Anda di halaman 1dari 4

1.

Hakikat Ilmu Soaial dan Budaya Dasar (ISBD)


Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) merupakan Matakuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB) dengan visi Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia
terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan
kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan mmoral dalam
kehidupan bermasyarakat.Adapun misinya adalah Memberikan landasan dan
wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, pekam dan arif pada mahasiswa
untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan makhluk social yang beradab serta bertanggung
jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
2. Tujuan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Berdasarkan hakikat keilmuan di atas, maka tujuan Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar (ISBD) yang merupakan bagian dari Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat
(MBB) adalah:
a.

Mengembangkan kesadaran

mahasiswa menguasai pengetahuan

tentang

keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan


makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat.
b.

Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman,


kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika,
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

c.

Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan


kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan
makhluk social yag beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan
keahliannya dan mampu memecahkan maalah social budaya secara arif.

B. Revitalisasi kebudayaan merupakan proses logis dari bagaimana kebudayaan berperan


dalam pembangunan dengan tanpa meninggalkannya atau bahkan melupakannya.
C. tujuan akhir dari pengembangan kebudayaan pada hakikatnya adalah peradaban.
Sebagai bangsa yang beradab (civilized society), Indonesia sangat perlu menempatkan
kebudayaan sebagai konsepsi dan sekaligus strategi. Kelembagaan formal dan
informal dalam masyarakat bertanggung jawab kepada keutuhan masyarakat.
Pendukung kebudayaan menjadi titik sentral bagaimana proses pengembangan
kebudayaan berlangsung secara kelembagaan (instituted process).
Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan bersama.

Menurut Jurgen Habermas (2001), masyarakat memiliki tiga jenis kepentingan yang
memiliki pendekatan rasio berbeda. Pertama, kepentingan teknis (objective welt). Hal ini
sangat kuat berhubungan dengan penyediaan sumber daya natural dan juga kerja
(instrumentalis). Kedua, kepentingan interaksi (social welt). Ini merupakan kepentingan
praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ketiga, Kepentingan
kekuasaan.
Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh
Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia sebagai warga masyarakat.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada, yang
menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Yakni
memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2. Dorongan untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan untuk melangsungkan hubungan beda jenis.
. Di antara kebutuhan untuk meniru adalah dalam hal:
1.

Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, yaitu menerima bentuk-bentuk pembaruan


yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan,

2.

Penghematan tenaga, yaitu tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan


banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa
berjalan secara efektif dan efisien.
faktor-faktor personal yang memengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal,

yakni:
1.

Tekanan emosional. Kondisi psikologis seseorang sangat memengaruhi bagaimana


manusia berinteralai satu sama lain, apakah sedang bahagia, senang, atau sebaliknya
sedih, berduka dan seterusnya.

2.

Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi yang
direndahkan, maka ia akan memilikihasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan
orang lain. Karena ketika seseorang merasa direndahkan dengan secara spontan la
membutuhkan kasih sayang dari pihak lain atau dukungan moral untuk membentuk
kondisi psikologis kembali seperti semula.

3.

Isolasi sosial. Orang yang merasa atau dengan sengaja terisolasi oleh komunitasnya
atau pihak-pihak tertentu, maka ia akan berupaya melakukan interaksi dengan orang
yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia sejak
lahir sampai masuk liang kubur selalu membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya.
A. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL: AKULTURASI, ASIMILASI, DAN INOVASI
1. Akulturasi Budaya
Adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu sedemikian rupa dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu kebudayaan lain sehingga
unsur-unsur lain itu diterima dan disesuaikan dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan asli.
2.
Asimilasi Budaya
Proses asimilasi dapat terjadi jika terjadi hal-hal sebagai berikut :
1.

Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbedabeda.

2.

Kelompok manusia ini saling bergaul secara intensif dalam kurun waktu yang
lama.

3.

Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-masing berubah watak


khasnya dan unsur-unsur kebudayaannya saling berubah sehingga memunculkan
suatu watak kebudayaan yang baru/campuran.

Faktor penghambat adanya proses asimilasi budaya:


1. Kurangnya pengetahuan terhadap unsur kebudayaan yang dihadapi (dapat)
bersumber dari pendatang ataupun penduduk asli.
2. Sifat takut terhadap kebudayaan yang dihadapi.
3. Perasaan ego dan superioritas yang ada pada individu-individu dari suatu
kebudayaan terhadap kelompok lain.
Faktor yang memudahkan/penarik terjadinya asimilasi budaya:
a. Faktor toleransi, kelakuan saling menerima dan memberi dalam struktur
himpunan masyarakat.
b. Faktor kemanfataan timbal balik, memberi manfaat kepada dua belah pihak
c. Faktor simpati, pemahaman saling menghargai dan memperlakukan pihak lain
secara baik.
3.

Inovasi (Pembaruan) Campuran, Bermanfaat Bagi Proses


Asimilasi
Proses pembaruan (inovasi) dapat digolongkn dalam bentuk:
a. Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan
individu atau kelompok.
b. Invention, atau tindak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan, dan
penerapan proses koleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai