2
3
Pada Pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 15.5 g/dl hematokrit 43,5% trombosit 150.000/mm3, dan
leukosit 10.200/ mm3 dengan hitung jenis basofil 0, eosinofil 1, neutrofil 65, limfosit 10, monosit 9. Elektrolit kesan
dalam batas normal dengan kadar natrium 138 meq/L kalium, 5.5 meq/L, klorida 110 meq/L, begitupun juga dengan
ureum 40 mg/dl kreatinin 0,76 g/dl. Analisis Gas Darah menunjukkan pH 7,26 pCO2 77.9 mmHg pO2 110.2 mmHg
HCO3 35.4 mmol/L dan SpO2 93%.
Pemeriksaan BTA sputum sebanyak tiga kali menunjukkan hasil negatif. Dokter menjelaskan bahwa keluhan ini
“
akibat tersumbatnya saluran pernafasan yang bisa disebabkan oleh paparan asap rokok dan polusi udara. Dokter
menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan Spirometri untuk mengetahui nilai pungsi paru Tn. Ahmad. Dokter
mengedukasi agar mulai menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari pemicu timbulnya sesak nafas
tersebut.
Dokter menjelaskan jika kondisinya bertambah berat maka harus dilakukan rujukan ke RS. Bagaimana Anda
menerangkan keluhan dan kondisi?
Terminologi
◉ MMRC
(Modified Medical Research Council) Dyspnea scale, skala penilaian derajat sesak napas
◉ Hipersonor
Bunyi resonansi dengan nada rendah yang bergaung terus menerus
◉ Wheezing
Suara khas yang dihasilkan pada penyempitan saluran napas seperti siulan lirih
◉ Indeks Brinksman
Hitungan pada perokok secara kuantitatif dalam setahun
◉ Spirometri
Sebuah pemeriksaan standar untuk mendiagnosis dan memantau fungsi paru-paru
4
Rumusan Masalah & Hipotesa
1. Apakah penyebab pasien mengalami keluhan seperti pada skenario tersebut?
Jawaban :
Pasien diduga mengalami PPOK, dimana gejala sesak napas disebabkan oleh penyumbatan saliran napas,
dahak pasien terbentuk dari reaksi inflamasi pada bronkus, serta napas juga berbunyi seperti siulan
akibat penyempitan saluran napas
2. Bagaimana cara menghitung indeks brinkman dan hal penting yang harus ditanyakan kepada pasien?
Jawaban :
Rata-rata jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dikali lama merokok dalam setahun dengan nilai ringan
= 0-199 poin, sedang = 200-599 poin, berat > 600 poin dan yang perlu ditanyakan yaitu lama waktu
merokok dan rata-rata konsumsi perhari
5
Rumusan Masalah & Hipotesa
3. Apakah hasil lab Tn. Ahmad dalam 4. Apa kemungkinan diagnosa yang didapatkan apabila
keadaan normal? pemeriksaan BTA negatif?
Jawaban : Jawaban :
Pada pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan yang negative mengindikasikan
didapatkan indikasi terjadinya infeksi kemungkinan tidak ada infeksi bakteri tuberkulosis
akibat kerusakan tertentu dengan yang terjadi. Jika hasil pemeriksaan BTA ketiganya
peningkatan kadar kalium, klorida, dan negatif tapi tetap merasakan gejala-gejala TBC,
ureum. gangguan kesehatan yang muncul mungkin
diakibatkan oleh infeksi bakteri atau penyakit
pernapasan lainnya.
6
Rumusan Masalah & Hipotesa
Jawaban :
7
Rumusan Masalah & Hipotesa
Jawaban :
Diangnosis banding yang bisa diberikan antara lain asma, gagal jantung kongestif, TB,
bronkiektasis, syndrome obstruktif pasca TB
8
Rumusan Masalah & Hipotesa
9. Bagaimana prinsip diagnosis pada pasien ini?
Jawaban : Pemeriksaan fisik
Diagnosis PPOK dapat ditegakkan berdasarkan Inspeksi
temuan klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik) dan Palpasi
dibantu dengan pemeriksaan penunjang. Perkusi
Auskultasi
Anamnesis
Batuk yang sudah lama dan berulang, dapat dengan Pemeriksaan Penunjang
perubahan produksi Sputum, Adanya riwayat Uji Faal Paru dengan Spirometri dan
merokok atau dalam lingkungan perokok, riwayat Bronkodilator (post-bronchodilator),
paparan zat iritan dalam jumlah yang cukup banyak Foto Torak PA dan Lateral, Analisa Gas
dan bermakna, Riwayat Penyakit emfisema pada Darah (AGD), Pemeriksaan sputum,
keluarga, Sesak napas yang semakin lama semakin Pemeriksaan Darah rutin, Pemeriksaan
memberat terutama saat melakukan aktivitas penunjang lainnya
9
Rumusan Masalah & Hipotesa
10. Bagaimana tatalaksana pada pasien ini?
Jawaban :
Penatalaksanaan pada keadaan stabil dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi
berupa edukasi dan self management, aktivitas fisik & program rehabilitasi paru, vaksinasi, terapi
oksigen, terapi ventilasi, intervensi bronkoskopi & operasi. Selain itu, penatalaksanaan pada
eksaserbasi akut berupa terapi farmakologi (bronkodilator, glukokortikoid, antibiotic, terapi
pendukung, terapi oksigen, terapi ventilasi
10
Skema & Learning Objective
Learning Objective
◉ Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK)
11
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Definisi
Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD)
• Penyakit yang umum, dapat dicegah, dan
dapat ditangani
• Memiliki karakter gejala pernapasan dan
keterbatasan aliran udara yang persisten
• Karena abnormalitas saluran pernapasan
dan/atau alveolar
• Yang umumnya disebabkan oleh paparan
partikel atau gas berbahaya
Prevalensi PPOK di Kawasan Asia Pasifik dinilai tinggi dan memiliki dampak ekonomi sosial. Perlu adanya
peningkatan manajemen PPOK serta edukasi bagi pasien maupun tenaga medis
13
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
ETIOLOGI
❑ Asap Tembakau
❑ Polusi udara dalam ruangan
❑ Paparan pekerjaan
❑ Polusi udara luar ruangan
❑ Faktor genetik
❑ Usia dan jenis kelamin
❑ Pertumbuhan dan perkembangan paru
❑ Status sosial ekonomi
❑ Asma dan hiper-reaktivitas saluran napas
❑ Bronkitis kronis
❑ Infeksi
14
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PATOLOGI
Perubahan patologi pada pasien PPOK menurut The Global Initiative for Chronic
Obstructive Pulmonary Disease 2017 antara lain:
❑ Inflamasi kronis, dengan peningkatan jumlah sel radang di paru
❑ Perubahan stuktur saluran napas, akibat luka dan perbaikan yang berulang kali
PATOFISIOLOGI PPOK
Karakteristik utama PPOK adalah keterbatasan aliran udara sehingga membutuhkan
waktu lebih lama untuk pengosongan paru.
Peningkatan tahanan jalan napas pada saluran napas kecil dan peningkatan compliance
paru akibat kerusakan emfisematus menyebabkan perpanjangan waktu pengosongan
paru. Hal tersebut dapat dinilai dari pengukuran Volume Ekspirasi Paksa detik pertama
(FEV1) dan rasio FEV1 dengan Kapasitas Vital Paksa (FEV/FVC).
Patofisiologi pada pasien PPOK menurut GOLD 2017 sebagai berikut:
1. Keterbatasan aliran udara dan air trapping
2. Ketidaknormalan pertukaran udara
3. Hipersekresi mucus
4. Hipertensi pulmoner
5. Eksaserbasi
6. Gangguan sistemik
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
17
PEMERIKSAAN PENUNJANG Lanjutan
Anamnesis
❑ Faktor risiko
❑ usia (biasanya usia pertengahan)
❑ adanya riwayat pajanan, baik berupa asap rokok, polusi udara, maupun
polusi tempat kerja.
20
PRINSIP DIAGNOSIS Lanjutan
Gejala klinis
❑ Batuk kronik
❑ Sesak napas
❑ Wheezing
❑ Ronkhi
Pemeriksaan Fisik
❑ dada seperti tong (barrel chest),
❑ cara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup),
❑ Terlihat penggunaan dan hipertrofi otot-otot bantu napas, pelebaran sela iga,
❑ bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat distensi vena jugularis dan edema
tungkai.
❑ Pada perkusi biasanya ditemukan adanya hipersonor.
❑ Pemeriksaan auskultasi dapat ditemukan fremitus melemah, suara napas vesikuler
melemah atau normal, ekspirasi memanjang, ronki, dan mengi.
21
COPD Assessment Test (CAT)
Metode yang digunakan untuk menilai kualitas
hidup dan masa eksaserbasi dari penyakit paru
obstruktif kronis. Penelitian ini adalah untuk
menentukan hubungan antara skor CAT dan
fungsi paru pada pasien PPOK stabil
22
Modified MRC Dyspnea Scale
23
PENILAIAN ABCD
24
25
SIKLUS TATALAKSANA PPOK
Meninjau :
❑ Dispnea
❑ Eksaserbasi
Menilai :
❑ Teknik inhalasi dan kepatuhan (hilang timbul)
> interrupted
❑ Pendekatan non farmakologi (rehab paru dan
edukasi pasien)
Menyesuaikan :
❑ Eskalasi (perubahan medikamentosa)
❑ tukar alat inhaler
❑ De-eskalasi (perubahan medikamentosa)
26
Terapi PPOK
Mengurangi Gejala
Meningkatkan toleransi
Meningkatkan status Kesehatan
Mengurangi Resiko
Mencegah Perkembangan Penyakit (Penurunan Fungsi Paru Drastis)
Mencegah dan Mengobati Eksaserbasi
Mengurangi Angka Kematian
Non Farmakologis
❑ Berhenti Merokok ataupun pajanan rokok
❑ Rehabilatasi Paru
❑ Vaksinasi Influenza dan Pneumococcus sebab menimbulkan keseringan kambuh PPOK
27
Rehabilitasi dan Pengelolaan Lifestyle
❑ Edukasi
❑ Latihan Relaksasi
❑ Terapi Fisik
❑ Conservation Energy Tecnique
❑ Latihan Rekondisi
❑ Life Style Modification
28
KOMPLIKASI
Gagal nafas
• Gagal nafas kronis : Dapat diatasi dengan menjaga
keseimbangan PO2 dan PCO2, bronkodilator
Prognosis
Prognosis dari PPOK cukup buruk,
karena PPOK tidak dapat
disembuhkan secara permanen, 30%
penderita dengan sumbatan yang
berat akan meninggal dalam waktu
satu tahun, 95% meninggal dalam
waktu 10 tahun. Ini terjadi oleh karena
kegagalan napas, pneumonia, aritmia
jantung atau emboli paru.
30
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kriteria Rujukan
PPK 2 : PPK 3 :
Penanganan di PPK 2 untuk Penanganan di PPK 3
❑ PPOK Stabil Sarana/prasarana : ICU/Ventilator, Analisa Gas
❑ PPOK Eksaserbasi Akut Darah, Spirometri, dan Tindakan pembedahan
❑ PPOK dengan Penyakit di layanan rujukan
Komorbid Bila stabil masuk PRB
Bila stabil masuk PRB
31