teknis yang telah ditentukan.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan :
a. Sirkulasi darah kembali normal sehingga
transport O2 kembali lancar.
b. Sirkulasi darah kembali normal sehingga
pertukaran gas dapat berlangsung.
c. Kemampuan pompa jantung meningkat dan
kebutuhan oksigen ke otak terpenuhi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai