Oleh:
Nama : AHMAD HAYKAL ATTIZANI
NIM : P17211193115
Medis ‘Asma bronkial’ Di malang Periode 3 mei s/d 10 mei Tahun Ajaran
2020/2021
Malang,
___________________________ _________________________
NIP. NIP.
AtasanLangsung
Ttd&stempel
___________________________
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
B. Pengertian
E. Pemeriksaan Diagnostik
F. Penatalaksanaan Medis
G. Pengkajian Keperawatan
I. Intervensi Keperawatan
J. Referensi
A. MASALAH KESEHATAN
Asma bronkial
B. PENGERTIAN
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradang) kronik saluran
napas yang menyebakan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan
yang ditandai dengan gejala episodic berulang berupa mengi, batuk, sesak
napas, dan rasa berat di dadaterutama pada malam atau dinihari yang
umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma
bersifat fluktuatif aertinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu
aktivitas terapi dapat di eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan
dapat menimbulkan kematian (Nugroho T , 2016)
1. Batuk
2. Mengi
3. Dada sesak
4. Sesak napas
5. Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga
6. Suara sengau
7. Menghela nafas terus-terusan
8. Rasa gelisah yang tidak biasa
D. POHON MASALAH
Masuk melalui
Reaksi inflamasi
Hipertropi dan
hyperplasia mukosa
Penyempitan batuk
saluran pernapasan
Bersihan jalan
Jalan nafas tidak alan nafas tidak
efektif efektif
Penurunan ventilasi okstruksi
Intoleransi
aktivitas Gangguan
pertukaran gas
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum pada penderita asma akan di dapati:
1. Kristal-kristal charcot yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinophil
2. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan)
dari cabang bronkus
3. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
4. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umunya
bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang
terdapat mucus plug.
b. Pemeriksaan darah
1. Analisa gas darah pada umunya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis
2. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
3. Hiponaptremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas
15.000/mm dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi
4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari
lg E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dan
serangan.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru paru yakni
rodiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hillus
akan bertambah
2. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah Bila terdapat komplikasi.
maka terdapat gambaran inflitratepada paru
3. Dapat pula menimbulkan atelektasis local
4. Bila terjadi pneumonia mediastrium, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran
radiolusen pada paru-paru.
d. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon
pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan
sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEVI atau FVC sebanyak
lebih dari 20 % menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon
aerosol bronkodilator lebih dari 20 %. Pemeriksaan penderita tanpa
keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya spirometri tidak saja penting
untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat
obstruksi dan efek pengobatan. Banyak menunjukkan obstruksi
(Medicafarma, 2008).
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa
yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
2. Keluhan Utama
a. Keluhan utama
merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien
dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa Batuk,Mengi,Dada
sesak,Sesak napas,Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga,
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hiper sekresi jalan napas d.sputum
berlebihan
2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi d.d PO2
menurun
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi yang dapat dilaksanakan oleh perawat berdasarkan standard
intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) :
- Produksisputum menurun
- Mengi menurun
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman napas
- Monitor tanda dan gejala hipoksia
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
- Dispnea menurun
- Gelisah menurun
- PCO2 membaik
- PO2 membaik
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- Monitor efektifitas terapi oksigen
- Monitor kemampuan melepas oksigen saat makan
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasi
- Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik