Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GANGGUAN NUTRISI


(MARASMUS & KWASHIORKOR)

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan Unpad
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

KEP adalah keadaan


kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan
protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka
Kecukupan Gizi (AKG)
KLASIFIKASI KEP
• Klasifikasi KEP :
• KEP ringan BB/U 70-80% baku median WHO-NHCS
• KEP sedang BB/U 60-70% baku median WHO-NHCS
• KEP berat BB/U < 60% baku median WHO-NHCS

• EDEMA (+)  KEP BERAT


Gejala klinis KEP berbeda-beda tergantung derajat beratnya deplesi
protein dan energi, umur penderita, dll
Tanpa melihat BB jika disertai edema yg bukan karena penyakit lain
dianggap KEP berat
KEP nyata KEP sedang dan berat
KEP berat / gizi buruk secara klinis mempunyai 3 bentuk :
Marasmus  sindroma klinis akibat defisiensi kalori
Kwashiorkor  sindroma klinis akibat defisiensi protein berat
Marasmik-kwashiorkor  sindroma klinis akibat defisiensi protein dan kalori
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEP :
Peranan diet
Peranan faktor sosial pantangan/ tabu-tabu,
perceraian, ibu yang bekerja pada tempat yang jauh,
dll
Peranan Kepadatan Penduduk  ketidakseimbangan
peningkatan jumlah penduduk dengan sediaan
makanan
Peranan Infeksi
peranan kemiskinan
PENYEBAB KWARSHIORKOR
• Asupan protein tidak cukup
• Penyerapan protein terganggu
• Kehilangan protein abnormal (proteinuri, Infeksi,
Pendarahan, Luka bakar)
• Gagal mensintesis protein
PENYEBAB MARASMUS

Diet yang tidak cukup


Kebiasaaan makan yang tidak tepat
Kelainan metabolik
Malfomasi kongenital
GEJALA KLINIS KEP RINGAN
Pertumbuhan mengurang atau terhenti
Kenaikan BB berkurang, terhenti, bahkan menurun
Ukuran lingkar lengan atas menurun
Maturasi tulang terhambat
Rasio berat badan terhadap tinggi normal atau menurun
Tebal lipat kulit nomal atau mengurang
Anemia ringan
Aktivitas dan perhatian berkurang
Kelainan kulit maupun rambut jarang dijumpai
GEJALA KLINIS KEP BERAT-MARASMUS

Penampilan  tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua,


Perut cekung, Iga gambang
Perubahan mental  Cengeng, rewel, apatis
Kelainan pada kulit  Kulit keriput, kering, dingin, mengendor
Kelainan pada rambut kepala  Kering, tipis dan mudah rontok
(tidak sering)
Lemak sub kutis sangat sedikit/ tidak ada turgor ↓
GEJALA KLINIS KEP BERAT-MARASMUS

Otot  atrofi, tulang terlihat jelas


Sistem pencernaan  diare
Sistem cardiovaskuler/ respirasi  mungkin terdapat bradikardi,
TD mungkin ↓ dibanding anak normal, RR mungkin ↓
Sering disertai : Penyakit infeksi akut, Diare
Lab : Kadar Hb rendah
GEJALA KLINIS KEP BERAT-KWASHIORKOR

Penampilan sugar baby, wajah membulat dan sembab, pandangan


sayu, edema dapat disertai asites

Perubahan mental  Cengeng, rewel, apatis

Terdapat atrofi otot  klien lemah & berbaring terus

Sistem gastrointestinum  seringkali diare, feses cair

Perubahan rambut  Rambut mudah rontok/ mudah dicabut,


kusam, kering, halus, jarang dan berubah warna
GEJALA KLINIS KEP BERAT-KWASHIORKOR
Perubahan kulit crazy pavement dermatosis, kulit kering dengan garis
kulit yang dalam, luka tampa tanda inflamasi, petekiae tampa
trombositopenia

HeparHepatomegali (perlemakan hati), fibrosis-nekrosis

Sering disertai : Penyakit infeksi akut, Anemia, diare

Lab : albumin ↓, kolesterol ↓, globulin ↓, ketonuria, glukosa darah ↓,


enzim ↓, defisiensi K dan Mg↓

LP : hipoplasia dan aplasia sumsum tulang


Gambaran Klinis Kwashiorkor vs Marasmus
DAMPAK KEP

Sistem alimentasi bagian atas mukosa, lidah,


kelenjar ludah atrofi, ulserasi gusi, noma
GITGIT atrofi akibatnya gg. Absorbsi makanan, gg.
Percernaan disakarida (laktosa)
Hepar perlemakan hati sampai sirosis
Pankreas atrofi dan enzim2 pankreas ↓
Ginjal atrofi mempengaruhi fungsi ginjal
DAMPAK KEP
Jantung dapat membesar/ mengecil, anemia,
bradikardia dan hipotensi
Sistem endokrin  kortisol , insulin ↓, Growth
Hormone ↓, TSH ↓
Perkembangan mental  IQ ↓
Dampak lain  disertai penyakit infeksi lain (TBC,
BP, disentri dll), xeroftalmia
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan klinis Dilakukan head to toe dengan fokus
yang ada pada manifestasi klinis, antropometri (BB, TB,
LLA, skin fold)

Lab protein serum, glukosa darah, urin, feses, Hb-Ht,


USG atropi pankreas; LP  hipoplasia dan aplasia
sumsum tulang, dll
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Riwayat diet
Data sosioekonomi (penghasilan, budaya, agama, tingkat pendidikan)
Mempersiapkan dan penggunaan makanan
Aktivitas fisik
Nafsu makan (kualitas, perubahan)
Alergi, intoleransi, makanan yang dihindari, diet khusus
Kesehatan mulut/ menelan (geligi, masalah mengunyah-menelan,
salivasi)
Masalah GIT (nyeri, kembung, diare, muntah, kontipasi, obat yang
digunakan)
Penyakit- obat-obatan yang dikonsumsi
MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Hipotermi
Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas kulit
Resiko tinggi infeksi
Resiko keterlambatan tumbuh kembang
Kurang pengetahuan orang tua
SESUAIKAN DENGAN KONDISI KLIEN, MASALAH LAIN MUNGKIN SAJA
TIMBUL
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KEP RINGAN
Penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di rumah yang
sesuai dengan usia klien (pentingnya makanan bergizi, jenis
makanan TKTP, sumber mineral, frekwensi pemberian
makanan, cara memasak makanan, cara penyajian, pentingnya
dll)
Kalori 100-150 kkal/kgBB dan Protein 2-3 gr /kgBB
Anjurkan Ibu untuk memantau BB anak secara teratur
Ajarkan Ibu tanda dini hipoglikemia dan cara pencegahannya 
beri minum air gula, makan setiap 2 jam
Untuk bayi < 4 bulan  ASI eksklusif
Jika dirawat inap untuk penyakit lain, maka ditambahkan energi
sebesar 20 %
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KEP SEDANG

Makanan TKTP secara bertahap sampai dengan energi


20 – 50 % di atas kebutuhannya
Diet sesuai penyakitnya
Pantau BB
Penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di
rumah yang sesuai dengan usia klien (pentingnya
makanan bergizi, jenis makanan TKTP, sumber
mineral, frekwensi pemberian makanan, cara memasak
makanan, cara penyajian, pentingnya dll)
Intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi klien lihat
KEP berat
KEP BERAT
1. Hipoglikemia
2. Hipotermia
3. Dehidrasi
4. Elektrolit
5. Infeksi
6. Mulai Pemberian makanan
7. Tumbuh kejar/ peningkatan pemberian makanan
8. Mikronutrien
9. Stimulasi
10. Tindak lanjut
INTERVENSI PADA KEP BERAT
SUHU TUBUH

Bila suhu aksila < 36 C :


Segera beri makanan/ formula khusus
Hangatkan anak (pakaian/ selimut adekuat, lampu
pemanas, metode kangguru, dll)
Kaji kemungkinan hipoglikemia
Kolaborasi : antibiotika
SUHU TUBUH
Pemantauan :
Observasi suhu
Berikan anak makanan sesuai kebutuhan setiap 2 jam/
sepanjang malam
Pastikan anak terbungkus selimut/ tetap hangat
sepanjang waktu
Jaga jangan sampai anak basah
Hindari paparan langsung dengan udara
NUTRISI
Mengatasi hipoglikemia
Observasi tanda-tanda hipoglikemia (penurunan kesadaran, akrial
berkeringat dingin, anak mengeluh pusing, dll)
Periksa gula darah bila ada hipotermi
Bila gula darah di bawah 50 mg/dl
Berikan 50 ml bolus glukosa / sukrosa 10% per oral atau enteral
Berikan larutan tersebut setiap 30 menit (@ ¼ bagian dari jatah
untuk 2 jam)
Secepatnya berikan makan setiap 2 jam
Kolaborasi : antibiotika, ulangi pemeriksaan gula darah bila suhu
<36 atau kesadaran menurun jika gula darah <50 mg/dl ulangi
langkah di atas
Pemberian makanan
Intervensi umum :
Berikan nutrisi secara bertahap
Berikan nutrisi dalam porsi kecil tapi sering
Berikan secara oral/ enteral
Berikan formula dengan cangkir/ gelas/ sendok/ pipet (sesuaikan
dengan kondisi anak)
Observasi intake output (muntah, BAB)
Frekwensi BAB dan konsistensi tinja
Penkes : Ajarkan ibu cara pemberian gizi yang adekuat
(pentingnya makanan bergizi, jenis makanan, frekwensi pemberian
makanan, cara memasak makanan, cara penyajian, pentingnya
dll )
Pemberian makanan KEP berat dilakukan melalui 3 fase :
1. Fase Stabilisasi (minggu pertama)
2. Fase Transisi (minggu 2-3)
3. Fase Rehabilitasi (minggu 3-6)
Fase Stabilisasi
Energi : 80 – 100 kal/ kgBB/ hari
Protein : 1 – 1,5 gr/ kgBB/ hari
Cairan : 130 ml / kgBB/ hari atau 100 ml / kgBB/ hari jika
terdapat edema
Formula rendah laktosa dan hipo/ iso osmolar formula khusus
(F-75/ Modisco ½/ modifikasi) dengan jadwal pemberian
makanan yang disusun sedemian rupa
Bila selera makan baik & tanpa edema dapat dalam 2-3 hr
hari saja
Berikan secara oral/ enteral (Jika asupan kurang dari 80 kal/
kgBB/ hari berikan sisanya per enteral)
Bila anak masih mendapatkan ASI lanjutkan, tetapi setelah
pemberian formula
Observasi BB
Fase Transisi
Energi : 150 kkal/ kgBB/ hari
Protein : 2 – 3 gr/ kgBB/ hari
Cairan : 150 ml/ kgBB/ hari
Lakukan transisi secara perlahan/ bertahap  hati2 resiko gagal
jantung dan intoleransi saluran cerna
Ganti formula khusus awal dengan lanjutan (F100/ Modisco I/
Modisco II/ Modifikasi)
Dapat dimodifikasi dengan makanan keluarga selama kandungan
energi dan proteinnya sama
Pantau status respirasi-denyut nadi (jika ada peningkatan RR >
5X/ menit dan denyut nadi > 25x/ menit pada pemantauan
selama 4 jam berturutan, kurangi volume)
Suplementasi vitamin (Asam folat, Zn, Cu, Vitamin A oral, Bila
BB mulai naik dan anak mau makan  Beri Fe) atau pemberian
bahan makanan sumber mineral tertentu
Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi dimulai mulai timbulnya selera makan (biasanya 1-2
mg setelah dirawat)
Energi : 150 – 220 kkal/ kgBB/ hari
Protein : 4 – 6 gr/ kgBB/ hari
Cairan : 150 – 200 ml/ kgBB/ hari
Makanan/ formula (F135/ Modisco III/ ditambah makanan lumat)
dengan jumlah tak terbatas dan sering
Evaluasi BB setiap minggu  bila kenaikan BB < 50 gr/ mg reevaluasi
Bila anak masih mendapatkan ASI kombinasikan dengan formula
Dapat dimodifikasi dengan makanan keluarga selama kandungan energi
dan proteinnya sama
CAIRAN & ELEKTROLIT
Observasi tanda-tanda dehidrasi : fontanel, turgor, BAK, Frekwensi
diare/ muntah, TTV, CRT, mukosa membran, kecekungan bola
mata, dll
Observasi tanda asidosis : nafas cepat dan dalam, penurunan
kesadaran, dll
Anggap semua anak dengan KEP dengan diare encer mengalami
dehidrasi
Bila masih mendapat ASI lanjutkan
Kolaborasi : terapi cairan, koreksi elektrolit, lab
Berikan cairan per oral/ enteral
Cairan resomal/ pengganti 5 ml/ kgBB setiap 30 menit selama
2 jam per oral/ enteral
Lanjutan  beri 5 – 10 ml/ kgBB/ jam untuk 4-10 jam
CAIRAN & ELEKTROLIT

Awasi tanda kelebihan cairan : peningkatan edema, sesak,


nadi  Jika ada tanda kelebihan cairan hentikan segera
dan nilai kembali setelah 1 jam
PencegahanBeri Resomal/pengganti 50-100 ml setiap
BAB cair
Terapi biknat jika anak asidosis
Elektrolit : K (150-300 mg KCl/kgBB/hari) dan Mg K
(7,5-15 mg MgCl2/kgBB/hari)
PENCEGAHAN INFEKSI
Pertahankan prinsip aseptik selama melakukan tindakan
keperawatan
Pertahankan kebersihan diri anak (oral, intergumen,
perineum, dll)
Observasi akan adanya penyakit infeksi
Observasi tanda-tanda sepsis (penurunan kesadaran,
hipotermi, dll)
Cegah anak untuk terpapar dengan lingkungan yang
infeksius
Minimalkan prosedur invasif
Kolaborasi : antibiotik, pemeriksaan labolaturium
FASILITASI TUMBUH KEMBANG
Ajarkan Ibu mengenai perkembangan anak
Ajarkan ibu cara memfasilitasi tumbuh kembang anak (stimulasi
terapi bermain) sesuai dengan tingkat usia anak
Aktivitas fisik segera setelah sembuh
Tekankan pentingnya keterlibatan anggota keluarga dalam
mengoptimalkan tukem anak (lingkungan yang penuh kasih
sayang, keterlibatan dalam aktifitas anak, dll)
Membawa anaknya untuk kontrol kembali secara teratur
Bulan I : 1X/ minggu
Bulan II : 1X/ 2 minggu
Bulan III : 1X/ bulan
TINDAKAN PADA KEGAWATAN
Syok
Pada KEP berat dehidrasi/ sepsis
Cairan Dekstrose 5% : NaCl (1:1) atau RL dengan Dekstrose 5% 15
ml/ kg/ BB dlm 1 jam
Ada perbaikan
ulangi untuk 1 jam kedua
lanjut dgn Resoma/ pengganti (oral/enteral)
10 ml/kg/BB dlm 10 jam
lanjutkan dengan formula khusus (F-75/pengganti)
Tidak ada perbaikan
beri cairan rumatan 4 ml/kg/BB dan transfusi
darah 10 ml/kg/BB dlm 3 jam
mulai denganformula khusus (F-75/pengganti)
TINDAKAN PADA KEGAWATAN
Anemia Berat
Transfusi darah diberikan apabila
Hb < 4 gr/ dl
Hb 4 - 6 gr/ dl disertai distress pernafasan atau gagal
jantung
Transfusi :
Berikan darah segar 10 ml/kgBB dlm 3 jam
Beri furosemid 1 ml/kgBB IV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai