Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN TN.

D DENGAN
COVID 19 CONFIRMED DI RUANG MELATI
RS PARU DR. H. A ROTINSULU

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Manajemen

Disusun oleh:

LUTFIA ULFA
NPM 1219165

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN

A. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 7 Juli 2021
Tanggal pengkajian : 8 Juli 2021
Ruang : Melati
a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
No RM : 113497
Usia : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Padalarang
Agama : Islam
Diagnosa medis : Covid 19 confirmed
DPJP : dr. Herudian, Sp.P
Jaminan : BPJS Non PBI

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. G
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Padalarang
Hubungan dengan Klien : Istri

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit penderita mengeluh sesak napas yang
dirasakan terus menerus dan semakin berat. Klien mengeluh batuk berdahak dan
demam. Karena keluhan sesaknya klien pergi berobat ke RS cahya kawaluyaan,
dilakukan pemeriksaan termasuk skrining covid 19 dan klien telah membawa hasil
pemeriksaan rapid test dan hasilnya reaktif kemudian dirujuk ke RS paru
Rotinsulu dengan DK suspek covid 19 karena tidak tersedia ruangan isolasi kasus
sedang.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya : Menurut pengakuan klien, klien memiliki
penyakit asma sejak dulu. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan bahwa dirinya pernah merawat
adiknya yang sakit paru-paru dan adiknya telah meninggal dunia.
5. Pengkajian Fisik:
Keadaan Umum : Partial Care
Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 E: 4 M: 6 V: 5
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 137/88 mmHg
Suhu : 37,5oC
RR : 24x/menit
Nadi : 101x/menit
Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, PCH(+), sianosis (-), kokoh, memakai oksigen 5
liter/menit dengan nasal canula, jalan nafas paten, tidak ada nyeri pada palpasi
sinus, mukosa hidung kemerahan, vibrosa (+), polip(-), septum nasalis
ditengah, bibir (-) sianosis, mukosa orofaring tampak merah, tidak ada
pembesaran tonsil, uvula bergerak bebas, lehar simetris, tidak ada penggunaan
muskulus sternokleidomastoid, trachea berada ditengah, JVP 5+3 cm H2O,
bentuk dada simetris, ada retraksi intercostalis, tidak ada penggunaan
muskulus intercostalis interna, pengembangan paru asimetris, pada paru kiri
masih tertinggal, vocal premitus tidak sama, pada paru kanan masih terasa
getarannya, pada perkusi pekak diatas paru sebelah kiri, respirasi 25x/menit.
b. Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis (berwarna merah muda), bibir (-) sianosis, JVP 5+3
cm H20, tekanan darah 137/88 mmHg, nadi 101x/menit, bunyi jantung S1 dan
S2 murni regular, tidak terdapat clubbing finger, capilarry refill time 3 detik,
sianosis perifer (-).
c. Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa merah muda dan tampak kering, lidah kotor,
jumlah gigi 31 buah ada caries pada molar bawah kiri, lidah dapat bergerak
kesegala arah, refleks menelan kurang baik, bentuk abdomen datar, bising usus
10x/menit, tidak terdapat nyeri tekan, berat badan sebelum sakit 71 kg dan
setelah sakit 59 kg dengan tinggi badan 155 cm.
d. Sistem perkemihan
Tidak terlihat pembesaran pada kandung kemih, ginjal tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan pada ginjal dan kandung kemih.

3
e. Sistem musculoskeletal
Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, pergerakan ekstremitas atas dan
bawah simetris, tidak ada atropi otot, tidak mengalami nyeri pada persendian,
kekuatan otot 4 ka dan ki ekstremitas atas dan bawah.
f. Sistem integumen
Warna rambut putih pendek, distribusi merata, kulit kepala kotor, tidak
terdapat lesi dan nyeri tekan pada kepala, tekstur kulit lembut, turgor kulit
kurang baik, suhu axila 37,2ºC, kuku tangan dan kuku kaki tampak pendek dan
bersih.
g. Sistem endokrin
Klien mengaku tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus
h. Sistem persarafan
 Kesadaran
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis (CM), klien dapat
berorientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
 Tes fungsi cerebral
Klien dapat mengingat reason memori, inmediet memori dan long memori, klien
dapat mengulang angka-angka yang disebutkan oleh perawat dan dapat
menjumlahkan angka-angka yang disebutkan.
a. Hasil laboratorium

Hasil Normal Satuan


Leukosit 12.200 3,8-10 rb/mm³
Hemoglobin 11,6 14-18 mg/dl
Trombosit 87.000 150.000-400.000 microliter
Gula darah puasa 317 70-110 mg/dl
Gula darah 210 <150 mg/dl
2jamPP
Ureum 80 21-43 mg/dl
Kreatinin 1,6 0,5-0,9 mg/dl
Kalium 4,98 3,6-5,5 m eq/l
Natrium 139 135–145 m eq/l
PH arteri 7,545 7,35-7,45
PCO2 arteri 22,5 35-45 mmHg
PO2 arteri 67,0 80-100 mmHg
HCO3 arteri 19,7 21-28 Mmol/L
Sat O2 95,7 95-100 %
Base excess arteri -0,3 (-2)-(+3) Mmol/L

4
Laju endap darah 40/75 mm/jam

Bilirubin total 1,7 <= 1,0 mg/dl

Bilirubin direk 0,8 0,00-0,25 mg/dl

Bilirubin indirek 0,9 <=0,75 mg/dl

Limfosit 8,0 20-40 %

SGOT (AST) 31 <32 U/L

SGPT (ALT) 84 <31 U/L

Protein total 4,6 6,5-8,0 g/dl

Kalsium ion 1,01 1,15-1,27 Mmol/L

D-Dimer 1.406,08 negatif DVT/PE ng/mL

Bila kadar <500

Hs-CRP 19,33 coronary risk mg/dL

factor:

Low : <0,1

Moderate : 0,1-0,3

High : >0,3

RT-PCR (7/7/2021) : Positif

Program Terapi
Terapi oksigen 5lpm dengan nasal canul
Azitromicin 1x500 mg IV (6 hari)
OMZ 1x40 mg IV
Vit C 1x1000 mg IV
Resfar 1x8ml IV
Dexamethasone 3x1/2 amp IV
Heparin 2x5000 unit SC
Remdesivir 2x200 mg IV (H1), 1x200 mg H2 dst
Vit D 1x1000 mg PO
Zinc 1x20 mg PO

5
Sucralfate 3x1 PO
Kalitake 3x1 sachet PO
Lesichol 1x1 tab PO
Kalporosis 1x1 tab PO

No Data Senjang Kemungkinan Penyebab dan Masalah


Dampak
1 DS : Pasien mengeluh sesak SARS-CoV 2 Bersihan jalan napas
napas pada saat batuk susah tidak efektif
mengeluarkan dahak COVID-19 infection
DO :
- Respirasi 27x/menit Immune invasion
- Terpasang oksigen 5lpm
NC Cytokine storm
- Tidak Ada penggunaan
muskulus intercostalis Inflammatory cascade
interna
Bacterial infection
- Ada retraksi intercostalis
- Pergerakan dada kiri Kuman berlebih di bronkus
tertinggal dari dada
kanan
- Vocal premitus dada kiri Proses peradangan
kurang dari dada kanan
- Bunyi perkusi pekak
- Bunyi auskultasi ronchi Akumulasi secret di bronkus
- Suara paru bronchial
Mukus bronkus meningkat

Bersihan jalan nafas tidak efektif


2 DS : Klien mengeluh sesak napas SARS-CoV 2 Kerusakan pertukaran
DO : gas
- Respirasi 27x/menit COVID-19 infection
- Terpasang oksigen 5 lpm
NC Immune invasion
- Ada retraksi intercostalis
Cytokine storm
- Terdapat sianosis perifer
- pCO2= 22,5 mmHg Inflammatory cascade
- pO2= 67 mmHg
- HCO3=19,7 mmHg
- Sat O2= 95,7% Bacterial infection

Vasodilator kapiler

Permeabilitas kapiler meningkat

Perpindahan eksudat plasma ke


intersitial

6
Oedeme ruang kapiler alveoli

Penurunan difusi O2

Gangguan pertukaran gas

Intervensi

Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Bersihan jalan nafas Tupan : 1. manajemen jalan nafas : mengidentifikasi dan


tidak efektif mengelola kepatenan jalan nafas.
berhubungan Jalan napas
Observasi
bersih dan
dengan peningkatan
produksi sputum efektif. - Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha
nafas)
Tupen: setelah
Yang ditandai : - Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi,
dilakukan
wheezing, ronkhi)
DS : perawatan
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
selama 2x24
Pasien mengeluh jam jalan nafas Terapeutik
sesak napas pada dapat bersih - Posisikan semifowler atau fowler
saat batuk susah dan efektif dgn
- Berikan minum hangat
mengeluarkan dahak kriteria:
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
DO : Edukasi
 Klien
- Respirasi mengatakan - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari → Jika
27x/menit tidak sesak tidak ada kontraindikasi
- Terpasang dan dapat Kolaborasi
oksigen 5lpm mengeluarka
NC n dahaknya - Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau
- Tidak Ada  Suara napas ekspektoran atau bronkodilator → Jika perlu
penggunaan 2. Manajemen isolasi : mengindentifikasi dan mengelola
vesikuler
muskulus
 Jumlah pasien yang beresiko menularkan penyakit,
intercostalis
respirasi menciderai, atau merugikan orang lain.
interna
- Ada retraksi dalam batas Observasi
intercostalis normal (12-
- Pergerakan
- Identifikasi klien yang membutuhkan isolasi
20 x/mnt)
dada kiri Teraupetik
tertinggal dari
dada kanan - Tempatkan satu pasien satu kamar
- Vocal premitus - Sediakan seluruh kebutuhan harian dan
dada kiri kurang pemeriksaan sederhana di kamar klien

7
dari dada kanan - Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera
- Bunyi perkusi mungkin setelah digunakan
pekak - Lakukan kebersihan tangan pada 5 momen
- Bunyi auskultasi
- Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
ronchi
- Suara paru - Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak
bronchial dengan klien
- Minimalkan kontak dengan klien → sesuai
kebutuhan
- Batasi/ tidak boleh ada pengunjung
- Pastikan kamar klien selalu dalam kondisi
bertekanan negative

2. Kerusakan Tupan: 1. Pemantauan respirasi : Mengumpulkan dan


pertukaran gas Pertukaran gas menganalisa data untuk memastikan kepatenan jalan
berhubungan dapat diatasi nafas dari kefektifan pertukaran gas.
dengan perubahan Tupen: Observasi
membran alveolar pertukaran gas
kapiler (efek dapat diatasi - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
inflamasi) setelah 2x24 nafas
jam perawatan - Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea,
Ditandai dengan : dgn kriteria : hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot,
ataksik)
DS :
 Keluhan - Monitor saturasi oksigen
Klien mengeluh dispnea - Monitor nilai AGD
sesak napas berkurang Teraupetik
 Respirasi
DO : normal - Dokumentasikan hasil pemantauan
 Kesadaran Edukasi
- Respirasi
penuh
27x/menit - Informasikan hasil pemantauan → Jika perlu
- Terpasang  Hasil nilai
2. Terapi oksigen : memberikan tambahan oksigen
oksigen 5 lpm AGD dalam
untuk mencegah dan mengatasi kondisi kekurangan
NC batas
oksigen jaringan.
- Ada retraksi normal (PO2
intercostalis Observasi
: 80-95
- Terdapat mmHg - Monitor kecepatan aliran oksigen
sianosis perifer
PCO2 : 35-45 - Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti
- pCO2= 22,5
mmHg oksimetri, Analisa Gas Darah)
mmHg
- pO2= 67 mmHg HCOO-3 :21- - Monitor integritas mukosa hidung akibat
- HCO3=19,7 26 mmHg pemasangan oksigen
mmHg PH : 7,35- Teraupetik
- Sat O2= 95,7% 7,45
- - Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea
SO2 : 90- → Jika perlu
100  mmHg) - Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat

8
mobilitas klien Kolaborasi
Kolaborasi

-Penentuan dosis oksigen


3. Manajemen asam basa : Mengidentifikasi, mengelola,
dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan
asam basa.
Observasi

- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam


basa
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor irama dan frekuensi jantung
- Monitor perubahan pH, PCO2, dan HCO3
Teraupetik

- Ambil specimen darah arteri untuk pemeriksaan


AGD
- Berikan oksigen sesuai indikasi
Kolaborasi

Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik → Jika perlu

IMPLEMENTASI
NAMA DAN TANDA
TANGGAL JAM DX IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGAN
8 Juli 2021 07.30 1. Operan dinas Lutfia
12.00 2. Memakai APD lengkap
3. Memberikan makan siang
Evaluasi : klien segera makan
1,2
4. Memberikan dexa 1 amp IV, azitromicin 500 mg IV
Evaluasi : klien menerima pengobatan
5. Memberikan oksigen 5lpm via NC
1
Evaluasi : Klien merasa nyaman memakai NC
6. Membimbing dan melatih klien untuk melakukan
1,2 teknik nafas dalam
Evaluasi : Klien mau dan tampak kesulitan melakukan
teknik nafas dalam
7. Membantu klien untuk BAK

9
Evaluasi : klien BAK dengan lancar
8. Memposisikan klien setengah duduk (semi fowler)
1,2 Evaluasi : Klien nyaman pada posisi semi fowler
9. Membantu klien makan dan minum
Evaluasi : klien mau makan dan minum
10. Membantu klien teknik napas dalam, postural
2 drainage, batuk efektif untuk mengeluarkan dahak
Evaluasi : klien melakukan usaha tersebut, namun
1,2 klien mengeluh dahaknya sulit dikeluarkan

9/7/2020 14.30 1, 2 1. Operan dinas Lutfia

2. Monitor KU pasien
Evaluasi : pasien tenang
18.00
3. Memakai APD lengkap
Evaluasi : APD lengkap dipakai
4. Memberikan makan malam
Evaluasi : klien tidak segera memakannya
5. Memberikan th/ OMZ 40mg IV, VIT C 400mg IV,
heparin 5000mg iu SC, Favipiravir 600 mg PO, dexa
½ amp IV, remdesivir 100 mg IV.
Evaluasi : klien menerima pengobatan
6. Membantu eliminasi
Evaluasi : klien tampak nyaman
7. Mengambil sampel darah AGD
Evaluasi : klien mengeluh nyeri diambil darah
8. Memberikan oksigen dengan NRM 10lpm
Evaluasi : Klien merasa nyaman memakai nrm
9. Melatih nafas dalam
Evaluasi : klien Latihan nafas dalam
10. Memposisikan semi fowler
Evaluasi : klien tampak nyaman

C. PENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru

10
Pasien datang ke IGD tanggal 7 juli 2021 dengan keluhan sesak dan batuk sejak 3
hari SMRS, lalu oleh perawat IGD di antar ke ruang Melati, perawat melakukan
orientasi kepada Tn.D dan keluarga mengenai ruang perawatan isolasi di ruang
melati. Perawat menunjukan pada klien tata letak ruang rawat, letak kamar mandi,
menjelaskan tentang pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana
cuci tangan yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menghubungi perawat menggunakan bel telepon yang tersambung ke nurse
station. Menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas,pelayanan gizi, serta
kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Klien juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman tempat tidur agar
mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk
menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah mendapatkan orientasi dari
perawat.
Perawat juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien dan
keluarga, tata tertib RS Paru Rotinsulu, cara cuci tangan yang benar dengan
menggunakan handwash dan handrub kemudian di jelaskan tentang hak dan kewa
jiban pasien.

2. Tingkat Ketergantungan Pasien (Barthel Index)


Tingakat Ketergantungan Pasien

Faktor Ketergantungan Skor


1. Personal Hygiene 0
2. Mandi 0
3. Makan 1
4. Toileting 2
5. Menaiki Tangga 0
6. Memakai Pakaian 0
7. Kontrol BAB 2
8. Kontrol BAK 2
9. Ambulasi atau menggunakan kursi roda 2
10. Transfer Kursi – Tempat Tidur 2
Skor total 11

11
Interpretasi hasil Barthel Index :

20 : Mandiri

12 - 19 : Ketergantungan minimal

9 – 11 : Ketergantungan sedang

5–8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index Tn. D dari hari pertama sampai
keempat di dapatkan skor 11 yang termasuk dalam kategori ketergantungan total.
Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien
rawat inap dengan kebutuhan perawatan sedang memerlukan waktu : 3-4 jam/24
jam. Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-
nya adalah:

Jumlah jam perawatan 3


= =0,42=1 Perawat
Jam kerja efektif per shift 7

Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat dalam setiap


shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat ketergantungan sedang.

3. Prinsip Patient Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan obat,
ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang didapatkan oleh
pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas IGD Tn. D telah
terpasang gelang pengenal utama berwarna biru yang berisi identitas utama
klien yaitu Nama, No. Rekam Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan
pelayananseperti pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi
identitas pasien dengan mencocokan nama, dan no. Rekam medis pasien dengan
tindakan yang diperoleh.

12
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika berkomunikasi
pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada tenaga kesehatan
lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi resiko
kesalahpahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah
salah satu contoh komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan
jaga:
S : Nama Tn. D, umur 55 tahun, DPJP yaitu dr. Herudian, Sp.P. Keluhan
klien sesak nafas

B : Dx medis: Covid 19 confirmed, dan Dx Kep: Gangguan pertukaran


oksigen

A : Terpasang NRM 10 lpm

R : LanjutkanIntervensi

- Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi,


kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan prinsip 7 benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi
dan benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Tn. D mendapatkan obat:

 Terapi oksigen 5lpm dengan nasal canul

 Azitromicin 1x500 mg IV (6 hari)

 OMZ 1x40 mg IV

 Vit C 1x1000 mg IV

 Resfar 1x8ml IV
 Dexamethasone 3x1/2 amp IV
 Heparin 2x5000 unit SC

 Remdesivir 2x200 mg IV (H1), 1x200 mg H2 dst

13
 Vit D 1x1000 mg PO

 Zinc 1x20 mg PO

 Sucralfate 3x1 PO

 Kalitake 3x1 sachet PO

 Lesichol 1x1 tab PO

 Kalporosis 1x1 tab PO

d. Safety surgery
Pada Tn. D tidak dilakukan Tindakan pembedahan
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas,
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehi
ngga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan pemakaian
APD (Alat Pelindung Diri) cover all di ruangan sudah cukup baik, hal ini
terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan keperawatan yang kontak
langsung dengan cairan pasien selalu menggunakan cover all hazmat,
handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan prinsip 5 moment dan 6
langkah cuci tangan dengan menggunakan handrub maupun menggunakan
handwash dengan air yang mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait pengendalian
penyebaran infeksi yaitu melalui penkes 6 langkah cuci tangan yang diberikan
saat pertama kali orientasi di ruangan.

f. Pencegahan pasien jatuh


Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan
menggunakan the morse fall scale untuk mengukur resiko jatuh pada klien.
Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. D:

14
4. Pengkajian Risiko Jatuh Skala Morse

15
5. Kebutuhan Waktu penerimaan Pasien Baru

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung

Melakukan operan
10 menit
jaga

Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
6 langkah dan 5

8 juli 2021 moment cuci tangan

Jam 09.30 Melakukan


5 menit
pemeriksaan TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 40 menit

8 juli Melakukan operan jaga 10 menit


2021
Melakukan
5 menit
pemerikasaan TTV

Jm 07.00 Memberikan Terapi IV 5 menit

Injeksi perhari 5 menit

16
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 40 menit

Melakukan operan jaga 10 menit

Menanyakan keluhan 5 menit

Melakukan
8 juli 5 menit
pemeriksaan TTV
2021
Injeksi perhari 5 menit
Jm14.00
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan jaga 5 menit

Total 40 menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Waktu tindakan keperawatan yang


Hari perawatan Jadwal shift
dilaksanakan

1 Pagi 50 menit

2 Pagi 40 menit

3 Siang 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien yaitu shift pagi 3 kali,
kali masing-masing memiliki waktu rata-rata 40 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.

17
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Parsial

Pagi Pagi Siang

1 0,27 0,27 0,15

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan asuhan


keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Tn. D dan keluarga mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6 langkah menggunakan
handrub dan handwash yang tersedia di dekat washtafel.

8. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
klien. Keluarga ikut dilibatkan dalam penkes sebab keluarga merupakan bagian
dari unit perawatan agar transisi dari ruang Melati ke rumah dapat efektif.
Beberapa elemen dari pengkajian discharge planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa medis klien covid confirmed serta diagnose keperawatan
gangguan pertukaran gas, saat pertama pengkajian klien mengatakan sesak
nafas. Masalah keperawatan yang muncul adalah gangguan pertukaran gas
2) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama menjalani
perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum

18
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar
kapiler (efek inflamasi)
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan 
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:

1) Medication (obat)
Sebelumpasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan dibawa
pulang dan dosis obatnya
2) Environment (Lingkungan)
menganjurkan klien untuk memastikan lingkungan disekitar rumahnya
aman dan terdeapat pelayanan kesahatan dekat dengan puskesmas agar
mempermudah pasien untuk berobat.

3) Treatment (pengobatan)
menjelaskan pada klien tentang pengobatan setelah pulang dari rs
untuk melakukan program kontrol ke RS setelah isoman 14 hari di rumah.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Menganjurkan makan-makan yang mengandung zat besi dan protein
saat dirumah
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6) Diet
Mengedukasi pasien untuk menjaga pola makan dan maenganjurkan
makan makanan yang mengandung zat besi
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi 
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi selanjutnya akan
dinilai oleh DPJP apakah klien sudah bisa pulang atau belum.

19
9. Survei Kepuasan Pasien
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Melati dinilai dari hasil kuisioner yang
diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan keluarga menyampaikan bahwa mereka
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Melati Berikut
merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:
No. Pernyataan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √

2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √


melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham

3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √


sebagai pasien

4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √


perawatan

5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √

6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √


dalam melayani saya di ruangan

7. Perawat melayani saya dengan sabar √

8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √

9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √

10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √


apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)

11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √

20
membutuhkan bantuan

12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √

13. Perawat mendampingi saya saat dokter √


melakukan pemeriksaan

14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √


mengecek gelang pasien

15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √


memantau keadaan saya secara teratur

16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √


keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan selama di rawat inap
yang telah di berikan perawat di ruangKemuning

10. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti dokter
spesialis, perawat. Komunikasi klien dengan dokter spesialis dilakukan pada saat visit
dokter, saat itu dokter menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga
klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan perawat
dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien membutuhkan bantuan perawat
untuk memenuhi kebutuhannya.
11. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial. Komunikasi
yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan mudah dimengerti oleh
pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu dan dosis yang diberikan sudah diatur
oleh pihak farmasi. Untuk penandatangananan discharge planning pada saat
pertama masuk sudah ditanda tangani oleh keluarga. Untuk setiap tindakan dari
perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

21
12. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam
Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan orang tua klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien Keluarga
pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan sehingga
pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan prinsip
pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk pendampingan
klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada klien. Memberikan edukasi
tentang penyakit yang di alami, mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika
nyeri timbul.

22
LAMPIRAN

1. Hak Pasien
Hak-hakpasienselamaperawatan di RS. ParuRotinsuluadalahsebagaiberikut.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f. Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatansesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
g. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter atau Dokter
gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
rumah Sakit.
h. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya.
i. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
l. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
o. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.

23
p. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam
medik.
q. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medik.
r. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan.
s. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima.
t. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
u. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakitapabila rumah sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.

2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban antara lain:
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib yang
berlaku di rumah sakit
b. Pasienmenggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
c. Pasien menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan dan
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Pasien berkewajiban memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuaikemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
e. Pasien berkewajiban memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya.
f. Pasien berkewajiban mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Pasien menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
h. Pasien berkewajiban memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3. Tata tertib
Berikuttatatertibpasien, penunggudanpengunjungrawatinap RSRotinsulu:

24
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 11.00 - 12.30 WIB
2) Sore pukul: 16.30 - 18.30 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan jam
berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasientanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan, ketertiban
dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah sakit.

4. HAM
Obat-obatan yang perludiwaspadi yang sudahtercantumdalamprosedurpemberianobat di
RS Rotinsuluyaituterdapatdaftarobat LASA (Look A Like Sound A Like) danHighAllert
Medication.
a) Sound A Like
Tulisan mirip Pengucapan mirip

AmiNOFILIN AmiTRIPTILIN TraMADOL priMADOL

Asam MEFENamat Asam C. Xitrol Sitro

25
TRANEKSamat

CPZ CBZ DoXURUBICIN DoCETERE


(CHLORPOMAZine (CARBAMASEPine)
)

THP TFP Hemojok Hmalog


(triHEXIPENIDIL) (triFLUOPERAZIN)

FOSen FUSon SimARC SemAX

LeukoKIN LeukoVORIN ZOMeta VOMeta

TonAR C. TonOR InERSON InTERSUN

LodeM CodeIN

AtarOC AtarAX

InERSON InTERSUN

b) Look A Like
Aqua Pro inj MgSO4inj

Meylon inj Dextrose inj

Ranitidine inj Stesolid inj

Furosemide inj Ketorolac inj

Aminofilin inj Alinamin inj

Ventolin nebules Flixocide nebules

ISDN tab Furosemide tab

Analsik kaplet Amoxan kapsul

Aromasin Tab Zoloft tab

Cendo Tropin Cendo Efrisel

Merlopam 2 mg tab Bamgetol 200 mg tab

Cendo Natacen Cendo polynel

Cendo xitrol MD Cindo polidex MD

Humalog mix insulin Humalog insulin

26
Paxus 30 mg inj Bleocin 15 mg inj

Phytomenadion ampul Epinephrine

Tria carpin tetes mata Tria timol tetes mata

Aromasin tab Zaloft tab

Farnomin tab Farsorbid 5 mg tab

Frimania 200 mg tab Bamgetol 200 mg tab

Merlopam 2 mg tab Stelosi 5 mg

Coartem tab Cetaflam tab

c) High Allert Medication


No Nama generik Bentuk Nama dagang Kekuatan Keterangan
.

1, Epinefrin Injeksi Epinefrin 0,10% Agonis


adrenergik
2. Norepinefrin Injeksi Raivas, 1mg/mL
vascon,
levosol

3. Fentanyl Injeksi Fentanil john 50 mcg/ml Analgesik


norkotika
4. Morfin Injeksi Morfin 10mg/mL

5. Pethidin Injeksi Pethidin Kifa 50 mg/mL

6. Sufentanil Injeksi Sufenta 5 mcg/mL

7. Enflurane Cairan Ethrane 250 ml Anastetika


Compund

8. Halothane Cairan Halothane 50, 250 ml

9. Lidocain Injeksi Lidocain HCL 2%

10. Kalium klorida injeksi Otsu-KCl 7,46% Elektrolit


(KCl) konsentrat

11. Natrium Clorida Injeksi NaCl 3% 3%


(NaCl)

27
12. Amiodaron Injeksi Kendarone, 150 Antiaritmia
Cordarone mg/ampul

13. Insulin Injeksi Humulin R, Insulin


Novorapid
Humulin 30/70,
Actrapid,
Mixtard,
Lantus,
Levemir,
Actrapid,
Humalog

14. Glikosa 40% Injeksi Otsu-D40 Infus 40% Nutrisi


parenteral

15. Bleomisin Injeksi Blenamax, Serbuk


Bleocin injeksi 15
mg/ampul

16. Bevacizumab Injeksi Avastin 100 mg/4ml,


400 mg/16ml

17 Carboplatin Injeksi Generik, 50mg/5ml, Sitostatika


Carbosin 140mg/15ml,
450mg/45ml,
600mg/60ml

18 Cisplatin Injeksi Generik, 10mg/10ml,


Platosin 50mg/50ml,
100

28

Anda mungkin juga menyukai