DI SUSUN OLEH
APRIWAHDANIAR SALATUN
NIM : 201901130
Yang saya ketahui tentang materi kelompok 4 setelah presentasi yang sy rangkum berikut ini :
A. Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak. Tumor
wilms merupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive di ginjal. Makrokoskopis
ginjal akan tampak membesar dankeras sedangkan gambaran histo patologinya menunjukan
gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lingkang,
tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke paru, ginjal dan jarang sekali ke
tulang.
B. Penyebabnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga melibatkan faktor genetic. Tumor wilms
berasal dari poliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal
dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik.Perkembanganblastema renalisuntuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur
kehamilan 8-34 minggu. Sehingga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitive untuk
merintis jalan kearah pembentukan tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatic,
itu terjadi pada usia kehailan 8-34 minggu.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
IVP
RONTGEN
ULTRASONOGRAFI
CT-SCAN
LABORATORIUM
- PENATALAKSANAAN
1. Pada tumor bilateral dengan gambaran histopatologi ganas dilakukan nefrektomi
bilateral, kemoterapi, dan radioterapi, kemudian dialisis atau transplantasi ginjal.
2. Tindakan operasi merupakan tindakan terapi sekaligus penentuan stadium tumor.
3. Neferktomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral
yang unrectestable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke vena kava
inferior di atas vena hepatica.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Resiko kurangnya volume cairan
3. Kuranganya pengetahuan
4. Kecemasan
5. Nutrisi kurang dari keburuhan tubuh
- INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NYERI
1. Kaji karakteristik nyeri
2. Ajakran teknik relaksasi
3. Atur posisi nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgesik
- Diagnosa kecemasan
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk berbicara.
3. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan system pendukung