A. Identitas Pasien
Nama : Baharrudin
Suku : Melayu
Agama : Islam
Telepon : 081269882050
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan terdapat lapisan putih pada lidahnya sejak ± 1 bulan yang
lalu, tidak ada rasa sakit, pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan lidahnya
tersebut dan meminta lidahnya untuk disembuhkan. Keluhan tambahan ada bau
mulut, rasa terbakar di lidah dan mulut terasa kering.
b. Riwayat Perawatan Gigi
Belum pernah dirawat
c. Kebiasaan Buruk
Tidak ada
d. Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai PNS di Palembang, tinggal di komplek BPI bersama
istri, 3 orang anak dan 1 cucunya.
e. Riwayat Penyakit Sistemik
Pasien memiliki penyakit kencing manis sejak tahun 2001, penyakit jantung
sejak tahun 2012.
C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening : Kanan dan kiri = tidak teraba dan tidak sakit
D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debri : Ada, regio b, e
Plak : Ada, regio b, e
Kalkulus : Ada, regio b, e
Pendarahan papila
interdental : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Gingiva : Bengkak dan kemerahan di regio a, b, c, d, e ,f
Mukosa : Sehat
Palatum : Sehat
Lidah : Lesi berwarna putih dengan tepi kemerahan pada
punggung lidah, dapat dikerok dan meninggalkan
permukaan yang berwarna merah.
Lekukan-lekuan oval putih di tepi lidah kanan dan kiri
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Ortognati
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Kandidiasis pseudomembran akut
Periodontitis diabetikum
Xerostomia diabetikum
Burning Mouth Syndrome (BMS)
Oral molodour (ketosis diabetik)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan hematologi, gula darah puasa 137 mg/dl dan gula
darah sewaktu 289 mg/dl.
Dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk kasus kandidiasis. Setelah
dilakukan scrapping ulang pada permukaan dorsum lidah sediaan latar
belakang kotor tampak sel-sel epitel supertimal, spora, hypae dan nekrosis.
Tidak dijumpai sel-sel ganas pada sediaan ini.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus adalah suatu sindrom kronik gangguan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau
resistensi insulin pada jaringan yang dituju.1 Klasifikasi diabetes mellitus yaitu
:2,3
1. Tipe I (sebelumnya disebut insulin dipenden diabetes mellitus
(IDDM) atau juvenile-onset diabetes) - defisiensi insulin absolut
2. Tipe II (sebelumnya disebut non-insulin dipenden diabetes mellitus
(NIDDM) atau dewasa- onset diabetes) - resistensi insulin dengan
berbagai tingkat kerusakan sekresi insulin.
3. Diabetes mellitus gestasional (DMG) - bentuk intoleransi glukosa
selama kehamilan.
4. Jenis lainnya
Defek genetik dari sel beta pankreas (maturity onset diabetes
of the young (MODY), DNA mitokondria.
Defek genetik kerja insulin.
Gangguan yang melibatkan fungsi eksokrin dari pankreas :
pankreatitis, pankreatektomi, pancreatic cancer.
Gangguan endokrin : hipertiroidisme, glucagnoma,
akromegali, cushing’s syndrome.
Obat / zat kimia :hormon tiroid, hormon steroid
(glukokortikoid), tiazin, dilantin, pentamidin.
Bedah.
Malnutrisi.
Infeksi :congenital rubella, cytomegalovirus.
Sindrom genetik lainnya yang berkaitan dengan DM :
sindrom Down, sindrom Turner.
Penyakit periodontal
Patogenesis diabetes mellitus pada penyakit periodontal :7
1. Perubahan vaskular. Terjadi penebalan membran basalis dari dinding
vaskular sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen
dan eliminasi sampah metabolit yang bertambah intensitasnya sesuai
dengan kontrol metabolik dan durasi yang lama dari penyakit
diabetesnya sendiri.
2. Perubahan mikroflora terjadi karena pasien diabetes, pada daerah
sulkus gingivanya akan tercipta lingkungan yang baik untuk
berkembang-biaknya berbagai mikroba.
3. Disfungsi neutrofil, melalui terjadinya depresi kemotaksis maupun
fagositosis dalam repons imun.
4. Terjadinya perubahan metabolisme kolagen gingiva, yaitu melalui
berkurangnya sintesis kolagen, berkurangnya perkembangan dan
proliferasi sel, berkurangnya produksi matriks tulang, bertambahnya
kolagenase gingiva dan terjadinya gradasi kolagen yang baru
terbentuk.
5. Genetik, diduga penyakit periodontal berhubungan dengan HLA,
terutama DR3 dan DR4 melalui mekanisme molekul-molekul sel-sel
antigen pada darah tepi mungkin memberi sinyal bertambahnya
kerentanan terhadap periodontitis.
Xerostomia
Xerostomia merupakan keluhan masalah saliva yang paling umum dan
kekeringan dirasakan secara subjektif, disebabkan oleh penurunan aliran saliva
dan perubahan komposisi saliva.8 Mekanisme patogenesis antara DM dan
perubahan fungsi kelenjar saliva hingga saat ini belum jelas.6 Dehidrasi sebagai
hasil dari hiperglikemi yang lama sebagai konsekuensi dari poliuria merupakan
penyebab utama xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva pada pasien DM.6
Terdapat 2 hal yang merupakan komplikasi degeneratif DM yaitu otonomik
neuropati dan mikroangiopati yang menyebabkan terjadinya gangguan struktural
pada jaringan kelenjar saliva dan kemudian terjadi hipofungsi pada kelenjar ini
serta dipengaruhi inervasi otonomik dan mikrosirkulasi pada jaringan kelenjar6.
Xerostomia ini sering dihubungkan dengan DM yaitu kontrol metabolik yang
buruk.6
H. DIAGNOSA
Kandidiasis pseudomembran akut
Periodontitis diabetikum
Xerostomia diabetikum
Burning Mouth Syndrome (BMS)
Oral molodour (ketosis diabetik)
I. RENCANA PERAWATAN
FASE I (Etiotropik)
Kontrol DM
FASE II (Bedah)
Tidak dilakukan perawatan
FASE IV (Maintenance)
Kontrol DM
Gambaran klinis pada pasien yaitu terdapat lesi berwarna putih dengan
tepi kemerahan pada punggung lidahnya dan dapat dikerok dan meninggalkan
permukaan yang berwarna merah, gusinya bengkak dan kemerahan pada semua
regio (a, b, c, d, e, f), bibir dan lidah terlihat kering. Hasil pemeriksaan
hematologi, gula darah puasa 137 mg/dl, gula darah sewaktu 289 mg/dl dan
pemeriksaan histopatologi yaitu scrapping ulang pada permukaan dorsum lidah
sediaan latar belakang kotor tampak sel-sel epitel supertimal, spora, hypae dan
nekrosis. Tidak dijumpai sel-sel ganas pada sediaan ini. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa diagnosa pasien ini adalah kandidiasis pseudomembran akut,
periodontitis diabetikum, xerostomia diabetikum, burning mouth syndrome
(BMS) dan oral molodour (ketosis diabetik).
Secara teori, diabetes mellitus adalah suatu sindrom kronis gangguan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi
insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju.1 Manifestasi oral yang
disebabkan oleh DM berupa penyakit periodontal (seperti gingivitis dan
periodontitis), karies gigi, disfungsi saliva / xerostomia, kelainan mukosa mulut,
infeksi mulut seperti kandidiasis, gangguan rasa dan kelainan neurosensoris,
burning mouth syndrome, oral molodour, lichen planus, SAR.5,6
Pada pasien ini, etiologi manifestasi oral yang yang terlihat (kandidiasis,
periodontitis, oral molodur, BMS dan xerostomia) di sebabkan karena penyakit
diabetes mellitus. Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah kontrol DM,
kontrol plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi), scalling dan root planing, pemberian
obat antifungal ketokonazole 200 mg, 1x1 selama 2 minggu dan obat kumur
chlorhexidine gluconate 0,04 %, 1x1 selama 6 hari. Pasien datang 1 minggu
kemudian, gingiva masih bengkak, plak putih dari lidah dan bau mulut
berkurang, masih ada keluhan mulut terasa kering dan ada rasa terbakar.
Sebelum perawatan
Setelah perawatan
K. KESIMPULAN
Manifestasi oral berupa kandidiasis pseudomembran akut, periodontitis
diabetikum, xerostomia diabetikum, burning mouth syndrome (BMS) dan oral
molodour (ketosis diabetik) disebabkan karena penyakit diabetes mellitus.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah kontrol DM, kontrol plak
(Edukasi, Motivasi, Instruksi), scalling dan root planing, pemberian obat
antifungal dan obat kumur. Pasien datang 1 minggu kemudian, gingiva masih
bengkak, plak putih dari lidah dan bau mulut berkurang, masih ada keluhan
mulut terasa kering dan ada rasa terbakar.
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, W.A.Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorlan. Jakarta : EGC.
Hal.602
2. Munden, Julie. 2007. Diabetes Mellitus : a Guide to Patient Care. USA :
Lippincott Williams and Wilkins. p.3
3. Greenberg SM, Glick M. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Treatment, 10th edition. BC Decker. London. p.564
4. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus : Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal
Gejala, Menanggulangi dan Mencegah Koplikasi,ed.1.Jakarta : Pustaka
Populer Obor. Hal. 53-4
5. Lamster, Ira B dkk. 2008. The Relationship Between Oral Health and
Diabetes Mellitus. JADA. vol.139
6. Lukisari, Cane dan Kusharjanti. 2010. Xerostomia : Salah Satu Manifestasi
Oral Diabetik. http://canelukisari.blogspot.com/2010/04/xerostomia-salah-
satu-manifestasi-oral.html
7. Novertasari, Blisa. 2010. Hubungan antara Penyakit Periodontal dengan
Diabetes Mellitus. http://blisha.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-antara-
penyakit-periodontal-dengan-diabetes-melitus/
8. Scully, Crispian. 2004. Oral and Maxillofacial Medicine. New Delhi :
Elsevier.p.96-113
9. ADA. 2005. Burning Mouth Syndrome. JADA.vol.136
10. Parsa Stay, Flora. 2005.The Fibromyalgia Dental Handbook: A Practical
Guide to Maintaining Peak Dental Health. New York : Avalon. p.83-5
11. Sihotang, P. 2003. Kandidiasis Rongga Mulut pada Pasien Diabetes Melitus:
USU. Hal. 9-18
12. Cawson, RA. 2002. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral
Medicine. 7th ed. London: Churchill Livingstone. p. 190.
13. Bruch, JM dan Treister, NS. 2010. Clinical Oral Medicine and Pathology.
Ney York : Humana Press. p. 92-3
14. Lewis, M dan Lamey P.J. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta :
Widya Medika. Hal.40-2