PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dialam suatu
sampel.
cincin aromatik dengan salah satu atau lebih gugus hidroksil sebagian
besar senyawa fenolik larut dalam air. Senyawa ini secara alami berkaitan
struktur yang hampir sama, sesuai dengan atom CIS dari inti-heterosiklik
dari flavon jika disamakan dengan bentuk utama dari fenolik seperti
penting untuk mempelajari hal ini, agar kita dapat mengetahui zat apa saja
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
pereaksi umum
sampel campuran.
C. Prinsip Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
kuat dalam reaksi subtitus aromatik elektrofilik terletak pada gugus OH -nya
karena ikatan karbon sp3 lebih kuat daripada ikatan oleh ikatan karbon sp 3
maka ikatan C-O dalam fenol tidak mudah diputuskan, sendiri tahan
alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
sebagai hasil dari oksidasi batu bara (Suminar, 1999). Fenol merupakan
resonansi muatan negatif pada hidroksida atau alusida tetap tinggal pada
didelokasikan pada posisi Orto dan pada anion bensin melalui resonansi
(Amina,1992).
sebagai krosol dari kpuco + terdiri dari batubara atau kayu yang
dengan asam nitrat encer dan akan memberikan paling banyak isomer
memiliki gugus hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin aromatik
antara lain fenolik sederhana, fenol propanoid, lignin, dan asam ferulas.
antara lain meliputi guilikol, vanilin dan sol. Umumnya radikal fenolsi yang
pengopekan pada posisi Orto atau paru terhadap gugus hidroksi fenotitik
posisi ini lebih disukai sehingga memudahkan radikal lain untuk berikatan
3. Fenol propanolol
mempunyai cincin aromatik dengan rantai samping terdiri dari tiga atom
karbon. Golongan fenil propanoid yang paling tersebar luas adalah asam
Kumara.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 g/100 mL.
Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion
dengan alkohol alifatik lainnya fenol bersifat lebih asam hal ini dibuktikan
melepaskan H+ titik pada keadaan yang sama alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan
(Fasenden, 1997).
1. Fenol monovalen. Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pada inti
2. Fenol devalen suatu senyawa fenol yang jika 1 atom H pada inti
biota laut karena fenol bersifat toksik senyawa fenol juga didegradasi oleh
terbatas. Bila gugus OH minus terikat pada atom karbon alifatik (etanol)
dan bila terikat pada cincin aromatik sifat kimia keduanya itu berbeda
(Hart,1983).
bahwa fenol bersifat asam sedangkan alkohol tidak asam kedua adalah
larut dalam air pada suhu 0 sampai 65°C dan melarut sempurna pada
suhu di atas 65,3°C, sangat larut dalam alkohol, benzena, kloroform eter
dan hampir semua pelarut organik, pada suhu ruang fenol memiliki ciri
fisik berupa kristal putih dan perlakuan berubah menjadi merah muda
RB :
tidak sesuai
RB :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk kuat
RB :
berbau.
RB :
air
RB :
RB :
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
menimbulkan panas.
RB :
jingga
RB :
air mata
RB :
RB :
basah.
(95%)P
RB :
METODOLOGI PERCOBAAN
batang pengaduk, cawan porselin, gelas kimia, pipet tetes, pipet skala,
asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), air dingin, air panas, besi (III)
B. Cara Kerja
1. Uji organoleptik
2. Uji kelarutan
kemudian ditambahkan pelarut air panas, air dingin, HCl, NaOH dan
dalam pelarut.
3. Uji pemijaran
warna uap, bau uap dan sifat leleh dari masing-masing sampel.
4. Reaksi pendahuluan
a. FeCl3
dan resorsinol) dan sampel sediaan (GG sediaan dan Thymol) kedalam
dan resorsinol) kedalam cawan porselin yang berisi HCl encer kemudian
a. Thymol
jelas.
b. Resorsinol
dan resorsinol) dan sampel sediaan (GG sedian dan Thymol) kedalam
warna violet.
c. Guaikolat
A. Hasil Pengamatan
1. Uji Organoleptik
Sampel Rasa Warna Bau Bentuk
GG murni Khas Orange Khas Serbuk
Resorsinol Khas Ungu Khas Kristal
2. Uji Kelarutan
Sampel Air dingin Air panas HCl NaOH Etanol
GG murni Tidak Tidak Tidak
Tidak larut Tidak larut
larut larut larut
Tidak Tidak
Resorsinol Tidak larut Tidak larut Larut
larut larut
3. Uji Pemijaran
4. Reksi Pendahuluan
Sampel Pereaksi Hasil
GG murni FeCl3 + air dingin + etanol Kuning
GG sediaan FeCl3 + air dingin + etanol Kuning
Resorsinol FeCl3 + air dingin + etanol Kuning
Thymol FeCl3 + air dingin + etanol Kuning
Korek api Dicelupkan dalam HCl encer -
5. Reaksi Spesifik
Sampel Pereaksi Hasil
GG murni - FeCl3 Merah coklat
- HNO3 Jingga
B. Pembahasan
Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus
kuat dalam reaksi subtitus aromatik elektrofilik terletak pada gugus OH -nya
karena ikatan karbon sp3 lebih kuat daripada ikatan oleh ikatan karbon sp 3
maka ikatan C-O dalam fenol tidak mudah diputuskan, fenol sendiri tahan
umum dan khusus serta mengenali jenis obat dari suatu sampel murni dan
sampel sediaan.
rasa dari suatu sampel yang digunakan yaitu Resorsinol dan guaikolat
murni. Sampel resorsinol hasilnya yaitu memiliki bentuk kristal, bau khas,
warna putih, tidak berasa. Hal ini sesuai dengan literatur (FI III, 1979)
diperoleh hasil yaitu berwarna jingga, tidak berbau, rasa pahit, berbentuk
serbuk. Hal ini sesuai dengan literatur (FI III, 1979) yang menyatakan
bahwa guaikolat berbentuk serbuk halus dan tidak berbau, serta memiliki
yang dapat larut dengan pelarut tertentu dan beberapa pelarut yaitu air
dingin, air panas, HCl, NaOH, dan etanol. Hasil yang diperoleh pada
guaikolat murni yaitu tidak larut air panas, air dingin, HCl, NaOH, dan
etanol. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (FI III, 1979) yang menyatakan
bahwa guaikolat larut dalam air, metanol, kloroform, dan polietilen glikol,
agak sukar larut dalam gliserin. Pada sampel resorsinol hasil yang
diperoleh yaitu tidak larut dalam air dingin, air panas, HCl, NaOH, dan
larut pada etanol. Hal ini sesuai dengan literatur (FI III,1979) yang
mudah menguap dan hilang pada kondisi dipijarkan. Hasil yang diperoleh
pada guaikolat yaitu uapnya warna putih, berbau khas dan tidak mudah
meleleh. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (FI III,1979) yang
praktikan tidak teliti dalam mengamati titik lebur pada saat proses
uap putih, bau khas dan mudah meleleh. Hal ini telah sesuai dengan
suhu 109C dan 111C dan sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1 %.
Uji reaksi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui jenis
sediaan. Pada sampel GG murni dan sediaan ditambahkan FeCl 3 dan air
reaksi antara gugus OH pada strukturnya. Hal ini tidak sesuai dengan
terbentuknya warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam pekat, yang terjadi
ketika FeCl3 bereaksi dengan gugus hidroksil yang ada pada senyawa
fenol.
+ + (Warna ungu)
(Guaikolat) (Besi (III) klorida) (Etanol)
memberikan warna kuning. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (Susanti,
warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam pekat, yang terjadi ketika FeCl3
fenol yang terdapat dalam sampel murni dan sampel sediaan, sampel
diperoleh baik untuk sampel GG murni dan sediaan serta resorsinol dan
thymol tidak berubah warna. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (Renata,
2009) yang menyatakan bahwa batang korek api mengandung lignin yang
Hal ini sesuai dengan literatur (Schunak, Mayer, dan Haake, 1990) yang
dengan asam sulfat pekat maka dalam beberapa menit akan terjadi
+ (Warna merah)
(Guaikolat) (Besi (III) klorida)
+ + (Warna violet)
(Guaikolat) (Asam sulfat) (Formaldehid)
menghasilkan warna kuning. Hal ini telah sesuai dengan literatur (Susanti,
warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam pekat, yang terjadi ketika FeCl3
+ (Warna kuning)
(Resorsinol) (Besi (III) klorida)
kuning coklat. Hal ini juga telah sesuai dengan literatur (Tim Dosen, 2020)
maka resorsinol menjadi warna kuning. Hal ini telah sesuai dengan
literatur (Tim Dosen. 2020) yang menyatakan bahwa resorsinol ketika
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Uji organoleptik, uji kelarutan, dan uji pemijaran diperoleh hasil bahwa
golongan fenol.
golongan fenol.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amina. 1992. Kimia untuk universitas jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN
A. Gambar
1. Uji Organoleptik
GG Murni Resorsinol
2. Uji Kelarutan
a b c d e
a b c d e
GG murni Resorsinol
Keterangan : Keterangan :
a. air dingin a. air dingin
b. air panas b. air panas
c. HCl c. HCl
d. NaOH d. NaOH
e. Etanol e. Etanol
3. Uji Pemijaran
GG murni Resorsinol
4. Reaksi Pendahuluan
a b c d
Keterangan : Keterangan :
a. GG murni + FeCl3 +air dingin +
etanol
b. GG sediaan + FeCl3+air dingin + a. Resorsinol + HCl
etanol b. Thymol+ HCl
c. Resorsinol + FeCl3 +air dingin +
etanol
d. Thymol+ FeCl3 +air dingin + etanol
5. Reaksi Spesifik
a. GG murni
Keterangan : Keterangan :
b. GG sediaan
Keterangan : Keterangan :
a. Resorsinol + FeCl3 Thymol + FeCl3
b. Resorsinol + NH4OH
B. Komposisi dan Pembuatan Bahan
1. HCl 0,1 M
Komposisi :
- Aquadest 100mL
Disiapkan alat dan bahan, Isi Labu takar ukuran 100 mL dengan
atau sampai tanda batas pada labu takar. Pada pengenceran asam
klorida pekat, selalu labu takar diisi aquadest terlebih dahulu untuk
letupan.
2. NaOH
homogen.
3. FeCl3
Komposisi :
- FeCl3 5 g
- Aquadest 100mL
diencerkan dalam gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
aquadest sebanyak setengah dari labu takar lalu dikocok. Ditambahkan
4. NH4OH
Komposisi :
- NH4OH 10 mL
- Aquadest 100mL
dari labu takar lalu dikocok. Ditambahkan lagi aquadest hingga batas tera,
5. HNO3
Komposisi :
- HNO3 10 mL
- Aquadest 100mL
dari labu takar lalu dikocok. Ditambahkan lagi aquadest hingga batas tera,