Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS PARU
DISUSUN OLEH

HARTATI BURHAN

Pembimbing : dr. Murniati, Sp.P

RSUD BATARA GURU BELOPA


Pendahuluan

 Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun)

yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini

pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Tuberkulosis merupakan

penyakit infeksius terbanyak penyebab kematian di dunia. (1)


LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. Y
 Umur : 23 tahun
 Jenis kelamin: Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Alamat : Dusun Ponrang, Ponrang
 Nama RS : RSUD Batara Guru
 No.RM : 14-10-77
 Tgl. MRS : 16 Maret 2020
 Pukul : 09.45 WITA
Anamnesis

 KU : Batuk
 AT :

Batuk dialami sejak ± 3 bulan sebelum ke RS, lendir tidak ada, kadang disertai
darah, berkeringat banyak terutama pada malam hari walaupun tanpa melakukan
aktivitas. Nyeri dada ada bila batuk sangat keras saja.
Nyeri kepala tidak ada, pusing tidak ada, nyeri menelan tidak ada, Mual tidak ada,
muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, nyeri perut tidak ada. Nafsu makan
menurun, ada penurunan berat badan sekitar 10 kg dalam 3 bulan terakhir tanpa
penyebab yang jelas.
BAB: biasa
BAK: kesan lancar warna kuning
 Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat kontak dengan penderita batuk lama tidak
jelas, namun lingkungan tempat tinggalnya merupakan lingkungan padat penduduk
dan bantak warga disekitarnya yg sedang berobat OAT. Riwayat OAT sebelumnya
tidak ada, riwayat malaria tidak ada, riwayat DM tidak ada, riwayat merokok ada,
riwayat kontak dengan perokok ada.
Pemeriksaan Fisis

 STATUS PRESENT
Status generalis :
Sakit Sedang/Gizikurang/Compos mentis GCS 15 (E4V5M6)
Status gizi : BB = 51 kg
TB : 167 cm
Status Gizi : = = 18,28 kg/m2 => Gizi kurang
Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
2) PEMERIKSAAN FISIS
Kepala
Ekspresi : normal
Simetris muka : kanan = kiri
Deformitas : (-)
Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut
Mata
Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak mata : dalam batas normal
Kongjungtiva : anemis (-)
Telinga
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Pendengaran : dalam batas normal
Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut
Bibir : sianosis (-)
Gigi geligi : normal
Gusi : perdarahan (-)
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cmH2O
Pembuluh darah : venaectasis (-)
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Thorax
Inspeksi:
Bentuk : simetris kiri=kanan
Pembuluh darah : venaectasis (-)
Buah dada : simetris
Sela iga : semetris kiri=kanan
Lain-lain : (-)
Paru-paru
Palpasi:
Nyeri tekan : (-)
Perkusi:
Paru : redup pada apex paru dextra
Batas paru depan kanan : ICS VI dextra
Batas paru belakang kanan : vertebra thoracalis IX dextra posterior
Batas paru belakang kiri : vertebra thoracalis X sinistra posterior
Auskultasi:
Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : Rh +/+ (rhonki pada apeks paru dextra, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusis : tympani, ascites (-)
Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
Alat kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung:
Palpasi : nyeri tekan (-), massa teraba (-),
Perkusi : nyeri ketok (-)
Auskultasi : Rh +/+ (rhonki basah kasar pada apeks paru dextra, Wh -/-
Gerakan : normal
Gibbus : (-)
Lain-lain: (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema pretibial -/-, dorsum pedis -/-, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Penunjang

Chest X-Ray
Foto Thorax PA
- Kondisi cukup
- Posisi simetris, trachea di midline
- Bercak berawan pada apex paru kanan
- Cor : CTI dalam batas normal
- Aorta dalam batas normal
- Kedua sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
Kesan : TB Paru Aktif
Diagnosis dan Penatalaksanaan Awal

DIAGNOSIS
 Tuberkulosis Paru Klinis

PENATALAKSANAAN AWAL
 OAT 4 FDC 1x3 tab
 Curcuma 3x1 tab
RENCANA PEMERIKSAAN
 Sputum BTA  
 TCM

PROGNOSIS
Dubia at Bonam
Resume

Seorang laki-laki umur 23 tahun Masuk RS dengan keluhan batuk dialami


sejak ± 3 bulan sebelum ke RS, lendir ada, kadang disertai darah, berkeringat banyak
terutama pada malam hari walaupun tanpa melakukan aktivitas. Nyeri dada ada bila
batuk sangat keras saja. Penurunan BB sekitar 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit sedang, gizi kurang,
composmentis. Pada pemeriksaan thorax didapatkan rhonki basah kasar pada paru
dextra. Hasil pemeriksaan Radiologi CXR kesan : Tuberkulosis Paru aktif
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang maka pasien ini
didiagnosis sebagai Tuberkulosis Paru Klinis.
Definisi

DEFINISI

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman

mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencangkup 80% dari keseluruhan

kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosis

ekstrapulmonar. (1)
Epidemiologi

 Penyakit tuberculosis (TBC) masih menjadi masalah besar di Indonesia.


Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019
disebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan
kasus TBC tertinggi di dunia. setelah India pada urutan pertama dan
Cina yang menempati urutan kedua.3
 Jumlah kasus TBC di Indonesia saat  ini mencapai 842.000 kasus baru
per tahun. Sedangkan estimasi kasus baru TBC kebal obat di seluruh
dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO didapatkan jumlah 
sebanyak 580.000 kasus per tahun.3
Etiologi

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis adalah
bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3um, tahan asam,
bersifat aerob. (2)
Sumber Penularan TB

 Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang


mengandung kuman TB dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau
bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (droplet nuclei / percik renik). Infeksi akan terjadi apabila
seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang
infeksius.
Patogenesis
Klasifikasi TB

 Penegakan Diagnosa
1. Pasien TB Konfirmasi Bakteriologis
2. Pasien TB Berdasarkan Diagnosa Klinis

 Secara Anatomis
1. TB Paru
2. TB Ekstraparu
Klasifikasi TB

 Riwayat Pengobatan
1. Pasien Baru
2. Pasien Pernah Diobati

 Uji Kepekaan
1. TB MR
2. TB PR
3. TB MDR
4. TB XDR
5. TB RR
DIAGNOSA

GEJALA KLINIK (1-6)

Gejala Respiratorik : Gejala Sistemik

1. Batuk > 2 minggu 1. Demam


2. Batuk darah 2. Malaise
3. Sesak napas 3. Keringat malam
4. Nyeri dada 4. Anoreksia
Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan Bakteriologi
 Pemeriksaan TCM TB
 Pemeriksaan Biakan
 Pemeriksaan Ro Thorax
 Uji Kepekaan Obat
Pengobatan Tuberkulosis Paru

OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)


Obat yang dipakai: (9)
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: (9)
 Isoniazid
 Rifampisin
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
Dosis OAT (9)

Dosis Dosis yg dianjurkan Dosis Maks Dosis (mg) / berat badan (kg)
(Mg/Kg (mg)
Obat BB/Hari)
Harian (mg/ Intermitten (mg/Kg/ < 40 40-60 >60
kgBB / hari) BB/kali)

R 8-12 10 10 600 300 450 600

H 4-6 5 10 300 150 300 450

Z 20-30 25 35   750 1000 1500

E 15-20 15 30   750 1000 1500

S 15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000


Pengobatan Keadaan Khusus

 TB Milier (2RHZE/4RH)
 Pleuritis Eksudativa TB (2RHZE/4RH)
 TB Ekstraparu (2RHZE/10RH)
 TB + DM (2RHZ(E-S)/4RH)
 TB + HIV (2RHZE/RH)
 Hamil atau menyusui (kontraindikasi streptomisin)
Hepatitis Imbas Obat

 Klinis (+) : STOP


 Klinis (-) :
 Bilirubin >2 : STOP
 SGOT/SGPT >5x : STOP
 SGOT/SGPT >3x : lanjut terapi dengan pengawasan

 Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)


 Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
Daftar Pustaka

1. Permenkes Republik Indonesia : Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. No. 67 Tahun 2016

2. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis di Indonesia. 2014

3. Kementerian Kesehatan RI direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2019

4. Dheda, K. Schwander, S. Human Lung Immunity Againts Mycobacterium Tuberculosis : Insight into Phatogenesis and Protection. 2010

5. Alsagaff H. Mukty HA, Infeksi tuberculosis paru dalam: Dasar-dasar ilmu penyakit paru, Surabaya: Airlangga University Press, 2006: 73-109.

6. Amin Z. Bahar A, Tuberkulosis paru dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV, Jakarta, 2007: 988-93.

7. Price SA. Standridge MP, Tuberkulosis Paru dalam: Patofisiologi Edisi VI, Jakarta : EGC, 2006: 852-62.

8. Djojodibroto Darmanto, Tuberkulosis paru dalam: Respirologi respiratory medicine, Jakarta: EGC, 2007: 151-68.

9. Soeroso Luhur, Tuberkulosis primer dengan infeksi sekunder dalam: Mutiara paru atlas radiologi dan ilustrasi kasus, Jakarta: EGC, 2005: 48-9.

10. Mansjoer A. Triyanti K. et all, Pulmonologi tuberculosis paru dalam: Kapita selekta kedokteran, Jilid I Edisi 3, Jakarta, Media Aesculapius, 2001:
472-6.

Anda mungkin juga menyukai