Anda di halaman 1dari 25

KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN

EKONOMI
MK : Askeb Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan
Dosen pengampu : Bd. Tety Ripursari, SST,S.Keb,M.Kes
 

Di Susun Oleh Kelompok 3


 Petronela N Fanumbi    Harmawanti
 Nurlailah Buamona  Linda Juans Patti
 Rizmawati Ade Putri  Angelina Christiani AF
 Kurniyati  Lucy Endang Triani
 Sitti Sahrah  Olivia Nanjaya

INSTITUSI ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA KEDIRI


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
2022
 KELOMPOK 3

Petronela N Fanumbi
Nurlailah Buamona
Rizmawati Ade Putri
Kurniyati
Sitti Sahrah
Harmawanti
Linda Juans Patti
Angelina Christiani AF
Lucy Endang Triani
Olivia Nanjaya
Pengertian Kemiskinan

a. Menurut Niemietz (2011) dalam Maipita (2014), kemiskinan


adalah ketidakmampuan untuk membeli barang-barang
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, papan, dan obat-
obatan
b. Badan Pusat Statistik (2016) mendefinisikan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran
c. menurut Kuncoro (2000) dalam Tyas (2016) kemiskinan adalah
ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah


suatu keadaan dimana seseorang atau daerah tidak dapat
meningkatkan kehidupan yang lebih layak atau dapat dikatakan
tidak dapat meningkatkan standar hidup yang lebih baik
 
Adapun jenis kemiskinan adalah :
a. Kemiskinan Subjektif
b. Kemiskinan absolut.
c. Kemiskinan relative
d. Kemiskinan Alamiah
e. Kemiskinan Kultural
f. Kemiskinan structural
Penyebab Kemiskinan
Secara Umum penyebab kemiskinan adalah:

Kurang Tersedia Lapangan Kerja


Terjadi Konflik atau Kerusuhan
Kurangnya Pendidikan, Ilmu, dan Pengetahuan
Perubahan Iklim atau Bencana Alam
Terjadinya Ketidakadilan Sosial .
Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan
Minimnya Infrastruktur
Kurangnya Dukungan Pemerintah
Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik
Harga Kebutuhan Tinggi
 
Aspek (Akses) Penyebab Kemiskinan
Pada Perempuan
1, Akses Politik Perempuan
2. Akses Perempuan Terhadap Pekerjaan
3. Akses Perempuan Terhadap Upah Yang Sama .
4. Akses Perempuan Terhadap Aset Poduktif
5. Akses perempuan terhadap perlindungan hukum
6. Akses Perempuan Terhadap Layanan Kesehatan Reproduksi
7. Akses Perempuan Terhadap Layanan Pendidikan
8. Minimnya Alokasi Anggaran Pemberdayaan dan Peningkatan
Kesejahteraan Perempuan
9.Beban Kerja Perempuan Tinggi
Bentuk penindasan perempuan dalam
keluarga yang dapat memperparah
kemiskinan

a. Eksploitasi.
b. Ketidakberdayaan.
c. Marjinalisasi.
d. Imperiaslisme kultural.
e. Kekerasan.
Indikator Ketidakadilan Yang
Berbasiskan Pada Ketimpangan Gender
Dan Mengakibatkan Kemiskinan
Perempuan (Noerdin, 2006)
a Perempuan bukan sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga, masyarakat
b. Perempuan seringkali terlibat dalam pekerjaan-
pekerjaan pertanian yang tidak dibayar atau
dibayar rendah.
c. Perempuan kurang memiliki akses terhadap
pendidikan dan pelatihan.
d. Perempuan mendapatkan gaji yang berbeda
untuk jenis pekerjaan yang sama
e. Perempuan kekurangan modal untuk untuk
membangun usaha sendiri
f. Perempuan tidak punya hak atas tanah yang
ditinggalinya, karena tanah dan aset lainnya atas
nama suami, bapak, saudara laki-laki atau yang
lainnya
g. Perempuan lebih rendah pendidikanya daripada
menguntungkan.
h. Kesehatan reproduksi perempuan belum dijadikan
prioritas dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Anggaran pemerintah bagi kesehatan dasar untuk
Posyandu dan Puskesmas masih sangat rendah.
Dengan keterbatasan Posyandu dan Puskesmas
maka perempuan miskin yang butuh pelayanan
kesehatan reproduksi akan sulit untuk menjangkau
i. Perempuan selalu menjadi objek dari hubungan seksual yang
tidak aman karena kontrol perilaku seksual ada di pihak laki-
laki, sehingga perempuan sangat rentan terhadap penularan
HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya. Hal ini berdampak
pada penurunan kualitas dan produktifitas hidup perempuan
j. Perempuan lebih banyak melakukan pekerjaan domestik dan
tidak dibayar sehingga jam kerja perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki, sementara penghasilan perempuan jauh
lebih rendah dibanding laki-laki.
k. Perempuan selalu dibayangi rasa takut apabila terjadi konflik
dalam rumah tangga karena selalu berada dalam kondisi
yang lemah dan rentan terhadap perlakuan kekerasan dalam
rumah tangga. Hal ini berhubungan dengan rendahnya posisi
tawar perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam
keluarga
l. Perempuan sangat rentan dalam situasi konflik.
Perempuan biasanya menjadi target perlakuan
kekerasan dalam situasi konflik. Bagi perempuan yang
bekerja di luar rumah, seperti pasar, akan kehilangan
sumber ekonominya karena mereka takut akan keluar
rumah
m.Perempuan janda yang dengan terpaksa menjadi
kepala keluaraga tetap tidak dianggap sebagai pencari
nafkah utama keluarga, sehingga upahnya jauh lebih
rendah dari laki-laki, sementara jumlah perempuan yang
menjdi kepala keluarga setiap tahunnya selalu
bertambah.
H. Dampak Kemiskinan

a. Kriminalitas Tinggi
b. Akses Pendidikan Tertutup
c. Tingkat Pengangguran Tinggi
d. Angka Kematian Tinggi
I . Instrumen Utama Penanggulangan Kemiskinan dari
pemerintah

1. Klaster I (Bantuan sosial terpadu berbasis keluarga :


PKH,BOS,BSM,JAMKESMAS,RASKIN)
2. Klaster II (penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat : PNPM,Program perluasan dan Pengembangan
Kesempatan Kerja/Padat Karya Produktif )
3. Program-program Penanggulangan Kemiskinan Klaster III
(Penanggulangan Kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil ) : KUR,KUBE
Program untuk menanggulangi ketidak adilan yang
menyebabkan kemiskinan pada perempuan

a. Meningkatkan akses perempuan terhadap kesempatan kerja dan


berusaha, pendidikan yang murah dan bermutu, pelayanan
kesehatan umum dan reproduksi yang murah dan bermutu, sumber
daya modal, bahan baku, pasar kerja, informasi, pengembangan
tehnologi bagi pengembangan usaha, pupuk murah, lahan
pertanian, air bersih, serta keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dalam kelembagan sosial, politik, eksekutif dan
yudikatif.
b.Keterlibatan perempuan dalam mengontrol
proses perencanaan, pelaksanaan,
pengalokasian anggaran dan memantau
jalannya kebijakan dan program pengentasan
kemiskinan.

c.Meningkatkan penerimaan manfaat dari


program pengentasan kemikinan pada
khususnya dan program–program
pembangunan pada umumnya oleh perempuan
A. Pengertian anak Banyak

 Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil


antara hubungan pria dan wanita. Dalam Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak
adalah amanah dan karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya

 Banyak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya


adalah besar jumlahnya

 Bila suatu keluarga mempunyai lebih dari 5 anak dengan jarak


kurang 2 tahun (Manuaba 2009)
B. Faktor yang mempengaruhi keluarga mempunya
banyak anak

a. Faktor Agama
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Budaya
d. Faktor Usia
e. Faktor Pendidikan
Dampak Bila mempunyai anak banyak
1. Pada wanita
 Resiko Kesehatan :
contoh preeklampsia,perdarahan,prolaps dll
 Pengasuhan :Kesulitan dalam membesarkan anak sekaligus
 Efek psikis :
 Kesehatan mental selalu jadi isu hangat untuk dibicarakan di
berbagai lapisan masyarakat. Kesehatan mental menjadi
fondasi utama untuk menjalankan beragam kegiatan.
 Ekonomi:
2. Pada Keluarga
 Orang tua tidak bisa optimal merawat dan mengasuh anak.
 Munculnya banyak permasalahan keluarga seperti
permasalahan ekonomi.perceraian
 Perbedaan perlakuan orang tua kepada anak-anaknya

3. Pemerintah

 Tingkat kelahiran tinggi ini akan menjadi sumber kemiskinan


juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi

 Konsekuensi dari peningkatan penduduk terhadap lingkungan

 Peningkatan penduduk menyebabkan berbagai masalah sosial

 Peningkatan Angka kematian Ibu dan bayi


Upaya untuk Mengantisipasi agar
keluarga tidak banyak anak

a) Meng edukasi masyarakat bahwa untuk


membentuk keluarga kecil sejahtera, harus
disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga
tersebut.
b) Mencanangkan program KB dari BKKBN keluarga
kecil dengan 2 anak lebih sehat
c) Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat
hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua,
atau akibat penyakit sistem reproduksi.
d. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan
jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk
diIndonesia melalui program KB
e. BKKBN telah mempromosikan Program Generasi
Berencana ( GENRE ) dengan memfokuskan kepada
pencegahan Nikah Dini,Penyiapan LIFE Skill
Pencegahan hamil luar nikah dan pencegahan
penyalaguaan NAPZA
f. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di
usia yang terlalu muda atau terlalu tua, atau akibat
penyakit sistem reproduksi.
g. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan
jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di
Indonesia melalui program KB
h. Edukasi ke masyarakat bahwa bentuklah keluarga yang
berkualitas dimana dengan adanya program Keluarga
Berencana dapat embentuk keluarga yang terjamin
dalam soal ekonomi, pendidikan dan pola asuh anak.
Sehingga akan melahirkan generasi-generasi yang
berkualitas juga dan bisa menjadi generasi yang dapat
membantu mengatasi permasalahan di negara ini.
i. Ubah Pandangan Masyarakat Terhadap Program
Keluarga
j. Pentingnya Kesadaran Masyarakat Seharusnya
masyarakat lebih sadar untuk membantu
menyelenggarakan program-program yang dikeluarkan
oleh pemerintah demi kelangsungan negara menjadi
lebih baik lagi
Peran Bidan kebutuhan khusus pada
permasalahan ekonomi (kemiskinan dan
anak banyak)

a. Peran sebagai pelaksana


Bidan memberikan pelayanan pada siklus kehidupan
wanita
b. Peran sebagai pengelola
bidan mempunyai 2 tugas:tugas pengembangan dasar
kesehatan,dan tugas partisipasi tim,mengembangkan
pelayanan dasar ditempatnya
c. Bidan sebagai pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada
wanita/pasien

d.Bidan sebagai peneliti


Bidan memberikan sumbangsih kepada pemerintah
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dalam bentuk
penelitian, dimana penelitian tersebut dapat
dipertanggung jawabkan sistematikanya.
MAKASIH

Anda mungkin juga menyukai