Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang terhormat, Kepala Dinas Kesehatan DIY Ibu Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd.
Yang terhormat, Kepala Depatemen Ilmu Kesehatan Anak FK. UGM Ibu Prof. Dr. Madarina
Julia, MPH, Ph.D, Sp.AK.
Yang terhormat, Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan, FK. UGM Ibu Siti Helmiyani.
Yang terhormat, Ibu dan Bapak petugas Puskesmas Gondokusuman II dan para hadirin sekalian.
Alhamdulillah Wasyukurillah, Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya, karena tanpa
Nya lah kita tidak mungkin dapat berkumpul dalam acara peringatan Hari Gizi Nasional
Indonesia Ke-58. Dan tak lupa shalawat serta salam kita jungjungkan kepada nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya dan kepada sahabat-sahabatnya. Pada kesempatan kali ini saya dapat
menyampaikan sebuah pidato mengenai Pentingnya Memahami Keseimbangan Gizi Ibu dan
Balita.
Tahukah anda setiap tiga menit di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu, setiap
jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang
berhubungan dengan kehamilan. Tingginya angka kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia ini
sangat erat kaitan dengan buruknya status gizi yang ada. Angka kematian bayi akibat gizi buruk
di Indonesia masih sangatlah tinggi, yaitu 52,78 per 100 ribu kelahiran. Selain itu banyak
terjadinya kasus kematian Ibu setiap tahunnya. Ini artinya, satu sampai dua ibu harus meregang
nyawa setiap bulan akibat pendarahan hebat saat bersalin. Angka kematian (ibu) di Indonesia
masih sangat tinggi karena pendarahan, pendarahan disebabkan karena anemia, anemia (terjadi)
karena kekurangan zat besi, dan zat besi berasal dari makanan. Inilah yang jadi alasan mengapa
banyak orang harus menyadari pentingnya menjaga asupan gizi seimbang. Namun sayang, masih
banyak yang memandang enteng hal ini.
Negara kita kaya sekali akan Sumber Daya Alam (SDA) namun mengapa masyarakat kita masih
banyak menderita kasus kekurangan gizi ? Faktor kesadaran akan menjaga pola makan menjadi
permasalahan utama pada kasus ini. Kurangnya pemahaman gizi yang baik masih menghantui
bangsa kita. Di DIY sendiri, dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di DIY. Kasus gizi buruk
terbanyak justru ada di Kota Yogyakarta yang notebene memiliki pelayanan kesehatan dengan
jumlah yang banyak.
Keberadaan kasus gizi buruk tidak selalu berkorelasi dengan kondisi perekonomian suatu daerah.
Kendati pada 2014, Pemda DIY mengumumkan angka kemiskinan menurun tetapi pada
kenyataannya jumlah kasus gizi buruk justru naik mencapai angka 0,51 persen. Munculnya kasus
gizi buruk dipicu dari berbagai faktor. Selain kemungkinan disebabkan persoalan ekonomi, juga
disebabkan karena buruknya pola makan masyarakat yang tidak melihat takaran gizi yang cukup
dan banyak memilih makanan epat saji khususnya perempuan sebagai calon ibu. Jika kita
ketahui, kekurangan asupan gizi banyak sekali menimbulkan berbagai masalah seperti pada ibu
hamil dapat menyebabkan Stillbirth (bayi lahir mati), bayi lahir prematur, kematian perinatal
(kematian bayi tujuh hari setelah lahir), Gangguan sistem saraf, pencernaan, pernapasan,
peredaran darah dan lain sebagainya. Sedangkan pada balita yang kurangan gizi dapat
menyebabkan stunting yaitu anak yang gagal tumbuh. Implikasinya, mereka memiliki
kemampuan kognitif dan daya saing yang lemah.
Marilah mulai sekarang kita lebih memperhatikan keseimbangan asupan gizi yang kita konsumsi
khususnya bagi ibu hamil dan balita pada masa pertumbuhan agar generasi bangsa kita bisa
hidup menjadi lebih baik. Semoga dengan adanya acara ini kita dapat sama-sama menjaga pola
makan kita dan menjalani gaya hidup sehat.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, karunia, hidayah dan kesehatan bagi
kita semua. Terima kasih, sekian dari saya wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
TUGAS PENULISAN PUBLIC RELATIONS
NASKAH PIDATO
Disusun Oleh :
Kelas B
2018