Y
DENGAN MYELODYPLASTIC SYNDROME
DI RUANG FRESIA 2 (PENYAKIT DALAM) RSUP
Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Dosen Pengampu :
Sandra Pebrianti ,S.Kep., Ners., M.Kep.
Hamidah, S.Kep., Ners., M.Kep.,Sp.KMB
Oleh:
Stevani basry
220120200013
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Lemas
Riwayat ADL
Sebelum sakit, pasien bekerja membantu suami berkebun. Sering terpapar dengan
herbisida. Setelah sakit selama sebulan dirumah sejak pasien merasakan kelemahan,
aktivitas keseharian pasien hanya berbaring dan makan/minum sedikit. Aktivitas pasien
dibantu oleh keluarga.
3. Pemeriksaan fisik
o Keadaan umum sedang
o Kesadaran Compos mentis,GCS 15 (E4M6V5)
o Vital sign : BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C.
o Status gizi : malnutrisi sedang, BB 40 kg, TB 155 cm, IMT 16.6.
o Diet : tinggi kalori, tinggi protein.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
tanggal dan nama hasil satuan nilai rujukan
pemeriksaan
09/11/2021
hemoglobin 4.3 g/dl 12.3-15.3
hematokrit 11.5 % 36.0-45.0
eritrosit 1.44 juta/uL 4.5-5.1
leukosit 2.85 10ˆ3/uL 4.4-11.3
trombosit 1 ribu/uL 150-450
RBS 145 mg/dl <140
ureum 16.1 mg/dl 15.0-39
kreatinine 0.73 mg/dl 0.6-1.2
kalium 3.3 meq/L 3.5-5.1
total neutropil 0.48 10ˆ3/uL 2.10-8.89
09/11/2021
morfologi darah tepi - -
Pemeriksaan radiologi
6. Analisis kasus
data patofisiologi masalah keperawatan
DS : “riwayat kadang-kadang paparan zat kimia :herbisida resiko perdarahan
mimisan dan gusi berdarah ±
seminggu SMRS”
terjadi kerusakan sel induk
DO: ku pasien lemah, kes.
CM, CRT > 2 detik, tampak
pucat, konjungtiva anemis, kerusakan pembentukan sel
hemoglobin 4.3,hematokrit darah di sumsum tulang
11.5,eritrosit 1.44, leukosit
2.85, trombosit 1000,total
neutropil 0.48. tidak tampak trombositopenia
ada perdarahan saat di rawat
inap. Tanda vital BP 110/70
mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T
36.6°C.
DS: “kadang demam setelah paparan zat kimia :herbisida resiko infeksi
di tranfusi trombosit, riwayat
demam naik turun di rumah”
terjadi kerusakan sel induk
DO: ku lemah, ps rest on bed,
Tanda vital BP 110/70 mmhg,
P 80x/m, R 20x/m, T kerusakan pembentukan sel
36.6°C.tidak teraba hangat, darah di sumsum tulang
turgor kulit kering,
hemoglobin 4.3,hematokrit
11.5,eritrosit 1.44, leukosit leukopenia
2.85, trombosit 1000,total
neutropil 0.48.
DS: “ merasa lemas sejak 1 paparan zat kimia :herbisida intoleransi aktivitas
bulan SMRS, sekarang masih
lemas”
terjadi kerusakan sel induk
DO: ku lemah, ku pasien
lemah, kes. CM, CRT > 2
detik, tampak pucat, kerusakan pembentukan sel
konjungtiva anemis, darah di sumsum tulang
hemoglobin 4.3,hematokrit
11.5,eritrosit 1.44, leukosit
2.85, trombosit 1000,total anemia
neutropil 0.48.
8. Perencanaan keperawatan
diagnosa tujuan intervensi rasional
Resiko perdarahan NOC: NIC:
berhubungan dengan =kadar trombosit 1. Monitor tanda -mengetahui bila
gangguan koagulasi dalam batas normal perdarahan ada perdarahan.
=tidak ada 2. Catat dan pantau - untuk
perdarahan nilai lab: CBC menentukan
3. Monitor tanda vital asuhan
Setelah dilakukan 4. Monitor intake dan selanjutnya.
tindakan output cairan
keperawatan selama 5. Batasi aktivitas -mengetahui
2x24 jam pasien perubahan status
diharapkan pasien 6. Pasang tanda resiko kesehatan pasien.
dapat mencegah jatuh dan bedside
terjadinya trail - memantau status
perdarahan dan nutrisi dan cairan
trombosit
meningkat dengan -menghindari
kriteria hasil: komplikasi atau
terjadinya
=tidak ada perdarahan
hematuria dan -mencegah jatuh
hematemesis
=trombosit dalam
batas normal
Resiko infeksi NOC: NIC:
berhubungan dengan =Tingkat infeksi 1.Tingkatkan intake -meningkatkan
ketidakadekuatan menurun nutrisi yang tepat imunitas tubuh
pertahanan tubuh =Pengontrolan 2. Dorong untuk
sekunder infeksi beristirahat -agar dapat
3. Ajarkan pasien dan menstabilkan
Setelah dilakukan keluarga mengenai kondisi kesehatan
tindakan tanda dan gejala -membantu dalam
keperawatan selama infeksi dan kapan menambah
2x24 jam harus informasi status
diharapkan pasien melaporkannya ke kesehatan
mampu mengenal petugas kesehatan
tanda infeksi dengan 4. Monitor tanda vital
kriteria hasil:
=mengidentifikasi
factor resiko infeksi
=tidak ada tanda -mengetahui
infeksi tanda gejala
=tanda vital dalam infeksi
batas normal
-mengingatkan
agar tidak terjadi
jatuh
-memulihkan
energi
DO: ku pasien lemah, kes. CM, penelitian RCT yang dilakukan pas 228 responden dengan
CRT > 2 detik, tampak pucat, 126 orang yang menerima intervensi dan 102 orang dalam
konjungtiva anemis, kelompok kontrol. Hasil yang didapatkan yaitu Sebanyak
hemoglobin 4.3,hematokrit 228 individu (126 kasus, 102 kontrol) direkrut dalam
11.5,eritrosit 1.44, leukosit 2.85, penelitian ini. Analisis univariat menunjukkan bahwa risiko
trombosit 1000,total neutropil MDS dikaitkan dengan riwayat keluarga dengan keganasan
0.48. tidak tampak ada perdarahan hematologi atau tumor padat, paparan pestisida, insektisida,
saat di rawat inap. Tanda vital BP herbisida, peningkatan asupan daging dan telur setiap
110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, minggu, dan peningkatan asupan alkohol, sedangkan asupan
T 36.6°C. buah memiliki efek perlindungan. Analisis bahan pestisida
menunjukkan hubungan yang lemah antara paparan paraquat
dan glifosat dengan terjadinya MDS. Analisis multivariat
menunjukkan bahwa faktor risiko independen untuk
manifestasi MDS adalah riwayat keluarga tumor padat (OR
2,47, 95% CI 1,32-4,65), asupan daging 5 hari/minggu (OR
2,67, 95% CI 1,05-6,80) dan paparan pestisida (OR 3,25,
95% CI 1,73-6,11). Sehingga hasil yang didapatkan Paparan
pestisida merupakan faktor risiko utama MDS di Yunani
Barat. Riwayat keluarga dengan tumor padat dan
peningkatan asupan daging juga tampaknya berperan dalam
patogenesis MDS. Otoritas kesehatan masyarakat harus
menerapkan kebijakan untuk menasihati dan melindungi
petani dari efek berbahaya dari bahan kimia pertanian.
Penekanan juga harus diberikan pada saran promosi
kesehatan termasuk makan sehat.
DS: “kadang demam setelah di Impact of enhanced haematology palliative care services in
tranfusi trombosit, riwayat demam patients with myelodysplastic syndrome and acute myeloid
naik turun di rumah” leukaemia: study protocol for a randomized controlled trial
[ CITATION Cha21 \l 1033 ]
DO: ku lemah, ps rest on bed,
Tanda vital BP 110/70 mmhg, P penelitian ini adalah uji coba non-blinded, acak, terkontrol.
80x/m, R 20x/m, T 36.6°C.tidak Dalam penelitian ini, kami memeriksa hasil klinis dari
teraba hangat, turgor kulit kering, program PC terintegrasi untuk pasien MDS/AML ketika
hemoglobin 4.3,hematokrit pengobatan penyakit lini kedua gagal dan dengan adanya
11.5,eritrosit 1.44, leukosit 2.85, indikator prognostik. Dalam kelompok 1, pasien akan
trombosit 1000,total neutropil menerima perawatan hematologi standar yang terkait dengan
0.48. PC (yaitu, kelompok intervensi). Sebaliknya, pada kelompok
2, pasien akan menerima perawatan hematologi standar saja
(yaitu, kelompok kontrol) dengan layanan PC hanya
berdasarkan permintaan. Pasien yang mengikuti program ini
harus mengisi kuesioner standar untuk menilai kualitas
hidup mereka dan gejala psikologis dan fisik mereka.
Didapati hasil penelitian adalah menguji dampak dari
perawatan paliatif terintegrasi awal dengan intervensi
psikososial yang ditingkatkan untuk pasien MDS/AML
lanjut dan anggota keluarga utama mereka di Hong Kong
Protokol ini tidak akan menampilkan hasil apa pun. Jika
hasil di masa mendatang menunjukkan bahwa intervensi
Paliatif Care yang ditingkatkan efektif, mereka akan
memberikan rencana perawatan yang berkualitas untuk
pasien dengan MDS/AML.
DS: “ merasa lemas sejak 1 bulan Effects of a home-based exercise program on physical
SMRS, sekarang masih lemas” capacity and fatigue in patients with low to intermediate risk
myelodysplastic syndrome-a pilot study [ CITATION Sch16 \l
DO: ku lemah, ku pasien lemah, 1033 ]
kes. CM, CRT > 2 detik, tampak
pucat, konjungtiva anemis, Sebuah prospektif, uji kelayakan non-acak dilakukan untuk
hemoglobin 4.3,hematokrit menilai keamanan dan kemanjuran intervensi latihan
11.5,eritrosit 1.44, leukosit 2.85, berbasis rumah pada pasien dengan MDS. Jadwal latihan
trombosit 1000,total neutropil berisi endurance atau latihan kekuatan secara bergantian
0.48. setiap hari selama 12 minggu. Ukuran hasil termasuk jarak
berjalan 6 menit (6-MWD), pemeriksaan ergometer,
pengukuran kekuatan tungkai bawah, perut dan punggung,
kualitas hidup dan kelelahan. Hasil yang didapat 21 pasien
(13 laki-laki, 8 perempuan) dimasukkan. Usia rata-rata
adalah 66 tahun (kisaran 29-87). Lima belas pasien (71%)
melanjutkan program hingga minggu ke-12 (T1), di
antaranya sebelas pasien memenuhi kriteria untuk
penyelesaian program. Tidak ada efek samping yang
dilaporkan karena intervensi. 6-MWD meningkat secara
signifikan dari 580m pada T0 menjadi 645m pada T1
(p<0,05). Skor kelelahan tidak berubah secara signifikan dari
waktu ke waktu (LKM: 12,8 vs 12,3 vs 11,9; skala kelelahan
QLQ-C30: 48,2 vs 46,7 vs 47,4). Dengan kesimpulan Data
ini memberikan bukti bahwa program latihan rawat jalan
tanpa pengawasan layak dilakukan dan dapat meningkatkan
kapasitas fisik. Acak, studi terkontrol yang menerapkan
intervensi ini dijamin.
resiko 09:00 -menganjurkan untuk meningkatkan intake -Diet soft dengan tinggi protein dan tinggi serat.
infeksi nutrisi yang tepat
-mengajarkan pasien dan keluarga mengenai -keluarga mengerti dan melaporkan bahwa tidak ada
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus demam saat ini.
melaporkannya ke petugas kesehatan
Monitor tanda vital
intoleransi 10:00 -Monitor aktivitas pasien -pasien tampak pergi ke toilet bersama keluarga
aktivitas
-Bantu dalam pemenuhan ADL (activity daily -tempat tidur dan lingkungan sekitar pasien telah
living) pasien dirapikan.
-Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai -pasien menghabiskan makan paginya
sumber energi
-Anjurkan pasien untuk membatasi aktivitas -pasien merasa masih kuat untuk berjalan dan sudah
fisik yang berat merasa lebih baik dari hari pertama dirawat.
resiko 16/11/2021
perdarahan 07:30 -Monitor tanda perdarahan -tidak tampak adanya perdarahan.
-Monitor tanda vital - BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C
08:00 -mencatat dan pantau nilai lab -hemoglobin 11.4,hematokrit 32.8,eritrosit 4.01,leukosit
2.280,trombosit 16.000,total neutropil 0.43
08:30
-intake oral :450 cc, output urine :±200 cc.
-memonitor intake dan output cairan
-pasien tampak bed rest
-menganjurkan pasien untuk membatasi
aktivitas diluar tempat tidur
resiko 09:00 -menganjurkan untuk meningkatkan intake -Diet soft dengan tinggi protein dan tinggi serat.
infeksi nutrisi yang tepat
-mengajarkan pasien dan keluarga mengenai -keluarga mengerti dan melaporkan bahwa tidak ada
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus demam saat ini.
melaporkannya ke petugas kesehatan
Monitor tanda vital
intoleransi 10:00 -Monitor aktivitas pasien -pasien tampak pergi ke toilet bersama keluarga
aktivitas
-Bantu dalam pemenuhan ADL (activity daily -tempat tidur dan lingkungan sekitar pasien telah
living) pasien dirapikan.
-Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai -pasien menghabiskan makan paginya
sumber energi
-Anjurkan pasien untuk membatasi aktivitas -pasien merasa masih kuat untuk berjalan dan sudah
fisik yang berat merasa lebih baik dari hari pertama dirawat.
resiko 10:50 S: I:
infeksi - Pasien berada ditempat tidur, tidak ada demam - Dimonitor tanda vital dan tanda infeksi : T 36°C
O: - Menganjurkan pasien mengkonsumsi intake cairan yang
- Pasien tampak kurus cukup
- Pasien rencana tranfusi trpmbosit
- BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C E:
- Hemoglobin 11.1,hematokrit 31.6,eritrosit 3.80,leukosit - tidak ada demam dan tanda infeksi lainnya
1.580,trombosit 21.000,total neutropil 0.35
A:
tidak terjadi infeksi
P:
- Monitor tanda vital dan tanda infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi intake cairan yang cukup
intoleransi 11:20 S: I:
aktivitas - Pasien berada ditempat tidur, merasa lemas sedikit namun ingin - Dibantu pola ADL : membersihkan lingkungan tempat tidur
ke toilet sendiri - Menganjurkan bedrest dan beraktivitas ditempat tidur.
O:
- terpasang O2 2l/m via BNC E:
- BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C - Paien dapat beraktivitas ditempat tidur
A:
aktivitas toleran
P:
- Bantu pola ADL
- Anjurkan bedrest dan beraktivitas ditempat tidr
resiko 16/11/2021 S: I:
perdarahan 10.30 - Pasien berada ditempat tidur, merasa lemas sedikit - dimonitor tanda perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
O: - menganjurkan untuk bedrest :pasien tampak ditempat tidur
- Pasien tampak kurus
- Pasien tampak pucat dan konjungtiva anemis E:
- Tidak ada perdarahan - tidak ada perdarahan
- Rencana tranfusi trombosit - pasien rencana pulang
- BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C
- Hemoglobin 11.1,hematokrit 31.6,eritrosit 3.80,leukosit
1.580,trombosit 21.000,total neutropil 0.35
A:
tidak terjadi perdarahan
P:
- Monitor tanda perdarahan
intoleransi 11:20 S: I:
aktivitas - Pasien berada ditempat tidur, merasa lemas sedikit namun ingin
ke toilet sendiri - Dibantu pola ADL : membersihkan lingkungan tempat tidur
O: - Menganjurkan bedrest dan beraktivitas ditempat tidur.
- terpasang O2 2l/m via BNC
- BP 110/70 mmhg, P 80x/m, R 20x/m, T 36.6°C E:
A: - Paien dapat beraktivitas ditempat tidur
aktivitas toleran - Pasien rencana pulang
P:
- Bantu pola ADL
referensi
NIH. (2020). National institute of diabetes and digestive and kidney diseases. Retrieved from
Aplastic Anemia & Myelodysplastic Syndromes: https://www.niddk.nih.gov/health-
information/blood-diseases/aplastic-anemia-myelodysplastic-syndromes
Penyusun
Stevani basry