Anda di halaman 1dari 14

Implikasi komunikasi

profesiaonal keperawatan
Kelompok 3
Anggota Kelompok :
Aulia Rahma Eka.N (201560111049)
Ayu Nurlaily (201560111050)
Dewi Rahma Oktavia (201560111055)
Galuh Ananda (201560111062)
Lutfi Farhan Iskandar (201560111067)
Putri Risdiana (201560111076)
Pengertian komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin


communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang
berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf,
radio, dan sebagainya.
Tujuan Komunikasi
• Menyampaikan ide/informasi/berita
• Mempengaruh orang lain
• Mengubah perilaku orang lain
• Memberikan pendidikan
• Memahami ide orang lain
Komunikasi Terapeutik

Indrawati (2003) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik


adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan,
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal
dengan fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan
pasien.
Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan
kerja sama yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku,
perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina hubungan
intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103)
Tujuan komunikasi teraupetik

Membantu mengatasi Membantu mengambil


masalah klien untuk tindakan yang efektif
mengurangi beban untuk klien/pasien.
perasaan dan pikiran.

Memperbaiki Mencapai tingkat


pengalaman emosional kesembuhan yang
klien. diharapkan.
Teknik-teknik komunikasi terapeutik
• Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
• Menunjukan penerimaan (accepting)
• Menanyakan pernyataan yang berkaitan
• Mengulang (Restating/repeating)
• Klarifikasi (clarification)
• Memfokuskan (focusing)
• Merefleksikan (reflecting/feedback)
• Memberi informasi (informing)
• Diam (silence)
• Identifikasi tema (theme identification)
• Memberikan penghargaan (reward)
• Menawarkan diri
• Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
• Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
ASPEK PENTING KOMUNIKASI
PADA ANAK
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang
dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak. Sebaliknya, anak juga
menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam
berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahami apa yang dipikirkan dan
perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahami anak dengan bahasa
yang tepat. Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi sebagai
berikut.
1. Orang dewasa harus menggunakan 2. Anak berusaha agar komunikasinya juga
dipahami orang lain. Maksudnya sebagai berikut.
bentuk bahasa yang bermakna bagi anak
• Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu
yang diajak berbicara. Maksudnya sebagai untuk menyampaikan keinginan atau
berikut. mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa
• Menggunakan isyarat seperti menunjuk paham dengan apa yang dia inginkan.
objek secara jelas jika objek tersebut ingin • Semakin bertambah besar anak, komunikasi
dilihat anak. dengan isyarat semakin kurang diperlukan
• Memilih kata-kata secara tepat dan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih
baik
struktur bahasa yang mudah dipahami anak
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
PADA BAYI DAN ANAK
Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan
kata-kata, bayi melakukan komunikasi melalui kode-
kode khusus untuk menyampaikan keinginannya
sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang
demikian disebut sebagai bentuk komunikasi prabicara
(prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara,
berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi, dan
akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau
anak telah menunjukkan kematangan fungsi mental dan
emosionalnya. Bentuk komunikasi prabicara ada empat,
yaitu tangisan, celoteh, isyarat, dan ekspresi emosional.
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK

1.Teknik verbal
• Bercerita (story telling)
• Bibliotheraphy
• Mimpi
• Meminta untuk menyebutkan permintaan
• Melengkapi kalimat

2. Teknik non verbal


• Menulis
• Menggambar
• Aktivitas pengalihan
• Sentuhan
Perkembangan komunikasi, mulai bayi, toddler dan prasekolah,
usia sekolah, dan remaja.
Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 Toddler (1-3 tahun) dan
01 tahun)
Sesaat setelah bayi dilahirkan dan ibu
02 prasekolah (3-6 tahun)

diizinkan menggendong si kecil dalam Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu
dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi secara verbal ataupun
berkomunikasi dengan bayinya. nonverbal. Anak sudah mampu menyatakan
keinginan dengan menggunakan kata-kata
yang sudah dikuasainya.

03
Komunikasi pada usia sekolah (7-11
tahun)

Pada masa ini, anak sudah mampu untuk


memahami komunikasi penjelasan sederhana
yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak
mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan
belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Komunikasi Dengan Remaja

Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat


ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat.
Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah
mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa, sedangkan secara
emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu.
Komunikasi dengan Dewasa dan Lansia

Pada tahap ini, orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, dan
permasalahan dengan orang lain. Pada masa ini, orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap komunikasinya :

1. Orang dewasa/lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan/pengalamannya sendiri.


2. Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling memberi pengalaman serta
saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.

Anda mungkin juga menyukai