Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN


DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Pembimbing :
dr. Novita Dewi, Sp.A

Disusun oleh :
Gita Noor Azizah (2016730042)
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. MAZ


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Oktober 2019
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kec. Koja, Jakarta Utara
Agama : Islam
Masuk RS : Sabtu, 1 Mei 2021
No. RM : 00-27-92-XX
Ruang Perawatan : Al-Farobi
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

BAB cair sejak 4 hari SMRS

KELUHAN TAMBAHAN

Demam, muntah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang diantar ke IGD oleh orang tua dengan keluhan BAB cair sejak 4 hari SMRS. 4 hari SMRS, pasien
mengalami BAB cair sebanyak 7 kali, berwarna bening tidak berlendir namun berlemak dan tidak disertai darah,
tidak berbau asam. Pasien merasa haus sehingga minum sebanyak 1,2 L. Pasien mengalami muntah sebanyak 2 kali.
Pasien tidak mau makan. OT mengatakan pasien rewel. OT mengatakan sebelumnya pasien sering makan bakso yang
dibeli diwarung makan, susu UHT dan yakult. Pasien tidak merasa kembung. OT mengatakan badan pasien terasa
hangat dan OT mengukur suhu tubuh pasien didapatkan 39 oC, demam mulai muncul saat malam hari menjelang
magrib, pasien tidak diberikan obat. Pasien tidak mengalami kejang, sesak tidak ada. Batuk pilek tidak ada.

3 hari SMRS, pasien mengalami BAB cair sebanyak 4 kali, berwarna bening tidak berlendir dan tidak disertai darah.
Pasien masih merasa haus sehingga banyak minum. Nafsu makan pasien menurun, pasien menjadi rewel. BAK
sebanyak 2 kali dan jumlahnya sedikit. OT mengatakan badan pasien masih panas, dan belum diberikan obat. Pasien
tidak mengalami kejang, sesak tidak ada.

2 hari SMRS, pasien mengalami BAB cair sebanyak 2 kali, berwarna bening tidak berlendir dan tidak disertai darah.
Pasien merasa haus sehingga banyak minum. Nafsu makan pasien menurun, pasien menjadi rewel. OT mengatakan
badan pasien sudah tidak panas. Pasien tidak mengalami kejang, sesak tidak ada. OT berobat ke puskesmas dan
diberikan oralit, zinc, dan ondansentron, namun OT mengatakan tidak ada perbaikan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1 hari SMRS, pasien mengalami BAB cair sebanyak 2 kali, namun cairan yang keluar banyak, berwarna bening tidak
berlendir dan tidak disertai darah. Pasien tidak mau makan apapun, dan hanya minum air putih saja. Pasien masih
rewel. OT mengatakan badan pasien panas dan diukur didapatkan 37,5 oC. Pasien tidak mengalami kejang, sesak
tidak ada.

Pada saat hari pemeriksaan, BAB 2 kali dan konsistensi sudah ada ampas berwarna kuning. Pasien masih tidak mau
makan apapun, hanya minum air putih saja. Pasien masih rewel. Pasien mengalami muntah. OT mengatakan badan
pasien panas. Pasien tidak mengalami kejang, sesak tidak ada. Batuk pilek tidak ada.

OT menyebutkan selalu mencuci tangan sebelum masak dan sebelum memberikan minum ke pasien. OT Pasien
jarang membersihkan tangan pasien. Sampai saat ini pasien mengkonsumsi ASI dan tidak mengkonsumsi susu
formula. Rumah pasien bersih dan sering disapu dan pel. Pasien menggunakan air dari PAM dan air minum dari
gallon isi ulang. OT tidak megetahui jarak jamban dari rumahnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

OT mengatakan pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat asma,
riwayat penyakit paru lain.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pada keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan keluhan yang sama

RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien diberikan obat oralit, zinc dan ondansetron sebelum masuk RS. Pasien tidak memiliki obat-obatan rutin yang
dikonsumsi setiap harinya.

RIWAYAT ALERGI

Tidak ada riwayat alergi makanan, obat, dan cuaca .


RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya. Untuk konsumsi air minum menggunakan air galon isi ulang
dan sumber air berasal dari PAM. OT tidak megetahui jarak jamban dari rumahnya. Pasien setiap hari aktif bermain
diluar rumah. Pasien dirumah tidak menggunkan popok, dan tidak menggunkan botol susu. Pasien jarang mencuci
tangan dengan sabun. Pasien belum bisa makan sendiri, sehingga dibantu oleh ibunya.

RIWAYAT POLA MAKAN

Pasien diberikan ASI sejak lahir sampai usia sekarang. Pasien tidak diberikan susu formula. Pasien sehari-hari makan 3
kali dalam sehari dengan porsi sedang. Pasien suka mengonsumsi nasi, telor dan daging. Pasien hanya suka makan
wortel, bayam dan pisang. Saat sakit pasien tidak nafsu makan, hanya minum saja.

*Kesan: Kuantitas yang diberikan cukup, kualitas yang diberikan cukup


RIWAYAT KEHAMILAN

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC) teratur. Selama
kehamilan ibu pasien tidak ada riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, maupun perdarahan. Saat hamil usia ibu
pasien adalah 37 tahun.
*Kesan: Rutin melakukan pemeriksaan ANC, saat hamil ibu dalam keadaan sehat

RIWAYAT KELAHIRAN

Anak lahir SC. Bayi lahir cukup bulan. Berat Badan Lahir 3040 gram, Panjang Badan Lahir 47 cm. OT tidak
mengingat lingkar kepala pasien. Tidak ada Riwayat kuning. Saat lahir pasien langsung menangis dan kulit
merah.
*Kesan: Persalinan bayi dilakukan dengan prosedur pervaginam dan keadaan bayi baik
RIWAYAT IMUNISASI

Hepatitis B : Saat lahir


BCG : Usia 1 bulan
Polio/IPV : Usia 1, 2, 3, 4 bulan
DPT-Hb-Hib : Usia 2, 3, 4 bulan
Campak : tidak dilakukan

*Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap


RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Motorik kasar : anak sudah bisa lari, berjalan mundur,


berjalan dengan baik
Motorik Halus : anak sudah bisa mencoret-coret
Bahasa : anak sudah bisa menyebut mama/papa
Sosial : anak sudah bisa menggunakan sendok
garpu, minum dari cangkir
 
*Kesan: Tidak terdapat gangguan tumbuh kembang
PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM

Pasien tampak sakit sedang

KESADARAN

Compos Mentis, rewel

TANDA VITAL

Suhu : 37,5 oC
Denyut Nadi : 150x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
STATUS ANTROPOMETRI

• Usia : 1 tahun 6 bulan


• BB sekarang : 9 kg
• BB sebelum sakit : 13 kg
• TB : 80 cm

STATUS GIZI
Status Gizi (Interpretasi menggunakan BB/TB: -2 SD (Gizi Baik)
Kurva WHO)
Kesan : Menurut WHO, BB/TB status gizi
BB/U : antara 0 dan -2 SD (Gizi anak baik
Baik)
TB/U : antara 0 dan -2 SD (Gizi
Baik)
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA

Kepala : Normocephal, ubun-ubun datar


Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut (tidak rontok), distribusi merata
Mata : Cekung (-/-), edema palpebra (-/-), air mata berkurang (-/-)
konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+).
Hidung : Nafas cuping hidung(-/-), epistaksis (-/-), sekret (-/-),
Mulut : Mukosa bibir sedikit kering (+), stomatitis (-), lidah tremor (-),
perdarahan gusi (-), gigi caries (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, hiperemis (-)
Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-/-), pembesaran kelenjar tiroid (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX

PARU- PARU
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris,
retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonchi (-/-), wheezing (-/-)

JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Auskultasi : SI-II DBN, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN

Inspeksi : Datar, distensi (-), massa (-)


Auskultasi : Bising usus (+) dalam batas normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), turgor elastisitas abdomen baik
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
PEMERIKSAAN FISIK

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas Bawah


Sianosis : -/- -/-
Akral : hangat hangat
Edema : -/- -/-
CRT : <2s <2s
PEMERIKSAAN FISIK
Genitalia : Tidak terdapat tanda-tanda peradangan
Kulit : Pucat (-), eritema (-), turgor kulit tidak melambat
Motorik
Kekuatan motoric 5/5/5/5.
Spasme (-), rigiditas (-), flaksid (-).
Sensorik
Respon terhadap nyeri (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium
darah rutin tanggal 1 Mei 2021
Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 10.2 (L) gr% 11.3-15.50
Leukosit 8.370 /mm3 3.980-10.040
Hitung Jenis:      
Basofil 0 % 0-1
Eosinophil 1 % 1-6
Neutrofil 32 (L) % 34-71
 
Limfosit 55 (H) % 19-52
Monosit 12 % 4-12
Trombosit 477 (H) ribu/mm3 132-440
Hematokrit 32.3 (L) % 38-47
LED 6 mm/jam 0-20
SARS COVID-19      
Antibodi
 
Immunologi/Serologi Negatif   Negatif
Antigen SARS-CoV 2
RESUME

An. MAZ pasien laki-laki usia 1 tahun 6 bulan diantar ke IGD RSIJ Sukapura dengan keluhan BAB cair > 3
kali dalam sehari sejak 4 hari SMRS. Keluhan disertai demam dan muntah. Awalnya pada hari pertama BAB
cair sebanyak 7 kali, berwarna bening tidak berlendir dan tidak disertai darah dan tidak berbau asam. Pasien
merasa haus sehingga minum sebanyak 1,2 L. Pasien mengalami muntah sebanyak 2 kali. Pasien tidak mau
makan. OT mengatakan pasien rewel. OT mengatakan sebelumnya pasien sering makan bakso yang dibeli
diwarung makan, susu UHT dan yakult. Pasien tidak merasakan kembung. OT mengukur suhu tubuh pasien
didapatkan 39 oC, demam mulai muncul saat malam hari menjelang magrib, karena keluhan masih dirasakan,
pada hari ketiga OT mengantar pasien ke puskesmas dan diberikan obat diberikan oralit, zinc, dan ondansentron,
namun OT mengatakan tidak ada perbaikan.
Pada saat hari pemeriksaan, pasien BAB 2 kali dan konsistensi sudah ada ampas berwarna kuning. Pasien
masih tidak mau makan apapun, hanya minum air putih saja. Pasien masih rewel. Pasien mengalami muntah. OT
mengatakan badan pasien panas. OT Pasien jarang membersihkan tangan pasien. Sampai saat ini pasien
mengkonsumsi ASI dan tidak mengkonsumsi susu formula. Pasien belum imunisasi campak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, pasien tampak rewel, suhu 37,5 oC, denyut Nadi 150x/menit, pernafasan
24 x/menit. Pada pemeriksaan generalisata mukosa bibir sedikit kering (+), turgor kulit dan abdomen baik, akral
hangat, CTR < 2 detik. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan netrofil menurun dan limfosit meningkat.
ASSESSMENT

DAFTAR MASALAH
• Diare
• Febris
• Vomitus
• BB menurun

DIAGNOSIS KLINIS
• GEA dengan dehidrasi ringan-sedang ec rotavirus, berdasarkan
• BAB >3 kali dalam sehari, berlangsung selama 6 hari, BAB cair berwarna bening, tidak ada darah
• Pasien rewel, merasa haus, mukosa sedikit kering
PLANNING

EDUKASI
• Memberikan makanan yang, diberikan
PLANNING TERAPI
dalam porsi kecil atau sering (6 kali
• Paracetamol drip. Dosis 4 x 90 mg per
atau lebih) dan anak dibujuk untuk
hari
makan
• Ondansentron IV. Dosis 2 x 0,18 mg
• Tetap memberikan ASI
per hari
• Imunisasi campak
• Zinc oral. Dosis 20 mg per hari, selama
• Membudayakan kebiasaan mencuci
10 hari
tangan dengan sabun sehabis buang air
• Lacidofil sachet 1 g
besar dan sebelum makan
• KAEN 3B IV. Kebutuhan cairan 675
• Menjaga kebersihan dalam penyiapan
ml/6 jam. 37 TPM mikro
dan penyimpanan makanan
pendamping ASI
Tanggal S O A P
2/05/21 Demam (-), batuk KU: tampak sakit ringan GEA terhehidrasi a. Paracetamol drip. Dosis 4 x 90
pilek (-), BAB 3x Kesadaran: compos mentis,
sehari, terdapat ampas. mg per hari
tidak rewel
Mual & muntah b. Ondansentron IV. Dosis 2 x 0,18
berkurang, nafsu Suhu : 36,3℃
makan membaik mg per hari
Nadi : 110x/menit
c. Zinc oral. Dosis 20 mg per hari,
RR : 20x/menit
selama 10 hari
Paru : retraksi (-), vesicular +/+,
ronkhi -/- d. Lacidofil
Abdomen : nyeri tekan (-), e. KAEN 3B IV. Kebutuhan cairan
bising usus (+) dalam batas 675 ml/6 jam. 37 TPM mikro
normal
Ekstermitas : akral hangat, CRT  
< 2 detik
3/05/21 Demam (-), batuk KU: tampak sakit ringan GEA terhehidrasi a. Zinc oral. Dosis 20 mg per hari,
pilek (-), BAB (-) Kesadaran: compos mentis,
Mual & muntah (-) , selama 10 hari
nafsu makan Suhu : 36,5℃
b. Lacidofil
membaik Nadi : 118x/menit
c. KAEN 3B IV. Kebutuhan cairan
RR : 20x/menit
675 ml/6 jam. 37 TPM mikro
Paru : retraksi (-), vesicular +/
+, ronkhi -/-  
Abdomen : nyeri tekan (-),
bising usus (+) dalam batas
normal
Ekstermitas : akral hangat,
CRT < 2 detik
PROGNOSIS

- Quo ad vitam : Dubia ad bonam


- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar (BAB) ≥ 3×dalam 24 jam dengan
konsistensi yang lebih lunak atau cair dan berlangsung dalam waktu <7 hari.

DIARE AKUT: Diare yang berlangsung 7 hari

DIARE BERKEPANJANGAN: Diare yang


berlangsung 7-14 hari

DIARE KRONIK: Diare Kronik: Diare yang


berlangsung >14 hari

25
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia
di bawah 5 tahun.

• Prevalensi diare pada anak usia <1 tahun menempati


posisi tertinggi (42%) diikuti kelompok usia 1-4 tahun
sebanyak 25,2%.

• Penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak


usia 1-4 tahun (Riskesdas 2007)

26
Cara Penularan Faktor Risiko

• Faktor usia: Sebagian besar episode diare


finger flies terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan

4F • Faktor musim

fluid flied • Epidemi dan pandemi

27
Etiologi Shigella, Salmonella, E coli, Golongan Vibrio

Bakteri Bacillus cereus, Clostridium perfringens,


Staphylococcus aureus, Campylobacter
Infeksi aeromonas
Virus Rotavirus, Adenovirus
PENYEBAB
PENYAKIT Malabsorpsi
Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia
DIARE Parasit lamblia, Balantidium coli
Alergi Cacing perut, Ascaris, Trichuris, Strongyloides
Jamur, Candida
Keracunan Keracunan bahan-bahan kimia
Keracunan oleh racun yang Jasad renik → Algae
dikandung dan di produksi
Ikan, buah-buahan,
Imuno defisiensi Sayur-sayuran

Sebab-sebab lain
PATOMEKANISME

• Diare Sekretorik
• Penyebab: Vibrio cholera, Enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC), Shigella, Clostridium,
1 Salmonella, dan Campylobacter

• Diare Invasif
• Penyebab: rotavirus, bakteri (shigella, Salmonella, Campylobacter, Entero Invasive
2 Eschericia coli/EIEC, dan Yersinia), atau parasit (amoeba).

• Diare Osmotik
• Penyebab: intoleran laktosa
3

29
Diare Sekretorik
Patogen (V.cholera)

ATP
Toksin
oo
Menempel o
cAMP
Epitel
usus

sekresi Cl bertambah
dan

absorpsi Na dihambat

air, K dan bikarbonat

Tinja cair mengandung Na, K, Cl dan bikarbonat


30
DIARE INVASIF
Replikasi
Makanan yang Epitel dan vili
Usus bagian apikal rusak
mengandung virus
Menembus vili

Digantikan oleh sel


Sel retikulum kripta yang belum
melebar Penyembuhan matang (gepeng dan
Infiltrasi limfoid kubois)
dr lamina propria

Villi usus memendek


Tidak berfungsi
Kemampuan mencerna
diare menyerap air dan
dan menyerap makanan
makanan
menurun

31
Diare Osmotik
Lumen usus

LAKTOSA

TIDAK DISERAP

FERMENTASI BAKTERI Dinding Usus

ASAM-ASAM ORGANIK + GAS

TEKANAN OSMOTIK MENINGKAT

MENARIK CAIRAN

D IARE
Manifestasi Klinis
E. coli entero E. coli entero
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella Cholera
toksigenik invasif
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Panas + ++ ++ - ++ +
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kolik Tenesmus kolik Kadang Tenesmus kolik Kolik
Sering distensi Pusing ,dapat ada Pusing, bakterimia
Gejala lain Hipotensi
abdomen kejang toksemia sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-
menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah – hijau Hijau Tdk berwarna Merah – hijau Seperti
cucian
beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -
Anamnesis
• Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi feses, warna, bau, ada atau tidak
ada lendir maupun darah.
• Muntah: volume dan frekuensi
• Jumlah atau frekuensi buang air kecil
• Makanan dan minuman yang diberikan selama diare, mengkonsumsi
makanan yang tidak biasa
• Rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun
• Gejala lain seperti demam, kejang atau penyakit lain yang menyertai seperti
batuk, pilek, dan campak.
• Tindakan yang sudah dilakukan: pemberian oralit, riwayat pengobatan
sebelumnya, dan riwayat imunisasi
Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran umum
• Tanda-tanda vital
• Berat badan
• Tanda-tanda dehidrasi
• Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik.
Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi.
• Capillary refill test
Menilai status dehidrasi
Gejala & tanda Tanpa dehidrasi Dehirasi ringan-sedang Dehidrasi berat

Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *letargik, kesadaran menurun

Mata Normal cekung Sangat cekung

Air mata Basah Kering Sangat kering

Mulut/lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum normal , tidak haus) *tampak kehausan *sulit, tidak dapat minum

Turgor Kulit Turgor kembali cepat *turgor kembali lambat *turgor kembali sangat lambat

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

Deficit cairan <5% atau <50ml/kgBB 5-10% atau 50-100 ml/kgBB >10% atau >100ml/kgBB

36
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah Tinja Urine


• Darah lengkap • Makroskopik: • Urin lengkap
• Elektrolit bentuk, warna, ada
• Analisis Gas Darah tidaknya darah/lendir
• Kultur • Mikroskopik:
leukosit, eritrosit,
telur cacing, parasit
• Kimia : PH, elektrolit
• Kultur
TATALAKSANA DIARE

Oralit

Zinc 10
Nasihat
Lintas hari

Diare
Teruskan
Antibiotik
ASI dan
selektif
makanan
Kandungan Oralit
Zinc
• Zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak,
zat ini membantu penyembuhan serta mengurangi lama dan beratnya
diare
• Cara kerja:
↑ Absorpsi air dan elektrolit di usus halus
↑ Kecepatan regenerasi epitel usus
↑ Jumlah brush border apical
↑ Respon imun yang mempercepat pembersihan pathogen dari usus
Antibiotik
Pencegahan
Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare
• Pemberian ASI yang benar.
• Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI.
• Penggunaan air bersih yang cukup.
• Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air
besar dan sebelum makan.
• Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga.
• Membuang tinja bayi yang benar.
Pencegahan
Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu
• Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
• Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam
jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
• Imunisasi campak
Komplikasi

• Gangguan elektrolit : Hiponatremia, hieprnatremia, Hipokalemia,


hiperkalemia
• Kejang
Daftar Pustaka

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Buku Saku Lintas Diare

untuk Petugas Kesehatan Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011.p.2-32

2. Subagyo B, Santoso NB. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. 1st ed. Juffrie M, editor. Jakarta:

UKK Gastroenterologi Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009.

3. Pudjiadi, Antonius., Hegar, Badriul. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 1. Jakarta: Ikatan Dokter

Anak Indonesia; 2009.

4. Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta: World Health

Organization. 2009
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai