I. IDENTIFIKASI
A. Identitas Pasien Nama Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Tanggal Masuk B. Identitas Ibu Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat : Indah Retno : 44 tahun : Perempuan : Islam : Tm. Buana Indah blok J / 4 Sungai Panas, Batam : An. Ksatria Kurniawan : 10 Juni 1992 : 9 tahun : Laki-laki : Islam : Tm. Buana Indah blok J / 4 Sungai Panas, Batam : 26 Agustus 2010
II.
ANAMNESIS
Autoanamnesis & alloanamnesis pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2010 Keluhan Utama : Nyeri ulu hati sejak 1 hari SMRS. Keluhan Tambahan : Nyeri pada tulang dan persendian, bintik-bintik kemerahan pada kedua tungkai bawah, bokong, kedua lengan dan tangan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit Alergi Cacingan Umur 1 tahun lalu ada Gejala demam berdarah 2x Penyakit Difteria Diare Umur Penyakit Jantung Ginjal Umur -
Demam Berdarah
Kejang
Darah
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Perawatan antenatal KELAHIRAN Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan Masa gestasi
Tidak ditemukan kelainan Setiap bulan periksa ke bersalin Klinik bersalin Bidan Spontan
klinik
Cukup Orang tua pasien tidak ingat berat lahir dan panjang badan lahir pasien Langsung menangis Tidak ada kelainan atau cacat bawaan
Keadaan bayi
Pertumbuhan gigi : Umur 6 bulan Psikomotor Tengkurap Duduk Berdiri Berjalan Bicara Baca dan Tulis Kesan : : Umur 4 bulan : Umur 6 bulan : Umur 8 bulan : Umur 9 bulan : Umur 1 tahun : 2 tahun
(Normal: 5-9 bulan) (Normal: 3-4 bulan) (Normal: 6 bulan) (Normal: 9-12 bulan) (Normal: 13 bulan) (Normal: 9-12 bulan)
Umur Diatas 1 Tahun Pasien tidak suka jajan makanan di luar. Makanan sehat & seimbang, juga bervariasi. Kebutuhan gizi pasien mencukupi.
Imunisasi bln bln bln bln bln bln bln bln bln thn thn thn Hepatitis B BCG DPT Polio Campak
Kesan : Riwayat imunisasi dasar dan ulangan pasien lengkap sampai saat ini. Riwayat Keluarga : Ayah pasien telah meninggal. Riwayat Ayah sakit gagal ginjal & kencing manis. Ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat alergi dan atopi disangkal. Riwayat Perumahan dan Sanitasi : Padat penduduk, ventilasi baik, lingkungan bersih. Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien baik.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pertama kali pada tanggal 27 Agustus 2010 Keadaan Umum Kesadaran : Tampak sakit sedang : Compos mentis
Status Gizi BB TB Kesan Status Gizi Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Suhu Pernapasan
: 39 kg : 140 cm : 20/16 X 100% = 125,9% Obesitas : 90/60 mmHg : 100 x/menit, reguler, cukup, simetris kanan kiri : 37,0 C : 26 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal, kelembaban normal, terdapat ruam, purpura dan lebam pada kedua ekstremitas, bokong dan genitalia.
Kelenjar getah bening Leher Ketiak Submandibula Lipat paha Supraklavikula Lainnya Kepala Bentuk kepala sutura Kulit transiluminasi Ubun-ubun besar Wajah Raut muka Nyeri tekan sinus Kulit Mata 6 : Tidak ada kelainan : : Tidak ada kelainan : Normocephali : Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan : Tertutup, Datar : tidak membesar : tidak membesar : tidak membesar : tidak membesar : tidak membesar : -
Kelopak Bola mata Konjungtiva Penglihatan Sklera Kornea Pupil Lensa Telinga Daun telinga Sekret Lubang Gendang Hidung Bentuk Konka Kulit Selaput lendir Septum Mulut Bibir Gusi Lidah langit-langit Celah mulut tonsil Selaput lendir Gigi Leher
: Tidak edema : Tidak ada kelainan : Tidak pucat : Tidak ada kelainan : Tidak ikterik : Jernih : Bulat isokor, diameter 2-3 mm : Jernih
: Simetris, tidak deformitas, pernapasan Cuping Hidung (-) : Eutropi : Tidak ada kelainan : Kering : Tidak deviasi
: Simetris : Tak Ada Kelainan : normoglossia : Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan : T1 / T1 : Tak Ada Kelainan : Tak Ada Kelainan
: tidak ada deformitas : tidak membesar : tidak ada kelainan : tidak deviasi
: Normal, simetris, retraksi sternal (+) : Tidak ada kelainan : Pergerakan hemitoraks kanan = kiri. : vocal fremitus hemitoraks kanan = kiri : Sonor di seluruh lapang paru : Suara napas vesikuler, Rhonki -/-,Wheezing -/: Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra intercostal V linea midclavicula sinistra : Redup : Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-),gallop (-)
Auskultasi Jantung
Inspeksi Palpasi
Perkusi Auskultasi
Abdomen Inspeksi simetris datar Palpasi Supel, nyeri tekan tidak ada
Hati Limpa Ginjal
Alat kelamin Laki-laki, scrotum bengkak. Ekstremitas Bentuk Otot Posisi Suhu akral Panjang Sianosis Kulit Jari tabuh Gerakan Paresis/paralisis Edema Refleks
: tidak ada kelainan : tidak atrofi : tidak ada kelainan : hangat : simetris, kanan = kiri : tidak ada : ruam kulit, purpura dan lebam pada kedua ekstremitas : tidak ada : keempat ekstremitas : tidak ada, gerak aktif : tidak edema
IV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan DL pertama kali pada tanggal 26 Agustus 2010 Hemoglobin Lekosit Hematokrit : 11,2 : 10.900 : 34,1 g/dl /ul % 9 (meningkat)
/ul
Dilanjutkan pemeriksaan urinalisa pada tanggal 27 Agustus 2010 Warna PH/ reaksi Protein Reduksi Keton Bilirrubin Urobilinogen Urobilin Protein kwantitatif Darah samar Sedimen : kuning jernih : 7,0 ::::::::: Epitel Lekosit Eritrosit Cylinder Kristal : + /lpb : 4-8 /lpb : 0-1 /lpb ::-
V.
RESUME
Seorang pasien laki-laki, usia 9 tahun dirujuk ke RSOB, datang dengan keluhan nyeri ulu hati hebat disertai muntah-muntah cair bercampur darah segar. Terdapat ruam kulit, purpura dan lebam pada kedua ekstremitas OS yang sudah berlangsung selama 2 minggu. Terdapat nyeri sendi dan nyeri tulang sejak 2 minggu SMRS. OS sempat dibawa ke RS terdekat, OS diberikan injeksi Buskopan. Setelah injeksi Buskopan, rasa nyeri hilang tetapi timbul ruam pada kulit disertai bentol-bentol yang gatal pada kedua lengan OS. Ada riwayat hidung tersumbat sejak 3 minggu SMRS. Riwayat alergi makanan & obat (-), demam (-). BAK normal, BAB rutin setiap 2 3 hari, konsistensi keras, tidak ada lendir dan darah. Nafsu makan & minum baik.
10
VI.
DD/
1. Idiopathic Trombocitopenia Purpura
2. Meningococcal Infection 3. Systemic Lupus Erytematosus
VII.
PENATALAKSANAAN : IVFD RL 20 tetes/menit Sultamicillin 3 x 500 mg i.v Ibuprofen 4 x 200mg p.o Prednison 3 x 20mg p.o Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Kuratif
: Rawat Ruang Anak : Kontrol dokter spesialis anak untuk pemantauan pencegahan komplikasi :-
Follow-up
Tanggal 27/8/2010:
11
S:
Demam (-) Sesak (-) Batuk (-) Mual (-) Muntah (-)
Makan (+) Minum (+) BAB (-) 1 hari BAK (+) warna kuning jernih
O:
Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah. Hasil Lab (27/8/2010):
Warna PH/ reaksi Protein Reduksi Keton Bilirrubin Urobilinogen Urobilin Protein kwantitatif Darah samar Sedimen
: kuning jernih : 7,0 ::::::::: Epitel Lekosit Eritrosit Cylinder Kristal : + /lpb : 4-8 /lpb : 0-1 /lpb ::-
A:
12
P:
IVFD RL 20 tetes/menit makro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [2] Inj. Pycin 3 x 1 gr (i.v) [2] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 28/8/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (-) Makan (+) Minum (+) BAB (-) 2 hari
13
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/80 mmHg Suhu : 36.0C Kepala Leher
BAK (+) warna kuning jernih Bibir kering : sakit ringan / compos mentis Nadi : 65 x / menit P : 23 x / menit
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD RL 20 tetes/menit makro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [3] Inj. Pycin 3 x 1 gr (i.v) [3] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth II p.o [1] Kenalog Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 29/8/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Makan (+) Minum (+)
14
Batuk (-) Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/80 mmHg Suhu : 36.1C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD RL 20 tetes/menit makro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [4] Inj. Pycin 3 x 1 gr (i.v) [4] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x CthI p.o [2] Kenalog Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 30/8/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (-) Makan (+) Minum (+) BAB (-) 4 hari
15
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/80 mmHg Suhu : 36.1C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD RL 20 tetes/menit makro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [5] Inj. Pycin 3 x 1 gr (i.v) [5] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [3] Kenalog Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 31/8/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (+) Makan (+) Minum (+) BAB (-) 5 hari
16
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/80 mmHg Suhu : 36.2C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar dari sebelumnya. Hasil Lab (31/8/2010): ASTO (+) CRP (-) Hb Ht : 12,2 g/dl : 37,1 % Gol. Darah B
Warna BJ PH/ reaksi Protein Reduksi Keton Bilirrubin Urobilinogen Urobilin Protein kwantitatif Darah samar Sedimen
Tanggal 1/9/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (+) Makan (+) Minum (+) BAB (+)
18
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/70 mmHg Suhu : 36.4C Kepala Leher
BAK (+)
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. Muncul ruam ukuran kecil pada tunkai bawah dan lengan bawah. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD RL 20 tetes/menit makro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [7] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [1] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [5] Kenalog Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 2/9/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (+) berkurang Makan (+) Minum (+) BAB (+)
19
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/80 mmHg Suhu : 36.2C Kepala Leher
BAK (+)
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. Ruam ukuran kecil pada tunkai bawah dan lengan bawah. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD 2A 10 tetes/menit makro + Benutrion 10 tetes/menit mikro Inj. Medixon 3 x 20 mg (i.v) [8] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [2] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [6] Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 3/9/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Batuk (+) berkurang Makan (+) Minum (+) BAB (-) 1 hari
20
Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/70 mmHg Suhu : 36.4C Kepala Leher
BAK (+)
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. Ruam ukuran kecil pada tunkai bawah dan lengan bawah memudar. A: P: Henoch Schoenlein Purpura IVFD 2A 10 tetes/menit makro + Benutrion 10 tetes/menit mikro Inj. Medixon 3 x 10 mg (i.v) [9] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [3] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [7] Biogel 2 x 1 sachet Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 4/9/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Makan (+) Minum (+)
21
Batuk (+) berdahak kuning Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/70 mmHg Suhu : 36.6C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh +/+, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. Ruam ukuran kecil pada tunkai bawah dan lengan bawah hilang. A: P: Henoch Schoenlein Purpura + HRB IVFD 2A 10 tetes/menit makro + Benutrion 10 tetes/menit mikro Prednison 3 x tab II p.o [1] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [4] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [8] Biogel 2 x 1 sachet Nebulizer (combiven:pulmicort = 1:1) / 6 jam Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Tanggal 5/9/2010: S: Demam (-) Sesak (-) Makan (+) Minum (+)
22
Batuk (+) berdahak kuning Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 120/70 mmHg Suhu : 36.6C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh +-/+, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. A: P: Henoch Schoenlein Purpura + HRB IVFD 2A 10 tetes/menit makro + Benutrion 10 tetes/menit mikro Prednison 3 x tab II p.o [2] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [5] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [9] Biogel 2 x 1 sachet Nebulizer (combiven:pulmicort = 1:1) / 6 jam Diet: makan lunak / makan biasa, minum
23
Sesak (-) Batuk (+) sesekali Mual (-) Muntah (-) O: KU / Kesadaran TD : 130/85 mmHg Suhu : 36.0C Kepala Leher
: normocephaly, CA -/-, SI -/-, PCH(-), sianosis perioral (-) : retraksi SS (-), KGB ttm P/ Sn. Vesikuler, wh -/-, rh -/-, retraksi ICS (-)
Thorax : C/ BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, BU(+), NT (-), retraksi epigastrium (-) Ekstremitas : akral hangat, tidak ditemukan edema, tidak ditemukan sianosis, Purpura ditemukan pada ekstremitas atas dan bawah memudar. A: P: Henoch Schoenlein Purpura + HRB IVFD 2A 10 tetes/menit makro + Benutrion 10 tetes/menit mikro Prednison 3 x tab II p.o [1] Inj. Bactesyn 3 x 1 gr (i.v) [6] Acytral 3 x Cth II p.o [k.p] Kandistatin 3x Cth I p.o [10] Biogel 2 x 1 sachet Nebulizer (combiven:pulmicort = 1:1) / 6 jam Diet: makan lunak / makan biasa, minum
Analisa Kasus
DIAGNOSIS KERJA Henoch-Schoenlein Purpura 24
I.
pembuluh darah kecil di kulit untuk bocor karena peradangan. II. Epidemiology Henoch-Schoenlein Purpura lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan; rasio pria-wanita adalah 1.5-2:1. Di Amerika Serikat, puncak prevalensi pada anak usia 5 tahun. Sekitar 75% kasus terjadi pada anak usia 2-11 tahun. Henoch-Schoenlein Purpura jarang pada bayi dan anak-anak muda. III. Pathogenesis Penyebab dari purpura Henoch-Schoenlein tetap tidak diketahui pasti. Akan teteapi, IgA jelas memainkan peran penting dalam imunopatogenesis Henoch-Schoenlein purpura, sebagaimana dibuktikan oleh meningkatnya konsentrasi serum IgA, IgA yang mengandung kompleks imun beredar, dan deposisi IgA di dalam dinding pembuluh darah dan ginjal mesangium. Purpura Henoch-Schoenlein hampir erat berhubungan dengan kelainan yang melibatkan IgA1, bukan IgA2. Agregat. IgA atau kompleks IgA dengan complement terdeposisi pada organ target, sehingga terjadi elaborasi dari mediator inflamasi, termasuk prostaglandin vaskular seperti prostasiklin, mungkin memainkan peran sentral dalam patogenesis vasculitis purpura Henoch-Schoenlein. IV. Gejala Klinis Gejala utama adalah ruam yang terlihat seperti memar banyak mengangkat kecil (palpable purpura) di kaki. Ruam ini paling sering di kaki dan pantat, tetapi dapat muncul di bagian tubuh lainnya. HenochSchoenlein Purpura dimulai dengan ruam makula simetris pada bagian bawah kaki yang cepat berkembang menjadi purpura. Ruam awalnya mungkin hanya terbatas pada kulit malleolar tetapi biasanya meluas ke permukaan dorsal kaki, pantat, dan sisi ulnar dari lengan. Dalam waktu 1225
24 jam, yang berkembang menjadi lesi makula purpura yang merah kehitaman dan memiliki diameter 0,5-2 cm. Lesi dapat bergabung menjadi plak lebih besar yang menyerupai ekimosis. Beberapa orang dengan HSP juga mengalami nyeri abdominal atau nyeri sendi (artritis). Selain nyeri abdominal gejala GI yang dapat menyertai seperti mual, muntah, hemetemesis, melena, intusussepsi, dan striktura ileum. Nyeri sendi terjadi pada 60-84% pasien dengan HenochSchoenlein Purpura dan paling sering mempengaruhi lutut, pergelangan kaki, dan, jarang, pergelangan tangan dan jari. Arthritis yang sebenarnya tidak terjadi, dan efusi sendi jarang. Henoch-Schoenlein Purpura tidak meninggalkan kelainan sendi yang permanen. Ginjal mungkin akan terpengaruh juga, menyebabkan darah atau protein dalam urin. V. Mortalitas Purpura Henoch-Schoenlein hanya fatal dalam kasus paling langka. Kerusakan ginjal yang berhubungan dengan purpura Henoch-Schoenlein adalah penyebab utama kesakitan dan kematian. Secara keseluruhan, diperkirakan sebesar 2% kasus kemajuan purpura Henoch-Schoenlein kegagalan ginjal, sebanyak 20% dari anak-anak yang telah purpura Henoch-Schoenlein hemodialisis. dan dirawat di pusat khusus memerlukan
VI.
DIAGNOSIS
- Terdapat gejala-gejala utama: - Trombositosis VII. Differential Diagnosis 1. Idiopathic Trombocitopenia Purpura
Yang Menyingkirkan tidak adanya: - Nonpalpable purpura - Perdarahan submukosa - Trombositiopenia 2. Meningococcal Infection Yang Menyingkirkan tidak adanya: - Perjalanan pernyakit cepat - Demam tinggi - Tanda Rangsang Meningeal - Trombositiopenia 3. Systemic Lupus Erytematosus Yang Menyingkirkan tidak adanya: - Usia lebih sering setelah pubertas - Lebih sering pada wanita - Trias demam, nyeri sendi, ruam kulit - Malar rash - Leukopenia - Anemia - Trombositiopenia - ANA dan Anti ds-DNA VIII. PENATALAKSANAAN
Ruam dan lebam pada tungkai, bokong dan lengan Nyeri abdominal Atritis
27
5. Rawat Ruang Anak untuk pemantauan gejala penyakit & respon pasien terhadap
terapi.
IX.
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Hitung Jenis; shift to the left, eosinofilia. 2. LED; dilaporkan meningkat ringan pada 75% pasien. 3. Serum IgA; meningkat pada 50% pasien fase akut. 4. Direct Immunofloresence; deposisi perivaskular complex IgA 5. Biopsi kulit; leukocytoclasti vasculitis 6. Urinalisis, Fungsi ginjal; menilai seberapai jauh ginjal terlibat 7. ANA & RF; hasil negative, untuk menyingkirkan DD 8. Plasma F.XII; menurun pada sekitar 50% pasien 9. Plasma D-dimer; dapat meningkat 10. PT & aPTT; dapat menurun
X. KOMPLIKASI
28
7. Mononeuropati 8. Infark miokardial 9. Efusi pleura 10. Perdarahan paru XI. PROGNOSIS : dubia ad bonam Umumnya tanpa masalah pada jangka panjang. Namun, komplikasi pada ginjal (nefropati), atau reaksi pada organ lainnya dapat terjadi. Ad Functionam : dubia ad bonam Umumnya tidak ada gangguan. Tetapi tergantung komplikasi yang tejadi. Ad Sanationam : dubia Kekambuhan sering terjadi pada tahun pertama sejak onset sakit. pada
Ad Vitam
Daftar Pustaka
29
1. Behrman, R E et al. Nelson Textbook of Pediatrics, 17th Edition: Henochschonlein purpura. 2004. Elsevier Science USA.
3. Lin SJ, Huang JL. Henoch-Schonlein purpura in Chinese children and adults. Asian Pac J Allergy Immunol. Mar 1998;16(1):21-5. 4. Prais D, Amir J, Nussinovitch M. Recurrent Henoch-Schonlein purpura in children. J Clin Rheumatol. Feb 2007;13(1):25-8. 5. Coppo R, Basolo B, Piccoli G, et al. IgA1 and IgA2 immune complexes in primary IgA nephropathy and Henoch-Schonlein nephritis. Clin Exp Immunol. Sep 1984;57(3):583-90. 6. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at
http://emedicine.medscape.com/article/984105-overview
7. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000425.htm. 8. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at http://www.medicinenet.com/henoch-schonlein_purpura/article.htm. 9. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/HSP/. 10. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at www.mayoclinic.com/health/henoch-schonlein-purpura/DS00838. 11. Henoch Schonlein Purpura. Accessed at 3 September 2010 Available at
http://www.vasculitisfoundation.org/HenochSchonleinpurpura.
30