Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

DERMATITIS NUMULARIS

Preseptor: Dian Mardianti, dr., Sp.KK-FINSDV

Kelompok 58 - B

Presentan :
Hani Hadyah Utami (4151181414)
Syifa Nur Maulida (4151181419)
Partisipan:
Regina Mega Ayu S (4151181432)
Renaldi Ardiansyah W (4151181418)
KETERANGAN UMUM
Nama : Tn. R
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Jl. Contong No. 02 RT 07/03, Cimahi Tengah, kode pos 40524
Pendidikan : Mahasiswa Fakultas Sejarah
Pendidikan Ayah: S1
Pekerjaan Ayah : Guru
Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status Marital: Anak kesatu dari dua bersaudara
Jaminan kesehatan: BPJS mandiri kelas I
KELUHAN UTAMA
(Autoanamnesis)

Bruntus-bruntus kemerahan pada tungkai bawah kanan dan kaki kanan


yang terasa gatal dan basah.
Penjabaran Keluhan Utama
Sejak + 2 bulan yang lalu bruntus-bruntus kemerahan meluas dari
punggung kaki kanan hingga meliputi tungkai bawah kanan yang berukuran
sebesar bintik kepala jarum pentul yang terasa gatal.
Sejak ± 1 bulan yang lalu timbul kembali meliputi tungkai bawah kanan
dan punggung kaki kanan yang terasa gatal sehingga Os sering
menggaruknya, akibat sering digaruk + 2 minggu yang lalu bruntus-bruntus
kemerahan melebar menjadi berukuran sebesar uang logam Rp.100-,
sampai Rp. 500-, dan menjadi basah sehingga Os datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin RS Dustira.
Untuk keluhan saat ini Os belum pernah mengobatinya.
Perjalanan Penyakit

Keluhan pertama kali timbul + 6 bulan yang lalu berupa bruntus-


bruntus kemerahan hanya pada punggung kaki kanan yang berukuran
sebesar uang logam Rp.100,- yang terasa gatal.
Sejak + 2 bulan yang lalu timbul bruntus-bruntus kemerahan serupa di
tungkai bawah kanan berukuran sebesar kepala jarum pentul yang terasa
gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat sering digaruk melebar
hingga sebesar uang logam Rp.50,-.
Sejak + 1 bulan yang lalu berubah menjadi sebesar uang logam
Rp.100,-. + 2 minggu yang lalu bruntus-bruntus kemerahan melebar
menjadi berukuran sebesar uang logam Rp. 500-,
Faktor Etiologi, Predisposisi, Presipitasi

Os mengaku mempunyai gigi berlubang sejak ± 1 tahun yang lalu yang


tidak terasa nyeri sehingga Os tidak memeriksakan giginya ke dokter gigi.
Os memiliki kebiasaan menggosok gigi hanya setiap pagi.
Sejak usia muda Os mengaku sering bersin-bersin jika udara dingin. Ibu
Os juga memiliki riwayat asma. Os menyangkal adanya riwayat alergi pada
ayah maupun adiknya.
Os menyangkal adanya gatal-gatal pada seluruh tubuh, kulit kering,
gatal saat berkeringat, maupun alergi makanan.
Riwayat Pengobatan

Sekitar kurang lebih 6 bulan yang lalu karena keluhan bruntus-bruntus


kemerahan pada punggung kaki kanan dan tungkai bawah kanan Os
berobat ke Puskesmas dan oleh dokter umum diberi obat berupa salep
seperti odol berwarna putih, tidak berbau, dan tidak lengket dioleskan 2
kali sehari setelah mandi dan obat tablet berwarna putih kecil yang
diminum 2 kali sehari selama 3 hari. Bruntus kemerahan pada punggung
kaki kanan membaik dan keluhan gatal dirasakan berkurang tetapi tidak
sembuh.
Anamnesis Tambahan
Os menyangkal memiliki riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi
dan sakit maag.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesan sakit : Sakit Ringan
Keadaan Umum : TD: 120/80mmHg N:80x/menit R : 18x/menit , S: 36,5ºC
Status gizi : TB : 162 cm IMT : 19,0 (Normal)
BB : 50 kg
Kepala : Mata : Konjungtiva: anemis -/- Sklera: ikterik -/-
Hertog sign -/-, Dennise Morgan fold -/-
Mulut : Gigi geligi :

Keterangan O : karies
THT : Tonsil : T1 – T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
PEMERIKSAAN FISIK (LANJUTAN)

Leher : KGB : Inspeksi : tidak terlihat membesar


Palpasi : tidak teraba
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : bunyi jantung murni reguler, batas jantung normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronki-/-, wheezing-/-
Abdomen : Datar lembut, BU (+) normal, NT epigastrium (-)
Hepar : tidak teraba membesar
Ekstremitas : Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-, akral
hangat, CRT <2 detik
Status Dermatologikus

• Distribusi : Regioner
• Ad regio : 1/3 proksimal permukaan ekstensor tungkai bawah
kanan dan bagian proksimal punggung kaki kanan
• Lesi : 3 lesi, diskret, bentuk teratur, ukuran numular, batas
tegas, menimbul dari permukaan, sebagian kering sebagian
basah.
• Efloresensi : Plak eritema dengan skuama ptiriasisformis diatasnya
dan erosi.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Pemeriksaan khusus : white dermatografisme (-)
RESUME
Seorang laki-laki 22 tahun datang ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin RS Dustira
Cimahi dengan keluhan plak eritem pada tungkai kanan bawah dan punggung kaki kanan
yang terasa gatal dan basah.
Sejak + 2 bulan yang lalu bruntus-bruntus kemerahan meluas dari punggung kaki kanan
hingga meliputi tungkai bawah kanan yang berukuran sebesar bintik kepala jarum pentul
       

yang terasa gatal.


Sejak ± 1 bulan yang lalu timbul kembali meliputi tungkai bawah kanan dan punggung
kaki kanan yang terasa gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat sering digaruk + 2
minggu yang lalu bruntus-bruntus kemerahan melebar menjadi berukuran sebesar uang
logam Rp.100-, sampai Rp. 500-, dan menjadi basah sehingga Os datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin RS Dustira.
Untuk keluhan saat ini Os belum pernah mengobatinya.
RESUME (2)
Keluhan pertama kali timbul + 6 bulan yang lalu berupa bruntus-
bruntus kemerahan hanya pada punggung kaki kanan yang berukuran
sebesar uang logam Rp.100,- yang terasa gatal.
Sejak + 2 bulan yang lalu timbul bruntus-bruntus kemerahan serupa di
tungkai bawah kanan berukuran sebesar kepala jarum pentul yang terasa
gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat sering digaruk melebar
hingga sebesar uang logam Rp.50,-. Sejak + 1 bulan yang lalu berubah
menjadi sebesar uang logam Rp.100,-. + 2 minggu yang lalu bruntus-
bruntus kemerahan melebar menjadi berukuran sebesar uang logam Rp.
500-,
RESUME (3)
Os mengaku mempunyai gigi berlubang sejak ± 1 tahun yang lalu yang
tidak terasa nyeri sehingga Os tidak memeriksakan giginya ke dokter gigi.
Os memiliki kebiasaan menggosok gigi hanya setiap pagi.
Sejak usia muda Os mengaku sering bersin-bersin jika udara dingin. Ibu
Os juga memiliki riwayat asma. Os menyangkal adanya riwayat alergi pada
ayah maupun adiknya.
Os menyangkal adanya gatal-gatal pada seluruh tubuh, kulit kering,
gatal saat berkeringan, maupun alergi makanan.
Resume pemeriksaan fisik
Status generalis : dalam batas normal
Tekanan darah, nadi, repirasi : dalam batas normal
Kepala : Mata : Hertog sign -/-, Dennise Morgan fold -/-
Mulut : karies (+), kalkulus (-), akar gigi (-)
Leher : KGB dalam batas normal
Dada : Jantung dan paru dalam batas normal.
Abdomen : NT epigastrium (-)
Status dermatologikus

• Distribusi : Regioner
• Ad regio : 1/3 proksimal permukaan ekstensor tungkai bawah
kanan dan bagian proksimal punggung kaki kanan
• Lesi : 3 lesi, diskret, bentuk teratur, ukuran numular, batas
tegas, menimbul dari permukaan, sebagian kering
sebagian basah.
• Efloresensi : plak eritema dengan skuama ptiriasisformis diatasnya
dan erosi.
DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Numularis
2. Dermatitis Atopik
DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Numularis
USUL PEMERIKSAAN
• Konsul ke bagian gigi
• Pemeriksaan Serologi : Ig E
PENATALAKSANAAN

Umum
1. Jangan menggaruk kelainan kulit
2. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
3. Pengobatan sesuai anjuran dokter
Khusus
4. Topikal : Kortikosteroid (krim triamsinolon asetonid 0,1%)
5. Sistemik :
Kortikosteroid (Prednison)
Antihistamin (Fexofenadine)
Resep

R/ Krim Triamsinolone Asetonide 0,1% tube No. I (10gr)


∫ue

Prednoson 5 mg No. XL
∫ 2 dd III tab

R/ Fexofenadine 60 mg No. XIV


∫ 2 dd I tab
PROGNOSIS
•Quo ad Vitam : ad bonam
•Quo ad Functionam : ad bonam
•Quo ad Sanationam : dubia
PEMBAHASAN
Keluhan Utama
Pasien laki-laki berusia 22 tahun sebagai mahasiswa dengan sosial ekonomi
menengah ke atas datang dengan keluhan bruntus-bruntus kemerahan pada
tungkai bawah kanan dan punggung kaki kanan yang terasa gatal dan basah.
Jenis kelamin laki-laki merupan insidensi terbanyak dari dermatitis numularis yaitu
terjadi lebih banyaak pada laki-laki banding perempuan, sedangkan pada dermatitis
atopik (DA) didapatkan lebih sering pada wanita dibanting laki laki dengan ratio 1,3:1
dan usia 22 tahun masuk pada klasifikasi DA Remaja dan dewasa dengan predileksi
seluruh tubuh, dan pada neurodermatitis sering pada perempuan.
Insidensi dermatitis numularis berdasarkan usia lenih sering ditemukan pada orang
dewasa disertai dengan adanya fokus infeksi internal seperti infeksi gigi dan infeksi
saluran nafas atas. Pada ada dermatitis atopik insidensi tertinggi yaitu pada usia
infantil dengan predileksi paling banyak disekitar wajah, dan pada neurodermatitis
sering pada dewasa muda.
.
Keluhan Utama
Bruntus-bruntus kemerahan merupakan keluhan yang dapat terjadi pada dermatitis
numularis, dermatitis atopik maupun neurodermatitis (ND). Bruntus- bruntus
kemerahan yang gatal dan basah merupakan lesi yang biasanyanya terdapat pada
dermatitis numularis dan atopik, sedangkan lesi pada ND biasanya kering disertai
dengan penebalan (likenifikasi)
Tungkai bawah kanan (ekstensor ekstremitas) dan punggung kaki kanan dapat
merupakan distribusi klasik pada DN, sedangkan pada dermatitis atopik lesi dapat
timbul pada seluruh tubuh, dan Neurodermatitis pada daerah yang mudah digaruk
seperti punggung tangan, punggung kaki, leher, tengkuk.
Sejak + 2 bulan yang lalu bruntus-bruntus kemerahan meluas dari punggung
kaki kanan hingga meliputi tungkai bawah kanan yang berukuran sebesar bintik
kepala jarum pentul yang terasa gatal.
Sejak ± 1 bulan yang lalu timbul kembali meliputi tungkai bawah kanan dan
punggung kaki kanan yang terasa gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat
sering digaruk + 2 minggu yang lalu bruntus-bruntus kemerahan melebar
menjadi berukuran sebesar uang logam Rp.100-, sampai Rp. 500-, dan menjadi
basah sehingga Os datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dustira.
Sering digaruk merupakan salah satu faktor presipitasi yang menyebabkan melebarnya
lesi atau terjadi perubahan ukuran menjadi lesi yang lebih besar. Lesi yang basah
dapat diakibatkan adanya kolonisasi bakteri pada lesi yang disebabkan oleh bakteri
residen pada kulit. Lesi berbentuk seperti koin merupakan bentuk lesi khas dari
dermatitis numularis.
Keluhan pertama kali timbul + 6 bulan yang lalu berupa bruntus-
bruntus kemerahan hanya pada punggung kaki kanan yang
berukuran sebesar uang logam Rp.100,- yang terasa gatal.
Sejak + 2 bulan yang lalu timbul bruntus-bruntus kemerahan
serupa di tungkai bawah kanan berukuran sebesar kepala jarum
pentul yang terasa gatal sehingga Os sering menggaruknya, akibat
sering digaruk melebar hingga sebesar uang logam Rp.50,-.
Sejak + 1 bulan yang lalu berubah menjadi sebesar uang logam
Rp.100,-. + 2 minggu yang lalu bruntus-bruntus kemerahan melebar
menjadi berukuran sebesar uang logam Rp. 500-,
Muncul pertama pada 6 bulan yang lalu menjadi bertambah besar dan
luas termasuk perjalanan penyakit yang kronis.
Os mengaku mempunyai gigi berlubang sejak ± 1 tahun yang lalu
yang tidak terasa nyeri sehingga Os tidak memeriksakan giginya ke
dokter gigi. Os memiliki kebiasaan menggosok gigi hanya setiap pagi.
Menurut Fitzpatrick (2008) Dermatitis numularis dapat terjadi karna
adanya beberapa faktor penyakit yang berperan seperti infeksi fokal yang
meliputi infeksi gigi, saluran nafas atas dan saluran nafas bawah pada
68% berhubungan dengan dermatitis numularis. Infeksi fokal tersebut
menyebabkan terjadinya infeksi yang terfokus pada suatu tempat yang
menyebabkan adana kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan
penyeluaran eksotoksin yang dianggap sebagai hapten dan menyebabkan
terjadinya respon imun pengeluaran IL-1 yang bersifat pruritogen
sehingga timbul sensasi gatal pada kulit.
Sejak usia muda Os mengaku sering bersin-bersin jika udara
dingin. Ibu Os juga memiliki riwayat asma. Os menyangkal adanya
riwayat alergi pada ayah maupun adiknya.
Os menyangkal adanya gatal-gatal pada seluruh tubuh, kulit
kering, gatal saat berkeringat, maupun alergi makanan.
Pada pasien dan ibunya terdapat riwayat hipersensitifitas yaitu rhinitis
alergi dan asma yang merupakan faktor presipitasi dari dermatitis
numularis dan dermatitis atopik.
Keluhan tidak disertai dengan adanya 3 mayor maupun minor dari kriteria
Hanifin Rajka yang merupakan kriteria diagnosis dari dermatitis atopik.
Sekitar kurang lebih 6 bulan yang lalu karena keluhan bruntus-bruntus
kemerahan pada punggung kaki kanan dan tungkai bawah kanan Os
berobat ke Puskesmas dan oleh dokter umum diberi obat berupa salep
seperti odol berwarna putih, tidak berbau, dan tidak lengket dioleskan 2
kali sehari setelah mandi dan obat tablet berwarna putih kecil yang
diminum 2 kali sehari selama 3 hari. Bruntus kemerahan pada punggung
kaki kanan dan tungkai bawah kanan membaik dan keluhan gatal
dirasakan berkurang tetapi tidak hilang.
Penyakit bersifat kronik residif karna penyakit ini dipengaruhi oleh adanya
faktor predisposisi pada pasien berupa reaksi hipersensitifitas (rhinitis alergi)
sehingga gejala ini mudah muncul terutama apabila terdapat faktor predisposisi
berupa infeksi lokal dan garukan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
TD: 120/80mmHg N:80x/menit R : 18x/menit
Tidak ada kontra indikasi pemberian kortikosteroid

Gigi geligi :

Terdapat karies yang merupakan salah satu infeksi fokal sebagai farktor presipitasi dari
dermatitis numularis
THT : Tonsil : T1 – T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Tidak terdapat infeksi THT yang yang merupakan salah satu infeksi fokal sebagai
predisposisi dari dermatitis numularis
Status dermatologikus
• Distribusi : Regioner
• Ad regio : 1/3 proksimal permukaan ekstensor tungkai bawah
kanan dan bagian proksimal punggung kaki kanan
• Lesi : 3 lesi, diskret, bentuk teratur, ukuran numular, batas
tegas, menimbul dari permukaan, sebagian kering sebagian basah.
• Efloresensi : Plak eritema dengan skuama ptiriasisformis diatasnya
dan erosi.
Permukaan ekstensor ekstremitas merupakan distribusi lesi klasik pada
dermatitis numularis, lesi yang basah dan berbentuk seperti koin (1-3cm)
merupakan gambaran lesi dari dermatitis numularis, lesi basah disebabkan
adanya kolonisasi bakteri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan white dermatographism (-)
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kelainan yang dapat
muncul akibat adanya kelainan tonisitas pembuluh darah pada dermatitis atopik.
Pada orang normal apabila terjadi trauma pada kulit akan terjadi “Triple
Response” yaitu saat kulit digores akan muncul garis putih yang kemudian menjadi
kemerahan + 5 detik kemudian yang melebar dan udem, peristiwa ini terjadi + 3
menit. Pada orang dengan atopi garis merah akan berubah menjadi putih yang
menetap dalam + 10-15 detik, hal ini yang disebut white dermatographism (+)
Karna pada saat terjadi trauma pada kulit akan terjadi pengeluaran Asetilkolin
dari fine nerve ending yang menimbulkan efek vasokonstriksi hal ini berhubungan
dengan terjadinya penurunan ceramid pada orang atopi.
Diagnosis Kerja
• Dermatitis Numularis
Dermatitis numularis ditegakan berdasarkan adanya keluhan
bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal di tungkai bawah
kanan dan punggung kaki kanan yang merupakan predileksi
dari dermatitis numularis. Bentuk lesi berbentuk bulat hingga
lonjong dengan batas tegas. Terdapat infeksi fokal yaitu caries
dentis dan telah menyingkirkan dermatitis atopik karena tidak
memenuhi kriteria Hanifin-Rajka.
USUL PEMERIKSAAN
• Konsul ke bagian gigi
Pengobatan infeksi fokal
• Pemeriksaan Serologi : Ig E
Pemeriksaan serologi IgE normal pada dermatitis numularis namun
serologi IgE yang meningkat merupakan kriteria minor Hanifin Rajka
pada dermatitis atopik.
IgE memiliki peran besar pada alergi terutama pada reaksi
hipersensitifitas tipe 1 yaitu reaksi hipersinsitifitas yang terdapat pada
dermatitis atopik. Sehingga IgE total pada darah penderita dematitis
atopik akan meningkat
PENATALAKSANAAN

Umum
1. Jangan menggaruk kelainan kulit
Garukan memperluas dan melebarkan kelainan kulit
2. Hilangkan infeksi fokal dengan konsul ke bagian Gigi serta
menjaga kebersihan gigi dan mulut
Pengobatan infeksi fokal, Mengurangi risiko caries dengan menjaga
kebersihan gigi
3. Pengobatan sesuai anjuran dokter
Evaluasi keadaan pasien
Khusus
1. Topikal :
Krim Kortikosteroid topikal golongan sedang
Menurut prinsip dermatoterapi pemberian krim diberikan pada lesi yang
basah.
2. Sistemik :
Kortikosteroid dosis 0,5-1 mg/KgBB/hari
Diberikan dosis maintenance karena keluhan sulit sembuh jadi dibutuhkan
pengobatan dengan dosis pemeliharaan untuk mengurangi terjadinya efek
samping kortikosteroid sistemik pada pasien (c/ulkus peptikum, hipertensi,
diabetes dll)
Antihistamin untuk mengobati pruritus
Resep
R/ Krim Triamsinolone Asetonide 0,1% tube No. I (10gr)
∫ue

Prednoson 5 mg No. XL
∫ 2 dd III tab

R/ Fexofenadine 60 mg No. XIV


∫ 2 dd I tab

Dosis maitenance kortikosteroid sistemik :


• Prednison (0,5-1 mg/kgBB) x 50 kg
Prognosis
• Quo ad Vitam : ad bonam
Karena dermatitis numularis tidak menyebabkan kematian
• Quo ad Functionam : ad bonam
Karena tidak akan menimbulkan gangguan fungsi kulit jika
diterapi dengan baik.
• Quo ad Sanationam : dubia ad malam
Karena dermatitis numularis bersifat kronik residif. Pada suatu
penelitian ditemukan 53% dari responden tidak pernah lepas dari
dermatitis numularis.

Anda mungkin juga menyukai