Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 15

Modul Merokok
Nama Anggota Kelompok
1. Nadhilah Farisah (C011181530)
2. M. Alwan (C011181395)
3. Jihan Cantika (C011181572)
4. Andi Faiz Harun (C011181404)
5. Asyuni Pongtiku c011181520
6. Sinar hidayat (C011181431)
7. Hurriyyah Lilita Hutri (C011181541)
8. Nur Alni Praditha Daenunu (C011181508)
9. Dita Faradila A (C011181376)
10. Andi Elvini Khairunnisa C011181386
11. Nurzakiah Alqadri Idris C011181560
12. Ichlazul Amal C011181367
13. Indra M. Rendeng C011181413
14. Syahrul Amiruddin C0111422
SKENARIO
Seorang laki-laki 56 th datang ke rumah sakit karena batuk hebat &
sesak napas. Ia selama 3 bulan terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital:
suhu 37oC, denyut nadi adalah 104x/mnt, dan pernafasan 34x/menit
yang tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter
melakukan tes spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 50% dari nilai
prediksi. Tes oksimetri 84%. Dia adalah seorang perokok berat yang
mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun. Dia biasanya merokok 2
bungkus rokok per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia
hanya merokok 1 bungkus per hari.
KATA KUNCI
• Seorang laki-laki 56 th
• batuk hebat & sesak napas
• tanda vital: suhu 37oC, denyut nadi adalah 104x/mnt, dan pernafasan
34x/menit
• tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada.
• PEF 50% dari nilai prediksi.
• Tes oksimetri 84%.
• seorang perokok berat
• merokok sejak ia berusia 15 tahun2 bungkus rokok per hari
• Sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 1 bungkus per hari.
KATA SULIT
• PEF : Peak Expiratory Flow, Kecepatan pergerakan udara keluar dari
paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.
• Tes Oksimetri : Sebuah tes yang cepat non invasif untuk mengukur
saturasi atau kadar oksigen dalam darah.
PEROKOK AKTIF PEROKOK PASIF

1. Yang dihisap hanya 15% saja, sisanya dilepaskan ke Yang dihirup : Kandungan rancun jauh lebih tinggi >
udara dapat menurunkan fungsi paru > Peluang 30x lebih
besar meninggal karena kanker paru

2. Addiction dan dependence


Anatomi
Histologi
Fisiologi
PATOMEKANISME BATUK PATOMEKANISME SESAK NAFAS

Bertambahnya beban/kerja pernapasan


• Fase iritasi
• Fase inspirasi Tekanan kapilar pulmonal> 25 mmHg
• Fase kompressi
• Fase ekspirasi Berkurangnya kapasitas vital

Refleks hiperventilasi

Penyempitan bronkial

Hypoxaemia dan retensi CO2


Differential Diagnosis

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


• TB Paru
• Tumor Paru
• Pneumonia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• TB paru
A. Kultur medium lowestein jensen ( sebagai gold standar) adanya bateri tahan
asam ( ciri khasnya Berbentuk koloni, kekuning-kuningan, kering dan kasar, dan
seperti Bungan kol
B. Pewarnaan BTA : ( BTA + = berwarna merah )

C. radiologi = bayangan berawan/ nodular pada bagia


segmen apilkal/ lobus atas paru
• Pneumonia
A. Radiologi

adanya air broncogram adanya konsilidasi

B. Kultur medium macconkey Agar (bakteri gram negative)


C. Pada tes patoligi natomi didapatkan banyak neutofil

• Asma
A. Laboratorium
oLekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi
oEosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian kortikosteroid
oPada serum = ig E spesifik.
oAsma atopik disebabkan oleh TH2 dan IgE-mediated immunologic reaction terhadap alergen lingkungan dan
ditandai oleh fase akut (immediate) dan reaksi fase akhir.
B. Radiologi : umunya norma, hanya ada sedikit corakan kasar
• Emfisema
A. Radiologi : tampak hiperlusen vascular, sela-sela iga melebar, peningkatan
diameter anteroposterior

B. Laboratorium : ditemukan neutrophil, led meningkat


Bronkietaksis
A. Lab : leukosit meningkat, pada tes AGD= hipoksia ringan, pad
sputum makin purulent =makin bahaya, berbau busuk,
B. Radiologi : ditemukan honeycomb appearance ( gambaran seperti
cincin) serta gambarantrans lusen menuju hilus
• Bronkitis kronik :
A. Lab : pembesaran mucous-secreting glands, hiperplasia sel goblet,
peradangan kronis, dan fibrosis dinding bronkiolar. AGD= hipoksia dan
hiperkapnia, Hb meningkat
B. Radiologi : tidak spesifik, adanya gambaran corakan ramai pada basal
paru ( dirty chest )
• Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP

- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP ( % ).


Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
- Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter
walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau
variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%

• Uji bronkodilator

- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.
- Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit
kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20%
nilai awal dan < 200
• Tumor paru : adanya selubung dengan massa homogeny pada lapang
padang tengah
MEKANISME ASAP ROKOK MASUK DAN
SEBABKAN PENYAKIT PADA PARU
-
INHALASI ASAP MENGHAMBAT MENGHAMBAT
ROKOK AKTIVITAS SILIA FAGOSITOSIS

MERUSAK OBSTRUKSI,
DINDING RETENSI HIPERSEKRESI
SALURAN NAPAS ALIRAN UDARA MUKUS

MENYERANG
PAPRENKIM PENYAKIT PARU
PARU
Upaya Pencegahan Merokok

• Pendekatan 5A
1. Ask
2. Advice
3. Asses
4. Assist
5. Arrange
• Pendekatan 5R
1. Relevance
2. Risk
3. Reward
4. Roadbloc
5. Repetition
• Terapi Farmakologi
1. NRT : Pengganti Nikotin
2. Bupropion SR: Anti depresan
3. Varenecline : Struktur mirip dengan senyawa cystine

Anda mungkin juga menyukai