BANYUMAS
Disusun oleh :
Nim : 1811020234
2020
A. PENGERTIAN
Katarak adalah opasitas lensa kristalina atau lensa yang berkabut (opak) yang
normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada
saat kelahiran (katarak congenital). (Brunner & Suddarth: 2002)
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya yang
disebabkan oleh berbagai keadaan. (Sidarta Ilyas, dkk, 2008)
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi
akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia
tertentu (Iwan,2009).
Jadi, katarak adalah opasitas lensa atau kekeruhan pada lensa mata, akibat
hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa akibat gangguan metabolisme
normal lensa, biasanya terjadi akibat penuaan, dapat juga terjadi pada saat kelahiran
(katarak congenital) yang dapat menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sklera (konjungtiva bulbaris)
2. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang lentur dan memberikan bentuk pada mata.
Jaringan ini merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata
3. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya dam
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.
4. Uvea
Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan
sklera yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: Iris, Badan Siliar, Koroid
5. Lensa
Secara histologis, lensa memiliki empat komponen utama, yaitu kapsul lensa,
epitelial subkapsular, korteks, dan nukleus. Kapsul lensa terdiri dari kapsul anterior
dan kapsul posterior. Kapsul ini merupakan suatu membran basalis dan terutama
terdiri atas kolagen tipe IV, beberapa serat kolagen lain dan komponen matriks
ekstraselular seperti glikosaminoglikan, laminin, fibronektin, dan proteoglikan
(Sihota dan Tandan, 2007; American Academy of Ophthalmology Staff, 2014-
2015a).
Epitelial subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa. Epitelial subkapsular yang berbentuk kuboid akan
berubah menjadi kolumnar di bagian ekuator dan akan terus memanjang
danmembentuk serat lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup
dengan terbentuknya serat lensa baru dari sel-sel yang terdapat di ekuator lensa.
(Kanski, 2003; American Academy of Ophthalmology Staff, 2014-2015a).
Nukleus merupakan serat massa lensa yang terbentuk sejak lahir sedangkan
korteks merupakan serat yang terbentuk setelah lahir. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteks. Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis
dan gepeng. Serat ini merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari
sel-sel subkapsular. Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organelnya dan
menjadi sangat panjang. Sesuai dengan bertambahnya umur, lensa lama-kelamaan
menjadi lebih besar dan kurang elastis. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein
yang disebut kristalin. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamella konsentris yang
panjang. Lensa ditahan di tempatnya oleh sekelompok serat yang tersusun radial
yang disebut zonula, yang satu sisinya tertanam di kapsul lensa dan sisi lainnya pada
badan siliar (Sihota dan Tandan, 2007; American Academy of Ophthalmology Staff,
2014-2015a).
6. Aqueous Humor
Aqueous humor diproduksi oleh badan siliar. Setelah memasuki bilik mata
belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian
ke perifer menuju sudut bilik mata depan.
7. Vitreous Humor
Vitreous humor adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata.
8. Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
yang menerima rangsangan cahaya
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan
dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan
terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
D. ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan poterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal.
Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar
UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang
dalam jangka waktu yang lama.
PATHWAY
Resiko tinggi
Penurunan enzim menurun terhadap infeksi
Gangguan
persepsi sensori-
Degenerasi pd lensa
perseptual
penglihatan
KATARAK
Post op Nyeri
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10. Keratometri.
11. Pemeriksaan lampu slit.
12. A-scan ultrasound (echography).
13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
G. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
2. Penatalaksanaan medis
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan
katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan.
Prosedur ini meliputi pengambilan kapsul anterior, menekan keluar nucleus lentis,
dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap
dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh. Selain itu ada
penemuan terbaru pada ekstrasi ekstrakapsuler, yaitu fakoemulsifikasi. Cara ini
memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan
menggunakan alat ultrason frekwensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks
lensa menjadi partikel yang kecil yang kemudian di aspirasi melalui alat yang sama
yang juga memberikan irigasi kontinus.
Kaca mata ini mampu memberikan pandangan sentral yang baik, namun
pembesaran 25 % - 30 % menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer
yang menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi spasial, membuat benda-
benda nampak jauh lebih dekat dan mengubah garis lurus menjadi lengkung.
memerlukan waktu penyesuaian yang lama sampai pasien dapat mengkoordinasikan
gerakan, memperkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan medan pandang yang
terbatas.
2) Lensa Kontak
Lensa kontak jauh lebih nyaman dari pada kaca mata apakia. Lensa ini
memberikan rehabilitasi visual yang hampir sempurna bagi mereka yang mampu
menguasai cara memasang, melepaskan, dan merawat lensa kontak. Namun bagi
lansia, perawatan lensa kontak menjadi sulit, karena kebanyakan lansia mengalami
kemunduran ketrampilan, sehingga pasien memerlukan kunjungan berkala untuk
pelepasan dan pembersihan lensa.
IOL adalah lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi ke dalam
mata. Mampu menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran normal, karena
IOL mampu menghilangkan efek optikal lensa apakia. Sekitar 95 % IOL di pasang
di kamera posterior, sisanya di kamera anterior. Lensa kamera anterior di pasang
pada pasien yang menjalani ekstrasi intrakapsuler atau yang kapsul posteriornya
rupture tanpa sengaja selama prosedur ekstrakapsuler.
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
1. PENGKAJIAN
Nama : Ny. G
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Suku : Jawa
Pekerjaan : Guru
Keterangan: Laki-laki :
Meninggal : Perempuan :
Pasien : Tinggal 1 Rumah :
C. DATA PENGKAJIAN
1. Aspek Biologis
5. Aspek Spiritual
D. LABORATORIUM
E. PENGOBATAN
1. Cefrodroxil : 2 x 500 mg IV
2. Asam afenemat 2 x 500mg Oral
3. Polidemicin 500mg setiap 6jam sekali
DO :
DS : Ansietas Stresor
DO :
DO :
DO :
Dx 1 : Gangguan sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori ditandai dengan Pasien kesulitan melihat pada jarak jauh atau jarak pendek
NO DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Rencana Tindakan (NIC)
(NOC/SMART) Setelah dilakukan tindakan
(Data Yang Maladaftif) keperawatan 3x24 jam diharapkan (ONEC)
Pasien mengeluh penglihatan buram Fungsi sensori: N= Anjurkan klien untuk penggunaan alternatif rangsang
dan tidak jelas Penglihatan lingkungan.
Pasien kesulitan melihat pada jarak jauh 1. Ketajaman 1 5 E= Edukasikan pada keluarga pasien dengan menemani klien
TGL atau jarak pendek, Pandangan ganda, pandangan digaris untuk mencegah resiko terjadinya cidera
seperti ada kabut kanan
17/02/20 Pasien merasa silau saat melihat C= Kolaborasi dengan dokter serta beritahu dokter mengenai
2. Ketajaman 1 5
cahaya, susah melihat pada malam hari pandangan perifer perubahan kondisi klien
Mata kanan tidak dapat melihat objek kanan.
dengan jelas hingga jarak < 20 cm, 3. Respon terhadap
mata kiri dapat melihat jelas dengan 1 5
stimulus
jarak 3 meter pandangan
DO :
Dx 2 : Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini ditandai dengan pasien takut bila pada operasinya terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
NO DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Rencana Tindakan (NIC)
(NOC/SMART) Setelah dilakukan tindakan
(Data Yang Maladaftif) keperawatan 3x24 jam diharapkan (ONEC)
Pasien merasa cemas, khawatir Ansietas N= Dorong pasien atau orang terdekat lainya untuk
dan takut akan dilakukan operasi mengekspresikan perasaan.
1. Kekhawatiran 1 5
Pasien takut bila pada mengenai E= Edukasikan pada klien untuk melakukan teknik
TGL operasinya terjadi suatu hal penyakit atau relaksasi.
yang tidak diinginkan cidera.
18/02/2 1 5
2. Wajah tegang C= Kolaborasikan dengan dokter tentang pemberian obat
0 DO :
3. Kepanikan 1 5 untuk mengurangi kecemasan.
Pasien tampak takut dan cemas
Pasien tampak gelisah dan
gugup
Nama: Ny G Ruang: Seruni Umur: 55 tahun Tanggal Pengkajian: 17 Februari 2020
Dx 3 : Resiko cedera berhubungan dengan Gangguan penerimaan sensori/status organ indera ditandai dengan pasien merasa pusing jika sedang berdiri penglihatan pasien
ganda atau kabur
DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Rencana Tindakan (NIC)
(NOC/SMART)
(Data Yang Maladaftif) (ONEC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan
3 DS : Indikator Awal Target O= Kaji tentang kebutuhan dasar dan fasilitas yang ada
NO HARI/TGL/
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX WAKTU
DO:
DO:
DO:
Kekeruhan pada lensa
berkurang
Nama: Ny G Umur: 55 tahun Ruang: Seruni
Dx Kep : Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini ditandai dengan pasien
takut bila pada operasinya terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
HARI/TGL
NO / IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
WAKTU
DO:
DO:
DO:
NO HARI/TGL/
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX WAKTU
DO:
DO:
DO:
HARI/
NO
TGL/ Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx
WAKTU
1 Senin, S: Pasien mengatakan kesulitan untuk melihat baik jarak jauh Melfin
ataupun jarak dekat
17/02/20
O: Pupil pasien berwarna putih dan ada dilatasi pupil,lensa
keruh menyeluruh
Dx Keperawatan: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini ditandai dengan
pasien takut bila pada operasinya terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
NO HARI/TGL/
Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx WAKTU
A: Masalah teratasi
NO HARI/TGL/
Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx WAKTU