Nama Kelompok :4
Nama Mahasiswa :
NPM :
Email :
Nomor Kontak :
Dosen Pembimbing Akademik :
Batas Akhir Pengumpulan :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2021
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang dikumpulkan adalah
hasil karya saya sendiri, bukan contekan, dan belum pernah diserahkan untuk penugasan mata
kuliah lain. Jika saya terlambat mengumpulkan tugas, maka saya bersedia diberi penalti sesuai
dengan lama keterlambatan yang tertera pada rubrik penilaian di buku panduan, kecuali sudah
mendapatkan persetujuan koordinator.
Nama Lengkap:
Tanda Tangan :
1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia : 11 Tahun
Diagnosa Medis : Limfoma non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan sesak dan nyeri di area punggung.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Orang Tua klien mengatakan sesak dirasakan sepanjang waktu terutama setelah perut anak tampak membesar. Tiga tahun
sebelumnya (tahun 2017) anak terdiagnosis ALL-L1, dan enam bulan sebelumnya klien sudah menyelesaikan kemoterapi untuk
protokol ALL-L1. Menurut orang tua dari An.F tiga bulan sebelum masuk RS, anak sering mengeluh sesak, nyeri, dan perut
tampak membesar. Ibu mengatakan dalam 3 bulan terakhir, hampir tiap dua minggu anak di rawat di RS. Dua bulan sebelum
masuk rumah sakit, orang tua mengatakan perut anak tampak membesar dan anak mengeluh nyeri pada bagian punggung.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, anak semakin mengeluh nyeri punggung, demam naik turun, batuk dan sesak. Orang
tua dari An. F mengatakan anaknya kurang mendengar setelah anak menjalani kemoterapi.
c. Riwayat kesehatan dahulu
● Orang tua klien mengatakan bahwa tiga tahun sebelumnya (tahun 2017) anak terdiagnosis ALL-L1
● Orang tua klien mengatakan bahwa 6 bulan sebelumnya klien sudah menyelesaikan kemoterapi untuk protokol ALL-L1
● Menurut orang tua An.F, tiga bulan sebelum masuk RS, anaknya sering mengeluh sesak, nyeri, dan perut tampak
membesar
● Ibu An.F mengatakan dalam 3 bulan terakhir, hampir tiap 2 minggu anak di rawat di RS dan hasil pemeriksaan BMP anak
dinyatakan mengalami relaps ALL
● 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, orangtua An.F mengatakan perut anak tampak membesar dan anak mengeluh nyeri pada
bagian punggung
● 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, anak semakin mengeluh nyeri punggung, demam naik turun, batuk dan sesak
● Menurut ibu An. F, kondisi anaknya semakin menurun dalam 3 bulan terakhir, ananya hampir sepanjang hari di tempat tidur
● Ibu An.F mengatakan hampir 3 tahun ini kehidupan anaknya lebih banyak di rumah sakit daripada di rumah. Ibu mengatakan
sebenarnya kasian melihat kondisi anaknya apalagi semakin hari anaknya semakin tidak semangat jika dibawa ke RS
● Saat pertama melakukan kemoterapi (3 tahun yang lalu), ibu An.F mengatakan kalau anaknya semangat jika dibawa kemo karena
anak banyak bertemu teman-temannya yang mendapat kemoterapi juga. Namun, dalam 6 bulan ini anak sering mengatakan capek
& lebih banyak diam jika diberitahu akan dibawa ke RS.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Tidak terkaji dalam kasus
e. Riwayat ADL
Aktivitas harian dibantu total.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Keadaan : An. F terlihat tampak pucat dan berbaring di tempat tidur
Suhu : 36.3° C
Nadi : 140x/menit (meningkat)
Pernafasan : 42x/menit (meningkat)
TD : 145/100 mmHg (meningkat)
b. Antropometri
Berat badan terbaru : tidak terkaji karena sulit melakukan pengukuran pada klien
Berat badan sebelumnya (IGD) : 20 kg
Tinggi badan : 141 cm
Lingkar lengan : 10 cm
IMT : BB/TB2
= 20 / 1,99 = 10, 05 (Berat Badan Kurang/ Underweight)
c. pengkajian persistem
- Sistem Pernapasan
Terdapat retraksi interkostal dan para sternal, suara nafas vesikuler di paru kiri, namun pada paru kanan terdengar
kurang jelas, ronchi terdengar di paru kanan, sekret di jalan nafas sedikit, warna putih kental, klien juga mengalami
batuk. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di regio coli sinistra (diameter 3x6cm) dan region coli dextra
(diameter 3x3 cm)
- Sistem Kardiovaskular
Terlihat pucat pada konjungtiva, bibir, jari tangan dan kaki serta telapak tangan dan kaki.
- Sistem Muskuloskeletal
Anak mengalami keterbatasan gerak karena nyeri di area punggung, skala nyeri 8, nyeri dirasakan pada area punggung
dan perut, nyeri bertambah jika klien bergerak. Klien menolak untuk dilakukan miring kiri dan miring kanan karena klien
mengeluh sakit.
- Sistem Integumen
Tidak terdapat luka dekubitus
- Sistem Neurologi
N. Auditorius (VIII) :Klien mengalami penurunan fungsi pendengaran.
darah
L1 relaps
7. TERAPI
Fungsi: obat
antibiotik untuk
mengatasi infeksi
bakteri, seperti
infeksi pada
selaput yang
mengelilingi otak
dan sumsum
tulang belakang
(meningitis),
infeksi pada
darah, perut,
paru-paru, kulit,
tulang,
persendian, atau
saluran kemih).
Efek samping:
mual, muntah,
skait perut, tidak
nafsu makan.
2 Farmadol 200 mg Intravena Kalau perlu
Fungsi: Obat
untuk mengatasi
sakit kepala,
menurunkan
demam,
meredakan nyeri
otot, dan sakit
gigi.
Efek samping:
Muncul ruam
kulit yang terasa
gatal, Sakit
tenggorokan,
Sariawan, Nyeri
punggung, Tubuh
terasa lemah,
Urine berwarna
keruh atau
berdarah, Tinja
berwarna hitam
atau BAB
berdarah.
Fungsi: untuk
membantu tubuh
dalam memecah,
menggunakan,
sekaligus
membentuk
protein baru.
Senyawa protein
ini akan
membantu
pembentukan sel
darah merah dan
memproduksi
DNA.
Fungsi: untuk
mengencerkan
dahak. Ambroxol
umumnya
digunakan untuk
mengatasi batuk
berdahak,
maupun
gangguan
pernapasan lain
akibat produksi
dahak yang
berlebihan.
Efek samping:
mual, muntah,
sakit perut, perut
kembung, ruam
merah pada kulit,
bibir atau
tenggorokan
kering.
Fungsi: untuk
mengatasi sesak
napas akibat
penyempitan
pada saluran
udara pada paru-
paru
(bronkospasme).
Efek samping:
nyeri, kram otot,
rasa lelah dan
lemas, detak
jantung tidak
teratur, pusing.
Fungsi: untuk
perawatan infeksi
bakteri pada
infeksi saluran
pernapasan atas,
peradangan pada
bronkus
(bronkitis), infeksi
paru-paru
(pneumonia),
infeksi pada
telinga bagian
tengah (otitis
media akut),
serta infeksi kulit
dan struktur kulit
(impetigo,
folikulitis,
selulitis, dan
abses).
Efek samping:
Sakit kepala,
diare, muntah,
nyeri sendi, nyeri
otot, sariawan,
halusinasi,
gangguan cemas,
kelemahan otot,
reaksi alergi,
urtikaria,
perubahan warna
lidah, gangguan
fungsi pengecap,
gangguan
pencernaan, dan
peningkatan
kreatinin serum.
7 Captropil 3 x 6 mg Per oral 3x, Pkl 12, 20, 02
Fungsi: untuk
menangani
hipertensi dan
gagal jantung.
Efek samping:
mual, muntah,
sakit perut, batuk
kering, ruam
kulit.
4 x 1 ampul dan
Combivent inhalasi 4x, Pkl 12, 19, 24, 06
NaCl 0,9% 3 cc
Fungsi:
bronkodilator
yang bekerja
dengan cara
melebarkan
bronkus dan
melemaskan
otot-otot saluran
pernapasan,
sehingga aliran
udara ke paru-
paru akan
meningkat.
Efek samping:
sakit kepala,
pusing, batuk,
mual, muntah,
mulut kering,
sembelit.
Perburukan, aktifitas 4
harian sangat terbatas
Penyakit terkontrol, 1
kualitas hidup baik
Penyakit tidak 2
terkontrol, kualitas
hidup sedikit baik
Pasrah 4
Ya 4*
Beberapa Bulan - 2 1
Tahun
Beberapa Minggu - 3*
Bulan
Jumlah 30
Interpretasi :
Skor ≥25 : Saat seharusnya dimulai perawatan paliatif >>
Delayed Palliative
Keterangan :
Bila Item 4.1 mendapat skor 4(*), abaikan item 4.2
Bila Item 5.1 mendapat skor ¾ (*), abaikan item 5.2
4-6 Gejala terasa dan mulai menganggu aktivitas, sudah mulai mencari
pengobatan.
Kecemasan
a. Cemas Ringan (Skor 1-3) : terdapat kekhawatiran tentang penyakit, merasa sedih akan kehilangan kesehatannya, kurang tidur dan
kurang nafsu makan dan berangsur-angsur pulih selama beberapa minggu.
b. Cemas Sedang (skor 4-6) : pasien menunjukan respon maladaptive (tidak sesuai dengan stress), gangguan fungsi biasa, kurang
mampu mengendalikan kecemasannya tanpa intervensi, adanya sifat gangguan kecemasan seperti : mudah panik, gangguan stress,
pasca trauma, gangguan obsesif compulsive dan fobia.
c. Cemas Berat (skor 7-10) : Tidak mampu mengkontrol kecemasan tentang beberapa hal yang paling menyedihkan, mengalami
ketidaknyamanan dan kecemasan yang berlebihan, tidak mampu melakukan ADL Secara mandiri.
Petunjuk Skoring :
Skor 10-14 : Keluarga dijelaskan tentang konsep perawatan paliatif (Early Palliative) Skor 15-24 : Persiapan memulai perawatan paliatif
(Early Palliative)
Skor ≥25 : Saat seharusnya dimulai perawatan paliatif >> Delayed Palliative
2. Melakukan Analisa Data
ANALISIS DATA (DATA, ETIOLOGI, MASALAH)
DO: ↓
● Klien menolak untuk
dilakukan miring kiri Obstruksi pada usus
dan miring kanan
karena klien ↓
mengeluh sakit
● Klien terdiagnosa
medis Limfoma non- Malabsorbsi
Hodgkin’s stadium
IV post ALL relaps ↓
● Hasil pemeriksaan
BMP An.F Penekanan saraf nyeri di
dinyatakan hipothalamus
mengalami relaps
ALL ↓
● Terdapat
pembesaran Nyeri abdomen
kelenjar getah
bening di regio coli ↓
sinistra (diameter
3x6cm) dan region Nyeri kronis
coli dextra
(diameter 3x3 cm)
● Farmadol 200 mg
via intravena
● RR : 42x/menit
(meningkat)
● HR : 140x/menit
(meningkat)
● TD : 145/100 mmHg
(tinggi)
DO:
Mengumpul/menumpuk di
● Terdapat retraksi kelenjar getah bening,
interkostal dan para bersifat keras
sternal
● Suara nafas klien ↓
pada paru kanan
terdengar kurang LIMFOMA NON-HODGKIN
jelas
↓
● Ronchi terdengar di
paru kanan, sekret Penyebaran limfoma ke
di jalan nafas paru
↓
sedikit, warna putih
kental Penekanan pada organ paru
● Klien juga ↓
mengalami batuk Pembesaran nodus
● RR 42x/menit mediastinal & edema jalan
(tinggi) nafas
↓
● Terdapat
pembesaran
kelenjar getah Ekspansi paru menurun
bening di regio coli
↓
sinistra (diameter
3x6cm) dan region Sesak nafas
coli dextra ↓
(diameter 3x3 cm)
● Klien terdiagnosa Ketidakefektifan pola nafas
medis Limfoma non-
Hodgkin’s stadium
IV post ALL relaps
● Hasil pemeriksaan
BMP yakni adnaya
gambaran sumsum
tulang sesuai ALL-L1
relaps.
● Ambroxol 4x10
mg/oral
● Salbutamol 4x1
mg/oral
● Combivent 4 x 1
ampul dan NaCl
0,9% 3 cc /inhalasi
↓
Metabolisme anaerob
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
DO:
● Klien terdiagnosa
medis Limfoma non-
Hodgkin’s stadium
IV post ALL relaps
● Hasil pemeriksaan
BMP An.F
dinyatakan
mengalami relaps
ALL
● Terdapat
pembesaran
kelenjar getah
bening di regio coli
sinistra (diameter
3x6cm) dan region
coli dextra
(diameter 3x3 cm)
● Hasil
interpretasi
pengkajian
PaPaS Skor ≥25
: Saat
seharusnya
dimulai
perawatan
paliatif >>
Delayed
Palliative
● Klien mengalami
depresi berat (Skor
7-10)
● Klien mengalami
cemas berat (skor 7-
10)
1. Nyeri kronis b.d respon inflamasi akibat proliferasi limfosit yang d.d Klien mengeluh nyeri di area punggung dengan skala nyeri
8, nyeri dirasakan pada area punggung dan perut, nyeri bertambah jika klien bergerak, Menurut orang tua dari An.F bahwa 3
bulan SMRS, anaknya sering mengeluh sesak, nyeri, dan perut tampak membesar, Orang tua An.F mengatakan bahwa 2 bulan
SMRS, perut anak tampak membesar dan anak mengeluh nyeri pada bagian punggung, Orang tua An.F mengatakan 1 minggu
SMRS, anak semakin mengeluh nyeri punggung, demam naik turun, batuk dan sesak, Klien menolak untuk dilakukan miring kiri
dan miring kanan karena klien mengeluh sakit, Klien terdiagnosa medis Limfoma non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps, Hasil
pemeriksaan BMP An.F dinyatakan mengalami relaps ALL, Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di regio coli sinistra
(diameter 3x6cm) dan region coli dextra (diameter 3x3 cm), Farmadol 200 mg via intravena, RR 42x/menit (tinggi), HR
140x/menit (tinggi), TD 145/100 mmHg (tinggi)
2. Ketidakefektian pola nafas b.d penyebaran limfoma ke paru yang d.d Klien datang dengan keluhan sesak, Menurut orang tua
dari An.F bahwa 3 bulan SMRS, anaknya sering mengeluh sesak, nyeri, dan perut tampak membesar, Orang tua An.F
mengatakan 1 minggu SMRS, anak semakin mengeluh nyeri punggung, demam naik turun, batuk dan sesak, Terdapat retraksi
interkostal dan para sternal, Suara nafas klien pada paru kanan terdengar kurang jelas, Ronchi terdengar di paru kanan, sekret
di jalan nafas sedikit, warna putih kental, Klien juga mengalami batuk, RR 42x/menit (tinggi), Terdapat pembesaran kelenjar
getah bening di regio coli sinistra (diameter 3x6cm) dan region coli dextra (diameter 3x3 cm), Klien terdiagnosa medis Limfoma
non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps, Hasil pemeriksaan BMP yakni adnaya gambaran sumsum tulang sesuai ALL-L1
relaps.Ambroxol 4x10 mg/oral, Salbutamol 4x1 mg/oral, Combivent 4 x 1 ampul dan NaCl 0,9% 3 cc /inhalasi.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang d.d Menurut ibunya, An.F dalam 6 bulan
ini sering mengatakan capek & lebih banyak diam jika diberitahu akan dibawa ke RS, An. F terlihat tampak pucat dan berbaring
di tempat tidur , Aktivitas harian An.F dibantu total, Terlihat pucat pada konjungtiva, bibir, jari tangan dan kaki serta telapak
tangan dan kaki, Klien terdiagnosa medis Limfoma non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps, Kesan gambaran darah tepi:
anemia normositik normokrom, Hb 10,1 mg/dL (rendah), Eritrosit 3,54 juta/uL (rendah), Trombosit 25.000/uL (rendah), MCHC
31,7 g/dL (rendah)
4. Ketidakberdayaan b.d penyakit Limfoma non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps dan
program kemoterapi yang d.d Ibu klien mengatakan sepertinya anaknya sedih karena banyak
teman seperjuangannya yang sudah meninggal lebih dulu, Ibu klien mengatakan saat ini hanya
bisa pasrah, karena dokter mengatakan prognosis anaknya buruk, Ibu klien mengatakan
sepertinya anaknya sedih karena banyak teman seperjuangannya yang sudah meninggal lebih
dulu, Ibu klien mengatakan 6 bulan terakhir anaknya lebih banyak diam pada saat diberitahu
akan ke RS, Klien terdiagnosa medis Limfoma non-Hodgkin’s stadium IV post ALL relaps, Hasil
pemeriksaan BMP An.F dinyatakan mengalami relaps ALL, Terdapat pembesaran kelenjar getah
bening di regio coli sinistra (diameter 3x6cm) dan region coli dextra (diameter 3x3 cm), Hasil
interpretasi pengkajian PaPaS Skor ≥25 : Saat seharusnya dimulai perawatan paliatif >>
Delayed Palliative, Klien mengalami depresi berat (Skor 7-10), Klien mengalami cemas berat
(skor 7-10).
4. Rancangan asuhan keperawatan pada klien beserta rasionalnya
5. Identifikasi permasalahan yang mungkin muncul dari kata yang bercetak miring.
1. “Setelah dinyatakan relaps, dokter menganjurkan agar anak mendapatkan kemoterapi kembali, namun orangtua menolak dan
membawa pasien pulang serta diobati dengan terapi alternatif seperti berobat ke orang pintar, terapi massase, pengobatan herbal dan
berencana menggunakan propolis (namun belum sempat digunakan).”
Permasalahan yang mungkin muncul: Orang tua mungkin akan menomorduakan penanganan primer yakni penanganan secara medis
untuk anaknya, hal ini dikarenakan orang tua klien sudah berbicara terkait ingin anaknya diobati secara terapi alternatif saja, kehidupan
anaknya yang sudah hampir 3 tahun selalu berada di RS serta ditambah lagi dengan kondisi anaknya yang semakin hari sudah tidak ada
semangat untuk melakukan pengobatan ke RS. Oleh karena itu, orang tua klien yang berperan sebagai family care givers yang utama
bagi klien harus di edukasi oleh perawat terkait kombinasi penanganan yakni secara farmakologis dan non farmakologis sehingga angka
harapan hidup klien bisa meningkat dan martabat klien pun meningkat, karena meningkatknya kualitas hidup klien pun bisa sangat
dipengaruh dari family care giversnya serta dapat memberikan rasa semangat kembali dari klien untuk menjalankan pengobatannya.
2. “Ibu mengatakan sepertinya anaknya sedih karena banyak teman seperjuangannya yang sudah meninggal lebih dulu.”
Permasalahan yang mungkin muncul: Ungkapan ibu dari klien yang seperti ini memicu pandangan orang tua klien terhadap anaknya
sendiri lebih negatif atau putus asa terhadap kondisi klien terutama untuk kualitas hidup anaknya yang sedang menjalani proses
kemoterapi akibat penyakitnya serta keluhan yang dirasakan yang menimbulkan orang tua khawatir sehingga terpaksa untuk dibawa ke
RS. Hal ini menjadikan koping keluarga menjadi tidak efektif/maladaptif dan akan berkurangnya dukungan psikososial dari keluarga
klien terhadap klien sendiri serta akan memunculkan dampak putus asa dan pasrah terhadap pengobatan yang akan dilakukan untuk
membantu dalam meningkatkan kualitas hidup klien. Dimana seharusnya keluarga menjadi pendukung utama dalam memberikan
semangat hidup disamping teman-teman seperjuangannya yang ada di RS atau yang melakukan kemoterapi sebelumnya.
Andriastuti, M., Halim, P. G., Kusrini, E., & Bangun, M. (2020). Correlation of pediatric palliative screening scale and quality of life in pediatric
cancer patients. Indian Journal of Palliative Care, 26(3), 338.
Bulechek Gloria M, Dkk. (2013). Nursing Intervention Clasification (Nic) Edisi Keenam. Singapore: Elsevier
Chong, P. H., Soo, J., Yeo, Z. Z., Ang, R. Q., & Ting, C. (2020). Who needs and continues to need paediatric palliative care? An evaluation of
utility and feasibility of the Paediatric Palliative Screening scale (PaPaS). BMC palliative care, 19(1), 18.
Gaglani, A., & Gross, T. (2018). Pediatric Pain Management. Emergency Medicine Clinics of NA, 36(2), 323–334.
https://doi.org/10.1016/j.emc.2017.12.002
Kurniawan, H., & Pawestri, P. (2020). Metode Mendongeng Menurunkan Nyeri Pada Anak Penderita Acute Limpoblastic Leukimia (ALL). Ners
Muda, 1(3), 178-183.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. (2019). Pengkajian Kebutuhan Perawatan Paliatif Pada Anak: Pediatric
Palliative Screening Scale / PaPaS Scale. Jakarta: RSUPN RSCM. Retrieved from
https://akperisvill.ac.id/images/pengkajian_kebutuhan_perawatan_paliatif_pada_anak.pdf.
Hospital Care (HCA). (2019). Paediatric Palliative Screening Scale (PaPaS). Star Pals. Singapore. retreived from
https://singaporehospice.org.sg/site2019/wp-content/uploads/PaPaS.pdf.
Jeane A.D and Carole A.Graybill. (2010). Cardiopulmonary Physical Therapy “Physical Therapy for The Child with Respiratory Dysfunction.,
Second Edition. St louis: Philadelphia.
Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes Classification (Noc): Measurement Of Health Outcomes, 5e.
Mosby Elsevier.
Herdman, T. H. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018- 2020. Ed. 11. EGC.
Herdman, T. H. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. (B. A. Keliat, H. S. Mediani, & T. Tahlil, Eds.).
Jakarta: EGC.
Warsiki, E., & Larasati, M. C. S. (2018). Pengaruh Mendongeng Pada Kondisi Nyeri Penderita Leukemia di Ruang Rawat Inap Hematologi
Onkologi Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya The Effect of Storytelling on Pain Scale Among Children With Leukemia in Pediatric
Hematology-Oncology Ward at Dr Soetomo Public Hospital Surabaya. Jurnal Psikiatri Surabaya, 7(2), 22-32.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Ramdaniati, S., & Cahyaningsih, H. (2020). Penerapan Intervensi Bermain, Makanan, Spirtual, dan Akupresur Terhadap Peningkatan Kualitas
Hidup Anak Penderita Leukemia. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 12(2), 324-334.