Anda di halaman 1dari 75

Laporan Kasus

Psoriasis Vulgaris
Preseptor : Lina Damayanti, dr., Sp.KK
Kelompok 55-C
Presentan :
Sri Siskawati (4151171403)
Nadia Amrin (4151171437)
Fanny Raudatul Zannah (4151171498)
Nida Amelia Hashifah (4151171499)
Oktaviana Grace (4151171517)
Partisipan :
Mustika Novita Delima (4151171406)
Rizka Azkiyana (4151171409)
Fatharani Khairunisa (4151171425)
Rachmatulisa Putri Reflus (4151171441)
Beni Saputra (4151171447)
Keterangan Umum
Nama : Tn. X
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Kp. Gunung Bohong, Cimahi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Cleaning Service
Agama : Islam
Status Marital : Sudah menikah dengan 2 anak
Jaminan kesehatan : BPJS
Keluhan Utama
Bercak-bercak merah bersisik tebal pada hampir seluruh tubuh yang
terasa sedikit gatal.
Penjabaran Keluhan Utama
Sejak ±2 bulan yang lalu bercak-bercak merah bersisik tebal timbul kembali pada
hampir seluruh tubuh yang terasa sedikit gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat
sering digaruk ±1,5 bulan yang lalu bercak-bercak merah bersisik tebal melebar hingga
uang logam Rp 500 sampai sebesar telapak tangan orang dewasa.
Sejak ± 3 bulan yang lalu bercak-bercak merah bersisik tebal meluas hingga
meliputi perut, kedua lengan, punggung bagian bawah, bokong, hingga kedua paha bagian
belakang berukuran sebesar uang logam Rp 500,- sampai sebesar telapak tangan orang
dewasa. Os juga mengeluhkan adanya perubahan pada kuku menjadi kekuning-kuningan
dan permukaannya tidak rata seperti sumur-sumur dangkal dan terdapat bercak putih di
lidah.
Karena keluhan tersebut ± 3 bulan yang lalu Os berobat ke Poliklinik Penyakit
Kulit dan Kelamin RS Dustira Cimahi oleh dokter umum diberi obat salep dalam pot
berwarna putih, tidak berbau dan lengket dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari. Keluhan
gatal membaik namun kelainan kulit tidak sembuh.
Perjalanan Penyakit
Keluhan kulit pertama kali timbul ± 1,5 tahun yang lalu berupa
bercak-bercak merah dan bersisik tebal berdiameter ± 0,5 cm pada
daerah sekitar siku kanan dan kiri yang terasa sedikit gatal sehingga OS
sering menggaruknya. Akibat sering digaruk sejak ± 1,3 tahun yang lalu
bercak-bercak merah bersisik tebal berubah menjadi sebesar uang logam
Rp 500,- yang terasa sedikit gatal sehingga Os sering menggaruk dan ±
1 tahun yang lalu timbul bercak-bercak merak bersisik tebal yang terasa
sedikit gatal hingga meliputi bokong dan kedua paha bagian belakang
yang berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa.
Faktor Etiologi, Predisposisi, dan
Presipitasi
Os menyatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
keluhan serupa dengannya. Os mengatakan tidak mengonsumsi obat-
obatan dalam jangka waktu lama. Os mengatakan tidak memiliki gigi
berlubang.
Os bekerja sebagai seorang cleaning service di sebuah pabrik dan
belakangan ini pasien sering bekerja lembur dikarenakan seorang staff
cleaning service yang bekerja di bagian yang sama dengannya
mengundurkan diri.
Pasien mengatakan bahwa tahun ini, anak sulungnya akan masuk
sekolah hingga beban perekonomian keluarga bertambah.
Riwayat Pengobatan
Os berobat pertama kali ±13 bulan yang lalu ke puskesmas dan
oleh dokter umum diberi salep dalam pot berwarna putih, tidak
berbau, lengket yang dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari, namun
keluhan gatal membaik tetapi kelainan kulit tidak sembuh.
Anamnesis Tambahan
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit
kencing manis, darah tinggi, penyakit kuning, dan penyakit jantung.
Pasien tidak memiliki keluhan batuk lama dan tidak dalam pengobatan
yang mengharuskan pasien mengonsumsi obat selama 6 bulan. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
TV : Tekanan darah : 120/70mmHg,
Nadi : 86x/m
Respirasi : 20x/m
Suhu : 36,80c
Status Gizi : BB : 65 kg IMT = 25,3
TB : 160 cm Status Gizi: Obesitas
Kepala : Mata : Konjungtiva : anemis -/-, Sklera : ikterik -/-
THT : Tonsil: T1 – T2 tenang
Faring : tidak hiperemis
Mukosa Lidah : Geographic tongue (+)
Mukosa Bukal : leukoplakia (-)
Pemeriksaan Fisik (lanjutan)
Mulut :
o Gigi geligi : 8 7 6 5 4 3 2 1 1234567 8
8765 4 32 1 123 45678
: tanggal : karies

Leher : KGB : Inspeksi: tidak terlihat membesar,


Palpasi : tidak teraba
Pemeriksaan Fisik (lanjutan)
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Cor : Bunyi jantung I dan II murni reguler,
Pulmo: VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ekstremitas :
Sendi interphalang manus & pedis : eritema (-), edema (-),
Kuku : Pitting nail (+), Leukonychia/ yellowish discoloration (+)
Lampiran foto
Status Dermatologikus
Distribusi : Generalisata
Ad Regio : Kedua permukaan fleksor dan ekstensor lengan atas dan
bawah, kedua siku, punggung bawah, perut sekitar pusar,
gluteus kiri dan kanan, kedua permukaan fleksor tungkai
atas.
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian besar konfluens, sebagian
teratur sebagian besar tidak teratur, ukuran lentikuler hingga
plakat, batas tegas, menimbul dari permukaan, kering
Efloresensi : Papula eritem dan plak eritem dengan skuama psoriasiformis
diatasnya
Resume
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RS Dustira dengan keluhan utama makula eritema dengan
skuama tebal di atasnya pada hampir seluruh tubuh.
Penyakit kronik pertama kali timbul ± 1,5 tahun yang lalu berupa
bercak-bercak bersisik tebal hanya di sekitar siku kanan dan kiri
berdiameter ±0,5 cm yang terasa sedikit gatal sehingga Os sering
menggaruknya. Akibat sering digaruk sejak ±1,3 tahun yang lalu bercak
bercak merak bersisik tebal berubah menjasi sebesar uang logam Rp
500,- yang terasa sedikit gatal sehingga Os sering menggaruk dan ±1
tahun yang lalu timbul bercak bercak merah bersisik tebal yang terasa
sedikit gatal hingga meliputi bokong dan kedua paha bagian belakang
yang berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa.
Resume (lanjutan)
Sejak ± 3 bulan yang lalu bercak bercak bersisik tebal meluas
hingga melipuuti perut, kedua lengan, punggung bagian bawah, bokong
hingga kedua paha bagian belakang sebesar uang logam Rp 500,- sapai
sebesar telapak tangan orang dewasa. Keluhan disertai dengan
yellowish discoloration/leukonychia, pitting nail, dan geographic
tongue.
Karena keluhan tersebut ± 3 bulan yang lalu Os berobat ke
Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dustira Cimahi oleh dokter
umum diberi obat salep dalam pot berwarna putih, tidak berbau dan
lengket dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari.Keluhan gatal membaik
namun kelainan kulit tidak sembuh.
Resume (lanjutan)
Riwayat keluhan serupa pada keluargga tidak ada
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit DM,
hipertensi, hepatitis, TB maupun karies gigi. Riwayat trauma fisik tidak
ada. Riwayat trauma psikis ada, dimana akhir-akhir ini Os tertekan
karena anak Os akan masuk sekolah sehingga beban pereonomian
keluarga bertambah.
Riwayat alergi obat tidak ada.
Resume (lanjutan)
Pemeriksaan fisik
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Tanda vital : TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,80C
BMI : Overweight
Kepala : Sklera Ikterik -/-
KGB : tidak teraba
THT : Lidah : Geographic tongue (+)
Mulut:
Gigi geligi : 8 7 6 5 4 3 2 1 1234567 8
8765 4 32 1 123 45678
: tanggal : karies
Thorax : Pulmo: VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Hepar tidak teraba

Ekstremitas :
Sendi interphalang manus & pedis : Eritem (-),edema (-),
Kuku : Pitting nail (+), Leukonychia/ yellowish discoloration (+)
Diagnosis banding
1. Psoriasis Vulgaris
2. Psoriasis Vulgaris dan Psoriasis Gutata
Diagnosis kerja
Psoriasis Vulgaris
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Khusus :
1. Fenomena Tetesan Lilin (+)
Skuama berubah menjadi warna putih ketika digores
dengan pinggiran kaca objek.
2. Fenomena Auspitz (+)
Skuama putih akan meninggalkan bintik -bintik
perdarahan ketika digores dengan pinggiran kaca objek.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Khusus :
3. Fenomena Koebner
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Tes Kertas Rokok (Cigarette Test) (-)
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT SGPT)
4. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
5. Pemeriksaan foto thoraks
6. Konsultasi ke psikiatri, jika sudah terjadi gangguan pada aktivitas
sehari-hari dan butuh pengobatan.
Penatalaksanaan
• Umum :
• Hindari faktor pencetus (stress fisik dan psikis)
• Tidak menggaruk lesi
• Mengontrol berat badan
• Menjelaskan bahwa penyakit os dapat hilang timbul
• Menjelaskan bahwa penyakit os dapat menurun ke
keluarga sedarah yang lain
Penatalaksanaan
• Khusus
1. Topikal
Unguentum Liquid Carbonas Detergent (LCD) 5%
2 kali sehari selama 7 hari (sehabis mandi)
Penatalaksanaan
2. Sistemik
• Metotreksat
• Initial Dose : 2 x 2,5 mg per 1 minggu
• Theurapeutic Dose : 3 x 2,5 mg per minggu (selang 12
jam)
• Syarat: orang yang tidak akan memiliki anak lagi, usia
>50 thn, tidak memiliki kelainan hepar, darah, dan ginjal.
• Cetirizine
1x10 mg per hari
Resep
Dr. X
SIP 415117700
Jl Dustira Cimahi

Cimahi, 27 Maret 2019


R/ Liq. Carb. Det 5%
As. Salisilat 5%
Oxyn Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. Alb. Ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e
R/ Metotrexat 2,5 mg No. II
ʃ 2 dd tab I
R/ Cetirizine 10 mg No. VII
ʃ 1 dd tab I pc (0-0-1)

Pro : Tn. X
Umur : 50 tahun
Alamat : RT/RW 04/05, Margaasih, Bandung.
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia
Pembahasan
Keterangan Umum
Kasus ini dilaporkan karena, dari keterangan umum diketahui
pasien seorang laki-laki berusia 28 tahun dengan pekerjaan staff
cleaning service pabrik, dengan status marital menikah dengan 2 anak
dan bertempat tinggal Kp. Gn Bohong, Cimahi. Pasien datang dengan
keluhan bercak-bercak merah bersisik tebal pada hampir seluruh tubuh
yaitu pada perut, kedua lengan, punggung bagian bawah, bokong,
hingga kedua paha bagian belakang.
Keluhan bercak-bercak kemerahan bersisik tebal pada tempat
tersebut merupakan predileksi dari psoriasis vulgaris.
Pasien mengeluhkan adanya perubahan pada kuku menjadi
kekuning-kuningan dan permukaannya tidak rata seperti sumur-sumur
dangkal. Pasien juga mengeluhkan terdapat bercak putih lidah dan
permukaannya seperti peta.

Pada psoriasis dapat ditemukan lidah geografik. Keterlibatan


kuku hampir dijumpai pada semua jenis psoriasis meliputi 40-50%
kasus dan meningkat seiring durasi dan eksistensi penyakit.
Pasien seorang laki-laki berusia 28 tahun dan bekerja sebagai staff
cleaning service pabrik.

Menurut Henry, onset psoriasis terbanyak pada usia 20-50 tahun,


Menurut Andrew dan Fitzpatrick, insidensi dari psoriasis vulgaris
sama antara laki-laki maupun perempuan.
Keluhan kulit pertama kali timbul ± 1,5 tahun yang lalu berupa
bercak-bercak merah dan bersisik tebal berdiameter ± 0,5 cm pada daerah
sekitar siku kanan dan kiri yang terasa sedikit gatal sehingga OS sering
menggaruknya. Akibat sering digaruk sejak ± 1,3 tahun yang lalu bercak-
bercak merah bersisik tebal berubah menjadi sebesar uang logam Rp 500,-
yang terasa sedikit gatal sehingga Os sering menggaruk dan ± 1 tahun yang
lalu timbul bercak-bercak merak bersisik tebal yang terasa sedikit gatal
hingga meliputi bokong dan kedua paha bagian belakang yang berukuran
sebesar telapak tangan orang dewasa.
Menurut Andrew dan Fitzpatrick, keluhan terasa sedikit gatal
karena proses yang terjadi pada psoriasis adalah penebalan pada
epidermis, sehingga rangsang sensasi gatal berkurang karena letak
saraf menjadi lebih jauh. Psoriasis vulgaris tidak bisa sembuh karena
penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Keluhan hilang timbul
karena perjalanan penyakitnya bersifat kronik residif, sehingga selama
faktor predisposisi dan presipitasinya masih ada, keluhan akan terus
timbul kembali.
Os menyatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan
serupa dengannya. Os mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan dalam
jangka waktu lama. Os mengatakan tidak memiliki gigi berlubang.
Os bekerja sebagai seorang cleaning service di sebuah pabrik dan
belakangan ini pasien sering bekerja lembur dikarenakan seorang staff
cleaning service yang bekerja di bagian yang sama dengannya
mengundurkan diri.
Pasien mengatakan bahwa tahun ini, anak sulungnya akan masuk
sekolah hingga beban perekonomian keluarga bertambah.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya psoriasis vulgaris antara
lain faktor endogen yaitu genetik autosomal resesif (HLA-CW6, HLA-
DR7, HLA-B13, dan HLA-BW57), dan faktor eksogen yaitu merokok,
obsesitas, dan alkohol.
Faktor pencetus psoriasis vulgaris antara lain garukan
(fenomena Koebner), stres psikis, dan stres fisik serta infeksi fokal.
Pada pasien ini, akibat sering digaruk, lesi menjadi melebar, meluas,
dan bertambah berat. Pada pasien ini kebersihan mulut kurang baik,
banyak gigi berlubang dan sisa akar gigi yang menimbulkan infeksi
fokal sehingga dapat mencetuskan timbulnya psoriasis vulgaris.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti penyakit
kencing manis, darah tinggi, penyakit kuning, dan penyakit jantung.
Pasien tidak memiliki keluhan batuk lama dan tidak dalam pengobatan
yang mengharuskan pasien mengonsumsi obat selama 6 bulan. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat.

Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak memiliki kontraindikasi


pengobatan sistemik untuk psoriasis vulgaris (Metotreksat). Menurut
Andrew, salah satu pilihan pengobatan sistemik untuk psoriasis vulgaris
adalah golongan sitostatik yaitu metotreksat. Kontraindikasi
metotreksat adalah laki-laki/ perempuan yang fertil, memiliki gangguan
fungsi ginjal, hepar, dan hematopoietik, adanya infeksi kronik, dan pada
wanita hamil.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan afebris tidak ada pembesaran KGB
Pada mata tidak ditemukan sklera ikterik, pada pulmo tidak ada kelainan
dan pada abdomen tidak ada pembesaran hepar.
Pada mulut tidak terdapat karies gigi
Pada lidah terdapat geographic tongue
Sendi-sendi tidak ada tanda-tanda inflamasi
Kuku terdapat pitting nails dan leukonychia
Pemeriksaan Fisik
• Tidak ada tanda tanda infeksi sekunder
• Tidak ada tanda tanda kontraindikasi untuk pengobatan sistemik
• Karies dentis dapat menyebabkan infeksi fokal yang menjadi pencetus
psoriasis vulgaris.
• Pada psoriasis dapat ditemukan geographic tongue
• Tidak ada inflamasi pada sendi menyingkirkan psoriasis artritis
• Psoriasis kuku yang ditandai dengan pitting nails dan leokonychia
dapat dijumpai pada 40-50% kasus
Status Dermatologikus
Pada status dermatologikus, ditemukan adanya kelainan kulit
yang terdapat pada kedua lengan terutama siku, kedua tungkai, dan
punggung bawah atau lumbal yang merupakan predileksi dari psoriasis
vulgaris
Selain itu, pada Os ditemukan kelainan lesi khas psoriasis
vulgaris yaitu papula eritem hingga plak eritema dengan skuama
psoriasiformis di atasnya.
Status Dermatologikus
Skuama psoriasiformis terjadi karena adanya turn over epidermis
yang 7x lebih cepat, yaitu hanya terjadi dalam 36 jam, dimana
normalnya terjadi dalam 311 jam dan produksi harian keratinosit
menjadi 28 kali lebih banyak dibanding normal. Sehingga pada pasien
terjadi hiperkeratosis.
Patofisiologi
1. Faktor imunologik dan genetik sangat berperan
2. Terjadi hiperproliferasi epidermis:
- Turnover epidermis meningkat 6-7x
- Waktu pematangan keratinosit memendek (3-4 hari)
3. Inflamasi di epidermodermis
Patofisiologi
Sampai saat ini, patogenesis psoriasis masih belum jelas, tetapi
autoimunitas dan peranan genetik berperan penting dalam patogenesis
psoriasis. Prinsip patogenesis psoriasis adalah mekanisme autoimun,
yaitu sel keratinosit dan fibroblast dianggap antigen oleh tubuh.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya psoriasis vulgaris antara
lain faktor endogen yaitu genetik autosomal resesif (HLA-CW6, HLA-
DR7, HLA-B13, dan HLA-BW57) dan faktor eksogen yaitu merokok,
obsesitas, dan alkohol.
Faktor pencetus psoriasis vulgaris antara lain garukan
(fenomena Koebner), stres psikis, stres fisik, serta infeksi fokal.
Patofisiologi
Pada fase awal, terjadi aktivasi sel-sel sistem imun innate (sel
dendritik dan keratinosit) oleh berbagai faktor pencetus. Keratinosit
keudian melepaskan sitokin IL-1, IL-6, dan TNF-α. Sitokin-sitokin ini
mengaktivasi sel dendritik pada epidermis dan dermis.
Aktivasi sel dendritik menyebabkan disregulasijalur sinyal IL-
23 dan IL-12 yang memicu aktivasi dan diferensiasi sel T naive
menjadi sel Th-1 dan sel Th-17 di nodus limfatikus.
Sitokin yang dihasilkan Th-1 (TNF-α, IFN-γ, IL-21) dan Th-17
(IL-17, IL-22, IL-21) akan menstimulasi aktivasi dan proliferasi
keratinosit (hipermitosis). Pasien akan mengeluh kulit bersisik tebal
(berskuama tebal), serta akan didapatkan gambaran histopatologi
hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, dan papillomatosis.
Patofisiologi
Proliferasi keratinosit merangsang produksi sitokin inflamasi
oleh keratinosit seperti IL-1β, IL-6, dan TNF-α yang berperan dalam
meningkatkan aktivitas sel dendritik dan ekspansi inflamasi lokal,
sehingga terjadi stimulasi netrofil dan perubahan vaskuler kulit. Pasien
akan mengeluh terdapat bercak-bercak merah dan terasa gatal, serta
akan didapatkan gambaran histopatologi mikroabses Monroe dan
hipervaskularisasi.
Selain melibatkan keratinosit yang terdapat pada kulit dan kuku,
patogenesis psoriasis juga melibatkan sel fibroblas, menyebabkan
manifestasi klinis pada sendi (psoriasis-arthritis).
Diagnosis Banding
1. Psoriasis Vulgaris
2. Psoriasis Vulgaris dan Psoriasis Gutata
Psoriasis gutata khas pada dewasa muda. Bentuk spesifik yang
dijumpai adalah lesi papul eruptif berukuran 1-10mm berwarna merah
menyebar diskret terutama di badan dan dapat mengenai ekstremitas
juga kepala.
Diagnosis kerja
Psoriasis Vulgaris
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Khusus
1. Tes Fenomena Tetesan Lilin (+)
• Dilakukan pada lesi baru dan tebal
• Cara : skuama digores dengan skapel atau ujung gelas objek.
• Hal tersebut menunjukan bahwa pada kasus ini didapatkan
skuama berubah menjadi warna putih ketika digores dengan
object glass. Goresan tersebut menyebabkan skuama yang
berlapis patah dan terisi oleh udara sehingga terjadi perubahan
indeks bias (berwarna putih seperti lilin yang digores).
Pemeriksaan Penunjang
2. Tes Fenomena Auspitz (+)
• Dilakukan pada lesi yang tipis
• Cara : skuama dilepaskan lapis demi lapis dengan
pinset.
• Ditemukan skuama putih yang meninggalkan bintik
- bintik perdarahan karena papilomatosis (papila
dermis yang memanjang, bercabang dan berkelok –
kelok hingga stratum corneum) dan
hipervaskularisasi.
53
Pemeriksaan Penunjang
3. Fenomena Koebner (-)
• Cara : menggores pinggiran lesi pada kulit yang
sehat, setelah 8 hari akan didapatkan gambaran
lesi yang serupa dengan gambaran lesi psoriasis.
• Pada pasien ini pemeriksaan fenomena koebner
tidak dilakukan karena waktu yang terbatas (hasil
tidak dapat diperoleh saat itu juga) dan
dikhawatirkan akan memperbanyak lesi pada
pasien.
Pemeriksaan Penunjang
4. Pemeriksaan Tes Sigaret
Cara :
• Aseptik dan antiseptic daerah lesi
• Kerok lesi dengan skapel atau pinset dan simpan di atas
kertas rokok
• Kemudian lipat kertas rokok dan ratakan dengan jari
Hasil : (+) kertas berminyak
Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis pada psoriasis yang akan
didapatkan hasil :
a.Hiperkeratosis adalah penebalan stratum corneum
karena mitosis yang meningkat 7 kali lebih cepat.
b.Parakeratosis adalah terdapatnya inti sel pada
stratum corneum.
Usul Pemeriksaan
d.Akantosis adalah penebalan pada stratum spinosum.
e. Mikroabses Monroe adalah adanya kelompok-
kelompok sel radang pada stratum spinosum.
f. Papilomatosis adalah pemanjangan pars papilla
dermis yang panjang berkelok yang bercabang sampai
stratum corneum.
g.Hipervaskularisasi
Usul Pemeriksaan
2. Pemeriksaan Darah Rutin
Dilakukan untuk mempertimbangkan pemberian obat metotreksat pada
pasien terhadap kontraindikasi dan efek samping yang ditimbulkan.

3. Pemeriksaan Fungsi Hepar dan Ginjal


Dilakukan untuk mempertimbangkan pemberian obat metotreksat pada
pasien terhadap kontraindikasi dan efek samping yang ditimbulkan.

3. Pemeriksaan Foto Thoraks


Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi TB paru yang merupakan
kontraindikasi dan efek samping obat metotreksat.
Tatalaksana
• Umum :
- Hindari faktor pencetus (stress fisik dan psikis)
- Tidak menggaruk lesi

Hal-hal tersebut ditujukan untuk menghindari faktor presipitasi


psoriasis yang terdapat pada Os, antara lain stres fisik dan psikis.
Tatalaksana
−Konsul ke dokter gigi
Bertujuan untuk mengatasi gigi geraham pasien yang berlubang dan
sisa akar gigi, yang menimbulkan infeksi fokal pencetus timbulnya
psoriasis vulgaris.
Tatalaksana
Tatalaksana khusus
• Terapi topikal
• Obat sistemik, apabila luas lesi melebihi 20% luas permukaan tubuh.
Terapi topikal
Pilihan obat :
• Preparat ter (Unguentum LCD 5%)
Preparat ter berfungsi sebagai anti proliferasi dan anti inflamasi.

• Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid sedang sampai kuat digunakan maksimal selama 2
minggu. Terapi kortikosteroid dikenal sebagai anti-inflamasi, anti-
proliferatif, dan imunosupresif.
Terapi topikal
• Analog vitamin D
• Calcipotriol, merupakan pilihan utama atau kedua dalam
pengobatan psoriasis.
• Tidak seefektif kortikosteroid , namun memiliki sedikit efek
samping.
• Mekanisme kerja sediaan ini adalah anti- proliferasi keratinosit,
menghambat proliferasi, dan meningkatkan diferensiasi sel, juga
menghambat produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun
limfosit. Respon terapi terlihat setelah dua minggu pengobatan,
respons maksimal baru terlihat setelah 6-8 minggu.
Terapi topikal
• Analog vitamin A
• Tazaroten, merupakan molekul retinoid asetelinik topikal, efeknya
menghambat proliferasi dan normalisasi dari differensiasi
keratinosit dan menghambat inflamasi.
• Indikasinya diberikan pada psoriasis sedang sampai berat, dan
terutama diberikan pada daerah badan.
• Tazaroten tersedia dalam bentuk gel dan krim dengan konsentrasi
0,05%-0,1%
Terapi topikal
Pada pasien ini diberikan obat topikal berupa preparat ter (LCD),
karena LCD memiliki mekanisme kerja sebagai keratolitik dan
sitostatik, yang mana pada pasien ini terjadi peningkatan proliferasi
keratinosit.
Terapi sistemik
• Siklosporin
- Siklosporin merupakan pengobatan yang sangat efektif pada
penyakit psoriasis.
- Obat ini menghambat calcineurin fosfatase dan transkripsi IL-2
pada sel T, juga menghambat presentasi antigen oleh sel
Langerhans dan degranulasi sel mast yang dimana hal itu
berkontribusi pada patogenesis terjadinya psoriasis.
- Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal dengan
dosis maksimum 4 mg/kgBB/hari.
Terapi sistemik
• Metotreksat
- Merupakan antagonis asam folat yang menghambat dihydrofolat reduktase.
- Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian metotreksat. Metotreksat menekan
reproduksi sel epidermal, sebagai anti inflamasi dan imunosupresan.
- Metotreksat biasanya dipakai bila pengobatan topikal dan fototerapi tidak berhasil.
- Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif dibandingkan dengan obat oral lainnya.
- Sebelum diberikan obat ini, baiknya terlebih dahulu cek laboratorium darah lengkap,
ureum kreatinin, SGOT dan SGPT.
Terapi sistemik
Indikasi penggunaan Metotreksat
1. Lesi yang luas
2. Psoriasis pustular
3. Psoriasis eritroderma
4. Psoriasis artritis

Pada pasien, metotreksat merupakan salah satu pengobatan yang efektif,


karena pada pasien ini di diagnosis psoriasis vulgaris dengan lesi yang luas.
Terapi sistemik
• Cetirizin
- Merupakan anthistamin generasi II.
- Masa kerja lebih lama (12-24 jam)
- Dosis 5-10 mg

Pada pasien ini diberikan cetirizine karena untuk mengurangi rasa


gatal yang dirasakan oleh pasien.
Resep
Dr. X
SIP 415117700
Jl Dustira Cimahi

Cimahi, 27 Maret 2019


R/ Liq. Carb. Det 5%
As. Salisilat 5%
Oxyn Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. Alb. Ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e
R/ Metotrexat 2,5 mg No. II
ʃ 2 dd tab I
R/ Cetirizine 10 mg No. VII
ʃ 1 dd tab I pc (0-0-1)

Pro : Ny. A
Umur : 50 tahun
Alamat : RT/RW 04/05, Margaasih, Bandung.
Prognosis
Quo ad vitam adalah ad bonam karena psoriasis vulgaris tidak
menyebabkan kematian.
Quo ad functionam adalah ad bonam karena fungsi kulit dapat
kembali normal apabila Os melakukan pengobatan sesuai anjuran
dokter.
Quo ad sanationam adalah dubia karena psoriasis vulgaris bersifat
kronik-residif
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai