STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. SJ
Tgl & Jam Masuk poliklinik : 5 April 2013/ Pukul. 12.00 WIB
ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
Keluhan Tambahan : Kuning pada kedua mata, demam (+) pilek (-), batuk (-),
mual ( + ), muntah ( + ), nyeri tenggorokan dan menelan (-)
nafsu makan berkurang, nyeri pada perut (+) BAB normal,
BAK warna seperti teh (+)
10 hari SMRS
• demam selama 3 hari, demam naik turun, pada saat demam mual ( + ),
muntah 1x, sedikit nyeri perut sebelah kanan jika ditekan ( + ), mata dan
kulit menjadi berwarna kuning,nafsu makan menurun, BAB lancar
konsistensi lembek warna kekuningan normal , BAK lancar warna
kecoklatan seperti teh .
1
7 hari SMRS
• lemas dan lesu selama ± 1 minggu , demam (-)mual ( + ), muntah (-), mata
dan kulit berwarna kuning,nafsu makan menurun, BAB lancar konsistensi
lembek warna kekuningan normal , BAK masih berwarna kecoklatan seperti
teh .
• OS datang untuk kontrol berobat ke poliklinik anak RS, demam (-), ikterik
membaik, mual muntah(-), nafsu makan membaik, lemas dan lesu
berkurang, BAK warna kuning, BAB normal.
Riw. Peny. Keluarga : Dirumah tidak ada yang sakit seperti ini, Anemia (-),
asma(-),
Riw. Kelahiran : pasien lahir ditolong oleh bidan di rumah sakit spontan,
cukup bulan , BBL = 2900 gr, PB = ibu Os lupa
Riw. Imunisasi : BCG 1x, Hepatitis B 3x, Polio 4x, DPT 3x, Campak 1x
Kesan : imunisasi sesuai umur lengkap.
2
Riw. Tumbuh Kembang : Bisa berjalan usia 1th, sekarang sudah TK B kesan :
tumbuh kembang sesuai dengan umur
Riw. Makanan : ASI s/d 2th, sudah makan nasi, susah untuk makan sayuran
PEMERIKSAAN FISIK
RR : 26 x/menit
S : 36,6 oC
Status Gizi :
3
STATUS GENERALIS
Mata : konjuctiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, mata cekung (-)
Mulut : bibir kering (-), tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), perdarahan gusi (-)
Dada : normochest
P : tidak dilakukan
P : tidak dilakukan
P : tidak dilakukan
A : BJ 1 & 2 normal
Abdomen : I : cembung
4
P : hepar teraba 4-5 cm dibawah arcus costae, NT epigastirum (+),
splenomegali (-), turgor kulit baik
P : timpani
Hasil Lab
02-04-2013
5
- Eritrosit
Kunjungan ke 2 ke poliklinik
Kimia Klinik
6
Bilirubin Total 2,4 (H) < 1.0 mg/dL
RESUME :
An. SJ, 6,5 tahun, dibawa oleh Orang tuanya ke RSIJ CP dengan keluhan lemas lesu
± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Os sempat demam selama 3 hari,
demam naik turun, mual, muntah, sedikit nyeri perut sebelah kanan jika ditekan,
mata dan kulit menjadi berwarna kuning, nafsu makan menurun, BAB lancar
konsistensi lembek warna kekuningan normal namun ada lendir, BAK lancar warna
kecoklatan seperti teh .
Pada PF KU pasien CM, tampak sakit sedang. Status gizi, gizi kurang, sclera kedua
mata ikterik, warna kulit hitam kekuningan, hepar teraba 4-5 cm dibawah arcus
costae, NT epigastirum (+).
Pada PP yang dilakukan di Poliklinik RSIJ CP tgl 2 april 2013 didapatkan hasil
darah lengkap eosinofil, monosit, LED, eritrosit meningkat, eosinofil 6%,monosit 9
%, LED 30mm,dan eritrosit 4.45 10ˆ6/uL. Kimia klinik peningkatan SGOT (467),
SGPT(903), Gamma GT(264), bilirubin total(8,0), bilirubin direk(5,9), bilirubin
indirek (2,1). Tanda hepatitis anti HAV IgM reaktif (6,89). Pada tanggal 5 april
diperiksa kembali, masih ditemukan peningkatan namun sudah menurun dari
sebelumnya SGOT (235), SGPT(368), bilirubin total(2,4), bilirubin direk(1,4)
bilirubin indirek (1,0).
7
ASSESMENT : Hepatitis A Akut
Th/ :
Vit E 1x1
Zamel sy 1x ½ cth
Methiosonà membantu memenuhi kebutuhan vitamin, asam amino dan kolin. Vitamin b
kompleks.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HEPATITIS A
Hepatitis A adalah penyakit yang mengenai sel-sel hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A merupakan penyakit self-limiting dan memberikan
kekebalan seumur hidup. Insidensi tinggi banyak didapatkan di Negara berkembang
dimana anak yang berusia 5 tahun mengalami infeksi virus hepatitis A (HAV)
Pada anak yang terinfeksi HAV, hanya 30 % yang menunjukkan gejala klinis
(simptomatis) sedangkan 70% merupakan subklinis (asimptomatik). Bentuk klasik yang
meliputi 80% penderita simptomatis biasanya akut dan sembuh dalam waktu 8 minggu,
tetapi dapat terjadi bentuk yang berbeda yakni protracted, relapsing, fulminant,
cholestatic, autoimmune trigger, dan manifestasi ekstrahepatik.
B. EPIDEMIOLOGI
C. VIROLOGI
- HAV adalah virus RNA 27-nm nonenvelop, termasuk genus Hepatovirus, famili
Picornavirus
- Bersifat termostabil, tahan asam, dan tahan terhadap empedu sehingga efisien dalam
transmisi fekal oral.
- Infeksi HAV terjadi melalui transmisi serial dari individu yang terinfeksi ke individu
yang lain yang rentan
9
- tidak menyebabkan terjadinya hepatitis kronis atau persisten.
- Transmisi HAV pada manusia melalui rute fekal-oral.
D. PATOMEKANISME
HAV masuk ke hati dari saluran pencernaan melalui aliran darah, menuju hepatosit,
dan melakukan replikasi di hepatosit yang melibatkan RNA-dependent polymerase.
Dari hepar HAV dieliminasi melalui sinusoid, kanalikuli, masuk ke dalam usus
sebelum timbulnya gejala klinis maupun laboratoris.
Tubuh mengeliminasi HAV dengan melibatkan proses netralisasi oleh IgM dan IgG,
hambatan replikasi oleh interferon , dan apoptosisoleh sel T sitotoksik
E. MANIFESTASI KLINIS
- Masa inkubasi : 18-50 hari, dengan rata-rata kurang lebih 28 hari.
- Masa prodromal : 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejalanya adalah fatigue,
malaise, nafsu makanberkurang, mual, muntah, rasa tidak nyaman di daerah perut
kanan atas, demam (biasanya < 39°C), merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti
flu, nasal discharge, sakit tenggorok, dan batuk.
- Fase ikterik, urin berwama kuning tua, seperti teh, atau gelap, diikuti oleh feses
yang berwarna seperti dempul (clay-coloured faeces), kemudian warna sklera dan
kulit perlahan-lahan menjadi kuning.
- Fase penyembuhan, ikterik menghilang dan warna feses kembali normal dalam 4
minggu setelah onset.
Gejala klinis terjadi tidak lebih dari 1 bulan, sebagian besar penderita sembuh total
tetapi relaps dapat terjadi dalam beberapa bulan. Tidak dikenal adanya viremia
persisten maupun penyakit kronis.
5 macam gejala klinis :
Hepatitis A Klasik : timbul secara mendadak didahului gejala prodromal sekitar 1
minggu sebelum jaundice. Sekitar 80% dari penderita yang simptomatis mengalami
klasik ini. IgG anti HAV pada bentuk ini mempunyai aktifitas yang tinggi, dan
dapat memisahkan IgA dari kompleks IgA-HAV, sehingga dapat dieliminasi oleh
system imun , untuk mencegah terjadinya relaps.
10
Hepatitis A relaps : terjadinya pada 4%-20% penderita simtomatis. Timbul 6-10
minggu setelah sebelumnya dinyatakan sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi
pada umur 20-40 tahun. Gejala relaps lebih ringan daripada bentuk pertama.
Hepatitis A kolestatik : Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai dengan
pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal dan
jaundice. Pada saat ini kadar AST, ALP, ALT secara perlahan turun ke arah normal
tetapi kadar bilirubin serum tetap tinggi.
Hepatitis A protracted : Pada bentuk ini (8.5%), clearance dari virus terjadi
perlahan sehingga pulihnya fungsi hati memerlukan waktu yang lebih lama, dapat
mencapai 120 hari. biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal dengan
piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular hepatitis.
Hepatitis A fulminan : paling berat dan dapat menyebabkan kematian, ditandai
dengan memberatnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan waktu protrombin.
Biasanya terjadi pada minggu pertama saat mulai timbulnya gejala. Penderita
berusia tua yang menderita penyakit hati kronis HVB dan HCV berisiko tinggi
untuk terjadinya fulminan ini.
F. DIAGNOSIS
11
G. PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan anti-virus spesifik untuk HAV. Infeksi akut dapat
dicegah dengan pemberian immunoglobulin dalam 2 minggu setelah terinfeksi atau
menggunakan vaksin. Penderita hepatitis A akut dirawat secara rawat jalan, tetapi
13% penderita memerlukan rawat inap, dengan indikasi muntah hebat, dehidrasi
dengan kesulitan masukan per oral, kadar SGOT-SGPT > 10 kali nilai normal,
koagulopati, dan ensefalopati.
Pengobatan meliputi istirahat dan pencegahan terhadap bahan hepatotoksik,
misalnya asetaminofen. Pada penderita tipe kolestatik dapat diberikan
kortikosteroid dalam jangka pendek. Pada tipe fulminan perlu perawatan di ruang
perawatan intensif dengan evaluasi waktu protombin secara periodic. Parameter
klinis untuk prognosis yang kurang baik adalah: (1) pemanjangan waktu protombin
lebih dari 30 detik, (2) umur penderita kurang dari 10 tahun atau lebih dari 40
tahun, dan (3) kadar bilirubin serum lebih dari 17 mg/dl atau waktu sejak dari
ikterus menjadi ensefalopati lebih dari 7 hari.
H. PENCEGAHAN
Karena tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A maka pencegahan
lebih diutamakan, terutama terhadap anak di daerah dengan endemitas tinggi dan
pada orang dewasa dengan risiko tinggi seperti umur lebih dari 49 tahun yang
menderita penyakit hati kronis. Pencegahan umum meliputi nasehat kepada pasien
yaitu : perbaikan higine makanan-minuman, perbaikan sanitasi lingkungan dan
pribadi dan isolasi pasien (sampai dengan 2 minggu sesudah timbul gejala).
Pencegahan khusus dengan cara imunisasi. Terdapat 2 bentuk imunisasi yaitu
imunisasi pasif dengan immunoglobulin dan imunisasi aktif dengan inactivated
vaccines.
Vaksin Hepatitis A
Vaksin Hepatitis A yang dilisensi di Amerika Serikat tidak aktif, whole-cell
virus vaccine yang diproduksi dari virus hepatitis A tumbuh dalam human diploid
fibroblast cells. Terdapat 2 single-antigen vaccines, Vaqta dan Havrix, dan a
12
combined hepatitis A/hepatitis B vaccine, Twinrix (GlaxoSmithKline) (Committee
on Infectious Disease Pediatrics, 2007).
Keamanan
Vaksin Hepatitis A telah terbukti sangat aman. Pada clinical trials terhadap vaksin
Havrix dan Vaqta, efek samping tidak umum terjadi dan ringan jika ada, dengan
perbaikan terjadi kurang dari 1 hari. Efek samping yang paling umum terjadi,
dilaporkan pada 10-15% subjek, yaitu nyeri, kemerahan dan bengkak pada tempat
injeksi (Committee on Infectious Disease Pediatrics, 2007).
13
14