PENDAHULUA
N
2
setiap tahunnya dan ditemukan 10 juta kasus TB aktif dan TB laten
pada akhir tahun 2017. Factor risiko untuk berkembangnya TB
adalah koinfeksi HIV, malnutrisi, asap rokok dan diabetes mellitus
tipe 2 (DM tipe 2). DM tipe 2 adalah gangguan metabolik kronik
yang disebabkan oleh kerusakan fungsi dari sel beta pankreatik yang
menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang progresif dan
inflamasi kronik.1,4 Penelitian Amare tahun 2013 melaporkan
terjadinya peningkatan kasus TB aktif bahkan MDR TB meningkat
2 sampai 4 kali lipat pada pasien dengan DM tipe 2. Tahun 2018,
diperkirakan terjadi peningkatan kasus DM tipe 2 yang juga akan
meningkatkan risiko tinggi terjadinya penyebaran TB untuk tahun
mendatang.5,6 Cristian Alvredo dkk menganalisa perubahan
metabolik pada pasien DM tipe 2 akan mempengaruhi infeksi TB
dan progresifitas TB. Perubahan metabolik itu antara lain
hiperglikemia, peningkatan Hb A1C, peningkatan trigliserida,
penurunan HDL, penigkatan lipoprotein, dan modifikasi dari
hormonal lainnya. Tatalaksana imunitas untuk metabolik sindrom
akan dikembangkan sebagai strategi baru untuk diagnosis,
tatalaksana dan pencegahan tuberculosis.4 Berdasarkan hal diatas
maka penulis tertarik untuk membuat laporan kasus tentang MDR
TB dengan komorbid DM.
BAB II
ILUSTRASI
KASUS
Pemeriksaan fisik
KU : Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis cooperative
(CMC) Tekanan darah (TD) : 130/70 mmhg
Nadi (HR) : 98x/menit
Napas (RR) : 24x/menit
Suhu (T) : 36,70C
Saturasi O2 (SpO2):
96% Berat badan (BB)
: 60 kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2
cmH2O Thoraks
Paru: Inspeksi : Statis: Dada kanan cembung dari kiri
Dinamis: Pergerakan dada kanan tertinggal
dari kiri Palpasi : Fremitus kanan lemah dari kiri
Perkusi : Kanan hipersonor
Kiri sonor
Auskultasi : Kanan suara nafas melemah
: Kiri suara napas vesikular Rh + , Wh –
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 2 jari lateral LMCS RIC V,
batas jantung
Kanan sukar dinilai, batas atas
RIC II Auskultasi : Irama teratur, bising
tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak
membuncit Palpasi : Supel,
nyeri tekan (-) Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus
normal Ekstremitas : Oedem -/-
Hasil Laboratorium
Hb : 15,8 Na 132
Leukosit : 27.320 K : 3,9
Trombosi : 240.000 Cl 98
t : 48 Total prot : 7,7
Hematokrit
DC : 0/0/2/82/9/7 Albumin :
4,1
PT/APTT : 10,8/48,1 Globulin : 3,6
INR : 1,01 Bilirubin total : 0.6
GDS : 217 Bilirubin direk: 0,4
Ur/Kr : 36/1,2 Bilirubin indirek: 0,2
Anti HIV : Non reaktif SGOT 32
SGPT 14
Gambar 1.Foto toraks
Tampak gambaran hiperradiolusen avaskuler dengan batas paru
kolaps di hemitoraks kanan dengan fibroinfiltrat di lapangan atas
paru kiri. Kesan Pneumotoraks dengan TB paru.
Diagnosis:
Pneumotoraks spontan sekunder dekstra ec bekas TB + Community
Acquired Pneumonia + DM tipe 2 telah dikenal normoweight tidak
terkontrol
Diferential diagnosa:
Pneumotoraks spontan sekunder dekstra ec TB paru relaps +
community acquired pneumonia + DM tipe 2 telah dikenal
normoweight tidak terkontrol
Pneumotoraks spontan sekunder dekstra ec MDR TB +
community acquired pneumonia + DM tipe 2 telah dikenal
normoweight tidak terkontrol
Terapi
IVFD NaCl 0,9% 8 jam /kolf
Inj Ampicilin Sulbactam 3x3
gram N asetil sistein 2x1 kap
Paracetamol tab 3x500 mg
Pemasangan WSD
Rencana :
Cek TCM, BTA I dan II
Kultur dan sensitifiti kuman banal sputum
Konsul interne untuk DM
(+)
Cairan (+) 250 cc kuning
keruh Kesan WSD Lancar
Laboratorium :
Hitung jenis 0/0/5/76/11/8
Leukosit 26.720
Hasil TCM : MTB : detected medium, rifampisin resisten
detected
Analisa cairan pleura
Makroskopis:
PMN 65%
kekeruhan
MN 35%
positif,
Protein 4 gr/dl
1425 Kimia
darah:
GDS 90
Total protein 6,1
Albumin /
globulin : 3,0/3,1
Kesan exudat proses
akut
(+)
Cairan (+) 200 cc kuning
keruh
Kesan
WSD
Lancar
Has
il
lab
orat
oriu
m
bas
elin
e
pen
gob
atan
OA
T
MD
R:
Na 132 Bil total : 0.6
K : 3,9 GDS 217
Cl 98 Ur/Kr : 36/1,2
Total prot Bil direk : 0,4
Bil indirek: 0,2
: 7,7
SGOT 32
Albumin : 4,1
SGPT 14
Globulin : 3,6
10
Cairan
(+)
cc
kuning
keruh
Kesan
WSD
Lancar
Lab
orat
oriu
m:
GD
P/G
D2
PP :
107
/27
9
mg/
dl
11
Hasil kultur sputum: kuman enterobacter colacea
kompleks
Sensitif Resisten
Cefazolin Amikasin
Gentamicin
Ciprofloksasin
Trimethoprim sulfametoksazol
v
e
s
i
k
u
l
a
r
R
h
W
h
K
a
n
a
Cairan (+) 100 cc kuning
keruh Kesan WSD Lancar
Laboratorium:
Hb 12,3
leukosit 19.430
trombosit 448000
hematokrit 37%
hitung jenis 0/0/3/81/9/7
A Hidropneumotoraks spontan sekunder dekstra ec MDR
TB + DM tipe II normoweight tidak terkontrol
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /
8 jam Inj. Ceftriaxon
1x2gram (H1)
Infuse metronidazol 3x500 mg
(H4) Injeksi Novorapid 3x6 IU
SC
N Asetil sistein 2x1 cap
(+)
Cairan (+) 150 cc
kuning Kesan WSD
Lancar
Hasil BTA :
positif 2 Hasil
LPA lini 2:
MTB detected
L m RND
f
Amk RND
x
Cm RND
R
N Kesimpulan: MTB terdeteksi, obat lini 2 injeksi dan
D
(
r
e
s
i
s
t
e
n
n
o
t
d
e
t
e
c
t
e
d
)
M
f
x
R
N
D
M
f
x
D
t
R
N
D
K
florokuinolon masih sensitif
(+)
Cairan (+) 100 cc
kuning Kesan WSD
Lancar
Laboratorium
m3
Hb :13,4 gr/dl
hematocrit : 42%
leukosit :
GDP :104
17950/mm3
trombosit:607000/
m
GD2PP:174
Hasil kultur sputum kedua : kuman enterobacter
aerogen sensitif resisten
cefepime ampicillin
ceftriaxone ampiciln
sulbactam meropenem
amikacin
gentamicin
ciprofloksas
in
trimethoprim
sulfametoksazol
(-)
Cairan (+) 50 cc
kuning Kesan WSD
Lancar
A Hidropneumotoraks spontan sekunder dekstra ec MDR TB
+ DM tipe II normoweight tidak terkontrol
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /
8 jam Inj. Ceftriaxon 1x2
gram (H5)
Infuse metronidazol 3x500 mg
(H8) Injeksi Novorapid 3x6 IU
SC
N Asetil sistein 2x1 cap
O : KU Kes TD HR RR T
Sedang CMC 130/70 96 24 37
Aus SN kiri vesikular Rh + ,
Wh – Kanan SN melemah
WSD Undulasi (+)
Bubble
(-)
Cairan (+) 30 cc
kuning Kesan WSD
Lancar
Hasil konsul untuk persiapan OAT MDR:
Hasil konsul THT : audiometri dalam batas normal
Hasil konsul jantung: tidak ada kelainan di bagian
jantung, EKG dalam batas normal
A Hidropneumotoraks spontan sekunder dekstra ec MDR
TB + DM tipe II normoweight tidak terkontrol
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /8
jam Inj. Ceftraiaxon 1x2
gram (H6)
Infuse metronidazol 3x500 mg
(H9) Injeksi Novorapid 3x6IU
SC
N Asetil sistein 2x1 cap
W
S
D
dalam pengobatan OAT MDR paduan jangka pendek H1
perbaikan + DM tipe II normoweight tidak terkontrol
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /
8 jam Cefixime 2x200 mg
Infuse metronidazol 3x500 mg
(H11) Injeksi Novorapid 3x6 IU
SC
N Asetil sistein 2x1
cap Klem WSD
OAT MDR (H1)
Injeksi kanamisin 1x750 mg
Moxifloksasin 1x800 mg
Clofazimin 1x1000 mg
Etambutol 1x1000 mg
Pirazinamid 1x2000 mg
INH 1x600 mg
Etionamid 1x750 mg
B6 1x100 mg
20
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /
8 jam Cefixime 2x200mg
Infus metronidazol 3x500 mg
(H12) Injeksi Novorapid 3x6IU
SC
N Asetil sistein 2x1 cap
OAT MDR (H2)
Injeksi kanamisin 1x750 mg
Moxifloksasin 1x800 mg
Clofazimin 1x1000 mg
Etambutol 1x1000 mg
Pirazinamid 1x2000 mg
INH 1x600 mg
Etionamid 1x750 mg
B6 1x100 mg
20
dengan parapneumonia efusi kompleks perbaikan + DM
tipe II normoweight tidak terkontrol
21
P IVFD NaCL 0,9% 1kolf /
8 jam Cefixime 2x200 mg
Infuse metronidazol 3x500 mg (H15) besok
rencana metronidazol oral 3x500 mg
Injeksi Novorapid 3x6
IU SC N Asetil sistein
2x1 cap OAT MDR (H3)
Injeksi kanamisin 1x750 mg
Moxifloksasin 1x800 mg
Clofazimin 1x1000 mg
Etambutol 1x1000 mg
Pirazinamid 1x2000 mg
INH 1x600 mg
Etionamid 1x750 mg
B6 1x100
mg Foto toraks
31
Tabel 2. Dosis OAT paduan jangka pendek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Anamnesis V V V V V V V V V V V V
Pemeriksaan V V V V V V V V V V V V
fisik/ klinis BB
BTA sputum V V V V VV VV VV V V VV
Biakan sputum V V V V V V V V V V
Uji kepekaan V VV
EKG V V V V V V V V V V V V
Tes V
pendengaran
Tes V
penglihatan
Rontgen torak V V V V
Darah lengkap V
GDp/GD2PP V
Ureum kreatinin V V V V V V V
serum
Elektrolit V V V V V V V
SGOT/SGPT, V
bilirubin total
TSH/TSHs V
TEs kehamilan V
Tes HIV V
dikutip dari 13
BAB IV
KESIMPULA
N