Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
pada semester V
Disusun Oleh :
Kelompok IV
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
Garut,September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A.Pendahuluan………..………………………………………………….…… 1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………….……. 1
C.Tujuan Penulisan…………………………….……………………….……. 1
Pathway………………………………………………………………………... 4
H.Intervens Keperawatan………………………………………………………. 7
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 17
A.Kesimpulan………...………………………………………………..……... 17
B.Saran……………….…………………………………………………..…... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Jaringan lunak adalah dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah
otot, tendon, jaringan ikat, lemak, dan jaringan synovial (jaringan di sekitar
persendian).
Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak da
nada juga yang ganas. Tumr ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal
sebagai saroma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari Soft Tissue Tumor ?
2. Bagaimana etiologi dan patofisiologi Soft Tissue Tumor ?
3. Bagaimana manifestasi dari Soft Tissue Tumor ?
4. Apa saja intervensi yang dapat dilakukan pada Soft Tissue Tumor ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui anatomi fisiologi dari Soft Tissue Tumor
2. Mengetahui etiologi dan patofisologi Soft Tissue Tumor
3. Mengetahui manifestasi klinis dari Soft Tissue Tumor
4. Mengetahui intervensi yang dapat dilakukan pada pasien Soft Tissue
Tumor
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
B. Anatomi Fisiologi
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak
adalah sebagai berikut:
1. Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai
sifat yang sama dengan jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi
berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung
unur kontraktil.
2. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-
serabut simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastic.
3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan dan terdiri dari jaringan areolar
dan serabut elastic
C. Etiologi
1. Kondisi genetik. Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen
adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam
daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting
dalam diagnosis.
2. Radiasi. Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen
radiasi-induksi yang mendorong transformasi neoplastic.
3. Lingkungan karsinogen. Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai
carcinogens dan setelah itu dilaporkan meningkatnya insiden tumor
jaringan lunak.
4. Infeksi. Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya
lemah juga akan meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan
jaringan lunak.
5. Trauma. Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya
kebetulan. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang
ada.
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada
lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu
benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang
mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam
tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Dalam
tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak menimbulkan gejala karena
jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih besar,
mendorong samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau
menyebabkan masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit
atau bengkak. dan dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa
nyeri, karena dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat
menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit.
PATHWAY
Terpapar Virus
Radiasi TUMOR Onkogenik
Genetika
Tumbuh ke
dalam jaringan
metafin
Metastase sel
mesenkim Mengerosi korteks
Kurang
Timbul
Timbul benjolan pengetahuan
benjolan
prognosis
Alopesia
Radiasi
X-ray Gangguan Gangguan
rasa nyaman citra tubuh Berat Mual/
badan muntah
Kerusakan menur
integritas kulit Hambatan un
mobilitas fisik
Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
E. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT)
adalah proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial
ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira
40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas
atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.
F. Diagnosis
Satu-satunya cara untuk menentukan apakah suatu jaringan lunak itu jinak
atau ganas adalah melalui biopsi. Karena itu, semua jaringan lunak yang
bertambah besar harus biopsi. Biopsi dapat diperoleh melalui biopsi jarum
atau biopsi dengan bedah. Selama prosedur ini, tenaga kesehatan membuat
sebuah pengirisan atau menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel
jaringan tumor dan diteliti lewat mikroskop. Setelah pemeriksaan tersebut
dapat ditemukan jinak atau ganasnya sebuah tumor dan dapat menentukan
tingkatannya.
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah
pemeriksaan biopsi, bisa dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB)
atau biopsi dari jaringan tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi
dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bila ukuran
tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan
pengangkatan seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa oleh ahli patologi
anatomi dan dapat diketahui apakah tumor jaringan lunak itu jinak atau ganas.
Bila jinak maka cukup hanya benjolannya saja yang diangkat, tetapi bila ganas
setalah dilakukan pengangkatan benjolan dilanjutkan dengan penggunaan
radioterapi dan kemoterapi.
G. Penatalaksanaan
Secara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumors tergantung pada
tahap dari tumor. Tahap tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan
dari tumor. Pengobatan pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi,
terapi radiasi, dan kemoterapi.
a. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumors.
Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang
aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin
bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan kambuh lokal dan
memberikan yang terbaik bagi pembasmian dari tumor. Tergantung pada
ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk
menghapus semua atau bagian dari lengan atau kaki.
b. Terapi Radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah
shrink Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin
tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk merawat tumor
yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam beberapa studi, terapi
radiasi telah ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal, tetapi belum ada
yang berpengaruh pada keseluruhan hidup.
c. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau
sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau
membunuh sel kanker yang tersisa. Penggunaan kemoterapi untuk
mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum membuktikan untuk
lebih efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh,
kemoterapi dapat digunakan untuk Shrink Tumors dan mengurangi rasa
sakit dan menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak mungkin untuk
membasmi penyakit.
Penanganan pada Soft Tissue Tumor (STT) adalah sebagai berikut :
1. Terapi Medis termasuk eksisi endoskopik tumor di traktus gastrointestinal
bagian atas misalnya: esophagus, perut (stomach), dan duodenum atau
colon.
2. Terapi Pembedahan (Surgical Therapy). Pembedahan (complete surgical
excision) dengan kapsul sangatlah penting untuk mencegah kekambuhan
setempat (local recurrence). Terapi tergantung lokasi tumor. Pada lokasi
yang tidak biasanya, pemindahan lipoma menyesuaikan tempatnya.
H. Intervensi
1. Mekanisme intoleransi aktivitas
NOC NIC
Energy conservation Activity Therapy
Activity tolerance - Kolaborasikan dengan tenaga
Self care: ADLs rehabilitasi medik dalam
Kriteria Hasil: merencanakan program terapi yang
Berpartisipasi dalam aktivitas tepat
fisik tanpa disertai peningkatan - Bantu klien untuk mengidentifikasi
tekanan darah, nadi, dan RR aktivitas yang mampu dilakukan
Mampu melakukan aktivitas - Bantu untuk memilih aktivitas
sehari-hari (ADLs) secara konsisten yang konsekuen yang sesuai
mandiri dengan kemampuan fisik, psikologi
Tanda-tanda vital norml dan sosial
Energy psikomotor - Bantu untuk mengidentifikasi dan
Level kelemahan mendapatkan sumber yang diperlukan
Mampu berpindah: dengan untuk aktivitas yang diinginkan
atau tanpa bantuan alat - Bantu untuk mendapatkan alat
Status kardiopulmonari bantuan akivitas seperti kursi roda,
adekuat krek
Sirkulasi status baik - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
Status respirasi: pertukaran gas yang disukai
dan vemtilasi adekuat - Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
- Monitor respon fisik, emosi, sosial,
dan spiritual
2. Mekanisme kerusakan integritas kulit
NOC NIC
Tissue integrity: skin and Pressure Management
mucous - Anjurkan pasien untuk
Membrans menggunakan pakaian ang
Hemodyalis akses longgar
Kriteria Hasil: - Hindari kerutan pada tempat
Integritas kulit yang baik tidur
bisa dipertahankan (sensasi, - Jaga kebersihan kulit agar
elastisitas, temperature, tetap bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi) - Mobiliasi pasien (ubah
Tidak ada luka/lesi pada posisi pasien) setiap dua jam
kulit sekali
Perfusi jaringan baik - Monitor kulit akan adanya
Menunjukkan pemahaman kemerahan
dalam proses perbaikan - Oelskan lotion atau
kulit dan mencegah minyak/baby oil pada daerah
terjadinya cedera berulang yang tertekan
Mampu melindungi kulit - Monitor aktivitas dan
dan mempertahankan mobilisasi pasien
kelembapan kulit dan - Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami - Memandikn pasien dengan
sabun dan air hangat
Insision Site Care
- Membersihkan, memantau
dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka
yang di tutup dengan jahitan,
klip, atau straples
- Monitor proses kesembuhan
area insisi
- Monitor tanda dan gejala
infeksi pada area insisi
- Bersihkan area sekitar
jahitan atau sraples
menggunakan lidi kapas
steril
- Gunakan preparat antiseptic,
sesuai program
- Ganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau
biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
Dialysis Acces Maintenance
Tn.A 32 tahun dirawat di rumah karena mengeluh nyeri pada bagian tungkai kiri
bawah (dibawah lutut) dengan skala nyeri 4 (0-5). Dari hasil wawancara dengan
klien, klien mengatakan sejak 6 bulan yang lalu lutut klien terbentur cangkul dan
mengalami perdarahan kemudian diobati secara tradisional tetapi bukannya
sembuh bahkan timbul benjolan pada luka dibawah lutut kemudian benjolan
tersebut dioperasi secara tradisional secara perlahan benjolan semakin besar
sampai sebesar bola takraw dan mudah sekali perdarahan. Klien mengatakan di
keluarga tidak ada yang menderita seperti itu dan sejak 3 bulan klien sudah tidak
bisa berjalan sendiri. Saat dilakukan ganti balutan benjolan mengeluarkan darah
yang masiv sehingga sukar dihentikan. Hasil pemeriksaan lab : hb 7,3 dan klien
sudah mendapat transfuse darah 1 labu PRC. Terapi analgetik dan direncanakan
klien akan di radioterapi.
1. Nyeri akut b.d adanya benjolan pada bagian tungkai kiri bawah (dibawah
lutut) yang ditandai dengan :
Ds : Tn. A mengeluh nyeri pada bagian tungkai bawah bagian kiri.
Do :
- Klien meringis kesakitan
- Skala nyeri 4 dari (0-5)
Intervensi
- Kaji skala nyeri klien seperti lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas
(skala 0-5) dan upaya untuk mengurangi nyeri
- Dorong penggunaan stress management seperti teknik relaksasi,
visualisasi, komunikasi therapeutic melalui sentuhan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gejala dan tanda dari Soft Tissue Tumor tidaklah spesifik, semuanya
tergantung pada dimana lokasi tumor itu berada berupa benjolan dibawah kulit
yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit yang
biasanya dikarenakan pendarahan atau nekrosis dalam tumor juga penekanan
di saraf-saraf tepi.
B. Saran
Schuetze S.M., Baker L.H., Benjamin R.S., Conetta R., Selection of Response
Criteria for Clinical Trials of Sarcoma Treatment, The Oncologist 2008;13 (suppl
2):32-40 www.TheOncologist.com