DEPARTEMEN
ILMU BEDAH 1
DIVISI ONKOLOGI
2
EMBRIOLOGI
Kehidupan prenatal dibagi menjadi 2
periode:
1. Periode Embrionik : perkembangan 8
minggu pertama kehamilan
2. Periode Fetal/Janin
Perkembangan Embriologi
Kelenjar saliva berkembang dari ectoderm.
Asal perkembangan kelenjar submandibula
dan sublingual belum jelas. Namun mereka
berkembang dengan cara yang sama. Tanda
pertama suatu kelenjar adalah munculnya
epithelial bud dengan berproliferasi sebagai
suatu jalur sel yang padat kedalam
ectomesenchyme dibawahnya
4
Perkembangan embriogenik
kelenjar air liur
8
9
10
-Lobus profunda
13
14
15
Cabang Temporofasialis
Cabang temporal dan
zigomatikum
Cabang cervicofasialis
Cabang bukal, mandibular,
cervical
16 Vaskularisasi
Kelenjar submandibula
17
18
Kelenjar subliangualis
19
20
Sistem limfatik
21
22
Sel Mukous
- Secara histologi bentuknya tergantung
pada keadaan aktivitas sel tersebut, baik
dalam keadaan istirahat maupun aktif
- Pada keadaan istirahat sel mukus
berbentuk irisan yang berisi inti yang
oval maupun rata. Sitoplasma eosinofilik
dan dibungkus oleh butiran mucinogen
dan glikoprotein mucin
24
Sel Serous
- Sel serous berbentuk irisan yang terletak pada
di sekitar lumen yang sangat kecil
- Inti selnya berbentuk bola, rapat, dan terletak
pada basal sel
- Pada Sitoplasma infranuclear, terdapat - Pada
Sitoplasma infranuclear, terdapat banyak RE,
sedangkan sitoplasma apikalnya granular
- Sel ini juga dinamakan sel seromukous
- Lumen dari sel ini dihubungkan oleh kanalikuli
sekretori.
25
Parotid Gland
Submandibul
ar
Serous
Acini
Mucous Acini
Physiolog
y of
Salivary
Glands
31
32
Composition
The basic unit of salivary glands are clusters of cells
called acini, which secrete a fluid containing :
- Water
- Electrolytes
- Mucus
- Enzymes
Flow Rate
Normal salivary flow rates are in the region of 0.3-0.4 ml/min
when unstimulated and 1.5-2.0 ml/min when stimulated.
Function
Assists in lubrication and serves to protect oral surfaces.
How Is It Produced?
Parasympathetic 37
Nerves
Sympathetic Nerves
Physiological Process
45
46
Klasifikasi
Lesi Non- Lesi
Neoplasma Neoplasma
1. Infeksi 1. Tumor
Benigna
2. Autoimun
2. Tumor
3. Trauma Maligna
Lesi Non-
Neoplasma
47
Infeksi pada
Kelenjar
Ludah
48
49
Infeksi Cytomegalovirus
Human CMV merupakan beta herpesvirus yang hanya menginfeksi manusia
CMV dapat tetap laten setelah paparan pertama dan infeksi. Reaktivasi bisa
terjadi, pada orang sehat tidak menimbulkan gejala, tetapi pada orang dengan
kondisi immuno compromised dapat membahayakan jiwa
Etiologi Transmisi melalui muntahan, urine, sekresi respiratory, dan ASI serta trans
plasental
CMV mononukleosis biasanya terjadi pada dewasa muda disertai demam akut
dengan pembesaran glandula
Transmisi melalui trans plasental yang menyebabkan infeksi kongenital dan
Manifest malformasi. Pada bayi dan anakanak dapat berakibat fatal.
asi klinis
Diagnosis
53
Prognosis
pada orang dewasa sehat adalah baik. Infeksi pada
anak-anak dapat berakibat fatal, jika anak tersebut
dapat bertahan hidup maka dapat terjadi kerusakan
syaraf yang permanen yang menyebabkan
keterbelakangan mental dan seizure disorders
54
saliva
Penyakit ini biasanya unilateral. Kelenjar saliva yang
paling sering terkena kelenjar parotis.
Sialadenitis
Pembesaran kelenjar air liur disebabkan
karena reaksi inflamasi
Dapat disebabkan oleh virus ( Mumps Virus
paling sering), bakteri ( Staphylococcus
aureus)
Kelenjar mayor lebih sering terkena daripada
kelenjar minor pada infeksi akut
Gejala yang sering di jumpai adalah, bengkak,
kemerahan, rasa sakit, keras saat di pegang,
57
Sialadenitis
Sialadenitis supuratif akut 58
Pendahuluan
Sebagian besar penyakit ini melibatkan kelenjar parotis, disebabkan karena
aktivitas bakteriostatis pada kelenjar parotis lebih rendah dibandingkan pada
kelenjar saliva lainnya
etiologi
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Eschericia coli, serta
Haemophylus influenzae. Bakteri anaerob penyebab yang paling sering
adalah Bacteroides melaninogenicus dan Streptocccus micros.
Faktor Predisposisi
adanya stasis saliva, akibat adanya obstruksi atau berkurangnya produksi
saliva. Berkurangnya produksi kelenjar saliva bisa disebabkan karena
konsumsi beberapa obat. Pasien pasca operasi juga dapat menderita penyakit
ini akibat produksi saliva yang kurang yang diikuti dengan higiene oral yang
buruk
59
Sialadenitis kronis
Etiologi dari sialadenitis kronis adalah sekresi saliva
yang sedikit dan adanya stasis saliva.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada kelenjar
parotis.
Beberapa pasien dengan sialadenitis kronis
merupakan rekurensi dari parotitis yang diderita
saat masih kecil.
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya
kerusakan yang permanen pada kelenjar yang
disebabkan infeksi supuratif akut.
Penyakit ini dapat memudahkan terjadinya
sialektasis, ductal ectasia, serta destruksi asinar
yang progresif.
61
Sialolithiasis
62
Klinis
-Tampak Pembesaran di bawah
telingga
Nyeri yang hilang timbul
63
64
Definition
Sjgren syndrome (SS) is a relatively
common chronic, autoimmune, systemic,
inflammatory disorder of unknown cause.
It is characterized by dryness of the mouth,
eyes, and other mucous membranes due to
lymphocytic infiltration of the exocrine
gland and secondary gland dysfunction.
65
Epidemiology
Middle aged women
30% of patients with AI disorders (RA,
systemic sclerosis, SLE, etc)
Genetic association has been found
recently (HLA-DR3 antigens in white
with primary SS)
66
Pathophysiology
Salivary,lacrimal, and other exocrine glands
become infiltrated with CD4+ T cells and with some
B cells.
Inflammatory cytokines (eg, IL-2, interferon-)
eventually damage the secretory ducts.
Atrophy of the secretory epithelium, Lymphocytic
infiltration and intraductal cellular proliferation in the
parotid gland cause luminal narrowing and in some
cases formation of compact cellular structures
termed myoepithelial islands.
67
Diagnosis
Eye symptoms:> 2 mo of daily dry eyes
sensation or use of tear substitutes > 2
times/day
Oral symptoms: > 3 mo of dry mouth
sensation, daily use of liquids to aid
swallowing or swollen salivary glands.
Salivary gland
68
involvement
Autoantibodies
Limited sensitivity and specificity.
antibodies to Ro (SS-A autoantibodies or
to nuclear antigens (termed La or SS-B
autoantibodies).
70
Histopathology
reserved for patients in whom the
diagnosis cannot be established by
autoantibody testing or when a major
organ is involved.
multiple large foci of lymphocytes with
atrophy of acinar tissue, interstitial
fibrosis.
71
72
Treatment
Symptomatic treatment of sicca problem:
lubricating eye drops, saliva substitute.
Avoidance of aggravating factors:
antihistamines, antidepressant,
anticholinergics.
Agressive systemic treatment:
prednisone, cyclophosphamide, or
rituximab.
Salivary
Gland Trauma
73
74
etiology
trauma following
penetrating trauma blunt trauma radiotherapy of the
head and neck
Diagnosis
Anamnesi
s
mechanism and time interval between injury
and presentation are vital information that can
lead the clinician to a proper treatment plan
Physical
examination
If a penetrating injury exists along a line joining
the tragus of the ear and the midportion of
the upper lip, then there is a great chance that
either the parotid gland or the parotid duct or
both have been injured.
Any injury behind it should be thoroughly
inspected
Treatment
Parotid injuries may involve the gland itself or
parotid duct or both.
It is very useful to divide injuries into the
following:
only the
parenchyma
of the gland
involve the
involve both
parotid duct
83
Injuries
84
Treatment
If anastomosis is not
feasible, creation of an
intraoral drainage is
recommended by
suturing the proximal
stump to an artificial
mucosal opening (oral
reimplantation).
87
88
Complications
Posttraumatic
salivary fistula
Infection
Sialoceles
Lesi
Neoplasma
89
90
Definisi
Neoplasia kelenjar liur adalah
neoplasma jinak atau ganas
yang berasal dari epitel kelenjar
liur, baik kelenjar air liur mayor
ataupun minor.
91
SALIVARY GLAND
NEOPLASM
BENIGN
MALIGNANT
92
Introduction
Major salivary glands
The parotid glands, the largest salivary glands, are just in
front of the ears. About 7 out of 10 salivary gland tumors start here.
Most of these tumors are benign (not cancer), but the parotid glands
still are where most malignant (cancerous) salivary gland tumors
start.
The submandibular glands are smaller and are
below the jaw. They secrete saliva under the tongue. About 1 or
2 out of 10 tumors start in these glands, and about half of these
tumors are cancer.
Epidemiologi
Tumor kelenjar air liur relatif
jarang, berkisar 3-5% dari tumor
kepala-leher penderita dewasa
Kemungkinan terkena
neoplasama kelenjar air liur laki-
laki dibandingkan perempuan
sama
Epidemiology
Overall prevalence:
3% of Head & Neck neoplasms
Klasifikasi
97
Warthin tumors
Oncocytomas
Adenomas
98
Benjolan soliter
tanpa rasa nyeri di
Terdapat paralisis n. Pembesaran
pre/infra/retro
Fasialis Curiga kelenjar getah
aurikula,
Ganas bening
submandibula, dan
rongga mulut
Kebas-kebas di
Gangguan
wajah atau wajah
pendengaran
tampak asimetris
101
Prosedur Diagnostik
Anamnesis
OLD CART
Klinisi, Faktor Resiko, riwayat
pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis (Cont...)
Status Generalis : Pemeriksaan fisik dari kepala
sampai kaki,tentuka skor karnofsky/WHO, Keadaan
umum
Keadaan Umum meliputi : Anemia, icterus, edama, sianosis,
Tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan dan suhu tubuh
Status lokalis : Inspeksi Pada lokal, regional
termasuk intra oral, Palpasi termasuk palpasi
bimanual untuk menilai tumor. Status Regional :
pemebsaran KGB.
Penilaian meliputi : konsistensi, permukaan, mobilitas,
ukuran, batas, nyeri tekan.
103
Diagnostik (Cont...)
Imajing Biopsi
Foto mandibula atau panoramik FNAB
melihat adakah kerusakan Potong Beku
atau infiltarsi ke mandibula pada Biopsi Eksisi
tumor ganas
Sialografi
Ct-Scan-MRI
USG
104
Panoramik
105
USG
106
Hitopatologi
107
Warthin tumors
Synonyms: Adenolymphoma, cystadenolymphoma
Composed of glandular and often cystic structures
cigarette smoking
Most patients present with a painless mass, on average,
2-4 cm.
Oncocytomas
108
Other rare
Malignant mixed
salivary gland
tumors
cancers
111
Mucoepidermoid carcinoma
The most common type of salivary
gland cancer.
Most start in the parotid glands, 7% for
submandibular glands and 1% in
sublingual glands.
Mean patient age is approximately 45
years.
Most tumours present as firm, fixed and
painless swellings.
112
2. Carcinosarcoma
Algoritme Penatalaksanaan
Tumor Kelenjar Salivarius
116
117
118
119
120
Penatalaksanaan
Tumor kelenjar parotis
Parotidektomi superficial
Adalah pengangkatan tumor beserta
jaringan parotis di lobus superfisialis
dengan preservasi n.fasialis
Indikasi :
Parotidektomi Total
Pengangkatan tumor beserta seluruh kelenjar
parotis dengan preservasi nervus fasialis.
Indikasi :
Parotidektomi Radikal
pengangkatan tumor beserta jaringan sekitarnya
secara meluas seperti kulit ,otot dan n. fasialis
dan rekonstruksi n. fasialis.
Indikasi operasi ini adalah
RADIASI
Indikasi :
Terapi primer pada kelenjar liur yang inoperable
Sebagai adjuvan pasca operasi pada kanker grading tinggi
Kasus rekurensi.
Tumor yang menempel pada saraf (fasialis, lingualis,
hipoglosus dan assesorius),karsinoma residif, karsinoma
pada lobus profundus ada residu tumor makroskopis atau
mikroskopis
Pada kanker stadium T3 atau T4
KOMPLIKASI
SEGERA
Kelumppuhan nervus fasialis
Perdarahan/hematom, infeksi
Sialocele
KEMUDIAN/DELAY
Sindrom frey
Rekurensi
Rasa baal daun telinga
Xerostomia
Fistula
Jaringan parut atau keloid
127
PROGNOSIS
SURVIVAL RATE 5 TAHUN
70-90% tumor grading rendah
20-30% tumor grading tinggi
Follow up
Keganasan air liur ,follow up tiap 3 bulan
pada 3 tahun pertama pasca terapi
selesai , kemudia tiap 6 bulan selama 5
tahun dan dilanjutkan sekali tiap tahun
seumur hidup.
129
130
Nama : Nurmiyati
No. RM : 00.69.37.07
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Usia : 25 April 1974/ 42 tahun
Alamat : Dusun B Arongan Kec. Muara Dua,
Lhokseumawe
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Suku : Aceh
Jumlah Anak : 3
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 62 kg
131
Pasientinggaldilingkungandengansosio-
ekonomimenengah. Pasien tinggal di tempat tinggal yang
cukup nyaman. Sumber air minum pasien dan keluarganya
adalah PDAM, serta keadaan ventilasi cukup baik.
134
Status Pasien
Status Presens (7/12/2016)
Kesadaran : Compos mentis
Karnofsky score : 80
VAS :4
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88x/i
Napas : 18x/i
Suhu : 37 C
136
Status Generalisata
Kepala
Mata : Konjuntiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), reflex cahaya (+/+), pupil
isokor 3mm/3mm
Telinga : sekret telinga (-/-)
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : sudut mulut kesan asimetris
Preaurikuler : Status Lokalisata
Leher : Trakea medial, TVJ R-2 cmH2O,
Pembesaran Kelenjar Getah Bening (+)
dijumpai pada level IIB dan level III
137
Thoraks
Paru :
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Stem Fremitus kanan= Stem
Fremitus kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung :
Auskultasi : S1 normal, S2 normal, Murmur (-),
Regular
138
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-),
Palpasi : Soepel, hepar/lien/renal
tidak teraba, nyeri tekan (-)
shifting dullness (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Eksterimitas
Atas : oedem (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : oedem (-/-), sianosis (-/-)
139
Status Lokalisata
Parotis Dextra
Inspeksi : Tampak benjolan pada daerah preaurikular
kanan, kemerahan (-). Ulkus (-) perdarahan
(-) warna kulit sama dengan sekitar (+)
pemekaran vena (-)
Palpasi : Massa (+) di preaurikular kanan, konsistensi
keras, permukaan rata, immobile, batas tidak
tegas, nyeri tekan (+), ukuran 9,63mm x
7,16mm
Pemeriksaan
Laboratorium (18
November 2016)
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 140 mEq/L 135155 mEq/L
Kalium (K) 3.6 mEq/L 3,65,5 mEq/L
Klorida (Cl) 103 mEq/L 96106 mEq/L
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Darah 105 mg/dL <200 mg/dL
(Sewaktu)
Status Pasien
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis Banding
Rencana
Resume
Seorang perempuan berusia 42 tahun dengan
diagnosis klinis (R) parotid neoplasm sugg.
malignant T4aN2bM1. Pasien datang dengan
keluhan benjolan di daerah preaurikular kanan
sejak 3 tahun yang lalu dan memberat dalam 2
bulan terakhir ini. Benjolan tidak pernah diobati
oleh dokter.
Pada palpasi, dijumpai massa di daerah
preaurikular kanan, konsistensi keras,
permukaan rata, immobile, batas tidak tegas,
nyeri tekan dijumpai, ukuran 9,63mm x 7,16mm
Thank
You..
151