OSTEOARTHRITIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III Dosen Pengampu: Bu Eka Afrima Sari, M.Kep
Disusun Oleh:
1. Harima Dayana Putri NPM.220110156091
2. Dian Ratu Hilmi NPM.220110156108
3. Marissa Mouthia Harris NPM.220110156116
4. Jeklin NPM.220110156119
5. Riska Audina NPM.220110156131
6. Nurfahira Oktaviani NPM.220110156137
7. Sri Rezeki Nurul H NPM.220110156146
8. Aldiano Alham NPM.220110156155
9. Annissa Anshari NPM.220110156161
10. Nurdin NPM.220110156163
Angkatan: 2015
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN KAMPUS GARUT
Jl. Proklamasi No.5 Telp.(0262) 232212 Garut
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya karena kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yaitu
membuat makalah dengan judul ”Osteoarthritis”.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Afrima Sari,
M.Kep karena telah memberikan bimbingannya yang terkait dengan makalah ini
dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya kritik yang membangun, saran, petunjuk,
pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN TEORITIS
4
5
2.3 Patofisiologi
bunyi seperti parut atau krepitus ddapat ditemukan selama gerakan. Pertumbuhan
berlebihan tulang dapat menyebabkan pembesaran sendi dan kontraktur fleksi
dapat terjadi karena ketidakstabilan sendi. Pada OA, pembesaran sendi ditandai
dengan pembesaran tulang dan dingin saat palpasi.
Manifestasai OA pada pasien lansia serupa dengan orang dewasa muda. Akan
tetapi, pada populasi ini, risiko melemah karena OA lebih besar dan penyakit
dapat terjadi lebih lambat. Selain itu, nyeri, kekakuan, dan ROM terbatas
meningkatkan risiko jatuh dan fraktur pada lansia.
2.6 Penatalaksanaan
3. Terapi Pembedahan
a. Atroskopi
Merupakan prosedur pembedahan yang memasukan artroskop (slang tipis
yang ringan dan memiliki kamera di ujung) ke dalam sendi. Dapat dilakukan
untuk mendiagnosis jenis artritis atau melakukan debridema dengan melunakan
tulang kartilago yang kasar dan membilas sendi untuk menghilangkan debris.
Meskipun debridema artroskopik dan pembilasan sendui yang terlibat telah
digunakan, artroskopi belum terbukti efektif dalam terapi OA
lutut(Gitierrez,2008). Dapat digunakan untuk menghilangkan potongan besar
debris atau memperaiki kartilago yang robek.
b. Osteotomi
Insisi kea tau transeksi ke tulang, dapat dilakukan untuk meluruskan
kembali sendi yang terkena, terutama ketika terjadi pertumbuhan yang berlebihan
tulang atau pembentukan osteofit yang signifikan. Meskipun osteotomi tidak
menyelesaikan proses OA, mungkin memiliki efek yang berguna pada fungsi
nyeri sendi, memperlambat kebutuhan untuk penggantian sendi selama beberapa
tahun.
c. Artroplasti Sendi
Penggantian sendi total dulakukan jika pasien mengalami nyeri yang sulit
ditangani dan film sinar-X menunjukkan bukti artritis lutut. Lebih dari 450.000
penggantian lutut dilakukan di Amerika Serikat setiap tahun (CDC,2008).
Beberapa alat prosthesis, antara lain pengangkatan beberapa jumlah tulang yang
tersedia untuk penggantian sendi lutut. Sisi femoral sendi diganti dengan
permukaan logam dan sisi tibia dengan polietilen. Lebih dari 80% pasien
mengalami peredaan nyeri yang signifikan atau peredaan nyeri total dengan
penggantian lutut total. Akan tetapi mereka harus terlibat dalam berbagai proses
rehabilitasi untuk mencapai hasil terbaik. Kegagalan sendi lebih umum dengan
penggantian pinggul total. Pelonggaran komponen sendi, sering kali pada sisi
tibia, merupakan penyebab kegagalan yang paling umum. Kemungkinan
omplikasi setelah penggantian lutut total sama seperti penggantian pinggul total.
Penggantian bahu total diindikasikan untuk nyeri yang tidak mereda dan
keterbatasan ROM nyata karena keterlibatan artritis kedua permukaan sendi
humeral dan glenoid bahu. Sendi diimobilisasi dengan sling atau belat abduksi
selamaa 2 hingga 3 minggu setelah atroplasti. Dislokasi, pelonggaran prosthesis,
dm infeksi merupakan permasalahan potensial terkait penggantia bahu total.
10
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang perempuan berusia 60 tahun diantar ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri hebat pada panggulnya yang sebelah kanan diagnosis
osteoarthritis. Riwayat : pasien mengalami nyeri panggul sejak 10 tahun yang lalu
dan sekarang bertambah berat nyerinya dan tidak bisa berjalan. Hasil pengkajian :
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 68x/menit regular, respirasi 18x/menit, suhu
36̊ c, tterdapat keterbatasan ROM pada panggul saat fleksi dan terasa nyeri saat
difleksikan. Direncanakan akan dilakukan total hip replacement.
3.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah mengalami nyeri panggul sejak 10 tahun yang lalu.
Tanda-tanda vital:
12
13
Pembentukan osteofit
pada ujung persendian
Peningkatan tekanan
intraartikuler akibat
kongesti vascular
Perubahan mekanis
sendi dalam
menyangga beban
tubuh
14
Nyeri
2. DS: klien mengatakan Degradasi matriks Hambatan mobilitas
nyeri saat difleksikan (sitokin, enzim-MMP fisik
DO: ataupun nitrogen
- Klien tidak bisa monoksida)
berjalan.
- Keterbatasan Kondrosit
ROM pada
panggul. Integritas matriks
hilang
Osteoarthritis
Pelunakan dan
iregularitas pada
tulang rawan sendi
Terbentuknya lapisan
dari bahan elastic
akibat pergeseran
sendi atau cairan
vikosa
Hambatan mobilitas
fisik
15
Kurang informasi
ttentang proses
penyakit
3.1 Kesimpulan
Penyakit osteoarthritis merupakan penyakit degerneratif yang
menyerang sendi baik pada perempuan ataupun laki-laki. Osteoarthritis
menyebabkan terbentuknya kista sehingga terjadi penebalan tulang yang
menimbulkan kekakuan dan membuat pergerakan penderitanya terhambat,
selain itu terdapat timbulnya nyeri sehingga biasanya untuk beraktivitas
pasien banyak ketergantungan untuk dibantu orang lain. Namun adapun
beberapa intervensi yang dapat diberikan, diantaranya menkaji terlebih
dahulu skala nyeri, mengajarkan teknik distraksi dan pemberian analgetik
sebagai peralihan dan menurunkan perasaan nyeri dan jika terapi
nonfarmakologi ddan farmakologi tidak berhasil dan keluhan semakin
parah maka ada pilihan tindakan untuk dilakukannya pembedahan, jika
pada pangul yaitu dengan total hip replacement.
3.2 Saran
Tidak ada satupun penyakit yang dapat kita tolak ketika sang Maha
Pencipta menakdirkan itu, namun tidak ada salahnya bagi kita untuk
menjaga kesehatan sesuai dengan kemampuan diri. Jika sudah terdapat
tanda dan gejala dari suatu penyakit osteoarthritis maka segeralah
berkonsultasi, jangan membiarkan gejalanya terus berkembang, karena
usaha dan keyakinan yang kuatlah yang akhirnya menjadi obat alamiah
yang Allah berikan.
18
Daftar Pustaka
18