1. Peta Konsep
Etiologi
Pseudomonas aeruginosa.
Basic Science Faktor risiko
- Anatomi telinga luar Piercing atau tindik
- Histologi telinga luar Luka bekas operasi
- Fisiologi telinga luar
Trauma
Patofisiologi
Infeksi daun telinga menyebar ke
perikondrium pinna menjadi merah dan nyeri
abses sub perikondrial dan nekrosis tulang
Tanda dan gejala : rawan sehingga terbentuk cauliflower ears
- Nyeri pada daun telinga
- Kemerahan pada daun
telinga
- Bengkak pada daun telinga
Diagnosis Banding
- Perikondritis
- Erisepelas
Pemeriksaan
Penunjang :
- Biopsi Diagnosis Kerja : Perikondritis
-kultur bakteri - Perikondritis
-uji sensitivitas - Erisepelas
-darah rutin
Penatalaksanaan Komplikasi
- Nonfarmakologi : deformitas yang disebut dengan
Kompres dengan air hangat telinga lisut (cauliflower ears).
- Farmakologi :
Golongan aminoglikosida
Golongan penisilin
Golongan sefalosporin
Prognosis
- Quo ad Vitam : Ad bonam
- Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
BHP
- Medical indication - Quality of life
- Patient preference - Contextual Feature
2
2. Definisi
Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu
trauma atau radang menyebabkan efusi pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga
luar. Yang ditandai dengan daun telinga yang membengkak, merah, panas, terasa nyeri, jika
ditekan terasa sakit. Pembengkakan daun telinga itu menjalar ke bagian belakang daun telinga
sehingga sangat menonjol.1,2
3. Anatomi Telinga
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula) dan liang telinga sampai membran
timpani.1
Daun Telinga
Aurikula terdiri atas lempeng tulang rawan elastik tipis yang ditutupi kulit. Pada tepi
posterosuperior luar telinga terdapat helix yang membentuk geometri cekung dan kurva sedikit
ke dalam menuju meatus akustik eksternal. Antihelix terletak di anterior heliks berbentuk cekung
dan melengkung keluar dari concha. Antara heliks dan antihelix terdapat skafoid fossa.3
Di permukaan posterior daun telinga terdapat juga tonjolan dan cekungan yang namanya
sesuai dengan anatomi yang membentuknya yaitu sulkus heliks, sulkus krus heliks, fosa
antiheliks, eminensia konka, dan eminensia scafa. Rangka tulang rawan daun telinga dibentuk
oleh lempengan fibrokartilago elastik. Tulang rawan daun telinga ini ditutupi oleh kulit dan
dihubungkan dengan sekitarnya oleh ligamentum dan otot – otot. Tulang rawan daun telinga
berhubungan dengan tulang rawan liang telinga melalui bagian yang disebut isthmus pada
permukaan posterior perlekatannya tidak terlalu erat karena terdapat lapisan lemak subdermis
yang tipis. Kulit daun telinga ditutupi oleh rambut – rambut halus yang mempunyai kelenjar
sebasea. Kelenjar ini banyak terdapat di konka dan fosa scafa.3
Gambar 1. Aurikula
3
Aurikula mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik. Otot ekstrinsik terdiri dari muskulus
aurikularis anterior, muskulus aurikularis superior, muskulus aurikularis posterior. Otot – otot ini
menghubungkan daun telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. Otot – otot ini bersifat
rudimenter, tetapi ada beberapa orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan daun telinganya ke atas dan ke bawah dengan menggerakkan otot – otot ini. Otot
instrinsik terdiri dari muskulus helicis mayor, musculus helicis minor, musculus tragicus,
musculus antitragus, musculus obliqus auricularis, dan musculus transpersus auricularis. Otot –
otot ini berhubungan dengan bagian – bagian daun telinga.4,5
Persarafan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus cervicalis yaitu nervus
auricularis magnus bersama dengan cabang cutaneus nervus fasialis mempersarafi permukaan
posterior dan anterior serta bagian posterior. Nervus occipitalis mempersarafi bagian
ataspermukaan posterior daun telinga. Nervus auriculotemporalis merupakan cabang nervus
mandibularis yang mempersarafi bagian tragus, crus heliks, dan bagian atas heliks. Cabang
nervus auricularis ke konka, anteheliks, dan eminensia konka. Cabang nervus fasialis ada yang
menuju dasar konka serta saraf daun telinga.3
4
Liang Telinga
Liang telinga luar atau meatus acusticus externus, merupakan suatu struktur berbentuk
huruf S yang berfungsi menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke mebran timpani. Pada
orang dewasa panjang nya ± 1 inci (2,5 cm). Liang telinga membentang dari konka telinga
sampai membran timpani. Disebabkan kedudukan membran timpani miring menyebabkan liang
telinga bagian belakang atas lebih pendek kira – kira 6 mm dari dinding anterior inferior. Bagian
lateral liang telinga adalah tulang rawan yang luasnya kira – kira ½ panjang liang telinga, sedikit
lebih panjang bagian tulang dalamnya yang merupakan terowongan langsung ke tulang
temporal.5
Bagian tulang rawan liang telinga luar sedikit mengarah ke atas dan ke belakang dan
sedikit bagian ke bawah dan ke depan. Penarikan daun telinga ke arah belakang atas luar, akan
membuat liang telinga cenderung lurus sehingga memungkinkan terlihatnya membran timpani
pada liang telinga.
Dinding depan, dasar dan sebagian dinding belakang dari liang telinga dibentuk oleh
tulang rawan yang mana terbentuk penyempitan depan bawah, bila meluas ke media. Ujung
sebelah dalam dari jalur ini melekat erat permukaan luar yang kasar dari bagian tulang liang
telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk oleh jaringan ikat padat yang mana berlanjut
dengan periosteum dari bagian tulang liang telinga. Liang telinga bagian tulang rawan adalah
sangat lentur dan fleksibel sebagian akibat adanya dua atau tiga celah tegak lurus daru santorini
pada dinding tulang rawan.4,5
Bentuk dari daun telinga dan liang telinga luar menyebabkan benda asing seperti
serangga dan air sulit untuk memasuki liang telinga bagian tulang dan mencapai membran
timpani orifisium dan liang telinga luar yang kecil dari tumpang tindih antara tragus dan
antitragus yang merupakan garis pertahanan pertama terhadap kontaminasi dari liang telinga dan
trauma membran timpani. Garis pertahanan kedua dibentuk oleh tumpukan masa serumen yang
menolak air, yang mengisi sebagian liang telinga bagian tulang rawan tepat di medial orifisium
liang telinga. Garis pertahanan ketiga oleh tulang rawan dan bagian tulang liang telinga, hal ini
sering lebih terbentuk oleh dinding liang telinga yang cembung. Penyempitan ini membuat
sulitnya serumen menumpuk atau benda asing memasuki lumen liang telinga bagian tulang dan
membran timpani. Suplai saraf sensoris ke kulit pelapisnya, berasal dari N. Aurikulo temporalis
dan cabang N. Vagus.5
5
Sejumlah besar cabang – cabang arteri menaik tegak lurus ke papilla dermis ke dalam daerah
cabang arteri dari lekukan kapiler. Lekukan – lekukan ini mengalir ke dalam pleksus venosus
dan selanjutnya ke dalam jaringan venosus di atas perikondrium. Satu arteriol tunggal
memperdarahi tubulus sekretorius dan kebanyakn saluran kelenjar apokrin, selanjutnya
memisahkan diri menjadi kapiler yang sangat banyak, yang bergabung ke dalam dua atau lebih
ke dalam venula.4,5
Lapisan kulit telinga bagian tulang lebih tipis, tebalnya kira – kira 0,2 mm, tidak
mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi
lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani dan tulang skuama
kulit yang tidak mengandung kelenjar dan rambut. Epidermis dari liang telinga bagian tulang
rawan biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler, dan lapisan tanduk.
Pada meatus akustikus eksternus juga terdapat folikel rambut. Folikel rambut banyak terdapat
pada 1/3 bagian luar liang telinga tetapi pendek tersebar secara tidak teratur dan tidak begitu
banyak pada 2/3 liang telinga bagian tulang rawan. Pada liang telinga bagian tulang, rambut-
rambutnya halus dan kadang-kadang terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior.
Dinding luar folikel rambut dibentuk oleh invaginasi epidermis yang mana menipis ketika
mencapai dasar polikel, dinding sebelah dalam folikel adalah rambut sendiri. Ruang potensial
yang terbentuk disebut kanalis folikularis. Kelenjar sebasea atau kelenjar lemak banyak terdapat
pada liang telinga dan hamper semuanya bermuara ke folikel rambut.3
Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka, ukuran diameternya 0,5-
2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga luar bagian tulang rawan, dimana
kelenjar ini berhubungan dengan rambut. Pada bagian luar liang telnga bagian tulang rawan,
kelenjar sebasea menjadi lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih jarang atau tidak ada sama
sekali pada kulit liang telinga bagian tulang.Kelenjar sebasea terletak secara berkelompok pada
bagian superficial kulit.3
Kelenjar apokrin terutama terletak pada dinding liang telinga superior dan inferior. Kelenjar-
kelenjar ini terletak pada sepertiga tengah dan bawah dari kulit dan ukurannya berkisar 0,5 - 2,0
mm. seperti kelenjar sebasea, kelenjar apokrin terbentuk dari local dari pembungkus luar akar
folikel rambut. kelenjar –kelenjar ini dapat dibagi kedalam 3 bagian, yaitu bagian sekresi, saluran
sekresi di dalam kulit dan saluran termilal atau komponen saluran epidermal.3
Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana jarang bercabang dan terdiri
dari lapisan epitel sebelah dalam, lapisan mioepitel ditengah dan membrane proria disebalah luar.
Disekeliling tabular adalah jaringan ikat padat. Epitelnya berupa lapisan tunggal bervariasi dari
bentuk silinder hingga kuboidal sangat gepeng (pipih). Di dalam sitoplasma, biasanya terletak
supranuklear terlihat sebagai granul lipid dan pigmen dalam ukuran yang berpariasi. Lapisan
mioepitelium yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih dan mengandung otot polos
membentuk pembungkus berkesinambungan disekeliling bagian melingkar dari kelenjar, dan
9
apabila berkontraksi akan menekan lumen tubuli sehingga sekret akan keluar. Apabila sampai
dipermukaan epidermis, sekret ini sebagian masuk folikel rambut dan sebagian lagi kepermukaan
bebas liang telinga, secara perlahan-lahan akan mengering dan berbentuk setengah padat dan
berwarna menjadi lebih gelap. Saluran sekresi relatif panjang dan berbelok-belok dan
mempunyai diameter yang bervariasi, berbatas tegas dari bagian sekresi kelenjar.7
5. Fisiologi telinga luar
Telinga luar secara umum dianggap sebagai suatu salurang yang berfungsi mengumpulkan
suara, sehingga dapat meningkatkan seluruh sensitivitas pendengaran. Aurikula atau juga
memiliki fungsi untuk menentukan arah lokasi suara
6. Etiologi
Bakteri penyebab Perikondritis pada umumnya adalah Pseudomonas aeruginosa.
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram-negatif yang bersifat aerob dan motil.
Pseudimonas aeruginosa banyak terdapat di tanah, air, tanaman, dan hewan. Bakter ini juga
merupakan flora normal pada usus dan kulit manusia namun dalam jumlah kecil. Pseudimonas
aeruginosa palinga banyak ditemukan lasa tempat yang lembab. Bakteri tersebut membentuk
koloni yang bersifat saprofit, pada manusia sehat, tetapi menyebabkan penyakit pada manusia
dengan pertahanan tubuh yang kurang baik.8
Morfologi
Pseudimonas aeruginosa merupakan bakteri berbentuk batang dan motil, berukuran
sekitar 0,6 x 2 mikrometer. Bakteri ini bersifat gram-negatif dan tampak dalam bentuk tunggal,
berpasangan, dan kadang-kadang membentuk rantai pendek. Pseudimonas aeruginosa tumbuh
dengan baik pada suhu 37-42°C. Kemampuannya untuk tumbuh pada suhu 42°C membantu
membedakannya dari spesies Pseudomonas lain dari grul fluoresens. Bakteri tersebut bersifat
oksidase-positif8
7. Faktor risiko15
Piercing atau tindik
Luka bekas operasi
Setiap kasus infeksi yang memerlukan tindakan pembedahan (endaural) tidak boleh
mengenai tulang rawan daun telinga. Kesalahan yang paling sering dilakukan adalah
membuat insisi meatal terlalu jauh ke arah lateral sehingga terlali dekat dengan heliks.
Trauma
10
Trauma yang dapat menyebabkan terbentuknya laserasi dan hematom dapat menjadi
tempat masuknya bakteri yang dapat menginfeksi perikondrium
8. Patofisiologi dan Komplikasi
Infeksi superfisial dari liang telinga luar atau dari daun telinga menyebar lebih dalam ke perikondrium,
keadaan ini disebut stadium dini. Pada stadium dini, pinna menjadi merah dan nyeri akibat reaksi
inflamasi. Reaksi inflamasi menyebabkan terbentuknya abses sub perikondrial. Abses sub perikondrial
menyebabkan nekrosis tulang rawan karena terganggunya perfusi nutrisi dari pembuluh darah
perikondrium. Hal ini menyebabkan teradinya jaringan parut yang berlekuk-lekuk yang akan
mengakibatkan terjadinya deformitas yang disebut dengan telinga lisut (cauliflower ears).11
9. Pemeriksaan Penunjang
Biopsi pada lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar untuk dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi.12 Pada pemeriksaan biopsi di dapatkan hasil sebagai berikut :
11
Kejadian perikondritis meningkat pada pasien yang menindik daun telinga di kartilago
(High piercing), Riwayat operasi daerah temporal seperti pada tindakan endaural, trauma
tumpul/tajam seperti riwayat terjatuh atau akupuntur, terapi selulitis atau terapi erisipelas
yang inadekuat, luka bakar, dan frost bite.15
13. Prognosis
QAV : Ad Bonam
QAF : Dubia ad bonam
1. MEDICAL INDICATION
2. Quality of life
3. Isu Etik apa yang muncul terkait dalam Informed consent mengenai pernyakit
peningkatan kualitas hidup pasien ? pasien mencakup penjelasan mengenai
penyakit hingga persetujuan pemberian
terapi pada pasien yang kompeten.
4. Bagaimana kondisi pasien sekarang atau Kondisi pasien sekarang sedang
masa depan, apakah kehidupan pasien mengalami inflamasi akut.
selanjutnya dapat dinilai seperti yang Jika terapi yang tepat tidak segera
diharapkan ? dilaksanakan, kondisi pasien akan semakin
memburuk.
5. Apakah penilaian kualitas hidup
menimbulkan pertanyaan berkaitan dengan
perubahan rencana penatalaksanaannya Tidak.
seperti untuk pengobatan yang bersifat
pendukung saja?
5. Apakah ada rencana alasan rasional untuk Ada, dengan kontrol rutin untuk
pengobatan selanjutnya ? mengevaluasi terapi yang tealh diberikan.
3. Patient preferences
2. Apakah pasien secara mental mampu dan (syarat pasien yang kompeten diatur dalam
kompeten secara legal? apakah ada Permenkes No. 290 Th.2008 tentang
keadaan yang menimbulkan persetujuan tindakan kedokteran: pasal 1
ketidakmampuan ? ayat 7)
4. Contextual features