G-3
1. Randy Heradika K.P. K100140086
2. Hana Nida A. K100140087
3. Meuthia Nurul I. K100140101
Etiologi
Merokok
Adanya paparan karsinogen
pernapasan (mis., Asbes, benzena).
Kanker paru-paru adalah tumor Genetik
padat yang berasal dari sel epitel
bronkial. Pasien dengan riwayat TB, fibrosis
paru, bronkitis kronis dan
emfisema, penyakit saluran nafas
obstruktif kronis dan pada orang
dewasa dengan asma risikonya
meningkat untuk terkena kanker
paru
Patofisiologi
Karsinoma paru timbul dari sel epitel bronkial normal yang telah
mendapatkan banyak lesi genetik dan mampu mengekspresikan
berbagai fenotipe.
Aktivasi protooncogen, penghambatan atau mutasi gen supresor
tumor, dan produksi faktor pertumbuhan autokrin berkontribusi
terhadap proliferasi seluler dan perubahan menjadi sel ganas.
Perubahan molekuler, seperti overexpression c-KIT pada SCLC dan
reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) di NSCLC, juga
mempengaruhi prognosis penyakit dan respons terhadap terapi.
KASUS
yang berdarah
nafas terasa sesak dan pendek-pendek
Badan lemah
3. 3. Data Laboratorium
Pemeriksaan Satuan Niai 22-6-17 23-6-17
laboratorium : rujukan
Leukosit 5,0 2500/uL
103/L
10,0
Neutrofil % 50-70 30%
Bands % 0-12 3%
Limfosit 20,0 25%
%
40,0
Eosinophil % 1,0 3,0 1%
Basophil % 0,0 1,0 0,5%
Serum kreatinin mg/dl 0,9-1,3 1,1 mg/dL
BUN mg/dL 8 - 25 19 mg/dL
Na
mmol/L
134 140 Pemeriksaan dahak : BTA negatif
145 mmol/L Hasil bronchoscopy & cytology menunjukkan
K 3,9 positif small cell lung carcinoma (ukuran 2,3 cm
mmol/L 3,5 5,0
mmol/L < 3 cm) yang belum metastasis
Cl 94 111 101
mmol/L
mmol/L
IV. ASSESMENT
Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
23/6/17 24/6/17 25/6/17
Etoposide IV 100 mg/m2 1x1 v v v
Cisplatin IV 40 mg/m2 1x1 v
Mekanisme aksi
Cisplatin : Menghambat sintesis DNA dengan pembentukan DNA cross-link; mendenaturasi rantai double helix; secara
kovalen mengikat basis DNA dan mengganggu fungsi DNA; mungkin juga mengikat protein. Cisplatin juga bisa
mengikat dua guanin yang berdekatan pada untai DNA yang sama yang menghasilkan intrastrand cross-linking
dan breakage.
Etoposide : Menunda transit sel melalui fase S dan menangkap sel pada fase S atau G2 awal. Obat ini dapat menghambat
transportasi mitokondria di tingkat NADH dehidrogenase atau menghambat pengambilan nukleosida ke sel HeLa.
Merupakan inhibitor topoisomerase II dan menyebabkan ikatan DNA pecah.
Problem Medik
1. Kanker Paru SCLC
Subyektif: Lebih dari 2 bulan mengeluh sakit di bagian dada,
mengalami batuk terus menerus dan kadang disertai dahak yang
berdarah, nafasnya terasa sesak dan pendek-pendek, badan lemas
Obyektif: Hasil bronchoscopy & cytology menunjukkan positif small
cell lung carcinoma (ukuran 2,3 cm < 3 cm) yang belum metastasi
170 58
= = = 1,6 2
3600 3600
= 80 / 2 x 1,6 m2 = 128
Dosis Etoposide = 100 mg/m2 x 1,6 m2 = 160 mg
DRP: Cisplatin tidak tepat dosis
Rekomendasi: Dosis cisplatin diganti 80 mg/m2 iv (128 mg) dan
diberikan pada hari pertama serta silkus diulang tiap 3 minggu.
Monitoring ESO:
Etoposide: mual muntah, anoreksia, leukopeni, hipotensi
Cisplatin: Alopesia ringan, mual muntah, myelosuppression
2. CINV
Subyektif: Setelah pemberian kemoterapi hari yang ke-2, Bp ED
mengalami mual dan muntah.
Terapi: Belum diterapi
Analisis: Setelah pemberian kemoterapi hari yang ke-2, Bp ED
mengalami mual dan muntah, cisplatin menurut Dipiro 9th, hal 244
merupakan obat yang tergolong high risk emetic dan pada kasus
diberikan pada hari kedua sehingga termasuk acute CINV. Namun,
pasien sudah menjalani kemoterapi sampai hari ke-3 yang mual
muntahnya belum ditangani, rekomendasi kami pada awal siklus ini
diterapi dengan obat Palonosetron 0.25 mg IV
Kemudian pada siklus selanjutnya direkomendasikan untuk
menggunakan palonosetron 0,25mg secara iv, Dexamethason 12mg
secara oral/iv, dan aprepitant 125mg oral yang diberikan pada hari
pertama saat pemberian obat kemoterapi.
DRP: ada indikasi tanpa terapi
Rekomendasi: Direkomendasikan untuk ditambah Palonosetron 0.25 mg IV
dan pada siklus selanjutnya direkomendasikan untuk menggunakan
palonosetron 0,25mg secara iv, Dexamethason 12mg secara oral/iv, dan
aprepitant 125mg oral yang diberikan pada hari pertama saat pemberian
obat kemoterapi.
Monitoring:
Efektivitas:Mual muntah berkurang
ESO:
palonosetron =sakit kepala, konstipasi, asthenia
Dexamethasone= Hipertensi, kondisi atrofik kulit,osteoporosis, depresi,
euforia
Aprepitant= Kelelahan, konstipasi, cegukan
3. Febrile neutropenia
ObyektifSuhu : 39oC, Neutrofil :30%
Terapi: Belum diterapi
Analisis: Febrile neutropenia merupakan efek samping yang umum
pada kemoterapi. Pada pasien yang menderita Fibrile Neutropenia
dapat diberikan Filgrastim i.v 5 mcg/kg 1-3 hari setelah kemoterapi
untuk meningkatkan neutrofil dan Cefepime 2 g IV setiap 8 jam (Burn,
2008:1512-1515)
DRP: ada indikasi tanpa terapi
(Burn, 2008:1511)
(Burn, 2008:1514)
Rekomendasi: Direkomendasikan untuk ditambahkan Filgrastim 5
mcg/kg (IV) 1-3 hari setelah kemoterapi untuk meningkatkan
neutrofil dan Cefepime 2 g IV setiap 8 jam
Monitoring:
Efektivitas: suhu dan neutrofil normal
ESO Filgrastim: sakit tulang
ESO Cefepime: demam sakit kepala, ruam, gatal, mual muntah, diare
Kesimpulan rekomendasi
Kanker paru sclc: Dosis cisplatin diganti 80 iv mg/m2 (128 mg) dan diberikan pada hari
pertama serta silkus diulang tiap 3 minggu.