Anda di halaman 1dari 12

ALIH

BARING
ANGGOTA KELOMPOK

1. SIXVITA ARUM M
2. OVANTRI SUGINORI
3. KHANSA GHINA P. J
4. SANGGITA AYU DEWANI
5. RIZQI YULIANTIKA
6. MELIKA AZZAHRA I

7. INTAN FATRIA YULIANI


8. ELSA DIAN WIDYATI
9. FRIDA MAHARDINI
10.FINA MAYASITA
11.MITHA DWI KARTIKA
DEFINISI
Alih baring adalah pengaturan posisi
yang di berikan untuk mengurangi gaya
gesekan pada kulit. Dengan menjaga
bagian kepala tempat tidur setinggi 30˚
derajat atau kurang akan menurunkan
peluang terjadinya dekubitus akibat
gaya gesek. Alih baring atau alih posisi
ini di lakukan setiap 2 jam – 4 jam
sekali. (Menurut Perry & Potter di dalam
jurnal aini dan purwaningsih (2013) )
TUJUAN MENURUT CRIPS & TAILOR (2009)

Mencegah nyeri otot

Mengurangi tekanan

Mencegah kerusakan syaraf


dan pembuluh darah

Mencegah kontraktur otot

Mempertahankan tonus otot


dan refleks.
INDIKASI
1. Pasien yang mengalami immobilisasi, karena
pasien yang mengalami immobolisasi akan
menghabiskan banyak waktunya ditempat tidur,
hal tersebut dapat memicu terjadinya bedres
yang selanjutnya mengakibatkan dekubitus
2. Pasien yang mengalami bedres untuk
mencegah terjadinya luka dekubitus, pasien
yang mengalami bedres harus diberikan
tindakan alih baring
3. Pasien yang mengalami luka decubitus, pasien
dengan luka dekubitus sangatlah membutuhkan
tindakan alih baring untuk mengurangi dampak
dari luka dekubitus itu sendiri.
KONTRAINDIKASI
1. Pasien yang memiliki penyakit lain seperti
fraktur, pasien yang mengalami fraktur
memang harus diimmobilisasi dan tidak
dianjurkan untuk merubah posisi agar
mempercepat proses penyembuhan.
2. Pasien yang mengalami perdarahan pada
otak, pasien dengan diagnosa pendarahan
pada otak akan mengalami immobilisasi
karena posisi kepala yang tidak boleh
banyak bergerak agar tidak memicu
terjadinya perdarahan yang lebih parah
3. Pasien yang tidak sadar/koma, karena
ketikan tindakan alih baring diberikan
kepada pasien yang sedang tidak sadar,
pasien akan susah untuk diatur/diberi
arahan.
PROSES
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Pengkajian biodata :
Umur : karena umur di atas 55 tahun merupakan\
resiko tinggi terkena penyakit stroke. Jenis kelamin :
jenis kelamin laki-laki lebih tinggi 30% di banding
wanita. Ras: kulit hitam lebih tinggi angka
kejadiannya.
2. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke rumah sakit dalam
kondisi penurunan kesadaran atau koma, disertai
kelumpuhan anggota tubuh dan sakit kepala hebat
bila dalam keadaan sadar.
3. Riwayat penyakit dahulu
Perlu di kaji ada nya penyakit DM, hipertensi,
kelainan jantung dan polisitemia. Karena hal ini
berhubungan dengan penurunan kualitas pembuluh
darah otak menjadi menurun, sehingga pasien tidak
dapat menggerakan anggota tubuhnya.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien biasanya dibawa ke rumah sakit dengan kondisi
tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya sehingga
dalam perawatan di rumah sakit pasien diutamakan
dalam keadaan badrest. Dalam hal tersebut dapat
mengakibatkan dekubitus terjadi pada pasien, sehingga
peran perawat berfokus pada alih baring agar dekubitus
dapat dicegah.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu di kaji apakah di dalam anggota keluarga ada yang
mengalami penyakit stroke dan hipertensi.
6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Apabila klien mengalami kelumpuhan sampai koma maka
klien perlu memerlukan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari meliputi:
• Mandi
• Makan/minum
• Bab/Bak
• Berpakaian
• Berhias
• Aktivitas mobilisasi
B. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Bright/ pernafasan)
Perlu di kaji adanya :
• Sumbatan jalan nafas karena penumpukan
seputum dan kehilangan reflek batuk.
• Adakah tanda-tanda lidah jatuh kebelakang.
• Auskultasi jalan nafasmungkin ada suara
tambahan.
• Catat jumlah dan irama nafas.
2. B2 (Blood/ sirkulasi)
Deteksi adanya : tanda-tanda TIK yaitu
peningkatan tekanan darah serta pelebaran
nadi dan penurunan jumlah nadi. Terhambatnya
sirkulasi peredaran darah karena pasien tidak
dapat menggerakan anggota tubuhnya.
3. B3 (Brain/ persarafan,otak)
Kaji adanya keluhan sakit kepala hebat.
Observasi tingkat kesadaran.
4. B4 (Bladder/ perkemihan)
Tanda-tanda inkontinensia urine.
5. B5 (Bowel/ pencernaan)
Tanda-tanda inkontinensia alfi.
6. B6 (Bone/ tulang dan integument)
Kaji adanya kelumpuhan atau kelemahan,
kekuatan otot dan tanda-tanda dikubitus
karena tirah baring yang terlalu lama.
7. Social interaksi
Biasanya di jumpai tanda-tanda kecemasan
karena ancaman kematian diekspresikan
dengan menangis, klien dan keluarga sering
bertanya tentang pengobatan dan
penyembuhannya.
Thank You


Anda mungkin juga menyukai