Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

(OSTEOMYELITIS)

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah KMB III

SEMESTER GANJIL TAHUN 2017/2018

Roby Maulana 220110156117

Rahmi Pitriani 220110156153

Asep Nugraha 220110156139

Neng Husna Saida 220110156138

Euis Anih Siti A 220110156133

Bayu Septian Ibrahim 220110156130

Sucia Ramdhani 220110156109

Rini Anggraeni 220110156101

Zakiyah 220110156083

Anisa Oktaviani 220110156112

DIREKTORAT PENDIDIKAN DAN KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok
pembahasan mengenai kasus osteomyelitis.

Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Garut, September 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………...................…...........…..i

Daftar Isi..........................................................................................................................……..ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….................…….....1


B. Rumusan Masalah……………………………….................…….…........1
C. Tujuan Penulisan……………………………….................……….......…2
D. Sistematika Penulisan………………………….................………............2

BAB II : TINJAUAN TEORI

A. Pengertian osteomielitis…………………………................…………….4
B. Etiologi dan Patofisiologi osteomielitis akut dan kronik........................4
C. Faktor-faktor risiko osteomielitis…………………………....................4
D. Manisfestasi klinis osteomielitis…………................……………...……6

BAB III : TINJAUAN KASUS

A. Analisa Data……………………………………………...............………10
B. Diagnosa Keperawatan………………………...............…………………11
C. Intervensi Keperawatan………………………...............………………...12
D. Evaluasi Keperawatan…………………………..............……….……….13

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………...............………15
B. Saran………………………………..............……………………….…..15

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteomielitis adalah tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari
darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur
terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses
lokal. Abses tulang biasanya memiliki pendrahan yang sangat kurang, dengan demikian,
penyampaian sel-sel imun dan antibiotik terbatas. Apabila infeksi tulang tidak diobati
secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidakmampuan permanen dapat terjadi
(Corwin, 2001).
Osteomielitis adalah peradangan atau infeksi pada struktur tulang yang akut
ataupun kronis akibat infeksi bakteri, yang terbanyak adalah jenis staphylococcus aureus.
Infeksi ini dapat pula disebabkan oleh jamur dan virus. Osteomielitis dapat mengenai
tulang-tulang panjang, vertebra, tulang pelvis, tulang tengkorak, dan mandibula. Secara
umum infeksi tulang merupakan gangguan kondisi kesehatan yang serius. Dan
osteomielitis dapat terjadi pada semua usia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian osteomielitis?
2. Bagaimana patofisiologi osteomielitis akut dan kronik?
3. Apa saja faktor-faktor risiko terjadinya osteomielitis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari osteomielitis?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnosis dan implikasi keperawatannya?
6. Bagaimana manajemen medic dan Asuhan keperawatan pada klien penderita
osteomielitis?
7. Bagaimana langkah-langkah pencegahan supaya tidak terjadi osteomielitis?
8. Apa saja masalah etis yang mungkin muncul pada klien penderita osteomielitis

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian osteomielitis?
2. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi osteomielitis akut dan kronik?
3. Unuk mengetahui apa saja faktor-faktor risiko terjadinya osteomielitis?
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari osteomielitis?
5. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnosis dan implikasi keperawatannya?
6. Untuk mengetahui bagaimana manajemen medic dan Asuhan keperawatan pada klien
penderita osteomielitis?
7. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pencegahan supaya tidak terjadi
osteomielitis?
8. Untuk mengetahui apa saja masalah etis yang mungkin muncul pada klien penderita
osteomielitis

D. Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
F. Rumusan Masalah
G. Tujuan Penulisan
H. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORI

E. Pengertian osteomielitis
F. Etiologi dan Patofisiologi osteomielitis akut dan kronik
G. Faktor-faktor risiko osteomielitis
H. Manisfestasi klinis osteomielitis

BAB III : TINJAUAN KASUS

E. Analisa Data
F. Diagnosa Keperawatan
G. Intervensi Keperawatan
H. Evaluasi Keperawatan

5
BAB IV : PENUTUP

C. Kesimpulan
D. Saran

Daftar Pustaka

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang baik karena infeksi
piogenik atau non piogenik misalnya mikobakterium tuberkolosa (Chairuddin).
Infeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada anak-anak infeksi tulang sering
kali timbul sebagai komplkasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi
faring (Faringits), telinga gotitis media, dan kulit (impetigo). (Sylvia).

Osteomyelitis adalah infeksi tulang. infeksi tulang lebih sulit disembuhkan


dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaingan tulang mati). Ostemyelitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ektremitas.

B. Etiologi dan Patofisiologi


Osteomielitis disebabkan karena adanya infeksi yang disebbakan oleh
hematogen (melalui darah) biasanya terjadi ditempat dimana terdapat resistensi
rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas). Selain itu dapat juga
berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak, atau kontaminasi langsung
tulang. Infeksi ini dapat timbul akut dan kronik.

Faktor penyebabnya adalah :

1) Bakteri
2) Menurutjoyce& hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah staphylococcus
aureus (70%-80%), selain itu bisa disebabkan Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiela, Salmonella, dan Proteus.
3) Virus, Jamur dan Mikroorganisme lain.
Osteomyelitis akut atau kronik :

7
a) Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat.
b) Osteomyelitis kronis adalah akibat dari osteomielitis yang tidak ditandai
dengan baik. Dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ekstremitas.

Osteomielitis akut hematogenus terjadi oleh karena adanya kuman di


dalam darah yang berasal dari fokus primer (radang saluran nafas bagian atas),
kemudian kuman tadi berkembang di dalam metafise tulang panjang. Hal ini
dapat terjadi oleh karena jalannya darah di metafise lambat. Kuman di dalam
metafise ini terus berkembang dan memberikan reaksi radang dan bahkan dapat
menimbulkan terbentuknya nanah.

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi


tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomielitis
meliputi Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia coli. Terdapat peningkatan
insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram nega- tif dan anaerobik.

Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3


bulan pertama (akut fulminan stadium I) dan sering berhubungan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superfisial. Infeksi awitan lambat (stadium
2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. osteomielitis awitan
lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun
atau lebih setelah pembedahan Respons inisial terhadap infeksi adalah salah
satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari,
trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dengan nekrosis sehubungan dengan peningkatan tekanan jaringan dan
medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah
periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan ter bentuk
abses tulang. dapat keluar spon Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar
sepontan; namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli
bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati,
namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang
mati(skuestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat

8
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi
pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius
kronis yang tetap ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang
hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.

C. Manifestasi Klinis
1. Osteomyelitis Kronik
a. Infeksi di bawa oleh darah
o Biasanya awitan mendadak
o Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis, menggigil, demam
tinggi, denyut nadi cepat dan malaise, pembesaran kelenjar limpe regional).
b. Infeksi menyebar dan rongga sumsum ke korteks tulang
o Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
c. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi disekitarnya atau kontaminasi
langsung
o Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan
o Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
o Lab= anemia, leukositosis.
2. Osteomyelitis Akut
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami
periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus, Lab= LED
meningkat.

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Osteomielitis Akut
- Pemeriksaan sinar x awalnya menunjukan pembengkakan jaringan lunak, dan
setelah 2 minggu terdapat daerah dealsifikasi ireguler, nekrosis tulang,
pengangkatan periosteum, dan pembentukan tulang baru.
- Pemeriksaan MRI
- Pemeriksaan darah : Leukosit meningkat dan peningktan laju endap darah.
- Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
2. Osteomielitis Kronik

9
- Pemeriksaan sinar X besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra
atau pembentukan tulang padat
- Anemia biasanya diakitkan dengan infeksi kronik
- Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih (biasnya normal).

E. Penatalaksanaan
Osteomieliti kronik lebih dukar diterapi, tetapi umumnya meliputi pemberian
antibiotik dan debridmen, tergantung tipe osteomielitis kronik, pasien mungkin
diterapi dengan antibiotik parental selama 2 sampai 6 minggu, meskipun tanpa
debridmen yang adekuat, osteomyelitis kronik tidak berespon terhadap kebanyakan
regimen antibiotik, berapa lamapun terapi dilakukan.
Pada osteomielitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridmen serta pemberian
antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resitensi.
Debridmen berupa pengeluaran jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester dan
penyaliran. Debridmen pada pasien dengan osteomielitis kronik membutuhkan tehnik.
Kualitas debridmen merupakan faktor penting dalam kesuskesan penanganan, sesudah
debridmen dengan eksisi tulang, perlu menutup dead-spase yang dibentuk dengan
jaringan yang diangkat. Management dead-spase meliputi mioplasti lokal, transfer
jaringan bebas dan penggunaan antibiotik yang dapat meresap.
Pada fase pasca akut sub akut, atau kronik dini biasanya involukrum belum cukup
kuat untuk menjadikan tulang asli yang menjadi sekuester. Untuk itu ekstremitas yang
terkena harus dilindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik, dan
debridmen serta sekuestrektomi ditunda sampai involukrum menjai kuat. Selama
menunggu pembedahan dilakukan penyaliran nanah dan pembilasan.

F. Masalah yang Lazim Muncul


1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (abses tulang)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tonus otot menurun,
letidakmampuan mengabsorpsi makanan
3. Hambatan mobilitas fisisk b.d nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan beban berat
badan.
4. Kerusakan integritaskulit b.d penurunan sirkulasi udara ke permukaan kulit (tirah
baring lama, (tonjolan tulang)

10
5. Ketidakefektifan termogulasi b.d proses penyakit (proses inflamasi, kerusakan
integritas jaringan)
6. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tulang, proses penyakit (deformitas
dan bau pada luka)
7. Resiko infeksi b.d port de entry kuman

G. Discharge planing
Pencegahan ostemolielitis adalah sasaran utamanya penanganan infesksi fokal
dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan lunak
dapat mengontrol erosi ulang, orang yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis
adalah mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes.
Pasien yang menderita atritis rheumatoid, telah dirawat dirumah sakit, menjalani
pembedahan ortopedi, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, juga beresiko
mengaami osteomielitis. Makanlah makanan yang bergizi sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, olahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS

Seorang laki-laki 14 tahun dirawat diruangan bedah ortopedik dengn keluhan luka
yang tidak kunjung sembuh pada area patah tulang . riwayat :pasien tertabak motor dan
mengalami patah tulang terbuka pada 1-3 tibia distal dan pasien diobati oleh dukun tulang
tetapi bkan nya sembuh setelah 2 minggu keluar cairan kuning dari lukanya. TTV didapatkan
,TD 100/70 Mmhg, nadi 90x/menit, Respirasi 20x/ menit,suhu 38,5 C. hasil lab hemoglobin
11,7, leukosi 9000,HT 40, MCV 80,2,MVH23,7 , MCHC 29,5 , LET 74/100 ,. Hasil
pemeriksaan Microbiologi pus (+) kuman klebsiela, pneumonia dan hasil anibioik resisten :
hamper semua resisten kecuali meronem: suspectible , pemeriksaan, obat-obatan : katerolak
;meronem; ranitidine. Direncanakan klien akan di debriment dan akan diberikan antibiotic
beads pada tulang terinfeksi.

A. Analisa Data

1. Nyeri akut

DS : klien mengeluh nyeri saat kakinya di gerakkan

DO : - terdapat luka terbuka pada daerah 1/3 tibia distal

2. Hambatan mobilitas fisik

DS : klien mengatakan tertabrak motor dan mengalami patah tulang terbuka

DO : - terdapat luka terbuka pada 1/3 tibia distal

3. Penyebaran Infeksi

DS : klien mengatakan luka nya tidak kunjung sembuh pada daerah 1/3 tibia distal

DO : - terdapat pus

12
- Leukosit 9000 g/dl

4. Kurang pengetahuan

DS : klien mengatakan kakinya jangan sampai di amputasi

DO : - klien cemas

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Penyebaran Infeksi berhubungan dengan port de entry kuman
4. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan

C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
d. Ajarkan tentang tekhinik non farmakologi
e. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
f. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
2. Hambatan mobilitas fisik
a. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
b. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
c. Ajarkan pasien tentang tekhnik ambulasi
d. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi

13
e. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kebutuhan
f. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
3. Penyebaran Infeksi
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
b. Batasi pengunjung
c. Intruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan sat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien
d. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
e. Berikan terapi antibiotic
f. Intruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai resep
g. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
4. Kurang pengetahuan
a. Berikan penkes tentang penyakit yang di alami oleh klien
b. Ajarkan keluarga tentang cara pengobatan atau terapi osteomyelitis

D. Evaluasi Keperawatan

Hasil yang diharapkan :

1. Mengalami peredaan nyeri


a. Melaporkan berkurangnya nyeri
b. Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
c. Tidak mengalami ketidak nyamanan bila bergerak
2. Peningkatan mobilitas fisik
a. Berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri
b. Mempertahankan fungsi penuh ekstremitas yang sehat
c. Memperlihatkan penggunaan alat imobilitasi dan alat bantu dengan aman
3. Tiadanya infeksi
a. Memakai biotika sesuai resep
b. Suhu badan normal
c. Tiadanya pembengkakan
d. Tiadanya pus
e. Angka leukosit dan laju endap darah kembali normal

14
f. Biakan darah (-)
4. Mematuhi rencana teurapeutik
a. Memakai antibiotic sesuai resep
b. Melindungi tulang yang lemah
c. Memperlihatkan perawatan luka yang benar
d. Melaporkan bila ada masalah segera
e. Makan diet seimbang dengan tinggi protein dan vitamin C dan D
f. Mematuhi perjanjian untuk tindak lanjut
g. Melaporkan peningkatan kekuatan
h. Tidak melaporkan peningkatan suhu badan atau kambuhan nyeri,
pembengkakan , atau gejala lain ditempat tersebut

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang baik karena
infeksi piogenik atau non piogenik misalnya mikobakterium tuberkolosa
(Chairuddin). Infeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada anak-anak
infeksi tulang sering kali timbul sebagai komplkasi dari infeksi pada tempat-
tempat lain seperti infeksi faring (Faringits), telinga gotitis media, dan kulit
(impetigo). (Sylvia).

Faktor penyebabnya adalah :

4) Bakteri
5) Menurutjoyce& hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah staphylococcus
aureus (70%-80%), selain itu bisa disebabkan Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiela, Salmonella, dan Proteus.
6) Virus, Jamur dan Mikroorganisme lain.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu supaya makalah tentang penyakit
osteomielitis dapat digunakan mahasiswa dalam proses belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer Suzanne C. dan Bare Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for nursing diagnosis; A Human Needs Approach, J.
B. Lippincot Company, London

Nurarif Huda Amin, S.Kep., Ns dan Kusuma Hardhi, S.Kep., Ns. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction
Jogja

17

Anda mungkin juga menyukai