Anda di halaman 1dari 46

RUMAH SAKIT AL ISLAM

BANDUNG
PENDAHULUAN
Bencana tiba-tiba/perlahan

Dampak kejadian  banyak


kerugian (jiwa maupun materiI)

Faktor utama mempengaruhi


◦ Sikap/perilaku  mengakibatkan
penurunan kualitas sumberdaya alam
◦ Kurang informasi /peringatan dini
ketidaksiapan
GEOGRAFI

Located on 4 moving tectonic plates


(5 Earthquakes / day > 5 RS)
and
Pacific ring of fire with more than
100 active volcanoes
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA
(DISASTER MANAGEMENT CYCLE)
TANGGAP
KESIAPSIAGAAN DARURAT
PRA SAAT
BENCANA BENCANA
PENCEGAHAN

PASCA
BENCANA

REKONSTRUKSI PEMULIHAN
KORBAN MENINGGAL
RSAI, sbg“Public Area” , perlu tindakan
penanggulangan bencana yang
terstruktur, efektif dan efisien

Pedoman
Penanggulangan
Bencana.

Sistem organisasi yang tepat, dapat


mengantisipasi keadaan dan melakukan
tindakan yang tepat.
KATEGORI
BENCANA/DISASTER
Intern
Bencana yang berasal dari intern
rumah sakit dan menimpa rumah
sakit dengan segala obyek vitalnya
yaitu pasien, pegawai, material, dan
dokumen.
Contoh: Kebakaran, Gempa bumi,
banjir, ledakan, dll.
KATEGORI
BENCANA/DISASTER
Ekstern
Bencana bersumber/berasal dari luar rumah
sakit yang dalam waktu singkat
mendatangkan korban bencana dalam
jumlah melebihi rata-rata/keadaan biasa,
sehingga memerlukan penanganan khusus,
dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya.
Contoh: Korban keracunan massal, korban
kecelakaan massal.
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PELAKSANAAN
PENANGGULANGAN BENCANA
RS AL ISLAM BANDUNG

SEKTOR VII SEKTOR VIII


TIM PENANGGULANGAN BENCANA

Tim Penanggulangan Bencana terdiri dari:


1. Pimpinan Disaster
2. Sekretaris
3. Tim Medis
4. Tim Evakuasi
5. Tim Keamanan
6. Tim Logistik
7. Tim Penunjang
8. Tim Khusus
PIMPINAN DISASTER
Saat jam kantor : Wadir Medik dan Keperawatan,
Di luar jam kantor: Dokter Jaga IGD

Berwenang:
Menentukan keadaan bencana.
Menentukan tingkat siaga.
Memobilisasi Tenaga.
 
Bertugas:
Mengkoordinasi segenap unsur di rumah sakit yang bertugas
menanggulangi bencana.
Berkoordinasi dengan unsur dari luar rumah sakit bilamana
dipandang perlu, setelah berkonsultasi dengan direktur RS.
SEKRETARIS
Dipimpin oleh Ka. Bid. Administrasi Umum
Bila tidak ada, digantikan oleh Ka. Bid. Informasi &
Pemasaran dan dibantu oleh Ka. Bid Sumber Daya Insani. 
Bertugas:
Menyiapkan tempat informasi dan penerimaan.
Mengelola dan menyimpan data termasuk daftar pasien dan data korban.
Membuat laporan kejadian bencana.
Menghubungi Polisi, BMG, PMI atau RS lain bila diperlukan.
Dalam memberikan informasi harap memperhatikan petunjuk yang
diberikan direksi atau Pimpinan Disaster
Sekretariat berfungsi sebagai ruangan kontrol dimana pimpinan disaster,
berkumpul untuk mengadakan koordinasi dan evaluasi serta tempat keluar
masuknya informasi.
TIM MEDIS
Dipimpin oleh Ka Instalasi Gawat Darurat
Bila tidak ada digantikan oleh dokter IGD yang bertugas,
dibantu oleh Instalasi Rawat Jalan dan berkoordinasi dengan
Bidang Pelayanan Medis.

Bertugas:
Melaksanakantriage dan menentukan kegawatdaruratan korban.
Memberikan pertolongan medis pertama kepada korban bencana.
Menyiapkansistem rujukan dalam rangka kegawatdaruratan.
Menghubungi dokter spesialis sesuai kebutuhan.
Mengatursumber daya IGD (SDM, sarana, prasarana)
Mengkoordinir kegiatan penyediaan RS lapangan.
TIM EVAKUASI
Dipimpin oleh Ka. Bid. Pelayanan Medis
Bila tidak ada, digantikan oleh Kepala Bidang Keperawatan
dan dibantu oleh Kepala Bidang Penunjang Medis.

Bertugas:
Mengkoordinasikan pelayanan medik dan keperawatan (rawat
umum, perinatologi, anak, dll)
Menentukan pasien mana yang terlebih dahulu harus di evakuasi.
Membantu pasien dan keluarganya untuk keluar dari gedung
rumah sakit, untuk menyelamatkan diri.
Menjaga kondisi pasien dan keluarganya supaya tidak merasa
panik.
Menyelamatkan harta benda milik rumah sakit dan pasien.
TIM KEAMANAN
Dipimpin oleh Kepala Seksi KAMPERTRAN,
Bila tidak ada, digantikan oleh Kepala Regu SATPAM yang
bertugas. Anggota terdiri dari SATPAM RS Al Islam.

Bertugas:
Melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan pengamanan di lokasi
sekitar bencana dengan cara melokalisir daerah bencana dan
mengendalikan pengunjung.
Membantu proses evakuasi korban bencana.
Mengendalikan kejadian kebakaran yang mungkin timbul.
Menilai kondisi bangunan serta fasilitas yang dapat menimbulkan
kejadian yang tidak diinginkan.
Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat, dari masyarakat
sampai polisi.
TIM LOGISTIK
Dipimpin oleh Ka. Sie. Logistik,
bila tidak ada digantikan oleh Ka. Instalasi Farmasi atau Ka. Instalasi Gizi.
Anggota terdiri dari Logistik, Farmasi, Gizi, dan laundry.

a.Unit Logistik
◦ Mempersiapkan, Melaksanakan, mengendalikan kebutuhan rumah sakit lapangan beserta
penunjangnya.
◦ Mengkoordinasikan kebutuhan alat-alat medis dan non medis yang dibutuhkan beserta
dengan pencatatannya.
b.Unit Farmasi
◦ Mempersiapkan kebutuhan obat-obatan dan cairan infus serta alat kesehatan.
◦ Melaksanakan pengendalian terhadap kebutuhan obat-obatan.
◦ Melakukan pengecekan ketersediaan obat dan kondisi obat secara visual.
c.Unit Gizi/Dapur Umum
◦ Mempersiapkan kebutuhan makanan (dapur umum).
◦ Melaksanakan pengendalian terhadap pengelolaan kebutuhan pelayanan gizi/penyediaan
makanan.
d.Unit Laundry
◦ Mempersiapkan kebutuhan alat tenun, bahan dan peralatan laundry.
◦ Melaksanakan pengendalian terhadap alat tenun infeksius dan non-infeksius.
TIM PENUNJANG
Dipimpin oleh Ka. Bid. Penunjang Non Medis,
Bila tidak ada digantikan oleh Ka. Instalasi Radiologi
atau Ka. Instalasi Laboratorium.

Tim Penunjang ini terdiri dari:


Penunjang Medik yaitu radiologi, laboratorium, rekam
medis yang bertugas memberikan bantuan penunjang medis
Penunjang Umum yaitu petugas tekhnik (PSRS) dan
ambulan;
◦ Menilai kondisi bangunan serta fasilitas yang dapat
menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan,
◦ Mengamankan kelistrikan agar tetap berfungsi,
◦ Bantuan komunikasi,
◦ Bantuan pengiriman pasien rujukan serta
◦ Bantuan umum yang dibutuhkan saat bencana.
TIM KHUSUS
Dipimpin oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral
Bila tidak ada, digantikan oleh Kepala Instalasi Rawat Intensif.

Petugas Kamar Operasi berwenang:


Menghentikan kegiatan operasi dan mengevakuasi pasien
Bila operasi sedang berlangsung dan operasi harus diselesaikan, maka
operasi diselesaikan dan ditutup sementara.
Bila tidak ada operasi dilakukan evakuasi

Petugas kamar operasi bertugas:


Mengupayakan tenaga listrik tetap terjamin koord dg petugas teknik.
Koord dg pimpinan disaster untuk kondisi dan situasi bencana.
Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan di unit kamar operasi
TIM KHUSUS
Petugas Instalasi Rawat Intensif bertugas:
 Menentukan pasien mana yg lebih dahulu dievakuasi.
 Menentukan peralatan apa yang tetap terpasang pada pasien
 Berkoordinasi untuk penerimaan pasien dari IGD, ruang bedah dan
perawatan yang memerlukan perawatan atau pemantauan intensif.
 Menjaga kondisi pasien dan keluarganya supaya tidak merasa panik.

 Bila Korban bencana dari luar RS, perawat kamar operasi menyiapkan
untuk keperluan operasi
 Korban atau pasien yang telah selesai operasi, dikoordinasikan dengan
petugas Instalasi rawat intensif untuk kebutuhan perawatan
selanjutnya,
 Perawat OK dan/atau perawat HCU dapat dalam keadaan siaga di
tempat atau bila diperlukan perawat OK atau HCU dapat menjemput
korban yang telah tiba di IGD
SEKTOR-SEKTOR
Terdiri dari 8 sektor yang dipimpin oleh penanggung
jawab sektor. Setiap sektor bertugas :
Mengkoordinasikan kegiatan pertolongan di
sektornya masing-masing
Melaporkan jumlah korban yang ada
Memimpin proses evakuasi pasien/pengunjung ke
arah yang sesuai dengan instruksi pimpinan disaster.
SEKTOR PENGAMANAN BENCANA
SEKTOR I
Mesjid Riyadushshalihat, Gd. Yayasan RSAI, Gd. BKSWI, Koperasi Amanah,
Kantin dan Pos SATPAM Utama.
Penanggung jawab : Ka. Sie. SATPAM
 
SEKTOR II
Depo Farmasi Hall, Pendaftaran, Bank Syariah Indonesia, PINERE, Poliklinik
Gedung Firdaus lantai 1-2, MCU.
Penanggung jawab : Ka. Bid. Keuangan
 
SEKTOR III
Laboratorium, Radiologi, Kamar Jenazah, Farmasi, PSRS, Laundry, CSSD,
Central Gas Medis, Gizi, Medical Record, .
Penanggung jawab : Ka. Sie. PSPPRS

SEKTOR IV
Gedung Raudlah, R. Kebidanan, OK, ICU, Perinatologi, Rehab Medik dan
Tumbuh Kembang.
Penanggung jawab : Supervisor Raudlah
SEKTOR PENGAMANAN BENCANA
 
SEKTOR V
Ruang Perawatan lantai 3 (Ibnu Sina 3, Firdaus 3, Anak, HCU)
Penanggun jawab : Supervisor Darussalam 3
  
SEKTOR VI
Ibnu Sina lantai 4 dan 5.
Penanggung jawab : Supervisor Darussalam 4 & 5
 
SEKTOR VII
Lantai 6.
Penanggung jawab : Kepala Seksi Kesekretariatan & Kampertrans

SEKTOR VIII
Gedung Nuuruush Shalihaat.
Penanggung jawab : Supervisor Nuuruush Shalihaat
ASSEMBLY
POINT
ASSEMBLY POINT
FASILITAS DAN PERALATAN
 IGD yang lengkap
 Dokter dan perawat yang terampil
 Ambulance Emergency dan Ambulance transport.
 Tandu-tandu darurat
 Tempat tidur darurat (pelbed)
 Alat dan obat-obatan untuk pertolongan (emergency kit)
 Tenda Darurat untuk RS lapangan
 Sumber listrik pengganti (generator)
 Sumber air (penampungan air bersih)
 Alat pemadam kebakaran dan regu pemadam yang terlatih.
 Alat pelindung diri untuk petugas
 Seperangkat alat komunikasi yang terdiri, telepon sentral,
audioline, HT (handy talky), HP, internet.
PENANGGULANGAN BENCANA
DARI LUAR RUMAH SAKIT
 Bencana dari luar rumah sakit akan mendatangkan
korban yang bersifat massal, berdasarkan jumlah
korban, bencana korban massal dibagi menjadi 3
tingkat siaga
 Keadaan siaga ditentukan oleh Dokter selanjutnya
dilaporkan kepada Pimpinan Disaster (Wadir Medik
dan Keperawatan).
 Triage dipimpin oleh dokter IGD bersama perawat
IGD.
 Penanggulangan awal dilakukan oleh dokter IGD,
perawat IGD, tenaga perawat dari ruangan lain yang
dimobilisasikan.
TINGKAT SIAGA
Siaga 3
 Jumlah pasien ke IGD 18 orang, sejumlah tempat tidur IGD.
 Pasien dgn label merah 2 orang dalam waktu serentak.
 Pasien dgn label kuning yang memerlukan bedah minor 4
orang dalam waktu serentak.
 
 SDM yang dibutuhkan: Tenaga dokter dan perawat masih
bisa teratasi oleh tenaga yang sedang berdinas, dibantu oleh
perawat poliklinik untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga,
mobilisasi tenaga dari unit lain melalui koordinasi Pengawas
Keperawatan.
TINGKAT SIAGA
Siaga 2
 Jumlah pasien/korban yang datang ke IGD 18-36 orang
(antara 100%-200% dalam waktu serentak).
 Pasien dgn label merah 3-5 orang dalam waktu serentak.
 Pasien dgn label kuning yang memerlukan bedah minor 5-
8 orang dalam waktu serentak.

 Diperlukan tambahan tenaga perawat dari Instalasi Rawat


umum sesuai kebutuhan. Sudah memerlukan keterlibatan
unit pelayanan lain, misalnya farmasi, rawat inap, dan lain-
lain.
TINGKAT SIAGA
Siaga 1
 Jumlah pasien yang datang ke IGD > 36 orang
 Pasien dgn label merah lebih dari 5 orang dalam waktu
serentak.
 Pasien dgn label kuning yang memerlukan bedah minor
lebih dari 8 orang dalam waktu serentak.
 Bila pasien > 40 orang, perlu bantuan rujukan ke RS lain

 Tambahan tenaga dari Instalasi Rawat Umum, serta


perawat yang libur (on call).
 Untuk jumlah korban bencana yang lebih besar lagi,
diperlukan perluasan penanganan tambahan hingga ke luar
gedung. Triase dapat dilakukan di luar IGD atau di area
parkir depan RSAI.
LABEL KORBAN
Label Merah : Penderita/korban yang
memerlukan tindakan cepat, yang mengalami air
way, breathing, dan circulation atau memerlukan
tindakan pembedahan, live saving sehingga
terhindar dari kecacatan atau kematian.

Label Kuning : Penderita/korban dengan


trauma ringan atau hanya memerlukan tindakan
bedah minor, yang selanjutnya korban
diperbolehkan pulang atau rawat inap.
LABEL KORBAN
Label Hijau : Pasien tidak mengalami luka
atau hanya mengalami gangguan ringan atau
gangguan jiwa dan dan tidak memerlukan tindakan
bedah, bila dibiarkan tidak berbahaya. Penderita
bisa dipulangkan.

Label Hitam : Penderita yang sudah


meninggal dunia. Pada label dituliskan: nama
korban, umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila
korban tidak dikenal ditulis “tidak dikenal”.
PENANGGULANGAN BENCANA
DARI DALAM RUMAH SAKIT
A. KEBAKARAN
Kebakaran di Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi :
1. Kebakaran Ringan: area yang sempit,
dengan api yang kecil. (1-2 orang pemadam)
2. Kebakaran Sedang: area lebih luas bersifat
lokal dengan api sedang. (3-5 pemadam,
persiapan evakuasi)
3. Kebakaran Berat: melibatkan area yang
luas dengan api yang besar. (bantuan
damkar, evakuasi pasien)
PENANGGULANGAN BENCANA
DARI DALAM RUMAH SAKIT
B. GEMPA BUMI

 Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi


di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

 Tindakan penanganan bencana alam gempa bumi harus


didasarkan pada magnitudo gempa yang terjadi.

 Pada umumnya bencana gempa bumi terjadi relatif


dalam waktu yang singkat, dan meliputi kawasan yang
relatif tidak terlalu luas Namun, akibat yang ditimbulkan
sangat fatal
Dalam Keadaan Darurat
Tetap Tenang!!
 Jangan Panik, tunggu instruksi dari
Pimpinan Disaster
 Segera setelah instruksi evakuasi,
berjalanlah menuju pintu darurat
 Lepaskan sepatu hak tinggi, ikuti jalur
evakuasi untuk keluar dari gedung
 Turunlah melalui tangga darurat dengan
tenang, jangan berlari.
 Dilarang menggunakan Lift
 Berkumpullah di daerah aman (Assembly
Point, 4 Area)
 Tetap di tempat dan tunggu instruksi
selanjutnya
Tindakan saat terjadi gempa bumi
 Tetap dalam kondisi yang tenang/tidak panik.
 Waspada akan kemungkinan gempa susulan.
 Segera cari tempat berlindung, lindungi kepala dg bantal.
 Menjauhlah dari jendela, benda2 yang terbuat dari kaca,
peralatan medis dan non medis yang mungkin jatuh.
 Tetap di tempat, namun bersiap untuk evakuasi.
 Perhatikan insturksi dari pimpinan disaster.
 Tunggu informasi dari tim penilai gedung, apakah perlu
atau tidak perlu dilakukan evakuasi.
 Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran.
Tindakan setelah gempa bumi
 Waspada dengan gempa susulan.
 Periksa adanya luka, bantu menolong yang terluka/terjebak.
 Hubungi petugas, jangan memindahkan yang luka serius
karena justru bisa memperparah luka.
 Periksa keamanan dan ancaman kebakaran.
 Periksa kerusakan saluran listrik-matikan meteran listrik.
 Periksa pesawat telepon, pastikan telepon pada tempatnya.
 Singkirkan barang-barang yang berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
 Kembali ke ruangan rawat atau ruang kerja bila pihak
berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
PERENCANAAN KOMUNIKASI
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di RS ada hal-
hal yang harus dipenuhi, yaitu:
1.Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar.
2.Bagi pengirim berita sebutkan identitas (nama, instansi dan
alamat) dan isi berita yang menyebutkan jenis kejadian,
lokasi kejadian, jumlah korban, tindakan yang telah
dilakukan.
3.Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima
berita, isi berita dan mencari kebenaran berita tersebut,
melaporkan ke atasan.
PERENCANAAN LOGISTIK
Perbekalan logistik umum, obat-obatan
dan alat medis sangat diperlukan saat
penanggulangan bencana, hal menjadi
peranan penting bagi tim pendukung
logistik untuk kelancaran pelaksanaan
sesuai dengan kondisi pada saat itu.
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Peranan Transportasi juga tidak kalah
pentingnya untuk pengangkutan korban,
oleh karena itu pimpinan disaster dapat
menggunakan alat transportasi ambulan
untuk merujuk korban ke rumah sakit
rujukan dan bilamana perlu dapat
berkoordinasi dengan Ambulan 118.
PELAPORAN
Informasi cepat tentang jumlah/beratnya
korban-korban harus segera di dapat
dalam 2 s/d 4 jam.
Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat
oleh Pimpinan Disaster dan Tim Disaster,
selanjutnya dibuatkan laporannya untuk
disampaikan kepada Direktur RSAI.
Monday, September 12, 2011
Alur Pengendalian Bencana Kebakaran di RS Al Islam Bandung

Dinas Damkar/
UNIT SATPAM Tim Disaster Plan Sub Komite K3 DIREKSI
POLISI

Koordinasi
dengan Tim
Disaster Plan
Direksi
Sekretaris Menerima
Lapor ke
Pemadaman oleh Laporan
Lapor ke
Penanggung SATPAM Tim Keamanan Insiden

Jawab Unit Ext. 735 Tim


Medis
Tim
Evakuasi
(Ka.Ru/Ka.Ur)
Amankan
Jalur
Evakuasi
Rekomendasi sesuai
dgn hasil penanganan
dari Dinas Damkar
Pemadaman Tim Tim Tim
Lokal Logistik Penunjang Khusus Rekomendasi
Direksi
Membuat Laporan
Kebakaran
Selamatkan Kendalikan berhasil
Asset Kepanikan Menghubungi
Dinas Damkar
Ya Tidak

Pemadam
berhasil Kebakaran
Lapor ke 113 / #202 Buat Laporan
Padam
Ya Tidak AMAN Pimpinan Kejadian
Disaster Menghubungi Kebakaran
Polisi

Padam
AMAN
Bantuan Polisi
SATPAM
112 / #201

SUB KOMITE K3
Penggunaan Helm Siaga Bencana
Helm Hijau :
Komando
Helm Merah :
Pemadam
Helm Kuning :
Asset
Helm Biru :
Evakuasi
Tugas dan Peran Tim Keamanan
Kepala Seksi KAMPERTRANS menghubungi
ADUM untuk meminta bantuan damkar (113).
Selain untuk tujuan memadamkan api,
membantu proses evakuasi korban yg sulit.
Pengaturan lalu lintas, keamanan dan penyiapan
kunci-kunci cadangan
Siapkan Pos Relawan
Tugas dan Peran Tim Keamanan
 Arahkan dan atur pengunjung RS ke area
berkumpul (pada bencana internal)
Atur lalau lintas transportasi korban menuju
area penanganan korban (pada bencana internal)
Amankan area triage dari pengunjung
Amankan akses ambulan menuju triage-IGD
Bantu pihak kepolisian mengatur lalulintas.
Atur alur lalu lintas dalam RS
Atur parkir kendaraan
Pengaturan lalu lintas
 Kendaraan korban masuk melalui pintu masuk IGD
 Pintu masuk dibuka dan dijaga oleh satpam rumah sakit
bekerja sama dengan kepolisian, untuk kemudian diarahkan
menuju Triage IGD
 Di lobby triage petugas satpam mengatur ketertiban dan
kelancaran proses penurunan korban dari kendaraan, serta
mengarahkan kendaraan untuk keluar rumah sakit.
 Korban diterima oleh tim medis yang ada di IGD, untuk
selanjutnya dilakukan pertolongan korban.
 Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencana
diarahkan ke tempat parkir.
 Kendaraan pengunjung masuk melalui hall utama
JIKA TERJADI BENCANA
TELAT LAGI
BAGAIMANA SEKARANG NI YEE….
APAKAH KITA SUDAH SIAP ACTIONNYA
KAPAN ???

MAU RAPAT, SEMINAR, SUSUN PROPOSAL,


STUDI BANDING ………………
46

Anda mungkin juga menyukai