BIMBINGAN
DR ZEN
CT SCAN
Thickness 3-10mm
Windows
- Mediastinal
- Bone
- Lung
Hounsfield unit
Densitas tinggi: putih
Rendah: hitam
Udara: -1000
Air: 0
CT scan
Standar CT:
-Kontraas / non kontras
-Ketebalan 3mm-10mm
HIPERTENSI PULMONAL
Cara mengecek tekanan di arteri pulmonal
PPOK
Penyakit yang sering ditemui, dapat dicegah dan diobati dengan limitasi airflow
persisten yang progresif ditandai dengan inflamasi kronik. Komorbid dan eksaserbasi
berperan terhadap keparahan
Persisten, progresif
Airflow limitation
Mengepa bisa terjadi gejala tersebut? Air flow limitation, di alveoli dan saluran nafas
kecil
Di alveoli dan saluran napas (saluran napas bawah: trakea sampai bronkiolus terminalis
= dibagi 2 saluran napas besar dan kecil)
Asma: saluran napas besar: diameter>3mm
PPOK: saluran napas kecil: diameter<3mm
Bronkial washing dilakukan jika kita curiga masalahnya di saluran nafas saja, tidak di
parenkim
Patogenesis PPOK
Merokok makrofag mengeluarkan sitokin pro inflamasi: IL8 + aktivasi neutrofil
Neutrofil menghasilkan protease oksidan mempengaruhi keseimbangan protease
Merokok oksidan
Merokok epitelial injury (apoptosis) aktivasi CD8+ aktivasi fibroblast
elastisitas terganggu abnormal tissue repair
Pada PPOK, eosinofil >300 alergi cukup besar, pertimbangkan penggunaan ICS
Terapi PPOK
Bronkus kecil tidak bisa dicapai dengan Peak flow meter, maka harus Pakai Spirometri
4 Kondisi pada PPOK:
1) Tunika Serosa/ adventia membungkus bronkus - kaku
2) Tunika muskularis menebal
3) Tunika mukosa edema
4) Produksi mukus yang banyak > lumen menyempit.
Pada PPOK, udara harus Keluar Pada saluran yang kecil, maka akan menabrak
dinding saluran napas.
Prinsip pengobatan:
-sekret dibuang
-mengurangi edema tunika mukosa
-merelaksasi tunika muskularis
PPOK: Suatu penyakit yang sering dijumpai, dapa dicegah, dapat diobati dengan gejala
resspirasi yang menetap dan persisten akibat air flow limitatim pada saluran napas kecil
dan alveoli karena paparan noxious agent.
eksaserbasi
GIZI
Secara keilmuan terbagi akut, subkronis, dan kronis. Mayoritas penyebab yang
subkronik sama dengan kronis, sehingga secara praktis disebut akut dan kronis. Batuk
ini soal yang menarik. Orang banyak berobat karena batuk. Kadang-kadang bukan obat
batuk yang diberi, melainkan omeprazole (Proton Pump Inhibitor), batuk hilang. Batuk
terjadi pada tempat-tempat yang ada reseptor batuk. Ada rangsangan, rangsangan
berikatan dengan reseptor batuk, setelah berikatan diantarkan oleh serabut saraf
aferen, diolah di otak, turun perintah melalui serabut saraf eferen, turun perintah
daripada pelaksana yang kita sebut efektor maka terjadilah batuk. Maka apakah
mungkin terjadi batuk pada tempat-tempat yang tidak ada reseptor batuk? Tidak
mungkin. Tempat yang ada reseptor batuk hanya pada saluran napas dan parenkim
paru. Berarti bila ada batuk, pasti ada masalah di saluran napas dan/atau parenkim
paru. Maka setiap gejala batuk, terutama batuk lama, pasien diperiksa rontgen. Bila
rontgen bersih, berarti kelainannya terdapat di saluran napas. Bila rontgen abnormal,
berarti ada masalah di parenkim paru, atau keduanya. Rontgen masih dianggap akurat
untuk mendeteksi kelainan paru. Bila rontgen normal, namun hasil CT Scan
menunjukkan sesuatu, artinya kelainan tersebut masih sangat minimal sehingga tidak
terdeteksi dengan rontgen. Pasien belum tentu batuk. Nilai kelainan paru dari rontgen.
Saluran napas ada yang gejalanya khas, misal mengi dan riwayat atopi berarti ada
asma. Apakah ada asma yang hanya bergejala batuk saja? Ada. Jadi bila ada orang
dengan batuk kronik, meskipun tidak ada tanda-tanda dari anamnesis, atau ada riwayat
atopi keluarga, atau ada riwayat atopi lain, maka pikirkan kemungkinan asma. Maka
ada beberapa pasien dengan batuk yang tidak diketahui etiologinya, rontgen normal,
gejala tidak menghilang, diberi symbicort dan seretide.
Asma dasarnya adalah alergi, bila diberikan symbicort sebagai anti alergi. Anti
alergi itu baru memberikan efek minimal 8 minggu. Anti inflamasi minimal 2 minggu
baru memberikan dampak. Maka katakan kepada pasien bahwa saya berikan obat ini,
jangan berharap batuk akan langsung menghilang. Bila olbat dipakai rutin, 2 bulan ke
depan baru akan terasa efek/dampaknya.
Yang kedua, yang paling sering menyebabkan batuk adalah GERD, karena pintu
saluran napas dan saluran makanan itu bersebelahan. Contoh bila makan terburu-buru
akan tersedak dan batuk (salah masuk ke saluran napas). Saluran napas akan
memproteksi diri agar makanan tidak masuk ke saluran napas. Maka dengan cepat pita
suara akan menutup, sedangkan sisanya akan dibuang dengan mekanisme batuk
(refleks). Bila ada orang yang berisiko kehilangan mekanisme itu, maka akan terjadi
pneumonia aspirasi. Misal pada orang tidak sadar, refleks itu akan hilang, maka
makanan bisa masuk ke dalam saluran napas. Orang yang tidak pandai
berenang/teberak sering terjadi aspirasi. Misal pada tsunami di Aceh, banyak benda
asing masuk ke saluran napas, oleh karena itu diperlukan bronkoskopi. Maka orang
yang batuk kronis bisa terjadi akibat iritasi asam lambung yang masuk ke dalam saluran
napas. Kenapa bisa mengiritasi? Karena sifatnya asam. Bila diberikan PPI cairan yang
asam akan jadi basa, sehingga tidak menimbulkan iritasi dan batuk hilang. Jadi bila ada
orang dengan batuk kronik yang tidak diketahui sebabnya, ada kemungkinan
penyebabnya adalah GERD. Jadi tidak salah bila coba berikan lansoprazole atau
omeprazole ke pasien tersebut.
Jadi bila ada batuk kronis yang tidak diketahui penyebabnya, pikirkan ada 4
kemungkinan penyebab: varian asma, GERD, Upper Airway Cough Syndrome, 1
lagi lupa.
Batuk: harus ada reseptor batuk, bersumber dari saluran nafas dan parenkim paru
rontgen thorax ada kelianan: parenkim dan saluran nafas, jika tidak ada kelainan
rontgen thorax: curigas kelainan di saluran nafas
ESBL?
-Extended spectrum beta-lactamase adalah enzim yang mempunyai kemampuan dalam
menghidrolisis antibiotika golongan penicillin, cephalosporin generasi satu, dua, dan
tiga serta golongan monobactam dan menyebabkan resistensi ke seluruh antibiotika
tersebut.
Syarat
Persiapan
Bronkodilator
Pelaksanaan
Evaluasi
3 chart
- flow chart
- volume chart
Prinsip pelaksanaan yang benar adalah bisa mengeluarkan udara saat ekspirasi secara
maksimal.
Logikanya, ciptakan suasana dimana ornag bisa menarik napas secara maksimal, dan
menghembuskan napas secara maksimal. Maka semua faktor faktor yang bisa
menghalangi penarikan dan pengeluaran napas harus disingkirkan. Termasuk: aktivitas
sebelum melakukan spirometri, posisi: baring, duduk, atau berdiri.
Pre bronkodilator dan post bronkodilator: untuk melihat ada obstruksi atau tidak.
Bila dengan pre bronkodilator ada obstruksi, sedangkan post bronkodilator tidak ada
obstruksi berarti orang tersebut menderita asma.
Pada pasien PPOK, meskipun diberi obat tetap obstruksi.
Untuk penderita PPOK diberi post bronkodilator. Untuk penderita asma pre dan post
bronkodilator.
Bila pelaksaan spirometri, maka hasilnya akan salah. Apakah bisa dimanipulasi? Bisa.
Misal dibuat gangguan restriktif --> menarik napas dan menghembuskan napas biasa
saja. Gangguan obstruktif --> tarik napas dalam, hembuskan napas biasa/sedikit saja.
Grafik
Kertas spirometri ada 3 bagian. Bagian pertama ada angka (yang paling sering dilihat),
FEV1 (nilai prediksi, nilai pasien, perbandingan nilai)
Pada kertas spirometri ada gambar bentuk grafik. Nilai FVC dan FEV1 dapat dilihat dari
time-volume. Pada flow-volume --> detik pertama flow akan tinggi, detik ke 2 flow akan
turun. Bila flow turun maka volume akan turun.
Bila bentuk grafik normal namun flow-volume lebih kecil artinya restriktif.
Bila bentuk FEV1 turun tapi volume tetap artinya obstruktif.
Grade restrictive
- Ringan : 70-80
- Sedang : 60-70
- Sedang-berat : 50-60
- Berat : 35-50
- Sangat berat : <35
HEMAPTOE
Batuk darah masif mengancam nyawa mengisi saluran nafas asfiksia (beresiko
terjadi asfiksia)
Mengancam nyawa mengganggu hemodinamik/ diperkirakan mengganggu
hemodinamik
WSD 3 hari continous suction 2 hari jika gagal curiga fistula bronkopleura
konsul bedah untuk ganti selang yang lebih besar
Perbedaan DPI dan MDI ada pada dosisnya. Pada MDI dosis lebih kecil.
Kekurangan: pasien kurang memahami cara pakai. Jalan napas berkelok-kelok.
Steroid 40mg untuk meningitis TB, setara dengan metilprednisolon 32mg (2x16mg)
PNEUMONIA
= Infeksi akut pada parenkim paru distal, dari bronkiolus respirasi, ditandai gambaran
konsolidasi secara klinis maupun radiologis
Pneumonia adalah infeksi akut yang ditandai dengan gambaran konsolidasi baik secara
klinis maupun radiologis.
Infeksi adalah adanya patogen di dalam tubuh. Patogen adalah kuman yang dapat
menimbulkan penyakit. Kuman juga ada yang tidak dapat menimbulkan penyakit,
berada di dalam tubuh seperti di dalam mulut, usus, dll, yang diperlukan oleh tubuh dan
tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh. Namun bila sifatnya berubah menjadi
merusak tubuh artinya kuman tersebut menjadi patogen. Sumber patogen dari luar dan
dalam tubuh.
Saluran napas bawah seharusnya steril, tidak ada satu kuman pun. Apabila kita yakin
bahwa sputum yang diambil tidak terkontaminasi dan benar dari saluran napas bawah,
maka setiap kuman yang kita temukan diyakini sebagai patogen, baik dari dalam
maupun luar tubuh.
Patogen yang masuk ke dalam tubuh (infeksi) dapat menimbulkan gejala (sakit) dan
tidak menimbulkan gejala (karier/asimptomatik).
Profilaksis adalah tindakan yang dilakukan agar tidak terinfeksi. Apabila sudah
terinfeksi/patogen sudah masuk ke dalam tubuh, usaha agar tidak menjadi sakit disebut
sebagai preventif. Contoh tindakan preventif: pada pasien HIV diberikan isoniazid untuk
pencegahan tuberkulosis.
Untuk menegakkan diagnosis pasti suatu infeksi adalah dengan menemukan patogen
penyebab. Artinya setiap penegakan diagnosis infeksi ada suatu tindakan untuk
mencari patogen penyebab tersebut. Misal pada demam tifoid harus ditemukan
Salmonella typhii, pada kasus hepatitis harus ditemukan virus hepatitis.
Cara membuktikan infeksi akut dan kronis sama. Cara untuk menemukan kuman
tersebut adalah:
1. Menemukan bukti secara langsung. Ada dua: mikroskopik dan kultur. Tidak
seperti Tuberkulosis yang disebabkan oleh M. Tuberkulosis (BTA positif),
penyebab pneumonia ada banyak jenis kuman, maka secara umum mikroskopik
tidak bisa patognomis, hanya bisa dibedakan kuman gram positif atau gram
negatif. Pasien pneumonia wajib diperiksa kultur. Kultur ada berbagai macam,
ada yang hasilnya cepat maupun lambat. Sampel diambil dari dahak saluran
napas bawah. Bila pneumonia terjadi di pleura, sampel yang diambil adalah
cairan pleura. Pemeriksaan yang lebih canggih adalah dengan bronchoalveolar
lavage (BAL). Selain itu bisa dari darah dan biopsi.
2. Menemukan bukti secara tidak langsung: 1. potongan-potongan tubuh kuman,
misal sitoplasma, dinding, inti kuman. PCR adalah salah satu cara menemukan
bagian tubuh kuman. Maka sebagai alat diagnosis, PCR dibandingkan kultur
dianggap kedudukannya lebih rendah. Namun PCR dapat dilakukan lebih cepat
dan lebih sering, sehingga saat ini banyak digunakan untuk menegakkan
diagnosis. 2. Produk yang dikeluarkan oleh kuman yaitu sitokin pro inflamasi.
Kedudukannya lebih rendah dibandingkan dengan menemukan potongan tubuh
kuman. 3. Produk tubuh yang dihasilkan untuk melawan produk kuman, disebut
sebagai sitokin anti inflamasi. 4. Kerusakan pada organ yang bisa dilihat dari
pencitraan dan pemeriksaan histopatologi. Kedudukannya bisa lebih rendah
maupun lebih tinggi.
Infeksi= adanya pathogen di dalam tubuh dapat menimbulkan gejala (sakit), atau
tidak bergejala
kuman tersering: Streptococcus pneumonine (gram Positif)
Pneumonia:
-CAP > Kuman tersering= streptococcus pneumonia
-HAP > Kuman tersering adalah gram negatif
(Polimikrobase) - antibiotik gram negatif
Biasanya 2 antibiotik. Klinis Pasien berat
Pilihan: - Vancomysin (emprik)
- Line zolide
AB gol Beta Laktam, salah satunya Sefalosporin > preparat yang tersedia banyak
adalah ceftriaxon, pemberian antibiotik minimal 3 hari, maks 14 hari
Sekret yang benar tidak perlu mukolitik, Jadikan lebih encer lagi dengan ekspektoran
(mengubah komposisi)
Kuman komensal = kuman yang tidak merusak tubuh berasal dari dalam tubuh atau
dari luar tubuh
Terapi empiric pneumoni = diberikan karena hasil penunjang memerlukan waktu yang
cukup lama, padahal harus cepat ditatalaksana agar prognosis baik
Dengan melihat pola kuman (dari mana sumber kuman didapat) = HAP (hospital
acquired pneumoni), CAP (community acquired pneumoni), VAP (ventilator acquired
pneumonia)
1. Pola kuman berdarakan gejala klinis
2. Pola kuman berdarakan Sumber kuman didapat
3. Pola kuman berdarakan Kelompok umur
4. Pola kuman berdarakan Penyakit penyerta
pembesaran lien
1. ukuran lien nya membesar; karena proses malignancy atau inflamasi
2. turunnya jumlah darah sel lien >>> beban >>> banyak makanin darah
3. tidak ada hubungan dengan sel peningkatan interstisial bendungan vena
porta Varises
WSD
Antibiotik diberikan > segera diberikan antibiotik, namun bahan untuk kultur sudah
diambil dan dikirim
Bila hasil kulturnya, resisten terhadap antibiotik empirik yg kita berikan namun klinis
pasiennya perbaikan, antibiotik jangan langsung
Kultur > In vitro
di badan kita > in vivo
Kultur berulang perlu dilakukan untuk mengevaluasi kuman yang tidak mati oleh
antibiotik
Bendungan terjadi karena darah dari vena tidak bisa memasuki atrium kanan
Pasien di IGD dengan lupus, sudah mendapat terapi lupus, masuk dengan keluhan
sesak napas. Hasil pemeriksaan rontgen dan EKG normal. Penyebab sesak
kemungkinan ventilasi, difusi, transportasi, distribusi, atau gangguan sentral. Ventilasi
dinilai dari rontgen (parenkim paru). Jantung normal (EKG, rontgen, tidak ada gejala
edema). Kemungkinan ada gangguan di sentral (lupus serebral), atau retensi cairan
(gangguan pada ginjal). Namun pada gangguan ginjal, fungsi ekskresi terganggu
menyebabkan volume meningkat, seharusnya terdapat edema paru (tidak ditemukan
pada pasien ini). Ada kemungkinan bila ureum kreatinin meningkat tanpa disertai
peningkatan volume/gangguan ekskresi, kemungkinan penyebabnya sentral. Gangguan
ginjal tersebut harus dinilai akut maupun kronis, berhubungan dengan lupus nya atau
tidak, pre renal, renal, atau pro renal.
Penebalan pleura
1. Harus pernah mengalami sesuatu di masa lampau
2. Efusi pleura yang di pleurodesis
3. Pleuritis ditreat dengan OAT tapi cairan tidak dihabiskan
Post primer/pasca primer = orang yang pada TB dorman, lalu jadi aktif
Pada orang dengan HIV, anak-anak, orang yang terus kontak (dokter, perawat), orang
dalam penjara
Pada TB, batuknya kering> Karena di Parenkim paru tidak ada sel goblet dan
kel.submukosa
Sesak napas: bila lesinya luas
nyeri dada: bila TB sudah ken pleura, atau dekat dengan pleura
Istilah:
Tersangka TB: orang yang mempunyai klisnis TB tapi belum diperiksa
TB tersangka: pasien yang di work up, klinis ada tapi tanggung, kesimpulan belum bisa
ditegakkan> membingungkan
Pasien yang belum pernah makan OAT, ronsen khas TB, klinis nanggung, TCM -
> treat sebagai TB
Tapi bila pasien pernah makan OAT, treat dipending dulu
TCM Sputum:
1. Ambil bahan/ sputum pasien
2. Dahak dipisahkan dari bahan yang mengandung kuman
3. Setelah dipisahkan > amplifikasi (menggandakan dna)
1. Dikocok sampai kuman terbaca, maksimal 2jam, bila tidak terdeteksi, maka
dianggap negatif/ kuman sedikit
TCM:
1. Mendeteksi kuman TB > + :TB terkonfirmasi bakteriologi}very low, low, med, high,
very
>-: > Bukan TB
> TB terkonfirmasi klinis
TB RO( dari sisi pengobatan) > Primer : belum pernah makan obat( ertular dari pasien
MDR)
> Sekunder: sudah pernah makan obat
Follow Up TB:
1. Klinis - setiap kunjungan
2. Sputum BTA:
Kat.1: 2 bulan > akhir fs. intensif
5 bulan > 1 bulan sebelum akhir
6 bulan > akhir pengobatan
ronsen ulang —--> Bila ronsen stga > bekas TB > OAT stop
↓
lesi hilang
↓
sembuh /stop OAT
5. Keteraturan berobat > Lama pengobatan > 1 bulan: belum ada risiko resisten
> 1-2 bulan
> > 2 bulan: risiko resisten tinggi
< 2 minggu: masih ada post antibiotic effect, diteruskan saja OAT
TERAPI TB MDR
Terapi empiril tidak bisa dilakukan karena tidak ada data pasien
Terapi standard (jangka pendek) jika memenuhi criteria standar
Terapi definitive (individual) disesuai individu
Pre XDR: Resisten terhadapa salah satu obat penting ( kelompok A : salah satu obat)
Grup A : Bedaguiline
Fluorokuinolon (Levofloxacin /Moxifloxacin)
Linezolide
Grup B: Clofazimine
Sikloserine /Terizidone
Grup C: Etambutol
Delamanid
Pirazinamid
Imipenem - Cilastatin /Meropenem
Amikasin /Protinamid
P-asam aminosalsilat
Pre XDR atau XDR dianggap gagal Pengobatan > terapi diganti
Pada pasien sesak dengan kelebihan CO2, pertimbangan RQ<1, maka lemak menjadi
pilihan.
Total minimum parenteral
> seluruh akses nutrisi seluruhnya dari parental ada karbohidrat, lemak, protein.
ada PMO (Pengawas Menelan Obat) mengawasi secara langsung, lebih bagus lagi,
pasien tersebut minum obatnya di depan dokter langsung, lebih pasti masuk obatnya.
PNEUMOTHORAX
BAB DARAH
= Ada BAB dan darah
Kenapa bisa ada darah karena ada darah yang keluar dari temptanya (pembuluh
darah)
Lapisan usus terdiri dari: (Lumen) Tunica mukosa, tunica sub mukosa, tunica
muskularis, tunica serosa
ENDEMI DAN PANDEMI
PANDEMI= belum ada antibody untuk melawan, penularan cepat, penyakit lebih gawat
Positivity rate= jumlah PCR positif dibagi jumlah seluruh orang yang diperiksa PCR
5% berarti angka kematian <3% sudah masuk endemic
IKTERIK
3 cut of Penting:
1. Hiperbilirubinemia: Bilirubin total > 1.5 mg/dL
2. Ikterik / manifestasi kuning: Bilirubin total > 2 mg/dL
3. Kuning, berbahaya: Bilirubin total > 3 mg/dL
Metabolisme Bilirubin:
Tidak Semua bilirubin unconjugated dapat conjugated.
Bila bilirubin 1 meningkat, belum tentu bilirubin 2 meningkat ;meningkat tapi tidak terlalu
tinggi.
• ATP dihidrolisis jadi ADP, Fosfat yang dihasilkan akan melekat Pada protein.
Melekatnya fosfat pada protein akan menyebabkan protein berubah bentuk.
• Perubahan bentuk protein membuat ion Na+ keluar dari dalam sel.
• Bersamaan dengan itu ion k+ akan melekat pada protein, dan Fosfat lepas
• lepasnya Fosfal meny babkan bentuk protein kembali semula,ion k+ akan masuk ke
dalam sel.
Seluruh pasien tumor : Rontgen thorax PA dan lateral (wajib) karena pasien akan
dironsen setiap pasien selesai kemoterapi untuk evaluasi respon kemoterapi.
TUMOR PARU
Adenocarcinoma:
1. Paru > mutasi EGFR - terapi target
> non smoker
2. GI Tract. - pola defekasi, cek CEA
3. Prostat - pola miksi, cek PSA
4. Ovarium - R/ obgin, cek Ca-125
SVCS:
-darah tidak dapat masuk ke jantung
-kumpulan gejala yang disebabkan oleh penekanan vena Cava Superior.
-penurunan venous return dan kepala, leher dan ext atas
tanda-tanda:
● Suara serak
● Edema wajah.
● Sakit Kepala
● hidung tersumbat
● Fletora
● distensi vena leher
● Bull neck
● venektasi
Bila sumbatan total
↓
aliran tersenang ke belakang
↓
bertambah besar bendungannya
↓
bertambah lebar venanya
↓
bertambah besar bullnecknya
Pemerikasaan:
CT Scan > melihat vena cava superior
echocardiographi > melihat flow venaa cava superior
sumbatan besar > darah yang masuk ke jantung sedikit/ berkurang
↓
hitung end diastolic diameter (EDD) > mengecil
Fraction shortening (FS) = EDD - ESD / EDD
Jantung bagus/ normal bila FS naik
Badai sitokin > menimbulkan kerusakan organ maka dari awal dipikirkan untuk
mempertahankan fungsi
Sumber oksigen
↓ - Ventilasi
Parenkim
↓ - Difusi
Kapiler
↓ - Transportasi
Sel tubuh
↓ - Difusi jaringan
Sel / Jaringan
Peningkatan tekanan dalam paru > bisa karena peningakatan volume paru > 1. total ; 2.
relatif
↓
dimulai dan bronkiolus respiratorius (bagian paling ujung dari bronkus)
nama lainnya bronkiolus terminalis
Setelah Bronkiolus terminalis > ductus alveotaris > sacrus alveotaris > alveoli > kapiler
Pada jaringan interstisial
alveoli: berfungsi menampung udara
lumen mengecil > Intra luminer > penebalan tunica mukosa, submukosa, muscular.
Jika saluran napas normal, alveoli normal, jumlah O2 kurang dalam alveoli
Karena:
1) Jumlah alveoli berkurang
2) Fungsi alveoli terganggu.
FUNGSI PERNAFASAN
Fungsi pernafasan = memenuhi kebutuhan O2 untuk metabolism sel pembentukan
energy (satuan kalori)
Pada penyakit dengan penumpukan CO2 dalam darah, cari nutrisi yang respiratory
quotient nya di bawah 2 lipid
ABSES PARU
Abses paru > tata laksana definitif: konsul bebas > evakuasi pembangkit
> tata laksana simptomatik: antibiotik dan drainase
Obat batuk:
1. Batuk Kering - antitusif > Perif
> Sentral