Anda di halaman 1dari 60

COPD EX.

AKUT + PNEUMONIA
ANGGOTA KELOMPOK

• Indra Hadi Mulya, S.Farm 052013143003


• Achmad Aziz Choiri, S.Farm 052013143044
• Evelyn Clarissa, S.Farm 052013143082
• Muhammad Zaesal Rizki M, S.Farm 052013143088
• Alvina Dwi Astuty, S.Farm 052013143089
• Rana, S.Farm 052013143101
• Adelia Shinta Devi, S.Farm 052013143183
COPD
DEFINISI

COPD adalah penyakit yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara bersifat
progresif berhubungan dengan inflamasi kronik saluran napas dan parenkim parua
kibat pajanan gas atau partikel berbahaya. Hambatan aliran udara pada COPD terjadi
karena perubahan struktur saluran napas yang disebabkan destruksi parenkim dan
fibrosis paru (Sholihah et al., 2019)
ETIOLOGI

Faktor Paparan Faktor Host


• Merokok → Penyebab paling • Predisposisi genetik →
umum COPD 85-90% Defisiensi AAT (α1 anti-tripsin)
• Polusi udara berkaitan dengan
• Paparan debu akibat pekerjaan perkembangan emfisema dan
• Bahan kimia disfungsi paru
• Hiperresponsif jalan napas
(misal : asma)
• Lung growth

(Dipiro et al., 2020)


PATOFISIOLOGI

• Patogenesis PPOK terdiri dari proses ketidakseimbangan inflamasi-anti inflamasi,


proteaseantiprotease, oksidan-antioksidan dan apotosis. Keempat mekanisme dasar tersebut tidak
berjalan sendiri tetapi saling berinteraksi menyebabkan kerusakan saluran napas dan paru yang
ireversibel termasuk diantaranya adalah kerusakan jaringan elastic alveoli, airway remodeling dan
fibrosis.
• Peningkatan respons inflamasi pasien PPOK menyebabkan peningkatan jumlah sel inflamasi
(misalnya: neutrofil, makrofag, limfosit T, sel epitel) dan mediator inflamasi antara lain sitokin IL-
8, tumor necrosis factor alpha (TNF-α) dan leucotrien B4 (LTB4), kemokin, dan protease.
• Regulasi sekresi IL-8 diatur oleh faktor transkripsi Nuclear Factor-kappa βeta (NF-kβ) dan
dihambat oleh penghambat NF-kβ activating kinase IKK2. Kadar IL-8 yang meningkat dalam
sputum dan serum berhubungan dengan gejala klinis, penurunan fungsi paru dan kualitas hidup,
serta peningkatan kematian pasien PPOK (Sholihah et al., 2019)
MANIFESTASI KLINIK

• Dispnea (sesak nafas)


• Batuk kronis
• Batuk dengan atau tanpa adanya produksi sputum (dahak)
(Dipiro et al., 2020)
TERAPI COPD EX. AKUT

(Dipiro et al., 2020)


PNEUMONIA
DEFINISI

Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada jaringan paru. Ketika seseorang
mengalami pneumonia maka kantong udara pada paru-paru akan terisi oleh
mikroorganisme, cairan, dan mediator inflamasi, sehingga paru-paru tidak dapat
bekerja dengan baik (NICE, 2014).
ETIOLOGI

Penyebab umum dari Pneumonia (Dipiro et al., 2017).

Tipe Pneumonia Bakteri Patogen


S. pneumoniae, H. Influenza,
M.Catarrhalis,
CAP (Community Acquired Pneumonia) M.pneumoniae, C. Pneumoniae,
Legionella
Pneumophila
S. pneumoniae, MSSA, E. Coli, K.
VAP (Ventilator Acquired Pneumonia)
Pneumoniae, M. Pneumoniae
HCAP (Healthcare Associated
C. pneumoniae, MRSA, ESBL, P.
Pneumonia), HAP(Hospital Acquired
aeruginosa, Acinetobacter spp.
Pneumonia), VAP
PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme penyebab pneumonia mencapai paru melalui jalan napas, aliran


darah, aspirasi benda asing, transplasental atau selama persalinan pada neonatus.
Mikroorganisme masuk ke saluran napas bagian bawah melalui beberapa rute, yaitu
dihirup sebagai partikel aerosol, masuk paru-paru melalui aliran darah dari bagian
ekstra paru yang terinfeksi, dan aspirasi isi orofaring (Dipiro et al., 2017)
MANIFESTASI KLINIK

Gejala dan tanda-tanda pneumonia diantaranya demam, menggigil, dispnea, batuk


produktif, sputum berwarna atau hemoptisis, dan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik,
ditemukan adanya takipnea, takikardia, suara napas bronchial, ronchi basah, dan
perkusi paru pekak. Hasil pemeriksaan radiografi dada adalah dense lobar atau
infiltrate. Sedangakan pada pemeriksaan laboratorium ditandai dengan leukositosis
yang didominasi oleh saturasi oksigen yang rendah (Dipiro et al., 2017).
MANAJEMEN TERAPI

Prioritas pertama penanganan pasien pneumonia adalah mengevaluasi kemampuan


respirasi dan menentukan apakah ada tanda gangguan sistemik seperti dehidrasi atau
sepsis yang dapat menyebabkan kolapsnya sirkulasi. Oksigen, ventilator, dan cairan
resusitasi dapat diberikan pada kondisi tertentu jika diperlukan.

Terapi suportif lain yang dapat diberikan pada pasien pneumonia antara lain: oksigen
nasal untuk hipoksemia, bronkodilator (albuterol) jika ada bronkospasme, fisioterapi
pada dada disertai postural drainage jika terjadi hambatan pengeluaran sekret. Sputum
pasien dapat digunakan untuk menentukan bakteri penyebab pneumonia. Rehidrasi
harus diberikan untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam, masukan cairan
yang sedikit, dan jika terjadi muntah pada pasien. Pemilihan antibiotik untuk pasien
pneumonia berdasarkan hasil kultur mikroorganisme penyebab pneumonia (Glover
dan Reed, 2008).
MANAJEMEN TERAPI

Antibiotic Doses for Treatment of Bacterial


Pneumonia

(Dipiro et al., 2017).


MANAJEMEN TERAPI

(Dipiro et al., 2017).


STUDI KASUS

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 74 tahun
Keluhan Utama : Sesak nafas
Diagnosa : COPD Ex. Akut + pneumonia
MRS : 25/08/18
DATA KLINIK
Data klinik Nilai Tanggal
normal
25 26 27 28 29 30 31 01 02 03

Tekanan darah <140/90 130/8 130/8 140/8 130/9 130/8 130/9 140/8 150/7 140/8 140/8
(mmHg) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Nadi 80-100 106 96 96 96 100 110 100 88 90 80


(kali/mnt)
RR (kali/mnt) 16-20 24 24 24 24 32 40 32 24 28 20
• Tekanan darah pasien tinggi pada tanggal 1
• Nadi pasien sedikit meningkat lebih dari normal pada tanggal 25 dan 30
• RR pasien tinggi pada tangal 25-2 dan normal pada tanggal 20 menandakan pasien mengalami sesak. Pasien
dengan COPD memiliki dua gangguan utama yaitu bronchitis kronis yang ditandai dengan inflamasi kronis
serta produksi mukus berlebihan dan juga emfisema yang ditandai dengan pembesaran rongga udara bagian
distal serta kerusakan dinding alveolus. Kondisi emfisema menyebabkan pertukaran Oksigen menurun hal
inilah yang menyebabkan sesak.
DATA LABORATORIUM
Data Nilai Normal Tanggal • Nilai GDA, Hb, Leukosit,
Laboratorium 25/09 26/09 28/09 Hct, SGOT (AST) dan AGPT
(ALT), Ureum, K+, dan nilai
LED pasien normal.
GDA < 200 mg/dl 194 • Eliminasi pada pasien
Hemoglobin 14-17gm/dL for men, and 12,3 12 geriartri menurun karena
12-15gm/dL for women. fungsi ginjal yang mengalami
penurunan ditunjukkan dari
Leukosit 3500 – 10.000 7600 6700
data kreatinin pasien yang
Trombosit 150.000 – 390.000 411.000 243.000 sedikit menurun.
Hct 35 – 50 % 36,9 • Jumlah albumin sedikit
menurun karena pada pasien
SGOT (AST) 11–47 IU/L 41,6
geriartri terjadi penurunan
SGPT (ALT) 7–53 IU/L 16 kerja hepar.
Ureum 10 – 50 mg/dl 12,2
Kreatinin 0,7 – 1,5 mg/dl 0,63
K+ 3,5 – 5 meq/l 3,49
Na+ 136 – 145 mq/l 137
Cl- 98 – 106 meq/l 105
LED < 30 mm/jam 22 21
Albumin 3.6–5 g/dl 3,56
DATA LABORATORIUM

Blood Gas Nilai Normal Tanggal Nilai pCO2, HCO3, pH


Analysis 30/08 masih dalam rentang
pH 7,35 – 7,45 7,490 normal. pO2 rendah
menandakan pasien
pCO2 35 – 45 mmHg 35,4 mengalami sesak nafas.

pO2 80 – 100 mmHg 64,2

HCO3 21 – 28 mmol/l 27,2


ANALISIS TERAPI
DATA PENGOBATAN
Tanggal Pemberian Obat
25 26 27 28 29 30 31 01 02 03
OBAT Rute Dosis

NS iv 16 tt/mnt v 18 v v v 20 v v
tt/mnt tt/mnt
Ceftriaxon iv 2x1g        //
Amoxiclav po 3x626mg   
Gentamisin iv 2x80mg    
Combivent neb. 3x30mg          
Aminofilin po 3x200mg  
Salbutamol po 3x2tab  
Meth.Prednisolon iv 3x125mg       
Meth.Prednisolon po 3x8mg   
O2 2 ltr/mnt  3-4  2-3  4-5 2-4   
Ambroxol po 3x30mg   //
GG po 3x1 tab     //
DMP po 3x15mg   
Ranitidin iv 2x1 amp   
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
25/08 – Normal IV 16tpm Kondisi umum Normal saline berisi 0,9% NaCl yang merupakan cairan kristaloid yang dapat
1/09 Saline pasien, serum meningkatkan cairan tubuh dan menyeimbangkan elektrolit tubuh
elektrolit
25 – 31 Ceftriaxone IV 2x1 gram COPD dan WBC, RR, Merupakan antibiotik golongan sephalosporin generasi 3, berspectrum luas dan
Agustus Pneumonia nadi dan Suhu bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Dosis : IV atau IM: 1 g
Tubuh setiap 12 atau 24 jam untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh S. pneumoniae
(AHFS). Ceftriaxone diberikan untuk mengatasi pneumonia dan COPD yang
diderita oleh pasien.
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
1–3 Amoxiclave Po 3 x 626 COPD dan WBC, RR, Amoxiclav merupakan kombinasi dari antibiotik amoksisilin dan clavulanat yang
Septemb mg Pneumonia Suhu, dan nadi digunakan untuk pasien pneumonia, bronkitis, dll. Amoxicillin berfungsi untuk
er meng eradikasi bakteri yang menginfeksi (S.pneumoniae) sedangkan clavulanat
berfungsi untuk menghambat resistensi dari amoxicillin.
Dosis  625 mg 3 kali sehari  sesuai
25/08 – Combivent Inh. 3 x 30 mg Sesak Nafas RR dan nyeri Combivent merupakan obat yang mengandung ipratropium bromide dan salbutamol
3/09 Nebulizer saat bernafas sulfat yang dapat bronkodilator sehingga aliran udara ke paru-paru akan meningkat.
Dosis : ipratopium bromid 2.5mg sama salbutamol sulfat 0.5mg  overdose
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
25 – 26 Ambroxol po 3 x30 mg Batuk Frekuensi Ambroxol adalah obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak agar lebih mudah
Agustus berdahak Batuk dikeluarkan dari tenggorokan saat batuk.
Dosis  2-3 kali sehari 1 tablet (@30mg)

25 – 31 Metilpredni IV 3 x125 COPD dan RR, suhu, dan Pasien mengalami inflammasi pada saluran pernafasan sehingga pemberian
Agustus solone dan mg, 3x 8 pneumonia nadi Metilpredinosolon berfungsi untuk menekan sistem imun, sehingga tubuh tidak
po mg melepas senyawa kimia yang memicu terjadinya peradangan.
Dosis  IV 50-500 mg (Sesuai), po 8mg (sesuai)
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
25/08 – O2 2ltr/ Sesak Nafas pO2, RR Terapi O2 adallah terapi yang diberikan pada penderita gangguan pernapasan, seperti
3/09 menit asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Terapi O2 diberikan pada saat
gejala sesak napas sedang muncul atau saturasi O2 pasien rendah.

27 – 30 GG po 3x 1 tab Batuk Frekuensi Pasien mengalami batuk berdahak yang disebabkan oleh penyakit COPD dan
Agustus berdahak batuk pneumonia sehingga diberikan GG yang dapat membantu mengeluarkan dahak yang
berlebihan.
Dosis  2-4 tablet setiap 6 jam, maksimal 24 tablet sehari  sesuai
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
31/08, DMP Po 3x15mg Batuk Frekuensi Komposisi : Per 5 ml: Dextromethorphan HBr 10 mg, Diphenhydramine HCl 12.5
1/09, batuk mg, Ammonium Cl 100 mg, Na citrate 50 mg, Menthol 1 mg. Pasien mengalami
3/09 batuk produktif sehingga pemakaian DMP syr dapat dilanjutkan sampai gejala hilang

28 – 30 Ranitidine iv 2x1 Stress ulcers Nyeri Ranitidine diberikan untuk mengatas stress ulcers yang dialami oleh pasien.
Agustus amp pada pasien lambung Ranitidine merupakan antagonis histamin dari reseptor H2 yang fungsinya untuk
menghambat sekresi asam lambung pentagastrin-stimulated, dan stress ulcer
Dosis : 50 mg by IV injection, IV infusion or IM, dapat diulang tiap 6-8 jam jika
perlu (Gray, 2011).
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
29/08 – Gentamisin Iv 2x80mg CPOD dan WBC, RR, Gentamisin merupakan obat antibiotik golongan aminoglikosida yang berfungsi
1/09 Pneumonia nadi dan suhu untuk membunuh bakteri pada penyakit infeksi seperti COPD dan pneumonia.
Dosis  3 -5 mg/kgBB setiap 8 jam (Martindale hal 284)

2–3 Aminofilin po 3x200m Bronkodilato RR Aminofilin adalah obat yang digunakan untuk meredakan sesak napas, mengi, atau
Agustus g r sulit bernapas, yang disebabkan oleh asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
bronkitis, atau emfisema. Aminofilin bekerja dengan menggunakan mekanisme
vasodilator sehingga udara dapat mengalir lebih lancar
Dosis  3 kali sehari 1 tablet (@200mg)  sesuai
ASSESSMENT

Regimen Indikasi Pemantauan


Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pada Pasien Kefarmasian
2–3 Salbutamol po 3x2tab Sesak nafas RR Salbutamol adalah obat untuk mengatasi sesak napas akibat penyempitan pada
Septemb saluran udara pada paru-paru (bronkospasme). Salbutamol bekerja dengan cara
er bronkodilator sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru.

Dosis  3-4 kali sehari 8mg  sesuai


ASUHAN KEFARMASIAN
ASUHAN KEFARMASIAN
Tgl Drug Related Uraian Masalah Rekomendasi
Problems
25 Efek Samping Eso dari combivent dengan kandungan Melakukan monitoring terhadap
Potensial ipratropium Br dan salbutamol SO4 eso combivent
adalah Bronchitis (2-12%) (Medscape).

Regimen dosis Dosis Combivent nebul menurut literatur Perlu dikonfirmasi kembali ke
3 mg, namun pasien mendapat terapi dokter
combivent nebul dengan dosis 30 mg

26 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya


27 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya
28 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya
ASUHAN KEFARMASIAN
Tgl Drug Related Uraian Masalah Rekomendasi
Problems
29 Duplikasi terapi Parameter penambahan antibiotik Butuh penambahan data lain
Gentamisin tidak bisa hanya dilihat dari
data RR
Efek Samping Eso dari combivent adalah Bronchitis (2- Melakukan monitoring terhadap
Potensial 12%) (Medscape). eso combivent
Efek Samping Eso dari gentamisin adalah Melakukan monitoring terhadap
Potensial Neurotoxicity, Ototoxicity, dan eso gentamisin.
Nephrotoxicity (>10%) (Medscape)
30 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya
31 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya
ASUHAN KEFARMASIAN

Tgl Drug Related Uraian Masalah Rekomendasi


Problems
1 Efek Samping Eso dari gentamisin adalah Melakukan monitoring terhadap
Potensial Neurotoxicity, Ototoxicity, dan eso gentamisin.
Nephrotoxicity (>10%) (Medscape)
Efek Samping Eso dari amoxiclaf dengan kandungan Melakukan monitoring frekuensi
Potensial amoxicillin dan asam klavulanat adalah BAB
diare (>10%) (Medscape)
ASUHAN KEFARMASIAN

Tgl Drug Related Uraian Masalah Rekomendasi


Problems
2 Efek samping Eso dari amoxiclaf dengan kandungan Melakukan monitoring frekuensi
potensial amoxicillin dan asam klavulanat adalah BAB
diare (>10%) (Medscape)
Efek samping Eso dari combivent dengan kandungan Melakukan monitoring terhadap
potensial ipratropium Br dan salbutamol SO4 eso combivent
adalah Bronchitis (2-12%) (Medscape).
Efek samping ESO dari salbutamol adalah tremor Melakukan monitoring terhadap
potensial (20%) (Medscape) eso salbutamol
3 Asuhan kefarmasian sama dengan tgl sebelumnya
SOAP
SOAP tgl 25/08/2018
• Keluhan : Sesak nafas
S • Diagnosa: COPD Ex. Akut + pneumonia

O
Assesment Plan
Eso dari combivent dengan kandungan ipratropium Br dan Melakukan monitoring terhadap eso
salbutamol SO4 adalah Bronchitis (2-12%) (Medscape) combivent

Dosis Combivent nebul menurut literatur 3 mg, namun Perlu dikonfirmasi kembali ke dokter
pasien mendapat terapi combivent nebul dengan dosis 30
mg
SOAP tgl 26/08/2018
S Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
SOAP tgl 27/08/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
SOAP tgl 28/08/2018
S Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
SOAP tgl 29/08/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada
Assesment Plan
Eso dari combivent adalah Bronchitis (2-12%) Melakukan monitoring terhadap eso
(Medscape). combivent

Eso dari gentamisin adalah Neurotoxicity, Ototoxicity, dan Melakukan monitoring terhadap eso
Nephrotoxicity (>10%) (Medscape) gentamisin.

Parameter penambahan antibiotik Gentamisin tidak bisa Butuh penambahan data lain
hanya dilihat dari data RR
SOAP tgl 30/08/2018
S Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
SOAP tgl 31/08/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
SOAP tgl 1/09/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada
Assesment Plan
Eso dari combivent adalah Bronchitis (2-12%) Melakukan monitoring terhadap eso
(Medscape). combivent

Eso dari gentamisin adalah Neurotoxicity, Melakukan monitoring terhadap eso


Ototoxicity, dan Nephrotoxicity (>10%) (Medscape) gentamisin.

Eso dari amoxiclaf dengan kandungan amoxicillin Melakukan monitoring frekuensi


dan asam klavulanat adalah diare (>10%) (Medscape) BAB

Parameter penambahan antibiotik Gentamisin tidak Butuh penambahan data lain


bisa hanya dilihat dari data RR
SOAP tgl 2/09/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada
Assesment Plan
Eso dari combivent dengan kandungan ipratropium Br dan Melakukan monitoring terhadap eso
salbutamol SO4 adalah Bronchitis (2-12%) (Medscape). combivent

ESO dari salbutamol adalah tremor (20%) (Medscape) Melakukan monitoring terhadap eso
salbutamol
SOAP tgl 3/09/2018
S Tidak ada

Data Lab
O
Tidak ada

ASSESMENT PLAN
Assesment dan plan sama dengan tgl sebelumnya
MONITORING
PARAMETER TUJUAN MONITORING
Frekuensi batuk Untuk mengetahui efektivitas dari Ambroxol, GG, dan DMP yang digunakan
pasien
Frekuensi nyeri perut, Untuk mengetahui efektivitas dari Ranitidin yang digunakan pasien
mual dan muntah
Frekuensi sesak Untuk mengetahui efektivitas dari O2, Metil Prednisolon, Aminofilin,
Salbutamol, dan Combivent nebulizer yang digunakan pasien
Suhu, leukosit Untuk mengetahui efektivitas dari Gentamisin, Ceftriaksone, dan Amoxiclav
yang digunakan pasien
Kondisi umum Untuk mengetahui efektivitas dari Normal Saline yang digunakan pasien
Frekuensi BAB Untuk mengetahui terjadinya diare akibat ESO.
Nadi Untuk mengetahui terjadinya tremor akibat ESO.
Frekuensi sesak dan Untuk mengetahui terjadinya bronchitis akibat ESO.
batuk
KONSELING PERAWAT

OBAT KONSELING
NS (IV) • Larutan harus bening, periksa secara visual untuk melihat adanya partikel
Dosis : atau perubahan warna sebelum diberikan. Jika terdapat partikel / perubahan
- 16 warna, maka harus dibuang.
tetes/menit • Diberikan secara infus iv dengan kecepatan tertentu.
- 18 • Perhitungan :
tetes/menit o 16 tetes/menit : 1 bag infus berisi 500 ml  1 ml = 20 tetes  500 ml
- 20 x 20 tetes = 10.000 tetes/16 tetes per menit = 625 menit (10 jam 25
tetes/menit menit)
o 18 tetes/menit : 1 bag infus berisi 500 ml  1 ml = 20 tetes  500 ml
x 20 tetes = 10.000 tetes/18 tetes per menit = 555 menit (9 jam 15
menit)
o 20 tetes/menit : 1 bag infus berisi 500 ml  1 ml = 20 tetes  500 ml
habis dalam 500 menit (1 bag infus habis dalam 8 jam 20 menit)
KONSELING PERAWAT

OBAT KONSELING
Cetriaxone (IV) • Sediaan : Serbuk Injeksi dalam 1 vial mengandung 1 g
Dosis : 2 x 1 g Ceftriaxone
• Cara rekonstitusi :
1. Melarutkan 1 g Ceftriaxone dengan 9,6 ml Sterile WFI
sehingga terbentuk konsentrasi 100 mg/ml. Lalu melarutkan
lagi pada 100 ml NS, sehingga didapatkan total volume
109,6 ml
2. Larutan harus bening. Jika terdapat partikel / perubahan
warna, maka harus dibuang.
3. Diberikan secara intermittent iv infusion selama 15 – 30
menit. (Trissel, 2013; Gray et al., 2011)
KONSELING PERAWAT

OBAT KONSELING
Combivent Cara menggunakan nebulizer :
nebulizer 1. Taruh kompresor di tempat yang rata dan mudah dicapai.
Dosis : 3 x 30 mg 2. Pastikan peralatan yang digunakan sudah dibersihkan
3. Cuci tangan sebelum menyiapkan obat
4. Masukan obat ke dalam cangkir (pastikan dosis sesuai)
5. Sambungkan corong mulut atau masker ke cangkir nebulizer
6. Pasang selang penyambung ke kompresor dan cangkir nebulizer.
7. Saat alat sudah siap, nyalakan mesin kompresor. Jika berfungsi normal, alat
akan mengeluarkan kabut atau uap yang berisi obat.
8. Letakkan corong mulut atau masker ke mulut. Pastikan tidak ada sela.
9. Duduklah dengan posisi yang nyaman. Prosedur ini memakan waktu sekitar
15 – 20 menit.
10. Ketika menggunakan alat, bernafaslah secara perlahan hingga obat habis.
11. Jaga agar cangkir nebulizer tetap tegak selama alat digunakan.
(Alodokter, 2019)
KONSELING PERAWAT

OBAT KONSELING
Metil Prednisolon • Sediaan : 1 vial mengandung serbuk injeksi 125 mg Metil Prednisolon
(IV) disertai dengan 1 vial berisi 2 ml pelarut
Dosis : 3 x 125 mg • Cara pemberian :
1. Melarutkan 125 mg Metil Prednisolon dengan 2 ml pelarut dalam vial.
2. Larutan harus bening. Jika terdapat partikel / perubahan warna, maka
harus dibuang.
3. Diberikan secara injeksi iv selama paling tidak 1 menit. (Trissel, 2013;
Gray et al., 2011)

O2 • Memantau SaO2 sedikitnya 3 jam sekali untuk melihat perkembangan pasien


Dosis : dan mengidentifikasi masalah yang kemungkinan terjadi seperti kateter
- 2 liter/menit bergeser, kecepatan aliran oksigen yang tidak tepat atau terjadi kebocoran.
- 3 – 4 liter/menit • Jika SaO2 > 90% maka dapat dilepaskan selama beberapa menit lalu dipantau
- 2 – 3 liter/menit apakah masih di atas 90%, jika masih maka dapat dilepaskan namun periksa
- 4 – 5 liter/menit lagi setengah jam kemudian dan 3 jam berikutnya pada hari pertama
- 2 – 4 liter/menit penghentian oksigen untuk memastikan kondisinya stabil (ICHRC, 2016).
KONSELING PERAWAT

OBAT KONSELING
Ranitidin (IV) • Sediaan : 1 ampul mengandung 25 mg/ml (50 mg/2 ml)
Dosis : 2 x 1 • Cara pemberian :
ampul 1. Mengambil 2 ml Ranitidin dari dalam sediaan ampul lalu dicampurkan ke dalam
NaCl 0,9% atau Dextrose 5% sebanyak 50 sampai 200 ml.
2. Larutan harus bening. Jika terdapat partikel / perubahan warna, maka harus
dibuang.
3. Diberikan secara intermitten iv infusion selama setengah sampai 2 jam. (Trissel,
2013; Gray et al., 2011)
Gentamisin (IV) • Sediaan : 1 ampul mengandung 40 mg/ml (80 mg/2 ml)
Dosis : 2 x 80 • Cara pemberian :
mg 1. Mengambil 2 ml Gentamisin dari dalam sediaan ampul dan menambahkan RL
hingga 20 ml.
2. Larutan harus bening. Jika terdapat partikel / perubahan warna, maka harus
dibuang.
3. Diberikan secara injeksi iv selama minimal 5 menit. (Trissel, 2013; Gray et al.,
2011)
KONSELING PASIEN
OBAT KONSELING
Amoxiclav (peroral) Indikasi : antibiotik
Dosis : 3 x 626 mg Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari satu tablet (625 mg) setelah
makan.
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
Ambroxol (peroral) Indikasi : untuk batuk
Dosis : 3 x 30 mg Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari satu tablet (30 mg) setelah
makan
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
Metil Prednisolon Indikasi : antiinflamasi
(peroral) Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari satu tablet setelah makan
Dosis : 3 x 1 Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
KONSELING PASIEN
OBAT KONSELING
GG (peroral) Indikasi : untuk batuk
Dosis : 3 x 1 tab Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari satu tablet (200 mcg) sebelum
atau sesudah makan.
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
DMP (peroral) Indikasi : untuk batuk
Dosis : 3 x 15 mg Aturan Pakai : diminum satu kali sehari 15 mg setelah makan
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
KONSELING PASIEN
OBAT KONSELING
Aminofilin (peroral) Indikasi : untuk sesak nafas
Dosis : 3 x 200 mg Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari 1 tablet (200 mg) sebelum atau
sesudah makan.
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
Salbutamol (peroral) Indikasi : untuk sesak nafas
Dosis : 3 x 2 tab Aturan Pakai : diminum tiga kali sehari dua tablet 1 jam sebelum atau
2 jam setelah makan
Cara Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung
DAFTAR PUSTAKA
• DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,L.M.. 2017.
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 10th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
• Dipiro, J. T., Yee, G. C., Haines, M. P. S. T., Nolin, T. D., Ellingrod, V., 2020. Pharmacotherapy
A Pathophysiologic Approach Eleventh Edition. New York: McGraw Hill.
• Glover, ML., dan Reed, MD., 2008. Lower respiratory tract infections In: Joseph T. DiPiro,
Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gry R. Matzkee, Barbara G. Wells, L. Michael Polsey (Eds.).
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Edisi ke-7, New York: McGraw-Hill Medical
Publishing Division, hal. 1768-1777.
• Gray, A., Wright, J., Goodey, V., Bruce, L. 2011. Injectable Drugs Guide. Royal Pharmaceutical
Society of Great Britain, London, UK.
DAFTAR PUSTAKA
• ICHRC. 2016. Perawatan Penunjang Terapi/Pemberian Oksigen. https://www.ichrc.org/107-
terapipemberian-oksigen
• NICE. 2014. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Clinical guideline of National
Institute for Health and Care Excellence.
• Sholihah, M., Suradi., & Aphridasari, J., 2019. Pengaruh Pemberian Quercetin Terhadap Kadar
Interleukin 8 (IL8) Dan Nilai COPD Assessment Test (CAT) Pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) Stabil. Jurnal Respirologi Indonesia, Vol. 39 No. 2, pp. 104-112
• Trissel, 2013. Handbook on Injectable Drugs. American Society of Health-System
Pharmacists: Bethesda, Maryland

Anda mungkin juga menyukai