Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Budi Anna Keliat (1999), usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UUNo. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).
Kemajuan di bidang kesehatan dan peningkatan pengetahuan masyarakat berdampak
pada semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Dengan peningkatan ini maka usia
harapan hidup juga akan bertambah, sehingga menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Indonesia merupakan negara yang memasuki era
penduduk berstruktur lanjut usia/aging structured (UNICEF, 2007). Selanjutnya hasil survey
United Nation International Children Found (UNICEF), mengemukakan bahwa pertambahan
jumlah lanjut usia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025 tergolong tercepat di
dunia. Pada tahun 2006, jumlah lansia di Indonesia 20 juta dan diproyeksi akan bertambah
menjadi 28, 8 juta atau sebesar 11, 34 % penduduk pada tahun 2020. Sedangkan umur
harapan hidup berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kementrian koordinator bidang
kesejahteraan rakyat tahun 2006 masing-masing untuk pria adalah 66 tahun dan untuk wanita
69 tahun.
Bersamaan dengan bertambahnya usia lansia terjadi pula penurunan fungsi organ
tubuh dan berbagai perubahan fisiologis tubuh.Pada tahap perkembangan lansia, terjadi
proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya cadangan pada sebagian besar sistem
fisiologis dan disertai dengan meningkatnya kerentangan terhadap penyakit dan kematian.
Proses penuaan ini juga mengubah metabolisme tubuh yang diikuti oleh perubahan komposisi
tubuh dan perubahan pola makan. Perubahan fisiologis di atas dapat juga menghalangi
asupan diet, diantaranya: akuitas rasa dapat menurun sesuai usia, gigi palsu dapat
meningkatkan rasa pahit dan asam, penurunan normal pada sekresi lambung menyebabkan
kurang efisiensi pencernaan. Oleh karena itu lansia memiliki resiko cukup besar terhadap
masalah nutrisi.
Semakin meningkatnya umur harapan hidup sebagai akibat dari keberhasilan
pembangunan nasional sekarang ini, maka akan meningkatnya jumlah lansia. Pada saat
sekarang ini lansia kurang sekali mendapat perhatian yang kurang serius di tengah
masyarakat terutama mengenai kecukupan gizi pada mereka.Padahal kalau hal ini dibiarkan

1
terus menerus, lansia itu dapat menjadi beban bagi keluarganya, masyarakat, bahkan bagi
negara.
Peningkatan dalam tingkat harapan hidup manusia memang patut untuk disyukuri,
namun disisilain kondisi ini menimbulkan polemik baru dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berkeluarga. Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi
tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik maka lansia membutuhkan banyak bantuan
dalam menjalani aktivitas-aktivitas kehidupannya. Belum lagi berbagai penyakit degeneratif
yang menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari orang-
orang disekelilingnya.
Merawat lansia tidak hanya terbatas pada perawatan kesehatan fisik saja namun juga
pada faktor psikologis dan sosiologis. Perlu diingat bahwa kualitas hidup lansia terus
menurun seiring dengan semakin bertambahnya usia. Penurunan kapasitas mental, perubahan
peran sosial, dementia (kepikunan), juga depresi yang sering diderita oleh lansia ikut
memperburuk kondisi mereka.Hal ini masih ditambah dengan manifestasi yang kompleks
dari depresi.
Menjadi tua dan lemah adalah proses yang tidak terelakkan. Perawatan lansia harus
dilakukan dengan teliti, sabar, dan penuh cinta. Perawatan lansia diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga mereka tetap merasa bahagia dan dapat
menjalani kehidupan masa tuanya dengan lebih baik. Salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan perawatan lansia adalah dengan membuat puskesmas santun lansia. puskesmas
santun lansia dibuat dengan perencanaan yang matang agar produktif dan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia secara maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut “Bagaimana Konsep Dasar Puskesmas Santun Lansia?”.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar puskesmas santun lansia
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian puskesmas santun
lansia
b. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai tujuan puskesmas santun lansia

2
c. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai peran dan fungsi puskesmas
santun lansia
d. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai upaya dan akses
penyelenggaraan puskesmas santun lansia
e. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai azas penyelenggaraan
puskesmas santun lansia
f. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai pedoman kerja puskesmas
santun lansia
g. Mahasiswa dapat menjelaskan kembali mengenai strategi puskesmas santun
lansia.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Puskesmas


Berdasarkan keputusan mentri kesehatan RI Nomor 128/ MENKES/ SK/ 2004 Tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (DepKes RI, 2004). Diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah
kerja.
2. Tujuan
Pembangunan kesehatan yang diselanggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
3. Fungsi
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Perawat turut bertanggung jawab dalam:
1) Mengidentifikasi faktor faktor resiko kesehatan dan kemungkinan masalah
kesehatan yang timbul di masyarakat contohnya akibat limbah pembangunan
industri di wilayah kerja puskesmas yang mencemarkan sumber air, debu di daerah
pabrik semen merupakan faktor resiko infeksi saluran nafas
2) Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan
masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Perawat turut serta bertanggung jawab dalam memberdayakan individu, keluarga,
kelompok, masyarakat untuk mampu menyelesaikan masalah kesehatan khususnya
masalah keperawatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Meliputi: pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat
B. Upaya dan Akses Penyelenggaraan Puskesmas
1. Upaya kesehatan puskesmas

4
Upaya kesehatan dikelompokkan menjadi 2, yakni:
a. Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, terdiri
dari:
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan
b. Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari
upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu:
1) Upaya kesehatan sekolah
2) Upaya kesehatan olah raga
3) Upaya keperawatan kesehatan masyarakat
4) Upaya kesehatan kerja
5) Upaya kesehatan gigi dan mulut
6) Upaya kesehatan jiwa
7) Upaya kesehatan mata
8) Upaya kesehatan usia lanjut
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral pada upaya
kesehatan wajib maupum upaya kesehatan pengembangan.
2. Azas penyelenggaraan puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
terdiri dari:
a. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya

5
b. Azas pemberdayaan masyarakat
puskesmas wajib memberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas antara lain
terbentuknya badan penyantun puskesmas (BPP), Pos obat desa.
c. Azas keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus dilakukan secara terpadu baik lintas program maupun lintas
sektor.
d. Azas rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah
kesehatan secara timbal balik, vertikal maupun horizontal. Rujukan yang
diselenggarakan puskesmas terdiri dari rujukan upaya kesehatan perorangan dan
rujukan kesehatan masyarakat. Rujukan upaya kesehatan perorangan merupakan
rujukan kasus penyakit meliputi rujukan kasus, rujukan bahan pemeriksaan
(spesimen) dan rujukan ilmu pengetahuan, sedangkan rujukan upaya kesehatan
masyarakat antara lain kejadian luar biasa, bencana, pencemaran lingkungan,
termasuk bila puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
dan pengembangan yang dibutuhkan masyarakat.

C. PERAN DAN FUNGSI


Perawat puskesmas profesiaonal yang ideal adalah perawat komunitas yang memiliki
latar belakang pendidikan serta kompetensi di bidang keperawatan komunitas sehingga
dapat menerapkasn 12 peran dan fungsinya.
1. Pemberi pelayanan kesehatan

Perawat puskesmas memeberikan pelayanan kesehatan kepada individu, kelompok/


masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang utuh/holistic,
komprehensif meliputi pemberian asuhan pada pencegahan tingkat pertama, tingkat
ke 2 maupun tingkat ke 3 yang diberikan baik secara langsung(direct care) maupun
tidak langsung(indirect care)

2. Penemu kasus

perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta


melakukan penelusuran terjadinya penyakit.

6
3. Pendidik atau penyuluh kesehatan

Perawat puskesmas mampu mengkaji kebutuhan pasien mengajarkan agar


melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan pasien pada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu
penyakit menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan, baik untuk topik
sehat maupun sakit.

4. Koordinator dan kolaborator

Perawat puskesmas mampu melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan


kesehatan yang di terima oleh keluarga dari berbagai program, dan bekerja sama
dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai
penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainya.

5. Pelaksana konseling keperawatan

Perawat puskesmas membantu pasien untuk mencari pemecahan masalah kesehatan


dalam perubahan perilaku yang terjadi dan dihadapi oleh pasien

6. Panutan/peran(role model)

Perawat mampu memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik
maupun mental seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan, olahraga
secara teratur, tidak meroko, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari,
komunikasi efektif dan lain-lain.

Dengan meningkatkan pendidikan dan kompetensi perawat puskesmas, secara bertahap peran
dan fungsi perawat puskesmas juga dapat ditegaskan,pada peran fungsi berikutnya yaitu
sebagai:
1. Memodifikasi lingkungan
Perawat puskesmas melakukan kerja sama atau konsultasi dengan berbagai pihak
terutama tenaga kesehatan lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat baik
di sarana kesehatan maupun dikeluarga atau dimasyarakat
2. konsultan
Perawat puskesmas memberikan nasehat profesional, pelayanan, informasi kepada
masyarakat untuk menolong memcahkan masalah spesifik atau meningkatkan
keterampilan masyarakat.

7
3. Advokasi
Perawat puskesmas merancang pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang tidak mampu
melakukannya, berperan serta dalam perencanaan.
4. Manger Kasus
Pearawat puskesmas melakukan suoervisi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada masyarakat maupun terhadap anggota tim lainnya seperti: kader kesehatan,
anggota keluarga dan lain-lain
5. Peneliti
Perawat puskesmas seharusnya mengidentivikasi massalah masalah kesehatan yang
ditemukan dan mencari solusi yang terbaik melalui proses penyelidikan yang ilmiah.
6. Pemimpin dan pembaharu
Perawat puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak lain untuk
mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan berupaya menciptakan perubahan.

D. PEDOMAN KERJA PUSKESMAS


Kegiatan kesehatan usia lanjut
A. Pelayanan kesehatan usia lanjut
1. Upaya promotif
Upaya Menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa Kegiatan penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b. Jual makanan yang mengandung gizi seimbang
c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang
maha esa
e. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai
dengan kemampuan
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
2. Upaya preventif

Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun


komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan

8
Upaya Prefentif dapat berupa kegiatan antara lain:

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara


dini penyakit penyakit usia lanjut
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
c. penyuluhan tentang penggunaan alat bantu misalnya: Kaca mata, Alat bantu
dengar dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat meemberikan karya dan tetap
merasa berguna
d. penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
e. pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan pada tuhan YME
3. Upaya kuratif
Upaya pengobatan bagi Usia lanjut
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui sistim rujukan
4. Upaya rehabilitatif
Upaya Mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Upaya Rehabilitatif
dapat beruga kegiatan antara lain:
a. Memberika informasi pengetahuan dan pelayan tentang penggunaan berbagai
alat bantu misalnya: Kaca mata, Alat bantu dengar dan Lain-lain agar usia
lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan
dan kemampuan.
b. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita.
c. Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas di
dalam maupun diluar rumah
d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang di derita.
e. Perawatan Pisioterapi
B. Peningkatan Peran serta masyarakat
Peningkatan Peran serta masyarakat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan
kesehatan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
upaya kesehatan usia lanjut, dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat
C. Pengembanagan upaya kesehatan usia lanjut

9
Pengembanagan upaya kesehatan usia lanjut dipuskesmas adalah suatu upaya dalam
menggunakan data yang diperoleh dari survei, study, SP2TP, Untuk mengembangkan
peran serta masyarakat dan pelayanan dibidang upaya kesehatan usia lanjut yang
dilaksanakan melalui forum mini loka karya yang nantinya melalui statifikasi
puskesmas dan mikro planing bila telah dilaksanakan secara rasional dalam rangka
mencapai derajat kesehatn usia lanjut secara optimal
D. Pencatatan dan pelaporan
Diintegrasikan kedalam sistem pencatatan laporan terpadu puskesmas.

E. KONSEP DASAR PUSKESMAS LANJUT USIA


A. Tujuan kebijakan kesehatan usia lanjut
1. Tujuan umum
Yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup agar:
1) Mandiri
2) Produktif
3) Berguna
2. Tujuan khusus
Yaitu untuk meningkatkan:
1) Kesadaran menjaga kesehatan
2) Mutu pembinaan dan pelayanan
3) Koordinasi LP dan LS
4) Peran serta keluarga dan masyarakat
B. Sasaran program
1. Langsung
 Pralansia (45-59 tahun)
 Usia lanjut (60-69 tahun)
 Lansia resti (>70 tahun atau 60 tahun dengan masalah)
2. Tidak langsung
 Keluarga
 Masyarakat tempat lansia berada
 Organisasi social
 Petugas kesehatan
 Masayarakat luas

10
C. Kebijakan program pembinaan kesehatan lansia
1. Terutama ditujukan pada upaya peningkatan kesehatan dan kemampuan mandiri
agar selama mungkin dapat produktif dan berperan aktif dalam pembangunan
2. Dilaksanakan sebagai bagian dari upaya kesehatan keluarga melalui pelayanan
kesehatan dasar dan rujukannya
3. Dilaksanakan melalui pendekatan holistic dengan memperhatikan nilai social
budaya yang ada
4. Dilaksanakan secara terpadu dengan meningkatkan peran lintas program dan
sektoral
5. Upaya promotif dan prefentif dalam upaya penyelenggaraan pembinaan kesehatan
lansia dilaksanakan secara komprehensif bersama-sama dalam upaya kuratif dan
rehabilitatif
6. Peningkatan peran serta masyarakat termasuk swasta dan peran lansia sendiri,
diarahkan dan dilakukan atas dasar kekeluargaan dan kegotongroyongan serta
dibina oleh pemerintah pada semua tingkat administrasi
7. Bentuk partisipasi masyarakat berupa partisipasi dalam pendataan, pemanfaatan
pelayanan,pengenalan dini masalah kesehatan lansia dan pengaturan transportasi
serta pendanaan bagi rujukan yang diperlukan
8. Pelayanan kesehatan lansia dilaksanakan dengan menerapkan kendali mutu
pelayanan disetiap jenjang, penyusunan prosedur tetap pelayanan,penerapan
standar pelayanan dan pelatihan tenaga kesehatan bagi kesehatan lansia
D. Strategi

1. Meningkatkan sosialisasi, advokasi dan komunikasi (Penguatan Promosi


Kesehatan melalui pendekatan perubahan gaya hidup)

2. Meningkatkan akses masy. Lansia untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas


(Penguatan sistem kesehatan untuk mendukung “Active and Healthy Ageing”)

3. Menjalin kemitraan

4. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri di usia lanjut

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang terlibat dalam upaya kes. Lansia

6. Mengupayakan anggaran dari pemerintah, swasta dan masyarakat

11
7. Kerjasama dengan universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan
program

E. Program
Langkah kegiatan
1. Memantapkan kerjasama dan partisipasi dengan lintas program, sector, serta peran
serta masyarakat melalui kesepakatan dan rencana kerja disetiap tingkat
administrasi, serta pendataan sasaran, bantuan transportasi dan pendanaan.
2. Mengembangkan dan meningkatkan upaya komunikasi, informasi dan edukasi
yang sesuai dengan kebutuhan program dan dapat diadopsi oleh masyarakat
3. Meningkatkan upaya diteksi dini dan penanganan kasus dengan pelayanan
kesehatan yang tepat dan memadai
4. Meningkatkan pembinaan teknis dan manajerial kepada pengelola program
ditingkat propinsi, kabupaten/kota dan puskesmas.
5. Memantapkan kemampuan pengelola program lansia melalui pendidikan dan
pelatihan
6. Penerapan teknologi tepat guna dalam pembinaan kesehatan melalui pemanfaatan
KMS dan Buku Panduan Pemantauan Kesehatan Usia Lanjut
7. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi yang diintegrasikan dengan system
informasi menejemen puskesmas
8. Melakukan penelitian yang dapat mendukung kebijakan dan pelaksanaan
pembinaan kesehatan lansia

F. CIRI-CIRI PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT


1. Pelayanan baik, berkualitas & sopan
2. Memberikan kemudahan dalam yankes kepada usia lanjut
3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya yankes bagi usila tak mampu
4. Memberikan dukungan/bimbingan pads usila dalam memelihara & meningkatkan
kesehatan.
5. Melakukan yankes secara proaktif
6. Melakukan kerjasama degan LP & LS

G. PELAYANAN PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT


1. Promotif:

12
Dilakukan bagi Lansia, keluarga, masy
a. Penyuluhan kesehatan, gizi
b. upaya peningkatan kebugaran jasmani
c. pemeliharaan kemandirian & produktivitas
2. Preventif:
Dilakukan kepada praLansia & Lansia
a. Deteksi dini
b. Pemantauan kondisi kesehatan.
c. Sarana kms lansia
3. Kuratif:
Berupa pengobatan ringan bagi Lansia di kelompok Lansia
a. Pengobatan lanjutan di Puskesmas
b. Rujukan kasus ke RS
4. Rehabilitatif:
Dapat berupa :
a. Upaya Medis
b. Upaya Psikososial
c. Upaya Edukatif
Tujuan: mengembalikan kemampuan & kepercayaan diri Lansia

H. PELAYANAN GERIATRI DI RS
a. Ruang Lingkup
Semua upaya kesehatan : preventif, promotif, kuratif, rehabilitative dan paliatif.

JenisPelayanan Rawat Rawat Klinik Asuhan Penitipan Home


Jalan Inap Siang / Day Lansia / Care
Hospital Respite Care

Primer √ - - - √

Sekunder √ √ - - √

Tersier √ √ √ - √

Rujukan Tertinggi √ √ √ √ √

13
b. Klasifikasi Pelayanan
c. Pembentukan Tim TerpaduGeriatri di RS
1. Dokterspesialispenyakitdalam
2. Dokterspesialis kedokteran fisik dan
d. Rehabilitasi / dokter terlatih
1. Psikiater / dokter terlatih
2. Perawat gerontik/ perawat terlatih
3. Dietisien
4. Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana(pekerja sosial medik, fisioterapis).
e. Karakteristik pasien geriatri

1. Mutipatologi

2. Daya cadangan faali menurun

3. Status fungsional berubah

4. Tampilan kliniknya menyimpang

5. Status nutrisi terganggu

I. KELOMPOK USIA LANJUT

1. Sebagai bentuk implementasi dari pelayanan pro aktif Puskesmas

2. Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan
preventif

3. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga


kesehatan Puskesmas

4. Dibeberapa daerah kelompok Usila disebut sebagai Posyandu Lansia, Posbindu


Lansia, Karang Werdha, dsb

J. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari

14
2. Pemeriksaan status mental

3. Pemeriksaan status gizi

4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi

5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein

6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas

7. Penyuluhan kesehatan

8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan kerumah Lansia yang tidak datang

K. KEGIATAN TAMBAHAN

1. Pemberianmakanantambahansebagaicontoh menu makanan

2. Kegiatanolahraga

3. Kerohaniaan

4. Rekreasi

5. Forum diskusi

6. Penyalurandanpengembanganhobi

L. PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE)

1. Bentuk yankes komprehensif yang dilakukan di rumah Lansia dengan


memberdayakan keluarga dan lansia sendiri

2. Bertujuan memandirikan Lansia dan keluarganya sebagai subyek

3. Dilakukan dalam bentuk tim

4. Di Puskesmas merupakan bagian dari Program Perawatan Kesehatan Masyarakat


(Perkesmas)

15
BAB III

PENUTUP

16
Seiring dengan meningkatnaya angka Umur Harapan Hidup (UHH) membawa beban
bagi masyarakat dan persoalan kesehatan yang dialami kaum Lanjut Usia (lansia) menjadi
masalah yang serius di Indonesia.Kementerian Kesehatan RI mengoptimalkan layanan buat
Lansia di pelayanan tingkat dasar, khususnya Puskesmas dan kelompok Lanjut Usia melalui
konsep Puskesmas Santun Lanjut Usia.
Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang melaksanakan kesehatan pra lansia
dan lansia yang merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif dan bertujuan untuk
mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut agar mampu untuk
mandiri,produktif dan berguna,yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, disamping
aspek kuratif dan rehabilitatif.
Sasaran program dari Puskesmas Santun Lansia adalah pra lansia,lansia.dan lansia
resti, keluarga lansia beserta masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Langkah lainnya dengan peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi
kesehatan dan gizi bagi Usia Lanjut dan sudah disosialisasikan Program Kesehatan lanjut usia
ini ke semua provinsi, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan dan pembinaan
Kelompok Usia Lanjut/Posyandu Lansia di masyarakat.

17

Anda mungkin juga menyukai