Di Susun Oleh:
KAMPUS PASURUAN
Mahasiswa
Mengetahui
Kepala Ruangan
Hj. Indah Saraswati, S.St
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Penyakit gagal jantung yang istilah medisnya disebut dengan “Heart Failure
ataiu Cardiac Failure”, merupakan keadaan darurat medis dimana jumlah darah
yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya (Curah) jantung [cardiac
output] tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh (Majid,
2016)
Gagal jantung kongestif adalah gangguan multisistem yang terjadi apabila
jantung tidak lagi mampu menyemprotkan darah yang mengalir kedalamnya
melalui sistem vena. Yang tidak termasuk dalam defenisi ini adalah kondisi yang
gangguan curah jantungnya terjadi akibat kekurangan darah atau proses lain yang
mengganggu aliran balik darah ke jantung (Kumar, Cotran, & Stanley, 2007)
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan sesak nafas,
dispneu saat beraktifitas, dispneu nokturnal puroksimal, ortopneu, dan edema
perifer. gagal jantung kongestif dinamakan seperti itu karena gangguan sirkulasi
yang berhubungan dengan kegagalan jantung untuk berfungsi secara normal, yang
menyebabkan kongesti pada dasar vaskuler paru dan jaringan perifer yang
menimbulkan gejala pernafasan dan edema perifer(Morton, Fontaine, Hudak, &
Gallo, 2011)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa gagal jantung adalah suatu kegagalan
pemompaan (dimana Cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh),
sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung yang berkurang dan ventrikel tidak
mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini
menyebabkan volume diastolik akhir ventrikel secara progresif bertambah. Hal
yang terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung ini adalah jantung tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagian organ.
B. ETIOLOGI
1. Krisis hipertensi
2. Aritmia akut
5. Temponade jantung
8. Disfungsi miokard
9. Kelainan fisik
Gagal jantung kanan : edema tumit dan tungkai bawah, hati membesar,
nyeri tekan, pembesaran vena jungularis, gangguan gastrointestinal, BB
bertambah, penambahan cairan badan, edema kaki, perut membuncit. Pada gagal
jantung kongestif adalah gejala kedua-duanya (Brunner, 2008).
D. PATOFISIOLOGI
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi baik pada
jantung maupun sistemik. Jika stroke volume kedua ventrikel berkurang oleh
karena penekanan kontraktilitas atau overload yang sangat meningkat, maka
volume dan tekanan pada akhir diastolik dalam kedua ruang jantung akan
meningkat.Ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium akhir diastolik,
menimbulkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama,
terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa baik, tapi
peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama / kronik akan dijalarkan ke
kedua atrium dan sirkulasi plumoner dan sirkulasi sistemik. Akhirnya tekanan
kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul
edema paru atau edema sistemik. Penurunan kardiak output terutama jika
berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan
mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem
saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan
vena: perubahan yang terakhir ini mengakibatkan peningkatan volume darah
sentral, yang selanjutnya meningkatkan preload.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG (Elektrokardiogram)
7. Keteterisasi jantung
Nyeri dada adalah salah satu gejala paling umum pada pasien
penderita penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, pertanyaan tentang
nyeri dada adalah salah satu komponen yang penting dalam wawancara
pengkajian.
2) Dispnea
6) Nokturia
Ginjal yang mendapat perfusi yang tidak adekuat oleh jantung yang
tidak sehat selama sehari mungkin akhirnya menerima perfusi yang cukup
selama istirahat pada malam hari sehingga meningkatkaan haluarannya.
Perawat menanyakan tantang frekuensi berkemih pada malam hari. Jika
pasien mengkonsumsi diuretik, perawat juga mengevaluasi frekuensi
berkemih yang berhubungan dengan waktu konsumsi diuretic pada siang
hari(Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2011)
7) Sianosis
1) Inspeksi
2) Palpasi
Data yang didapatkan dari auskultasi jantung yang cermat dan menyeluruh
merupakan hal penting dalam merencanakan dan mengevaluasi perawatan
pasien sakit kritis. Pada bagian ini. Pada bagian ini, dibahas prinsip dasar
auskultasi jantung yang mendasari, faktor yang bertanggungjawab
menghasilkan suara jantung normal, dan kondisi patologis yang bertanggung
jawab menghasilkan suara jantung tambahan, murmur dan friction rub.
2. Diagnosa
Fadhillah, Harif dkk. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Fadhillah, Harif dkk. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
FORMAT PENGKAJIAN KRITIS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. H
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat/no.tlp : Kraton
Penanggung jawab : Anak
E. PENGKAJIAN SISTEM
a. Sistem Pernafasan (B1)
a. RR : 28 x/menit
b. Spo2 : 84%
c. Sesak nafas (+) nyeri dada (+)
d. Pola nafas cepat
e. Terpasang nasal kanul
f. Saat di perkusi hasil bunyi sonor
g. Whezzing (-), Ronchi (+)
b. Sistem Kardiovaskuler (B2)
a. TD : 130/80 mmHg
b. N : 88x/menit
c. Irama tidak teratur
d. Konjungtiva tidak anemis
c. Sistem Neurologi (B3)
a. K/U : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : 4,5,6
d. Reflek patologi (-)
e. Tidak ada cedera leher
d. Sistem Perkemihan (B4)
a. Terpasang kateter urine
b. Warna : Kuning jernih
c. Jumlah urine output : 1500cc/24jam
e. Sistem Pencernaan (B5)
a. Tidak terpasang NGT
b. Bising usus 20x/menit
c. BAB (+)
d. Nutrisi diberikan sebanyak 1000kkal/hari
e. Tidak ada nyeri tekan
f. Sistem Muskuloskeletal (B6)
a. Badan terasa lemas
b. Kelemahan anggota gerak
g. Sistem lain yang terkait (Sistem Endokrin, Reproduksi, Imunologi, dsb)
a. Sistem endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun getah
bening
b. Sistem reproduksi : tidak ada masalah
c. Sistem imunologi : pasien mengalami penurunan sistem imun
h. Pola Istirahat
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pasien tidur malam sekitar jam
22.00
MRS : Pasien tidak dapat tidur
i. Pola Personal Hygiene
SMRS : 2x/hari pagi dan sore (08.00 dan 16.00)
MRS : Hanya diseka tiap pagi dan sore
F. PSIKOSOSIAL
1. Sosial/Interaksi
Keluarga pasien mengatakan, pasien mampu berinteraksi dengan
masyarakat, dan orang disekitar
2. Konsep Diri
Keluarga pasien meyakini bahwa pasien akan segera sembuh agar bisa
berkumpul kembali dirumah.
3. Spiritual
SMRS : Pasien rutin sholat 5 waktu
MRS : Pasien tidak bisa melakukan sholat karena tidak sadar
Perawat
Penumpukan sekret
Penurunan curah
jantung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. H
Umur : 54 Tahun
No. Register : XXXXXX
NO.
NO TGL DX. TINDAKAN TT
KEP
19 April 1 1) Bina hubungan saling percaya (BHSP)
2021 dan tetap menggunakan prinsip 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Santun)
2) Memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan kepada Ny. H
3) Membuat kontrak waktu dengan
keluarga Ny. H
4) Mengobservasi tanda – tanda vital
TD : 150/100mmHg
Nadi : 130x/menit
RR : 25x/ menit
Suhu : 37,20C
SPO2 : 74
5) Berkalaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
2 1) Bina hubungan saling percaya (BHSP)
dan tetap menggunakan prinsip 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Santun)
2) Memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan kepada Ny. H
3) Membuat kontrak waktu dengan
keluarga Ny. H
4) Memonitor status kardiovaskuler :
irama jantung, tekanan darah.
5) Mengobservasi tanda – tanda vital
6) Mengkaji adanya nyeri dada
7) Mangatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
8) Menganjurkan posisi semi fowler
9) Berkalaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat
20 April 1 1) Membuat kontrak waktu dengan
2021 keluarga Ny. H
2) Mengobservasi tanda – tanda vital
3) Mengajarkan etika batuk efektif
4) Menganjurkan duduk semi-fowler atau
fowler
5) Berkalaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat
2 1) Membuat kontrak waktu dengan
keluarga Ny. H
2) Memonitor status kardiovaskuler :
irama jantung, tekanan darah.
3) Mengobservasi tanda – tanda vital
4) Mengkaji adanya nyeri dada
5) Mangatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
6) Menganjurkan posisi semi fowler
7) Berkalaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat
8) Merawat Jenazah
EVALUASI KEPERAWATAN