Anda di halaman 1dari 24

RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

KASUS

Seorang wanita 28 tahun datang ke RS Y, mengeluh kelelahan, suliit berkonsentrasi dan


penurunan memori selama lebih 2 bulan terakhir, tidak ada nafsu makan sudah 2 minggu ini, rambut
banyak rontok setiap kali menyisir. Ia juga mengalami penurunan frekuensi peristaltik usus, dan ia
mengeluh merasa kedinginan jika tidak menggunakan switter walapun cuaca panas. Riwayat
kesehatan keluarga ibu dan kakak perempuan nya menderita hipotiroid.

Hasil pemeriksaan fisik: Berat Badan 55 kg, TB 140 cm, N 58 x/menit, TD 140/90 mmHg, suhu
36 derajat celcius, RR 28 x/menit. Wajahnya terlihat tampak bengkak dan alis mata yang sedikit
khususnya pada bagian samping. Pada palpasi kelenjar tiroid teraba pejal dan membesar dengan
perkiraan berat 25 gr (rentang normal 15-20gr).

 DATA FOKUS

No. DATA SUBYEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengatakan kelelahan, sulit TD: 140/90 mmHg RR: 28 x/menit


berkonsentrasi, dan penurunan memori N : 58 x/menit Suhu: 36 derajat
celcius
2. Klien mengatakan tidak nafsu makan Badan klien terlihat kurus dan lemas saat
sudah 2 minggu pengkajian

3. Klien mengatakan rambutnya banyak Rambut klien terlihat kering dan menipis
rontok setiap kali menyisir

4. Klien mengatakan ia merasa kedinginan Klien terlihat memakai switter saat


jika tidak menggunakan switter meskipun pengkajian
dalam cuaca yang panas.
Wajah klien tampak bengkak

Alis mata klien terlihat sedikit khususnya


pada bagian samping.

Saat palpasi kelenjar tiroid teraba pejal dan


membesar dengan perkiraan bera 25 gr.
 ANALISIS DATA

No. S E P

1. Ds: - Kelemahan umum Intoleransi Aktivitas


Pasien mengeluh kelelahan, sulit Domain:4 Kelas:4
berkonsentrasi, dan penurunan memori. Aksis
1: Intoleransi aktivitas
2: Individu
Batasan karakteristik : Dx: 3:
Menyatakan merasa letih Intoleransi aktivitas 4: Verbal
b.d kelemahan 5: Dewasa
umum 6: Akut
7: Aktual

2. Ds: - Faktor Biologis Ketidakseimbangan


Pasien mengatakan tidak nafsu sudah 2 nutrisi kurang dari
minggu kebutuhan tubuh.
Domain: 2 kelas:1
Aksis
Batasan karakteristik : Dx: 1: Nutrisi
- Kurang makan Ketidakseimbangan 2: Individu
- Kurang minat pada makanan nutrisi kurang dari 3:
kebutuhan tubuh b.d 4: Tubuh
faktor biologis 5: Dewasa
6: Akut
7: Aktual

3. Ds: - Gejala terkait Gangguan rasa


Pasien mengatakan merasa kedinginan penyakit nyaman
jika tidak menggunakan switter meski Domain:12 Kelas:2
cuaca panas. Aksis
1: Kenyaman
2: Individu
Batasan karakteristik : Dx: 3:
- Merasa dingin Gangguan rasa 4: Tubuh
- Merasa tidak nyaman nyaman b.d gejala 5: Dewasa
terkait penyakit 6: Akut
7: Aktual
No. NANDA NOC NIC

1. Intoleransi aktivitas Tingkat Kelelahan Peningkatan Tidur


Domain:4 Kelas: 4 Definisi: Definisi:
Definisi: Keparahan kelelahan secara Memfasilitasi tidur atau
Ketidakcukupan energi umum berdasarkan siklus bangun yang
psikologis atau fisiologis pengamatan atau laporan. teratur
untuk
melanjutkan atau Setelah dilakukan tindakan Aktivitas-aktivitas:
menyesuaikan aktivitas selama 2x24 jam diharapkan 1.Tentukan pola tidur
kehidupan sehari-hari yang pasien memenuhi indikator atau aktivitas pasien
harus atau ingin dilakukan. sbb: 2.Monitor atau catat
- Ganngguan konsentrasi (4) pola tidur dan jumlah
- Kelelahan (5) tidur
Batasan karakteristik : - Kelesuan (5) 3.Perkirakan pola tidur
-menyatakan merasa letih atau siklus bangun
pasien dalam
Faktor berhubungan: perawatan
-kelemahan umum perencanaan
4.Sesuaikan lingkungan
(cahaya, kebisingan,
suhu, kasur, dan
tempat tidur) untuk
meningkatkan tidur.

2. Ketidakseimbangan nutrisi Nafsu Makan Monitor Nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh Definisi: Definisi:
Domain: 2 Kelas: 1 Keinginan untuk makan Pengumupulan dan
Definisi: analisis data pasien yang
Asupan nutrisi tidak cukup Setelah dilakukan tindakan berkaitan dengan asupan
memenuhi kebutuhan selama 1x24 jam diharapkan nutrisi
metabolik pasien memenuhi indikator
sbb: Aktivitas-aktivitas:
- Hasrat atau keinginan untuk 1. Timbang BB pasien
Batasan karakteristik: makan (5) 2. Monitor adanya mual
- Kurang makan - Menyenangi makanan (5) dan muntah
- Kurang minat pada - Intake makanan (4) 3. Monitor diet dan
makanan asupan kalori
4. Identifikasi perubahan
Faktor berhubungan: nafsu makan dan
- Faktor biologis aktivitas akhir-akhir ini.

3. Gangguan rasa nyaman Status Kenyaman: Lingkungan Manajemen Lingkungan :


Domain: 12 Kelas: 2 Definisi: Kenyamanan
Definisi: Kenyaman dan keamanan Definisi:
Merasa kurang senang, lega, lingkungan sekeliling Manipulasi lingkungan
dan sempurna dalam dimensi pasien untuk

fisik, psikospiritual, Setelah dilakukan tindakan mendapatkan


lingkungan dan sosial. selama 2x24 jam diharapkan kenyamanan yang optimal
pasien memenuhi indikator
sbb: Aktivitas-aktivitas:
Batasan karakteristik: - Suhu ruangan (5) - Tentukan tujuan pasien
- Merasa dingin - Kepuasan dengan dan keluarga dalam
- Merasa tidak nyaman lingkungan (4) mengelola lingkungan
- Adaptasi Lingkungan yang dan kenyamanan yang
Faktor berhubungan : dibutuhhkan (5) optimal
- Gejala terkait penyakit - Ciptakan lingkungan
yang tenang dan
mendukung
- Sesuaikan suhu
ruangan yang paling
menyamankan individu
jika memungkinkan
- Berikan atau singkirkan
selimut untuk
meningkatkan
kenyamanan terhadap
suhu, seperti yang di
indikasikan.

RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian

a. Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang.
Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan
adanya patah tulang.

b. Mengkaji tulang belakang

- Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

- Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)

- Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)

c. Mengkaji sistem persendian

- Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,

- Deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya

- Kekakuan sendi

d. Mengkaji sistem otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot.
Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

e. Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih
pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan
abnormal (mis. cara berjalan spastic hemiparesis stroke, cara berjalan selangkah-selangkah
penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar penyakit Parkinson).

f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan
adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan
waktu pengisian kapiler.

2. Diagnosa keperawatan

a. Perubahan mobilitas fisik b/d restriksi mekanik, physical ability

b. Devisit aktivitas b/d Imobilitas

c. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d fraktur


d. Resiko terjadinya gangguan kulit b/d Imobilitas

3. Intervensi Keperawatan

1. Pindahkan anak dengan menggunakan kursi roda atau brankar

2. Ubah posisi tempat tidur dalam ruangan

3. Ubah posisi anak ditempat tidur jika memungkinkan

4. Berikan alat mobilisasi pada anak Kruk atau kursi roda

5. Kaji skala nyeri

6. Berikan posisi yang nyaman

7. Berikan analgetik seperlunya

RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN PERKEMiHAN

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Inkontinensia pada umumnya biasanya sering atau cenderung terjadi pada lansia (usia ke atas 65
tahun), dengan jenis kelamin perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan lansia laki-laki juga
beresiko mengalaminya.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi gangguan yang berhubungan dengan gangguan yang dirasakan saat ini. Berapakah
frekuensi inkonteninsianya, apakah ada sesuatu yang mendahului inkonteninsia (stres, ketakutan,
tertawa, gerakan), masukan cairan, usia/kondisi fisik,kekuatan dorongan/aliran jumlah cairan
berkenaan dengan waktu miksi. Apakah ada penggunaan diuretik, terasa ingin berkemih sebelum
terjadi inkontenin, apakah terjadi ketidakmampuan.
2) Riwayat Kesehatan Klien
Tanyakan pada klien apakah klien pernah mengalami penyakit serupa sebelumnya, riwayat urinasi
dan catatan eliminasi klien, apakah pernah terjadi trauma/cedera genitourinarius, pembedahan
ginjal, infeksi saluran kemih dan apakah dirawat dirumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit serupa dengan klien dan
apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan, penyakit ginjal bawaan/bukan bawaan.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Klien tampak lemas dan tanda tanda vital terjadi peningkatan karena respon dari terjadinya
inkontinensia.
a) Inspeksi: Adanya kemerahan, iritasi / lecet dan bengkak pada daerah
perineal. Adanya benjolan atau tumor spinal cord Adanya obesitas atau

kurang gerak.
b) Palpasi: Adanya distensi kandung kemih atau nyeri tekan Teraba benjolan tumor daerah spinal
cord
c) Perkusi: Terdengar suara redup pada daerah kandung kemih

2. Diagnisa keperawatan
a. Inkontinensia uri fungsional berhubungan dengan kelemahan struktur panggul
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan

c. Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan gejela terkait penyakit

No Diagnosa
1. Inkontinensia urin fungsional
berhubungan dengan kelemahan
struktur panggul

SLKI

Kontinensia urin

Setelah di berikan intervensi kontinensia urin


klien dapat melakukan :
1. Mengenali keinginan untuk berkemih
2. Menjaga pola berkemih yang teratur
3. Respon berkemih sudah tepat waktu
4. Berkemih pada tempat yang tepat

SIKI

Latihan kebiasaan berkemih :

1. Simpan catatan spesifikasi penahan selama 3 hari untuk membentuk pola pengosongan
kandung kemih
2. Tetapkan interval jadwal toilet awal
3. Tetapkan interval toileting dan sebaiknya tidak kurang dari 2 jam

4. Gunakan kekuatan sugesti


5. Diskusikan pencatatan harian mengenai inkontinensia terhadap pasien
6. Libatkan kluarga dalam pendampingan pasien

Diagnosa

2 Gangguan rasa nyaman

berhubungan dengan gejala terkait penyakit

SLKI

Setelah di berikan intervensi status kenyaman (fisik) klien dapat melakukan :


1. Kontrol terhadap gejala
2. Relaksasi otot
3. Intake cairan
SIKI

Pengurangan kecemasan :
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan
3. Dorong keluarga untuk selalu mendampingi klien
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGUMEN

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

N Nama obat Dosi Fungsi Efek


o. s samping
1. Telfas OD 4x1 Meredakan Sakit kepala,
gejala-gejala mengantuk,
yang mual, pusing,
berhubungan lelah.
dengan alergi
seperti rinitis
alergika &
urtikaria
(biduran/kalig
ata) idiopatik
kronik pada
orang dewasa
& anak Mual,
berusia 12 muntah,
tahun atau banyak buang
lebih. gas, perut
terasa penuh,
begah, sulit
2. New diatab 3x2 buang air
besar.

Pasien
dengan
Pengobatan hipoalbumine
simtomatik mia
pada diare mempunyai
3. Vip albumin 3x1 nonspesifik. resiko 2,5 kali
lebih tinggi
terjadinya
infeksi dan 8
kali lebih
lama rawat
inap di rumah
Meningkatkan sakit.
daya tahan
tubuh,
meningkatkan
kadar albumin
& Hb,
mempercepat
proses
penyembuhan
luka pasca
operasi,
menghilangka
n oedem
(pembengkaka
n),
mempercepat
proses
penyembuhan
penyakit
seperti:
kanker, TBC,
Tramiv 2x hepatitis,
en 1 diabetes,
HIV, pre-
eclampulsia
, sindrom
neprotik,
nutrisi Mual, pusing,
tambahan somnolen.
bagi lansia,
ibu hamil
& anak.
Hexilo 3x
n 4mg 1 Pemberian
jangka
Terapi pendek jarang
jangka menimbulkan
pendek efek samping
yang serius.
nyeri akut
Pemberian
sedang jangka lama
Cesfpa 2x hingga akan
n 1 berat. menimbulkan
efek samping
seperti yang
ditimbulkan
Asma kortikosteroid
bronkiale, lainnya,
rhinitis misalnya
alergika, moon face,
dermatitis bufallo hump,
hipertensi,
kontak,
osteoporosis,
dermatitis gangguan
atopik, toleransi
lupus glukosa,
eritematosu gangguan
s sistemik, sekresi
sindroma hormon seks,
striae pada
Stevens-
kulit,
Johnson petechiae,
dan akne, edema,
berbagai hipokalemia,
kelainan atrofi korteks
lainnya adrenal, tukak
yang peptik,
hambatan
responsif
pertumbuhan
terhadap pada anak,
kortikoster glaukoma,
oid. katarak,
trombosis,
psikosis.

Hipersensitivi
tas, mual,
muntah,
kolitis, diare,
sakit kepala,
perubahan
nilai
laboratorium.

Pranza 2x
1

Infeksi
saluran
kemih
tanpa Umum dan
komplikasi, lokal pada
otitis tempat
media, pemberian;
faringitis sangat jarang:
dan tromboflebitis
tonsilitis, , edema
bronkitis perifer. Darah
akut dan dan sistem
kronik limfatik ;
eksaserbasi sangat jarang:
akut, leukopenia,
demam trombositope
tifoid, nia.
gonore Gastrointestin
tanpa al: nyeri perut
komplikasi. bagian atas,
diare,
Pengobatan konstipasi,
ulkus flatulensi.
lambung,
Dinasta ulkus Hipertensi,
t duodenum,
2x hipotensi,
refluks nyeri
1
esofagitis punggung,
derajat edema
sedang dan perifer,
berat serta hipoestesia,
kondisi osteitis
hipersekres alveolar,
i patologis dispepsia,
seperti kembung,
sindrom peningkatan
Zollinger- kreatinin,
Ellison atau hipokalemia,
keganasan agitasi,
lainnya. insomnia,
Digunakan anemia pasca
sebagai operasi,
terapi faringitis,
alternative insufisiensi
Granon pada pasien pernapasan,
3mg yang tidak pruritus,
1x diindikasik
1 oliguria.
an
pemberian Sakit kepala,
pantoprazol konstipasi,
e oral. kelelahan,
jarang: reaksi
hipersensitivit
Terapi as seperti
jangka anafilaksis
pendek berat, ruam
untuk nyeri kulit minor,
pasca ppeningkatan
operasi. kadar
transaminase.
Kenalo
g
3x
orabase
1

Mual &
muntah
pasca op

Stomatitis
aftosa
(sariawan),
periadenitis
mukosa
nekrotika
berulang,
ulkus
aftosa
herpetiform
is, ulserasi
traumatik,
ulserasi
karena
obat, liken
planus.

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN IMUNOLOGI

Diagnosa :

Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang berlebihan.
Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat.

Perencanaan

No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Bersihan jalan napas Auskultasi bunyi Obstruksi jalan


kembali efektif dan napas. Catat adanya napas dan dapat
normal. bunyi napas. Misal atau tak di
Kriteria hasil : mengi, kerkels, manifestasikan
Menunjukkan perilaku ronki. adanya bunyi
untuk memperbaiki Kaji atau pantau napas adventisius.
bersihan jalan napas. frekuensi Adanya beberapa
Misal : Mengeluarkan pernapasan. derajat dan dapat
sekret. Kaji pasien untuk ditemukan pada
posisi yang nyaman. penerimaan atau
Misal : peninggian selama stres atau
kepala tempat tidur, adanya infeksi akut.
duduk pada Pernapasan dapat
persandaran tempat melambat dan
tidur. frekuensi ekspirasi
Pertahankan polusi memanjang
lingkungan inspirasi
minimum. Misal : memendek.
debu, asap dan bulu Peninggian kepala
bantal yang tempat tidur
berhubungan dengan mempermudah
kondisi pasien. fungsi pernapasan
Tingkatkan masukan dengan
cairan 3000/ hari menggunakan
sesuai dengan gravitasi.
keadaan jantung, Pencetus tipe reaksi
memberikan air alergi pernapasan
hangat. yang dapat
mentreger episode
akut.
Hidrasi membantu
menurunkan
kekentalan sekret,
mempermudah
pengeluaran.

Setelah dilakukan Kaji nyeri, lokasi, Untuk membantu


tindakan keperawatan karakteristik, dan meringankan
selama 1x24 jam integritas nyeri tingkat nyeri
diharapkan nyeri dapat dengan skala 0-10 diberikan
berkurang atau hilang. ditanyakan kepada edukasi.
Kriteria hasil : pasien nyerinya Cek tanda vital
Klien dapat urutan ke skala apakah ada
mengetahui berapa. Kaji tanda- indikator
terjadinya tanda vital. terhadap nyeri
gangguan rasa Lakukan masase pada yang timbul.
nyaman yang daerah nyeri. Meningkatkan
berhubungan Ajarkan teknit kenaikan kadar
dengan nyeri relaksasi misalnya oksigen dalam
kepala. napas dalam. ottak untuk
Klien mengatasi Kolaborasi dengan meredakan rasa
nyeri tanpa dokter dalam nyeri di kepala.
bantuan. pemberian obat. Kolaborasi
Pasien dapat dengan tenaga
mengatasi sekret kesehatan lainnya
tanpa bantuan. untuk
Klien dapat memberikan oba
bergerak dengan analgetik untuk
leluasa. meningkatkan
Tanda-tanda vital tingkat
dalam batas kenyamanan
normal. klien.

Nutrisi terpenuhi sesuai Jelasakn tentang Dengan


dengan kebutuhan tubuh. manfaat makan pemahaman klien
Kriteria hasil : bila dikatikan akan lebih
Nafsu makan dengan kondisi kooperatif
membaik. klien saat ini. mengikuti aturan.
Keadaan umum Anjurkan agar klien Untuk
membaik. mengkonsumsi menghindari
Klien tampak makanan yang makanan yang
mau makan. disediakan di justru dapat
rumah sakit. mengganggu
Lakukan dan ajarkan proses
perawatan mulut penyembuhan
sebelum dan klien.
sesudah makan Higiene oral yang
serta sebelum dan baik akan
sesudah intervensi meningkatkan
atau periksaan nafsu makan
peoral. klien.
Tingkatkan Makanan adalah
lingkungan yang bagian dari
menenangkan peristiwa sosial,
untuk makan dan nafsu makan
dengan teman jika dapat meningkat
memungkinkan. dengan
Berikan makanan sosialisasi.
dalam keadaan Makanan hangat
hangat. dapat
Berikan makanan meningkatkan
selinga (Mis. Keju, nafsu makan.
biskuit, buah- Membantu
buahan) yang memenuhi
tersedia dalam 24 kebutuhan dan
jam. meningkatkan
Kolabrasi tentang pemasukan.
pemenuhan diet Meningkatkan
klien. pengetahuan
sesuai dengan
kondisi klien.

Implementasi

Tanggal/jam No. diagnosa Implementasi Respon pasien

18 April 2015 1,2,3 Observasi tanda-tanda DS : Pasien


vital dan kaji nyeri, mengatakan
(09.00) lokasi, karaktristik, bersedia untuk
dan integritas nyeri diperiksa
dengan skala 0-10. DO : Pasien tampak
Memberikan jalan tenang.
napas. DO : Pasien
Memberikan posisi menerima tindakan
yang lebih nyaman yang diberikan.
bisa dengan semi DS : Napas pasien
fowler. Agar mudah lebih efektif.
bernapas. DS : Pasien bersedia
Memberikan obat melaksanakan nya.
sesuai hasil DO : Pasien terlihat
kolaborasi, monitor nyaman dan tenang.
obat dan respon DO : Obat telah
sampingnya. diminum, pusing (-),
suhu berangsur-
angsur turun dan
normal.
DS : Pasien
kooperatif untuk
minum obat.

18 April 2015 2,3 Kaji nyeri, DS : Klien sudah


(11.00) karakteristik, dan tidak mengeluh
integritas nyeri dengan nyeri. Klien
skala (0-10). mengatakan skala
Mengkaji nutrisi pasien. nyeri pada skala 0.
Memberikan makanan DO : Klien tidak
dalam porsi kecil dan terlihat meringis
frekuensi sedang. kesakitan.
Menjelaskan pada DS : Pasien
pasien dan keluarga kooperatif dalam
tentang manfaat tindakan.
makanan bernutrisi. DO : Berat badan
berangsur-angsur
meningkat dan
pasien merasa segar
dan tidak lemas.
DS : Pasien tenang
selama makan.
DO : Pasien
menghabiskan
setengah porsi.
DS : Pasien
meneirma
penyuluhan yang
diberikan.
DO : Pasien mampu
menghindari
makanan yang
berisiko untuknya.

18 April 2015 2,3 Mengajarkan teknik DS : Pasien dapat


(13.00) relaksasi misalnya melakukan teknik
napas dalam. napas dalam.
Memberikan DO : Pasien terlihat
antasida dana semangat.
pemberian nutrisi DS : Pasien
parenteral. kooperatif untuk
Memberikan posisi minum obat.
yang nyaman. DO : Pasien tidak
meringis kesakitan.
DS : Pasien bersedia
melaksanakannya.
DO : Pasien terlihat
nyaman dan tenang.
Evaluasi

Tanggal No. Diagnosa Evaluasi Ttd

18 April 2015 1. S : Pasien


mengatakan sekret
mulai hilang dan
jalan napas lebih
efektif.

O : Pasien tidak
membuka mulutnya
lagi untuk benapas.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi di
hentikan.

18 April 2015 2. S : Pasien


mengatakan
kepalanya sudah
tidak nyeri lagi.

O : Klien tidak
terlihat meringis
kesakitan.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi
dihentikan.

18 April 2015 3. S : Pasien


mengatakan tidak
merasa lemas.

O : Wajah pasien
tidak tampak pucat
lagi.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi
dihentikan.

RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN ONKOLOGI

Onkologi Dalam Praktik Medis

Onkologi mempelajari cara untuk mendeteksi, mengobati, meringankan gejala, dan mencegah
kekambuhan penyakit kanker. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah peran ilmu onkologi dalam
praktik medis:

Proses analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan semua temuan pada tahapan proses
keperawatan dengan konsep dan teori keperawatan pada pasien kanker serviks post kemoterapi.

Hasil penelitian yang didapatkan, Ny.S menderita kanker serviks yang sudah menjalani kemoterapi
ke lima kali, pasien mengeluh mual, penurunan nafsu makan, berat badan turun, rambut rontok,
turgor kulit jelek. Didapatkan lima diagnosis keperawatan pada kasus Ny. S dengan prioritas resiko
infeksi. Intervensi yang dilakukan sesuai NANDA NIC NOC. Implementasi yang dilakukan
mengajarkan cara cuci tangan enam langkah untuk menghindari infeksi. Evaluasi yang didapat
perkembangan pasien membaik sesuai kriteria hasil. Masalah dapat teratasi, kecuali untuk diagnosis
gangguan citra tubuh dan kerusakan integritas kulit.

Perawat diharapkan supaya meningkatkan edukasi nutrisi terhadap pasien, dan pada keluarga
meningkatkan nutrisi karena pada pasien kanker serviks post kemoterapi mudah terkena infeksi.
RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN PENGINDERAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)

1. No Kode : Keperawatan/WAT.3.01/ III/2013 Modul 4 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGINDERAAN Penulis : Moch. Bahrudin, M. Kep, Sp. KMB
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013

2. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian
Materi Rangkuman Tes Formatif III Setelah selesai mempejari materi pembelajaran yang diuraikan
pada kegiatan belajar-3 ini, Anda diharapkan akan mampu memahami asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan penglihatan (katarak). TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah selesai mempejari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-3 ini, Anda
diharapkan akan dapat: a. Menjelaskan pengertian katarak b. Menjelaskan penyebab katarak c.
Menjelaskan faktor resiko terjadinya katarak d. Menjelaskan gejala katarak e. Menjelaskan
pengkajian keperawatan pasien katarak f. Menjelaskan diagnosa keperawatan pasien katarak g.
Menjelaskan rencana tindakan keperawatan pasien katarak h. Menentukan evaluasi tindakan
keperawatan p pasien katarak Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Penglihatan
(Katarak)

Anda mungkin juga menyukai