Anda di halaman 1dari 7

Jawaban :

1. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Ansietas Kematian berhubungan dengan Ketiakpastian tentang prognosis
Diagnosis Intervensi
No Luaran Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pengurangan
Kematian selama 3 x 24 jam diharapkan Ansietas Kecemasan
kematian berkurang:
 Observasi
NOC: 1. Identifikai pada saat
Akhir Kehidupan yang Bermartabat terjadi perubahan
tingkat kecemasan.
skala outcome 1 2 3 4 5 2. Kaji tanda verbal
dan non verbal
Mengungkapkan kecemasan
harapan  Terapeutik
1. Dengarkan klien
Berpartisipasi
2. Gunakan pendekatan
dalam keputusan tenang dan
tentang rawat meyakinkan
3. Nyatakan dengan
inap jelas harapan
terhadap perilaku
Diagnosis Intervensi
No Luaran Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
Mendiskusikan klien
4. Kuatkan perilaku
pengalaman
yang baik ecara tepat
spiritual 5. Control timulus
Berbagi kasih untuk kebutuhan
klien secara tepat.
sayang dengan 6. Pertimbangkan
orang lain kemampuan klien
dalam mengambil
Keterangan penilaian :
keputusan.
1. Tidak pernah menunjukan 7. Berada disisi klien
2. Jarang menunjukan untuk meningkatkan
rasa aman dan
3. Kadang-kadang menunjukan mengurangi
4. Sering menunjukan ketakutan.
 Edukasi dan
5. Secara konsisten menunjukan
Kolaborasi
1. Berikan informasi
actual terkait
diagnosis, perawatan
dan prognosis
2. Bantu klien
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan.
3. Dukung mekanisme
koping yang esuai
4. Instruksikan klien
untuk menggunakan
relaksasi

b. Mual berhubungan dengan Ansietas, efek pengobatan, ditandai dengan pasien mengeluh
mual dan muntah.
Diagnosis Intervensi
No Luaran Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
1. Kontro mual Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen mual dan
dan muntah selama 3 x 24 jam diharapkan mual dan muntah
muntah berkurang:
 Observasi
NOC: 1. Identifikasi Faktor –
Kontrol Mual dan muntah faktor yang dapat
menyebabkan mual
skala outcome 1 2 3 4 5 2. Identifikasi strategi
yang telah berhasil
Mengenali onset dalam mengurangi
mual mual.
3. Monitor efek
Mendeskripsikan
manajemen muntah
faktor penyebab 4. Lakukan penilaian
terhadap mual
Melaporkan mual
5. Monitor asupan
dan muntah yang makanan.
tidak terkontrol. 6. Monitor frekuensi
dan durasi muntah.
Keterangan penilaian : 7. Dapatkan riwayat
1. Tidak pernah ditunjukan lengkap mengenai
perawatan
2. Jarang ditunjukan
sebelumnya.
3. Kadang-kadang ditunjukan  Terapeutik
4. Sering ditunjukan 1. Kendalikan faktor –
faktor lingkungan
5. Secara konsisten ditunjukan
yang dapat
menyebabkan mual
2. Tunjukan
penerimaan diri
terhadap mual, dan
berkolaborasi
dengan klien ketika
memilih strategi
pengendalian mual.
3. Tingkatkan istirahat
dan tidur yang cukup
4. Berikan kenyamanan
selama episode
muntah.
5. Tingkatkan
pemberian cairan
Diagnosis Intervensi
No Luaran Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
secara bertahap jika
tidak ada muntah
yang terjadi selama
30 menit.
6. Posisikan untuk
mencegah aspirasi.
 Edukasi dan
kolaborasi
1. Dorong pasien untuk
memantau
pengalaman diri
terhadap mual
2. Ajari teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
mual.
3. Berikan informasi
mengenai mual,
sepeti penyebab, dan
lamanya mual
berlangung.
4. Bantu untuk mencari
dan memberikan
dukungan emosional.
5. Kolaborasi dalam
pemberian obat anti
emetic.

2. Pertanyaan Dimensi Spiritualitas


 Ketika ibu sedang berada dalam suatu masalah, apa yang ibu lakukan?
 Kegiatan ibadah apa yang ibu lakukan sebelum sakit?
 Apa yang ibu rasakan selama beribadah?
3. aspek yang harus diperhatikan pada perawatan lansia tersebut ketika dirawat dirumah, dan
contoh setting atau tindakan yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
lansia. Aspek yang harus diperhatikan:
1) Aspek kenyamanan: pastiken klien merasa nyaman
2) Aspek Psikososial: dukungan keluarga, kemampuan koping
3) Spiritual: harapan, keyakinan, distress
4) Fisik: gejala yang dialami.
A. Perhatikan Asupan Gizi
Kebutuhan gizi di tiap tahap kehidupan tentunya berbeda, tidak terkecuali
bagi lansia. Berdasarkan Nutrition.org.uk, laki-laki yang berusia 65-74 tahun
disarankan untuk mengonsumsi 2342 kkal per hari dan yang berusia di atas 75
tahun membutuhkan 2294 kkal. Sementara perempuan berusia 65-74 tahun
membutuhkan 1912 kkal dan yang berusia di atas 75 tahun membutuhkan 1840
kkal. Sama seperti orang kebanyakan, lansia juga memerlukan asupan zat gizi yang
seimbang dan beragam. Menerapkan konsep gizi seimbang pada lansia dapat
membantu mencegah timbulnya penyakit dan merupakan bagian dari cara merawat
orang tua yang perlu diperhatikan.
 Beralih ke porsi makan yang lebih sedikit tetapi memberikannya dengan
frekuensi yang lebih sering.
 Meningkatkan asupan kalori dengan mengonsumsi olahan susu seperti keju.
 Menghindari mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula seperti minuman
ringan, kue, dan biskuit.
Cara merawat orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya juga dapat
dilakukan dengan cara memberikan suplemen dalam bentuk susu untuk membantu
menambah asupan nutrisi sekaligus energi. Anda dapat berkonsultasi dengan
dokter sebelum menentukan produk mana yang tepat untuk lansia. Hal ini juga
berlaku pada lansia yang sedang pemulihan atau ketika merawat orang tua yang
sedang sakit. Menurut sebuah jurnal tahun 2019 yang diterbitkan Journal of
Geriatric Care and Research, orang tua yang sakit memiliki risiko mengalami
malnutrisi. Nutrisi yang memadai dapat membantu proses pemulihan lebih cepat
dan mencegah terjadinya komplikasi. Usahakan untuk memasukkan sayur buah
dalam menu sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral harian
lansia. Jika lansia sudah sulit mengunyah, sayur dan buah bisa dijus.
Kombinasikan berbagai cara mengolah makanan agar kesulitan mengunyah tidak
menjadi halangan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian dari lansia. Jangan lupa
asupan air juga tetap harus terpenuhi. Jika lansia tidak bisa minum air terlalu
banyak, siasati dengan cara menyajikan makanan berkuah atau buah-buahan yang
banyak mengandung air.
B. Masalah Kesehatan Kulit
Kesehatan kulit merupakan salah satu masalah penting dalam merawat
lansia. Seiring bertambahnya usia, kulit juga mengalami perubahan. Perubahan ini
bergantung pada beberapa aspek seperti misalnya gaya hidup, pola makan,
keturunan, dan kebiasaan lainnya. Terpapar sinar matahari merupakan salah satu
penyebab utama kerusakan kulit. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan
jaringan elastis pada kulit yang dapat menyebabkan kulit kendur, muncul kerutan,
bahkan dapat memicu kanker kulit. Faktor lain yang berkontribusi yaitu hilangnya
jaringan lemak yang terdapat antara kulit dan otot wajah, stres, gravitasi, kebiasaan
menggerakkan muka (baik tersenyum maupun merengut), hingga obesitas.
Beberapa masalah kesehatan kulit yang biasa terjadi pada lansia yaitu timbulnya
kerutan, garis wajah yang semakin tampak jelas, kulit kering dan gatal karena
berkurangnya kelenjar minyak di kulit, bintik hitam, hingga kanker kulit.
C. Berkurangnya Massa Otot
Poin berikutnya yang perlu diketahui yang termasuk cara merawat orang tua
adalah massa otot. Hilangnya massa otot yang berkaitan dengan usia, atau biasa
disebut sarcopenia, adalah bagian alami dari proses penuaan. Menurut
Health.Harvard.edu, setelah menginjak usia 30 tahun, Anda akan mulai kehilangan
massa otot sebanyak 3-5% per dekade. Berkurangnya massa otot akan berdampak
pada melemahnya kekuatan dan mobilitas. Kedua hal tersebut dapat membuat
lansia lebih mudah terjatuh dan meningkatkan risiko patah tulang. Namun, hal ini
dapat dicegah dan massa otot tidak akan selamanya hilang begitu saja. Salah satu
caranya adalah dengan tetap aktif melakukan latihan ketahanan, seperti latihan
beban. Asupan nutrisi juga tentu perlu diperhatikan, terutama asupan protein.
Sebagai contoh, lansia dengan berat 80 kg membutuhkan protein sebanyak 79
hingga 103 gram per hari. Untuk memenuhinya, lansia perlu mengonsumsi
makanan kaya protein. Selain itu, susu khusus orang tua yang biasanya
mengandung protein juga dapat diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan
harian ini. Untuk merawat kesehatan lansia atau orang tua yang sakit, tidak mau
atau sulit makan, hingga mengidap penyakit berat seperti stroke, perlu perhatian
khusus terutama dalam asupan nutrisinya. Mulai dari masalah kesehatan kulit,
dengan asupan nutrisi yang mencukupi dan tetap menjaga aktivitas fisik, risiko
komplikasi dapat ditekan dan kesehatan lansia tetap terjaga.
5) Contoh setting atau tindakan
a. Keluarga memberikan dukungan kepada pasien dalam perawatan dirumah,
seperti hygiene, dan kebutuhan klien.
b. Keluarga memberi semangat agar pasien menikmati hidupnya.
b. Keluarga mendengarkan cerita – cerita klien, harapan klien dan mendengarkan
setiap permasalahan klien.
c. Memberikan lingkungan yang nyaman untuk klien.
d. Berikan hal yang disukai pasien, seperti ditemani anak dan cucunya.

Anda mungkin juga menyukai