KEGAWAT DARURATAN
PADA SISTEM
KARDIOVASKULA
R
Mata kuliah Gadar I : Kelompok 3
Anggota Kelompok ?
Etiologi
kelistrikan jantung yang menyebabkan keadaan-
keadaan mengancam jiwa misalnya seperti aritmia
maligna atau adanya masalah pada irama jantung.
Selain itu,
cardiac arrest atau henti jantung juga dapat dipicu oleh
kelainan yang reversible, seperti hipoksia,
hipovelemia, hiportemia, hydrogen ion (asidosis),
Hypo/Hyperkalemia (5H) dan tension pneumothorax,
tamponade cardiac, toxin, thrombosis pulmonal,
thrombosis coroner (5T).
Menurut (Muttaqin, 2012) terdapat beberapa
penyabab lain dari henti jantung,
yaitu:
1. Disebabkan karena pernafasan
2. Sirkulasi
Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis atau tanda-tanda pasien mengalami cardiac arrest atau
henti jantung menurut (Andrianto, 2020) adalah sebagai berikut.
a. Tidak teraba nadi di arteri besar (karotis, radialis maupun femoralis)
b. Pernafasan pasien tidak normal, pada beberapa kasus tidak normalnya pernafasan
dapat terjadi meskipun jalan nafas sudah paten
c. Pasien tidak berespon terhadap rangsangan verbal maupun rangsangan nyeri.
Patofisiologi
Henti jantung yang diawali dengan fibrilasi ventrikel atau takikardia tanpa denyut sekitar (80-
90 %) kasus, kemudian diusul oleh asistol (10%) dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik (5%).
Dua jenis henti jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan pacemaker
jantung. Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis, femoralis) disertai
kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gosping, apnea), dilatasi
pupil tak bereaksi terhadap rangsangan cahaya dan pasien tidak sadar. Pengiriman O2 ke otak
tergantung padah curah jantung, kadar hemoglobin (Hb), saturasi Hb terhadap O dan fungsi
pernapasan. Iskemik melebihi 3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak
menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali. Bantuan Hidup Dasar
dilakukan untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernapasan (respirasi) (Suharsono,
2016).
Proses Terjadinya Cardiac Arrest
Kebanyakan korban henti jantung (Cardiac Arrest) diakibatkan oleh timbulnya aritmia Sartono, (2014). Adapun
proses terjadinya Cardiac Arrest, yaitu:
1. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak, pada keadaan ini jantung
tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus
segera dilakukan adalah CPR dan DC shock atau defibrilasi.
2. Takhikardi ventrikel Mekanisme
Takhikardi ventrikel Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya karena adanya gangguan
otomatisasi ataupaun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian
ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga curah jantung akan
menurun.
3. Pulseless Electrical Activity (PEA)
Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas
tetapi tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan
yang harus segera dilakukan.
4. Asistole
Keadaan ini ditandai dengan tidak terjadinya atau terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang
terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah CPR.
Komplikasi
Hipoksia jaringan
Hipoksia Cerebral Kematian
ferifer
Tes Diagnostik
Menurut Blogg Boulton, 2014 tes diagnostik pada cardiac arrest dapat dilakukan dengan :
d. Disability
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
● Alert (A) : pasien tidak berespon terhadap lingkungansekelilingnya/tidak sadar terhadap kejadian
yang menimpa.
● Respon verbal (V) :klien tidak berespon terhadap pertanyaan perawat.
● Respon nyeri (P) :klien tidak berespon terhadap respon nyeri.
● Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
5. Pengkajian Subjektif
Untuk mendapatkan data subyektif perlu di pertimbangkan budaya pasien,kemampuan kognitif dan
tingkat pertumbuhaan. Pengkajian tentang keluhan nyeri termasuk tingkat keparahan, lokasi durasi,dan
intensitas nyeri dengan menggunakan mnemonic PQRST.
6. Pengkajian Objektif
Pengkajian objektif adalah sekumpulan data yang dapat dilihat da di ukur meliputi
TTV,BB dan TB pasien,pemeriksaan fisik,hasil perekaman EKG,serta tes diagnostik.
Pengkajian. Lanjutan ...
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Perkusi
(1) Pengkajian Neurologis
(2) Pengkajian Kardiovaskuler
(3) Gunakan EKG 12 lead untuk mengetahui atau menilai adanya abnormalitasirama.
(4)Pernapasan
(5) Gastrointestinal
(6) Perkemihan
(7) Muskuloskeletal
(8) Integumen
(9) Hematologis
(10) Imunologi
(11) Endokrin
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan :
a. Sirkulasi darah kembali normal sehingga
transport O2 kembali lancar.
b. Sirkulasi darah kembali normal sehingga
pertukaran gas dapat berlangsung.
c. Kemampuan pompa jantung meningkat dan
kebutuhan oksigen ke otak terpenuhi.
Terimakasih