asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suastu masalah
atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi
pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir
dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir.
Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi
kelelahan). Factor fsikologi (gangguan emosi, psiko, factor social, kegaduhan dan
keadaan social yang lain) yang sangat mempengaruhi ketahanan dan konsentrasi
individu. Aspek proses pikir yaitu : bentuk pikir, arus pikir dan isi pikir ditanbah
dengan pertimbangan.
Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang
salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham
sedikitnya harus ada selama sebelum dan sistematik dan tidak bizar ( dalam
kongruen dan sesuai dengan isi waham itu. Pasien secara relative biaanya bebas
dari psikopatologi diluar wawasan system wahamnya. Awal mulanya sering terjadi
kokoh yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin
aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas
untuk mengoreksinya. Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan
Semakin akut psikosis semakin sering di temui waham disorganisasi dan waham
tidak sistematis.
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan,
2. Jenis-jenis Waham
Adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan
kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai, orang
kaya)
c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana
klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha
atau sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
f. Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang
dari luar.
3. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteem
Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara
lingkungannya.
tari.
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien
meningkat.
4. Faktor predisposisi
Menurut Townsend (1998) factor predisposisi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan
kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang
hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada
orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di masa ini anak tidak
akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan.
orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya tehadap orang lain.
c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu
ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling
mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih lemah
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan
isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive
adalah:
a. Status mental
1. Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat
menetap, kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa
jelek.
4. Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan
klien adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang
direncanakan.
7. Rentang Respon
respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart
pikir/delusi/waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
8. Mekanisme Koping
Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu
merespon secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila
pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak
mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia
makan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir :
waham curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis
aktivita kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk
stress.
2. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi
personal seseorang.
mengatasi cenas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat sadar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
9. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
b. Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada
gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian
dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000
diri. Dosis awal : 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.
c. Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan
waham. Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus
berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti
psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan yang
paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus
diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat
ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada
klien.
c. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak
hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang
Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes
realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal
misalnya dengan berkata : “Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa
yang anda lalui, “tanpa menyetujui setiap mis persepsi wahamnya, sehingga
suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat
dilakukan.
d. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai
C. Rencana Keperawatan
Perencanaan
Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Pasien mampu : Setelah pertemuan SP 1
Proses Pikir : Berorientasi pasien dapat Identifikasi kebutuhan
Waham kepada realitas memenuhi pasien
secara bertahap kebutuhannya Bicara konteks realita
Mampu (tidak mendukung atau
berinteraksi dgn membantah waham
orang lain & pasien)
lingkungan Latih pasien untuk
Menggunakan obat memenuhi kebutuhannya
dgn prinsip 6 benar Masukkan dalam jadwal
harian pasien
Setelah pertemuan SP 2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan
Menyebutkan yang lalu (SP 1)
kegiatan yang Identifikasi potensi/
sudah dilakukan kemampuan yang dimiliki
Mampu Pilih dan latih potensi/
menyebutkan kemampuan yang dimiliki
serta memilih Masukkan dalam
kemampuan yang jadwal kegiatan pasien
dimiliki
Setelah pertemuan SP 3
pasien dapat Evaluasi kegiatan
menyebutkan yang lalu (SP1&2)
kegiatan yang sudah Pilih kemampuan
dilakukan dan yang dapat dilakukan
mampu memilih Pilih dan latih potensi
kemampuan lain kemampuan lain yang
yang dimiliki. dimiliki
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
Setelah pertemuan SP 3
keluarga mampu : Evaluasi kemampuan
Mengidentifi keluarga
kasi masalah dan Evaluasi kemampuan
mampu pasien
menjelaskan cara RTL keluarga
Follow up
merawat pasien
Rujukan