MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG
Disahkan di :
Bandung, 8 Januari 2022
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalaamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Alloh SWT yang dengan sifat Rahman dan Rahim nya kita selalu ada dalam lin-
dungan dan pemeliharaanNYA, tidak lupa juga kita haturkan shalawat serta salam kepada
Habibana Rosululloh Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan semoga kita menjadi
umatnya sampai akhir zaman.
Segala puji bagi Alloh SWT yang dengan sifat Rahman dan Rahim nya kita selalu ada dalam lin-
dungan dan pemeliharaanNYA, tidak lupa juga kita haturkan shalawat serta salam kepada
Habibana Rosululloh Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan semoga kita menjadi
umatnya sampai akhir zaman.
Alhamdulilah Program Manajemen Fasilitas dan Kesehatan di Rumah Sakit Al Islam Bandung
dapat tersusun secara keseluruhan. Program ini dibuat dengan maksud untuk menjadi pegangan
atau standar dalam pelaksanaan kegiatan Manajemen Fasilitas dan Kesehatan di Rumah Sakit Al
Islam Bandung, tentunya dengan bersinergi antar Bidang dan Instalasi dalam mendukung
kegiatan lintas sektoral.
Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan ridhonya dalam setiap amal
perbuatan kita dalam melaksanakan program ini, Aamiin.
Wassalaamu”alaikum wr.wb
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN..................................................................................................................1
II. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS........................................................................................3
A. TUJUAN UMUM...........................................................................................................3
B. TUJUAN KHUSUS........................................................................................................4
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.............................................................4
A. KEGIATAN POKOK......................................................................................................4
B. RINCIAN KEGIATAN...................................................................................................4
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.............................................................................4
A. Manajemen Risiko K3RS................................................................................................4
B. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit.................................................................6
C. Pelayanan Kesehatan Kerja...........................................................................................10
D. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja...................................................................................................................12
E. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran....................................................................13
F. Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja..20
G. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.............20
H. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana.........................................20
I. Pendidikan dan Pelatihan K3RS...................................................................................22
VI. SASARAN...........................................................................................................................23
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN...........................................................................29
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA............................29
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN........................................29
iii
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT AL ISLAM
I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Al Islam Bandung sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan
dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekenomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain dituntut
mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit juga dituntut
harus melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
rumah sakit seperti yang tercantum dalam buku Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
terdapat dalam instrument akreditasi rumah sakit.
Program kerja Manajemen Fasilitas dan Kesehatan (MFK) diharapkan mampu
mengelola dan meminimalisir potensi risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan
staff bekerja. Untuk itu diperlukan juga peran serta dari manajemen, seluruh karyawan
dan semua orang yang berada di rumah sakit saat terlaksananya program.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan jaminan Keselamatan memberikan jaminan bahwa bangunan,
prasarana, lingkungan, properti, teknologi medis dan informasi, peralatan, dan sistem
tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
2. Memberikan Keamanan yaitu perlindungan terhadap properti milik rumah sakit,
pasien, staf, keluarga, dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau
pengrusakan oleh orang yang tidak berwenang.
3. Melakukan pengelolaan dan pengendalian bahan B3 yaitu mengidentifikasi,
menganalisis dan mengendalikan seluruh bahan berbahaya dan beracun dan
limbahnya di rumah sakit sesuai dengan standar keamanan dan peraturan perundang-
undangan.
4. Rumah sakit menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya
kebakaran dan penyediaan sarana jalan keluar yang aman dari fasilitas sebagai
respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
5. Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit
perlu melakukan pengelolaan peralatan medis dengan baik dan sesuai standar serta
peraturan perundangan yang berlaku.
6. Mempersiapkan rumah sakit untuk dapat menghadapi dan menangani kemungkinan
terjadinya bencana. sistem dan peralatan untuk mendukung layanan penting bagi
keselamatan pasien..
7. Keadaan darurat yang terjadi, epidemi, atau bencana alam akan berdampak pada
rumah sakit. Proses penanganan bencana dimulai dengan mengidentifikasi jenis
bencana yang mungkin terjadi di wilayah rumah sakit berada dan dampaknya
terhadap rumah sakit yang dapat berupa kerusakan fisik, peningkatan jumlah
pasien/korban yang signifikan, morbiditas dan mortalitas tenaga Kesehatan, dan
gangguan operasionalisasi rumah sakit.
8. Kegiatan konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan pemeliharaan di rumah sakit
dapat berdampak pada semua orang dalam area rumah sakit. Namun, pasien mungkin
menderita dampak terbesar. Misalnya, kebisingan dan getaran yang terkait dengan
aktivitas ini dapat memengaruhi tingkat kenyamanan pasien, dan debu serta bau
dapat mengubah kualitas udara, yang dapat mengancam status pernapasan pasien
9. Mengurangi risiko kerugian secara materi dan terlebih jiwa manusia dari
kemungkinan bahaya kebakaran dan sejenisnya.
10. Terpeliharanya semua system utilitas rumah sakit. Sistem utilitas disebut juga sistem
penunjang yang mencakup jaringan listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medik
dan uap panas. Sistem utilitas yang berfungsi efektif akan menunjang lingkungan
asuhan pasien yang aman. Selain sistim utilitas perlu juga dilakukan pengelolaan
komponen kritikal terhadap listrik, air dan gas medis misalnya perpipaan, saklar,
relay/penyambung, dan lain-lainnya
11. Staf perlu dididik dan dilatih untuk menjalankan perannya dalam mengidentifikasi
dan mengurangi risiko, melindungi orang lain dan diri mereka sendiri, serta
menciptakan fasilitas yang aman, selamat dan terjamin.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. KEGIATAN POKOK
Program Fasilitas dan Kesehatan di Rumah Sakit Al Islam Bandung
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Manajemen Risiko Kesehatan dan keselamatan kerja Rumah sakit (K3RS)
2. Keselamatan di rumah sakit
3. Keamanan di Rumah Sakit
4. Pelayanan Kesehatan Kerja
5. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
6. Proteksi Kebakaran
7. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. Penanganan kedaruratan dan bencana: Risiko diidentifikasi dan respons terhadap
epidemi, bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan efektif, termasuk
evaluasi integritas struktural dan non struktural lingkungan pelayanan dan
perawatan pasien
9. Sistem utilitas: Listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.
10.Konstruksi dan renovasi: Risiko terhadap pasien, staf, dan pengunjung
diidentifikasi dan dinilai selama konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan
aktivitas pemeliharaan lainnya
11.Pendidikan dan Pelatihan Seluruh staf di rumah sakit dan para tenant/penyewa
lahan dilatih dan memiliki pengetahuan tentang K3, termasuk penanggulangan
kebakaran
12.Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang melakukan kegiatan di dalam
area lingkungan rumah sakit.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Manajemen Risiko K3RS
a. Melakukan Identifikasi Bahaya Potensial
1) Fisik, contohnya kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.
2) Kimia, contohnya formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan pembersih
lantai, desinfectan, clorine.
3) Biologi, contohnya bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing dan
sebagainya.
4) Ergonomi, contohnya posisi statis, manual handling, mengangkat beban.
5) Psikososial, contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan
antar pekerja yang tidak harmonis.
6) Mekanikal, contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk.
7) Elektrikal, contohnya tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus pendek
kebakaran akibat listrik.
8) Limbah, contohnya limbah padat medis dan non medis, limbah gas dan
limbah cair.
b. Melakukan analisis risiko
c. Melaksanakan Evaluasi Risiko
1) Inspeksi periodik serta monitoring aspek keselamatan dan higiene industri
2) Wawancara nonformal dengan pekerja
3) Pemeriksaan kesehatan
4) Pengukuran pada area lingkungan kerja
5) Pengukuran sampel personal
d. Pengendalian Risiko
1) Containment, yaitu mencegah pajanan dengan:
a) Desain tempat kerja
b) Peralatan safety (biosafety cabinet, peralatan centrifugal)
c) Cara kerja
d) Dekontaminasi
e) Penanganan limbah dan spill management
2) Biosafety Program Management, support dari pimpinan puncak yaitu
Program support, biosafety spesialist, institutional biosafety committee,
biosafety manual, OH program, Information & Education
3) Compliance Assessment, meliputi audit, annual review, incident dan accident
statistics. Safety Inspection dan Audit meliputi :
a) Kebutuhan (jenisnya) ditentukan berdasarkan karakteristik pekerjaan
(potensi bahaya dan risiko)
b) Dilakukan berdasarkan dan berperan sebagai upaya pemenuhan standar
tertentu
c) Dilaksanakan dengan bantuan cheklist (daftar periksa) yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan jenis kedua program tersebut
4) Investigasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
a) Upaya penyelidikan dan pelaporan KAK dan PAK di tempat kerja
b) Disertai analisis penyebab, kerugian KAK, PAK dan tindakan pencegahan
serta pengendalian KAK, PAK
c) Menggunakan pendekatan metode analisis KAK dan PAK.
5) Fire Prevention Program
a) Risiko keselamatan yang paling besar & banyak ditemui pada hampir
seluruh jenis kegiatan kerja, adalah bahaya dan risiko kebakaran
b) Dikembangkan berdasarkan karakteristik potensi bahaya & risiko
kebakaran yang ada di setiap jenis kegiatan kerja
6) Emergency Response Preparedness
a) Antisipasi keadaan darurat, dengan mencegah meluasnya dampak dan
kerugian
b) Keadaan darurat: kebakaran, ledakan, tumpahan, gempa, social
cheos,bomb treat dll
c) Harus didukung oleh: kesiapan sumber daya manusia, sarana dan
peralatan, prosedur dan sosialisasi