PENDAHULUAN
1
terus menerus, lansia itu dapat menjadi beban bagi keluarganya, masyarakat, bahkan bagi
negara.
Peningkatan dalam tingkat harapan hidup manusia memang patut untuk disyukuri,
namun disisilain kondisi ini menimbulkan polemik baru dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berkeluarga. Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi
tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik maka lansia membutuhkan banyak bantuan
dalam menjalani aktivitas-aktivitas kehidupannya. Belum lagi berbagai penyakit degeneratif
yang menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari orang-
orang disekelilingnya.
Merawat lansia tidak hanya terbatas pada perawatan kesehatan fisik saja namun juga
pada faktor psikologis dan sosiologis. Perlu diingat bahwa kualitas hidup lansia terus
menurun seiring dengan semakin bertambahnya usia. Penurunan kapasitas mental, perubahan
peran sosial, dementia (kepikunan), juga depresi yang sering diderita oleh lansia ikut
memperburuk kondisi mereka.Hal ini masih ditambah dengan manifestasi yang kompleks
dari depresi.
Menjadi tua dan lemah adalah proses yang tidak terelakkan. Perawatan lansia harus
dilakukan dengan teliti, sabar, dan penuh cinta. Perawatan lansia diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga mereka tetap merasa bahagia dan dapat
menjalani kehidupan masa tuanya dengan lebih baik. Salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan perawatan lansia adalah dengan membuat puskesmas santun lansia. puskesmas
santun lansia dibuat dengan perencanaan yang matang agar produktif dan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia secara maksimal.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar puskesmas santun lansia
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian puskesmas santun
lansia
b. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai tujuan puskesmas santun lansia
2
c. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai peran dan fungsi puskesmas
santun lansia
d. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai upaya dan akses
penyelenggaraan puskesmas santun lansia
e. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai azas penyelenggaraan
puskesmas santun lansia
f. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai pedoman kerja puskesmas
santun lansia
g. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai strategi puskesmas santun
lansia.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Upaya kesehatan dikelompokkan menjadi 2, yakni:
a. Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, terdiri
dari:
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan
b. Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari
upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu:
1) Upaya kesehatan sekolah
2) Upaya kesehatan olah raga
3) Upaya keperawatan kesehatan masyarakat
4) Upaya kesehatan kerja
5) Upaya kesehatan gigi dan mulut
6) Upaya kesehatan jiwa
7) Upaya kesehatan mata
8) Upaya kesehatan usia lanjut
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral pada upaya
kesehatan wajib maupum upaya kesehatan pengembangan.
2. Azas penyelenggaraan puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
terdiri dari:
a. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
5
b. Azas pemberdayaan masyarakat
puskesmas wajib memberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas antara lain
terbentuknya badan penyantun puskesmas (BPP), Pos obat desa.
c. Azas keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus dilakukan secara terpadu baik lintas program maupun lintas
sektor.
d. Azas rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah
kesehatan secara timbal balik, vertikal maupun horizontal. Rujukan yang
diselenggarakan puskesmas terdiri dari rujukan upaya kesehatan perorangan dan
rujukan kesehatan masyarakat. Rujukan upaya kesehatan perorangan merupakan
rujukan kasus penyakit meliputi rujukan kasus, rujukan bahan pemeriksaan
(spesimen) dan rujukan ilmu pengetahuan, sedangkan rujukan upaya kesehatan
masyarakat antara lain kejadian luar biasa, bencana, pencemaran lingkungan,
termasuk bila puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
dan pengembangan yang dibutuhkan masyarakat.
2. Penemu kasus
6
3. Pendidik atau penyuluh kesehatan
6. Panutan/peran(role model)
Perawat mampu memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik
maupun mental seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan, olahraga
secara teratur, tidak meroko, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari,
komunikasi efektif dan lain-lain.
Dengan meningkatkan pendidikan dan kompetensi perawat puskesmas, secara bertahap peran
dan fungsi perawat puskesmas juga dapat ditegaskan,pada peran fungsi berikutnya yaitu
sebagai:
1. Memodifikasi lingkungan
Perawat puskesmas melakukan kerja sama atau konsultasi dengan berbagai pihak
terutama tenaga kesehatan lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat baik
di sarana kesehatan maupun dikeluarga atau dimasyarakat
2. konsultan
Perawat puskesmas memberikan nasehat profesional, pelayanan, informasi kepada
masyarakat untuk menolong memcahkan masalah spesifik atau meningkatkan
keterampilan masyarakat.
7
3. Advokasi
Perawat puskesmas merancang pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang tidak mampu
melakukannya, berperan serta dalam perencanaan.
4. Manger Kasus
Pearawat puskesmas melakukan suoervisi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada masyarakat maupun terhadap anggota tim lainnya seperti: kader kesehatan,
anggota keluarga dan lain-lain
5. Peneliti
Perawat puskesmas seharusnya mengidentivikasi massalah masalah kesehatan yang
ditemukan dan mencari solusi yang terbaik melalui proses penyelidikan yang ilmiah.
6. Pemimpin dan pembaharu
Perawat puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak lain untuk
mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan berupaya menciptakan perubahan.
8
Upaya Prefentif dapat berupa kegiatan antara lain:
9
Pengembanagan upaya kesehatan usia lanjut dipuskesmas adalah suatu upaya dalam
menggunakan data yang diperoleh dari survei, study, SP2TP, Untuk mengembangkan
peran serta masyarakat dan pelayanan dibidang upaya kesehatan usia lanjut yang
dilaksanakan melalui forum mini loka karya yang nantinya melalui statifikasi
puskesmas dan mikro planing bila telah dilaksanakan secara rasional dalam rangka
mencapai derajat kesehatn usia lanjut secara optimal
D. Pencatatan dan pelaporan
Diintegrasikan kedalam sistem pencatatan laporan terpadu puskesmas.
10
C. Kebijakan program pembinaan kesehatan lansia
1. Terutama ditujukan pada upaya peningkatan kesehatan dan kemampuan mandiri
agar selama mungkin dapat produktif dan berperan aktif dalam pembangunan
2. Dilaksanakan sebagai bagian dari upaya kesehatan keluarga melalui pelayanan
kesehatan dasar dan rujukannya
3. Dilaksanakan melalui pendekatan holistic dengan memperhatikan nilai social
budaya yang ada
4. Dilaksanakan secara terpadu dengan meningkatkan peran lintas program dan
sektoral
5. Upaya promotif dan prefentif dalam upaya penyelenggaraan pembinaan kesehatan
lansia dilaksanakan secara komprehensif bersama-sama dalam upaya kuratif dan
rehabilitatif
6. Peningkatan peran serta masyarakat termasuk swasta dan peran lansia sendiri,
diarahkan dan dilakukan atas dasar kekeluargaan dan kegotongroyongan serta
dibina oleh pemerintah pada semua tingkat administrasi
7. Bentuk partisipasi masyarakat berupa partisipasi dalam pendataan, pemanfaatan
pelayanan,pengenalan dini masalah kesehatan lansia dan pengaturan transportasi
serta pendanaan bagi rujukan yang diperlukan
8. Pelayanan kesehatan lansia dilaksanakan dengan menerapkan kendali mutu
pelayanan disetiap jenjang, penyusunan prosedur tetap pelayanan,penerapan
standar pelayanan dan pelatihan tenaga kesehatan bagi kesehatan lansia
D. Strategi
3. Menjalin kemitraan
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang terlibat dalam upaya kes. Lansia
11
7. Kerjasama dengan universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan
program
E. Program
Langkah kegiatan
1. Memantapkan kerjasama dan partisipasi dengan lintas program, sector, serta peran
serta masyarakat melalui kesepakatan dan rencana kerja disetiap tingkat
administrasi, serta pendataan sasaran, bantuan transportasi dan pendanaan.
2. Mengembangkan dan meningkatkan upaya komunikasi, informasi dan edukasi
yang sesuai dengan kebutuhan program dan dapat diadopsi oleh masyarakat
3. Meningkatkan upaya diteksi dini dan penanganan kasus dengan pelayanan
kesehatan yang tepat dan memadai
4. Meningkatkan pembinaan teknis dan manajerial kepada pengelola program
ditingkat propinsi, kabupaten/kota dan puskesmas.
5. Memantapkan kemampuan pengelola program lansia melalui pendidikan dan
pelatihan
6. Penerapan teknologi tepat guna dalam pembinaan kesehatan melalui pemanfaatan
KMS dan Buku Panduan Pemantauan Kesehatan Usia Lanjut
7. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi yang diintegrasikan dengan system
informasi menejemen puskesmas
8. Melakukan penelitian yang dapat mendukung kebijakan dan pelaksanaan
pembinaan kesehatan lansia
12
Dilakukan bagi Lansia, keluarga, masy
a. Penyuluhan kesehatan, gizi
b. upaya peningkatan kebugaran jasmani
c. pemeliharaan kemandirian & produktivitas
2. Preventif:
Dilakukan kepada praLansia & Lansia
a. Deteksi dini
b. Pemantauan kondisi kesehatan.
c. Sarana kms lansia
3. Kuratif:
Berupa pengobatan ringan bagi Lansia di kelompok Lansia
a. Pengobatan lanjutan di Puskesmas
b. Rujukan kasus ke RS
4. Rehabilitatif:
Dapat berupa :
a. Upaya Medis
b. Upaya Psikososial
c. Upaya Edukatif
Tujuan: mengembalikan kemampuan & kepercayaan diri Lansia
H. PELAYANAN GERIATRI DI RS
a. Ruang Lingkup
Semua upaya kesehatan : preventif, promotif, kuratif, rehabilitative dan paliatif.
Primer √ - - - √
Sekunder √ √ - - √
Tersier √ √ √ - √
Rujukan Tertinggi √ √ √ √ √
13
b. Klasifikasi Pelayanan
c. Pembentukan Tim TerpaduGeriatri di RS
1. Dokterspesialispenyakitdalam
2. Dokterspesialis kedokteran fisik dan
d. Rehabilitasi / dokter terlatih
1. Psikiater / dokter terlatih
2. Perawat gerontik/ perawat terlatih
3. Dietisien
4. Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana(pekerja sosial medik, fisioterapis).
e. Karakteristik pasien geriatri
1. Mutipatologi
2. Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan
preventif
14
2. Pemeriksaan status mental
7. Penyuluhan kesehatan
8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan kerumah Lansia yang tidak datang
K. KEGIATAN TAMBAHAN
2. Kegiatanolahraga
3. Kerohaniaan
4. Rekreasi
5. Forum diskusi
6. Penyalurandanpengembanganhobi
15
BAB III
PENUTUP
16
Seiring dengan meningkatnaya angka Umur Harapan Hidup (UHH) membawa beban
bagi masyarakat dan persoalan kesehatan yang dialami kaum Lanjut Usia (lansia) menjadi
masalah yang serius di Indonesia.Kementerian Kesehatan RI mengoptimalkan layanan buat
Lansia di pelayanan tingkat dasar, khususnya Puskesmas dan kelompok Lanjut Usia melalui
konsep Puskesmas Santun Lanjut Usia.
Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang melaksanakan kesehatan pra lansia
dan lansia yang merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif dan bertujuan untuk
mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut agar mampu untuk
mandiri,produktif dan berguna,yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, disamping
aspek kuratif dan rehabilitatif.
Sasaran program dari Puskesmas Santun Lansia adalah pra lansia,lansia.dan lansia
resti, keluarga lansia beserta masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Langkah lainnya dengan peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi
kesehatan dan gizi bagi Usia Lanjut dan sudah disosialisasikan Program Kesehatan lanjut usia
ini ke semua provinsi, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan dan pembinaan
Kelompok Usia Lanjut/Posyandu Lansia di masyarakat.
17