DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Aziz Kurniawan
Hidayatul fitri
Intan Naomi Marpaung
Isromaita
Juan Carlo Triatmaka
1. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mempertahankan
stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas cairan
ekstraseluler. Salah satu fungsi penting ginjal lainnya adalah untuk
mengekskresikan produk-produk akhir/ sisa metabolisme tubuh, misalnya
urea, asam urat, dan kreatinin. Apabila sisa metabolisme tubuh tersebut
dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa menjadi racun bagi tubuh, terutama
bagi otak. (Sherwood, 2012) Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik,
ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik. Ginjal mengalami gangguan
untuk memfiltrasi darah sehingga zat sisa metabolisme tubuh seperti urea,
asam urat dan kreatinin tidak dapat diekskresikan. Hal ini dapat
menyebabkan berbagai masalah bagi tubuh. (National Chronic Kidney
Disease Fact Sheet, 2014) End Stage Renal Disease ( ESRD ) merupakan
tahap terakhir dari penyakit ginjal kronik. ESRD merupakan suatu keadaan
dimana ginjal tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk
mengekskresikan sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan
elektrolit. Penyebab ESRD yang paling utama adalah diabetes dan
hipertensi. ESRD juga merupakan salah satu akibat dari penyakit ginjal
kronik setelah terjadi penurunan fungsi ginjal selama 10-20 tahun terakhir.
(Miller, 2013) Dari tahun 1980 sampai 2009, National Kidney and
Urologic Disease Information Clearinghouse (2012) melaporkan
peningkatan prevalensi ESRD hampir sebesar 600% di Amerika Serikat.
Dari 290 kasus per 1 juta penduduk pada tahun 1980 meningkat sampai
1738 kasus per 1 juta penduduk pada tahun 2009. Riset Kesehatan Dasar /
Riskesdas (2013) melaporkan prevalensi penyakit gagal ginjal kronis
berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.2 persen.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa
penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin, 2010).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448).
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan
samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan
metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia
atau azotemia (Smeltzer, 2009)
Anatomi ginjal menurut price dan Wilson (2005) dan Smletzer dan Bare
(2001), ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang
terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit
lebihrendah dibandingkan ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh hati.
Katub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan katub atas
ginjal kiriter letak setinggi iga kesebelas. Ginjal dipertahankan oleh
bantalan lemak yang tebal agar terlindung dari trauma langsung,
disebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga,
sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal.
Ginjal kiri yang berukuran normal biasanya tidak teraba pada waktu
pemeriksaan fisik karena dua pertiga atas permukaan anterior ginjal
tertutup oleh limfa, namun katubbawah ginjal kanan yang berukuran
normal dapat diraba secara bimanual. Ginjal terbungkus oleh jaringan
ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula renis. Disebelah anterior ginjal
dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior organ tersebut dilindungi oleh dinding toraks bawah.
Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar
dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali kedalam vena
kava inferior.
C. Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2005) klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik
adalah sebagai berikut :
1. Penyakit infeksi tubulointerstitial : Pielonefritis kronik atau refluk
nefropati
2. Penyakit peradangan : Glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif : Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis
maligna, Stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik : Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah
8. Nefropati obstruktif : Traktus urinarius bagian atas (batu/calculi,
neoplasma, fibrosis, retroperitineal), traktus urinarius bawah (hipertropi
prostat, striktur uretra, anomaly congenital leher vesika urinaria dan
uretra).
Proses CAPD :
1) Kualitas membrane
2) Ukuran & karakteristik larutan
3) Volume dialisat
1) Tekanan osmotic
2) Konsentrasi zat terlarut antara cairan CAPD dengan plasma
darah dalam pembuluh kapiler
3) Pada saat cairan dialisat dimasukkan dalam peritoneum, air
akan diultrafiltrasi dari plasma ke dialisat, sehingga
meningkatkan volume cairan intra peritoneal. Peningkatan
volume cairan intraperitoneal berbanding lurus dengan
konsentrasi glukosa dari cairan dialisat.
4) Kecepatan transport air dan zat terlarut dapat diestimasi secara
periodic melalui PET test (Peritoneal Equilibrum Test)
1. Monitor rata-
rata kedalaman,
irama dan usaha
respirasi
2. Catat
pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot tambahan
3. Monitor suara
nafas seperti
dengkur
4. Monitor pula
nafas:
Bradipnea,
Talapnea,
Kussmaul,
Hiperventilasi,
Cheypenia,
stukes brot
5. Catat lokasi
trakea
6. Auskultasi
suara paru
setelah
dilakukan
tindakan
2 Nyeri akut Pain level Pain management
Pain kontrol
Definisi: 1. Lakukan
Confort level
pengkajian
Pengalaman sensori dan Kriteria hasil:
nyeri (lokasi,
emosional yang tidak
1. Mampu mengontrol karakteristik,
menyenangkn yang muncul
nyeri kualitas dan
akibat kerusakan jaringan
2. Melaporkan bahwa faktor pencetus)
yang akut atau potensial
nyeri berkurang 2. Observasi
Batasan karakteristik: 3. Mampu mengendalikan reaksi
nyeri (skala, insensitas, nonverbal, dan
- Perubahan selera
frekuensi, dan tanda ketidaknyamana
makan, tekanan
nyeri) n
darah, frekuensi
4. Menyatakan nyaman 3. Evaluasi
jantung, frekuensi
setelah nyeri berkurang pengalaman
pernafasan
nyeri masa
- Perilaku distraksi (
lampau
misalnya: berjalan
4. Ajarkan tentang
mondar-mandir)
tehnik
- Mengekspresikan
nonfarmakologi
perilaku (gelisah,
: tarik nafas
merengek,
dalam
menangis)
5. Berikan
Faktor yang berhubungan:
analgetik untuk
- Agen cedera mengurangi
(misalnya: biologis, nyeri
zatkimia, fisik, 6. Evaluasi
psikologis keefektifan
kontrol nyeri
3 Kelebihan volume cairan Elektrolit and acid base Fluid managemen
balance
Definisi: 1. Pertahankan
Fruid balance
intake output
Peningkatan cairan isotonik Hydration
yang adekuat
Kriteria hasil:
Batasan karakteristik : 2. Pasang urine
1. Terbebas dari edema, cateter jika
- Bunyi nafas
efusi diperlukan
advensitus
2. Bunyi nafas bersih, 3. Monitor hasil
- Gangguan elektrolit
tidak ada Hb yang sesuai
- Anasorka, ansietas,
dispnea/ortopnea dengan retensi
azotemia
3. Terbebas dari distensi cairan (BUN,
- Perubahan TD,
vena jugularis Hml,
status mental, pola
4. Memelihara tekanan Osmolatitas,Uri
nafas.
vena sentral ne)
- Penurunan
5. Terbebas dari 4. Kaji lokasi dan
hematokrit
kelelahan, kecemasan, luas edeama
- Dispnea, edema,
kehilangan 5. Monitor
oliguria
6. Menjelaskan indikator masukan
Faktor yang behubung:
kelebihan cairan makanan /
- Gangguan cairan dari
mekanisme regulasi hitung intake
- Kelebihan asupan kalori
cairan 6. Monitor status
- Kelebihan asupan nutrisi
nutrisi 7. Batasi masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrium,
dikaji dengan
serum Na < 130
mEg
8. Kolaborasi
dengan dokter
jika tanda
cairan
berlebihan
mual.
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS
DI RUANG ALAMANDA B
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur/Tanggal Lahir : 22 Tahun / 15 Mei 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : S1
Tanggal Masuk : 03 Februari 2018
Tanggal Pengkajian : 05 Februari 2018
No. Medrec : 0001650199
Diagnosa Medis : ESRD + CAPD
3. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Support System
Klien mengatakan selalu di support oleh keluarga nya seperti ayah,
ibu, dan saudara kandungnya.
b. Komunikasi
Klien mengatakan tidak ada ganguan kmunikasi sebelum dan
sesudah masuk rumah sakit.
c. Sistem nilai kepercayaan
Klien mengatakan dan menganggap penyaitnya adalah karna
cobaan dari Tuhan.
4. Pemeriksaan Fisik
d. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 150/100 mmHg
2) Nadi : 91x/menit
3) Respirasi : 20 x/menit
4) Suhu : 36,4 oC
e. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
E4 M6 V5
f. Kulit
Kulit berwarna ke abu-abuan, turgor < 5 detik, tidak ada luka.
g. Kelenjar Limfe
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h. Kepala
Bentuk kepala simetris, berwarna hitam, distribusi rambut merata,
tidak rontok.
1) Mata : bentuk mata simetris, konjungtiva unanemis (+),
sklera tidak ikterik, pupil miosis, oedema mata (-), fungsi
pengelihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
2) Hidung : bentuk hidung simetris, tidak terdapat secret,
terpasang O2 (Simple Mask).
3) Mulut : bentuk mulut simetris, mukosa lembab, fungsi
pengecapan baik, reflek menelan baik.
4) Telinga : bentuk telinga simetris, posisi pina sejajar dengan
ujung mata, terdapat serumen, membrane timpani tidak terlihat,
fungsi pendengaran baik, tidak memakai alat bantu
pendengaran.
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, tidak terdapat distensi vena jugularis.
j. Dada
Bentuk dada simetris, diameter anterior-posterior-transversal 1:2,
respirasi 20 x/menit, bunyi nafas vesikuler terdengar disemua
lapang paru, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada nyeri
tekan,klien mengeluh sesak nafas.
k. Abdomen
Saat di insfeksi perut klien kembung, terdengar suara bruit pada
saat dilakuka auskultasi. Saat dilakukan pemeriksaan shiftting
dullnes terdapat cairan, bising usus 4 x/menit.
l. Punggung
Tidak adanya kelainan pada tulang punggung seperti scoliosis,
lordosis, kifosis.
m. Ekstremitas
Atas : tidak ada udem, tidak terdapat polidaktil dan tidak ada luka
Bawah : Adanya udem di kaki kiri dan kaki kanan. Tidak tedapat
luka dan polidaktil
Kekuatan otot :
5 5
5 5
k. Genitalia
Klien mengatakan bahwa alat kelaminnya bengkak dan sakit pada
saat pipis.
5. Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola Aktivitas Saat Di Rumah Saat Sakit
a. Pola Nutrisi
Frekuensi Makan 2 x/hari, 1 porsi habis 3x/hari, tidak habis
Jenis Makanan Nasi, lauk pauk Nasi
b. Pola Cairan
Jumlah 1200cc/hari 1500 cc/hari
Jenis Air putih dan minuman
Air putih
kemasan.
c. Pola Eliminasi
BAK
Jumlah 2x/hari Klien terpasang
Warna Kuning pekak, sakit CAPD
BAB pada saat pipis
Jumlah
Warna 1x/hari
Konsistensi Kuning
keras
5. Data Psikologi
a. Konsep Diri
1) Gambaran Diri : Klien mengatakan bahwa dirinya telah
menerima dan pasrah akan penyakit yang dihdapinya
2) Identitas diri : Klien seorang anak pertama dari dua
bersaudara
3) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat pulih dan
bertemu dengan teman-temannya.
4) Harga diri : Klien mengatakan harus sembuh karena
ingin melanjutkan kuliahnya.
5) Peran : Klien mengatakan dia adalah seorang
kakak tetua yang harus mnjaga adiknya.
b. Aspek Sosial
Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik, meskipun
kondisi klien lemah dan tidak stabil.
c. Data Spiritual
Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya.
6. Data Penunjang
a. Data Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal : 28 November 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,6 g/dL 14-17.4 g/dL
Hematokrit 28,5 % 41.5-50.4 %
Eritrosit 3,28 juta/uL 4.4-6.0 juta/uL
Lekosit 5.92 /mm3 4.50-11.0 /mm3
Trombosit 155 ribu/uL 150-450 ribu/uL
MCHC 0.2-1.2 %
33.7 %
HITUNGJENIS
LEUKOSIT
0.0-4.4 %
Basofil 0%
2% 45.5- 73.1%
Eosinophil
18.3- 44.2%
Segmen 74 %
Limfosit 18%
Monosit 2.6-8.5%
6%
KIMIA KLINIK
b. Terapi
Nama obat Dosis Rute Waktu Tujuan
7. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Zat toksik
- klien mengatakan sesak ↓
nafas GGK
DO : ↓
- Klien tampak sesak GFR Turun Gangguan
- Terpasang O2 (simple ↓ pertukaran
mask) Retensi Natrium gas
- RR 20 x/menit ↓
Total CESnaik
↓
Tekanan kapler naik
↓
Pe load naik
↓
Beban jantung naik
↓
Kapiler paru naik
↓
Edema paru
↓
Ganggua pertukaran
gas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru,
penurunan curah jantung, penurunan perifer, yang mengakibatkan
asidosis laktat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan suplai O2 jaringan turun.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, diit berlebih dan retensi cairan serta natrium.
IV. PERENCANAAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (Nic)
(Noc)
7. Monitor rata-
rata kedalaman,
irama dan usaha
respirasi
8. Catat
pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot tambahan
9. Monitor suara
nafas seperti
dengkur
10. Monitor pula
nafas:
Bradipnea,
Talapnea,
Kussmaul,
Hiperventilasi,
Cheypenia,
stukes brot
11. Catat lokasi
trakea
12. Auskultasi
suara paru
setelah
dilakukan
tindakan
2 Nyeri akut Pain level Pain management
Pain kontrol
Definisi: 7. Lakukan
Confort level
pengkajian
Pengalaman sensori dan Kriteria hasil:
nyeri (lokasi,
emosional yang tidak
5. Mampu mengontrol karakteristik,
menyenangkn yang muncul
nyeri kualitas dan
akibat kerusakan jaringan
6. Melaporkan bahwa faktor pencetus)
yang akut atau potensial
nyeri berkurang 8. Observasi
Batasan karakteristik: 7. Mampu mengendalikan reaksi
nyeri (skala, insensitas, nonverbal, dan
- Perubahan selera
frekuensi, dan tanda ketidaknyamana
makan, tekanan
nyeri) n
darah, frekuensi
8. Menyatakan nyaman 9. Evaluasi
jantung, frekuensi
setelah nyeri berkurang pengalaman
pernafasan
nyeri masa
- Perilaku distraksi (
lampau
misalnya: berjalan
10. Ajarkan tentang
mondar-mandir)
tehnik
- Mengekspresikan
nonfarmakologi
perilaku (gelisah,
: tarik nafas
merengek,
dalam
menangis)
11. Berikan
Faktor yang berhubungan:
analgetik untuk
- Agen cedera mengurangi
(misalnya: biologis, nyeri
zatkimia, fisik, 12. Evaluasi
psikologis keefektifan
kontrol nyeri
3 Kelebihan volume cairan Elektrolit and acid base Fluid managemen
balance
Definisi: 9. Pertahankan
Fruid balance
intake output
Peningkatan cairan isotonik Hydration
yang adekuat
Kriteria hasil:
Batasan karakteristik : 10. Pasang urine
7. Terbebas dari edema, cateter jika
- Bunyi nafas
efusi diperlukan
advensitus
8. Bunyi nafas bersih, 11. Monitor hasil
- Gangguan elektrolit
tidak ada Hb yang sesuai
- Anasorka, ansietas,
dispnea/ortopnea dengan retensi
azotemia
9. Terbebas dari distensi cairan (BUN,
- Perubahan TD,
vena jugularis Hml,
status mental, pola
10. Memelihara tekanan Osmolatitas,Uri
nafas.
vena sentral ne)
- Penurunan
11. Terbebas dari 12. Kaji lokasi dan
hematokrit
kelelahan, kecemasan, luas edeama
- Dispnea, edema,
kehilangan 13. Monitor
oliguria
12. Menjelaskan indikator masukan
Faktor yang behubung:
kelebihan cairan makanan /
- Gangguan cairan dari
mekanisme regulasi hitung intake
- Kelebihan asupan kalori
cairan 14. Monitor status
- Kelebihan asupan nutrisi
nutrisi 15. Batasi masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrium,
dikaji dengan
serum Na < 130
mEg
16. Kolaborasi
dengan dokter
jika tanda
cairan
berlebihan
mual.
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx.
Hari/ Paraf
Keperawat Implementasi Evaluasi
Tanggal
an
Gangguan 06-02-18 1. Memposisikan S:Klien
pertukaran pasien untuk mengatakan
gas sesaknya
Memaksimalkan
berkurang jika
ventilasi menggunakan
2. Mengindentifik oksigen
O : - Klien
asi pasien
terpasang
perlunya nasal kanul
pemasangan - RR:
20x/m
alat jalan nafas
bantu A:Masalah
teratsi
3. Mengauskultasi
sebagian
suara nafas,
P: Lanjutkan
catat ada sesak
intervensi
tambahan
4. Memonitor
respirasi dan
status O2
Respiratory
monitoring
5. Memonitor rata-
rata kedalaman,
irama dan usaha
respirasi
6. Mencatat
pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan
7. Memonitor
suara nafas
seperti dengkur
8. Memonitor pula
nafas:
Bradipnea,
Talapnea,
Kussmaul,
Hiperventilasi,
Cheypenia,
stukes brot
Auskultasi suara
paru setelah
dilakukan tindakan
07-02-18 Pain management S: Klien
mengatakan
1. Melakukan nyerinya
pengkajian berkurang
O : - klien
nyeri (lokasi,
tampak tenang
karakteristik, - Nyeri
kualitas dan pada
skala 3
faktor pencetus)
2. Mengobservasi A:Masalah
teratasi
reaksi
sebagian
nonverbal, dan
P : Lanjutkan
ketidaknyamana
Intervensi
n
3. Mengevaluasi
pengalaman
nyeri masa
lampau
4. Megajarkanjark
an tentang
tehnik
nonfarmakologi
: tarik nafas
dalam
5. Memberikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Fluid managemen S: Klien
mengatakan
1. Mempertahanka kakinya
n intake output bengkak dan
Pegal
yang adekuat
2. Memonitor
O : - kaki
hasil Hb yang
sesuai dengan Klien
retensi cairan Tampak
(BUN, Hml,
bengkak
Osmolatitas,Uri
- Pitting
ne)
udem 1
3. Mengkaji lokasi cm
dan luas edeama
4. Memonitor
A : Masalah
masukan
makanan / tidak
cairan dari teratasi
hitung intake
kalori
P : Lanjutkan
5. Memonitor
status nutrisi intervensi
6. Membatasi
masukan cairan
pada keadaan
hiponatrium,
dikaji dengan
serum Na < 130
mEg
Kolaborasi dengan
dokter jika tanda
cairan berlebihan
mual.