Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN PSIKIATRI
“Isolasi Sosial”

Disusun oleh :
Kelompok 05

Apri Giyanti 201560111048


Dyah Ayu Pramudhawardhani 201560111057
Fazra Latifah Azhara 201560111060
Hilda Fadilah 201560111063
Putri Risdiana 201560111076

Kelas 3B Keperawatan
Semester 5
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
JL. Cut Mutia Raya No. 88A Kel.Sepanjang Jawa-Rawa Lumbu Bekasi
Telp.(021)82431375,Fax.(021)82431374
Website:http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail: stikesmi@yahoo.com
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Keperawatan Psikiatri ini dapat
diselesaikan sesuai dengan tuntutan proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan STIKes Medistra Indonesia.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet
dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok lima yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.

Bekasi, 15 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Definisi Isolasi Sosial.............................................................................................................5
2.2 Tanda dan Gejala...................................................................................................................5
2.3 Proses Terjadinya Masalah....................................................................................................5
2.4 Patofisiologi...........................................................................................................................5
2.5 Faktor predisposisi.................................................................................................................6
2.6 Faktor presipitasi....................................................................................................................6
2.7 Sumber Koping......................................................................................................................6
2.8 Mekanisme Koping................................................................................................................7
2.9 Masalah Keperawatan............................................................................................................7
2.10 Pohon Masalah....................................................................................................................7
2.11 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................7
2.12 Tindakan keperawatan.........................................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami  penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Keliat, 2012) Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam
rentang respon yang adaptif sampai maladaptif.

Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan
individu untuk menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial
dan budaya. Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering kali terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya sering dialami oleh pasien isolasi sosial. Penelitian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di berbagai negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen
pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan depresi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan isolasi sosial?
2. Bagaimanakah tanda dan gejala isolasi sosial?
3. Bagaimanakah intervensi keperawatan untuk pasien isolasi sosial?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan isolasi sosial
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari isolasi sosial
3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada klien isolasi social

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Isolasi Sosial.
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Keliat,2012). Isolasi sosial adalah upaya menghindari suatu hubungan komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mampunyai kesempatan
untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan (Balitbang, 2007).
2.2 Tanda dan Gejala
 Kurang spontan.
 Apatis.
 Ekspresi wajah kurang berseri.
 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
 Tidak ada/kurang komunikasi verbal.
 Mengisolasi diri.
 Tidak/kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
 Asupan makanan dan minuman terganggu.
 Retensi urine dan fases.

2.3 Proses Terjadinya Masalah.


Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi
sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa dialami klien dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan , kekecewaan, kecemasan. Perasaan
tidak berharga dapat menyebabkan individu makin sulit dalam mengembangkan hubungan
dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan
kurangnya perhatian terhadap penampilan dan keberhasilan diri. Sehingga individu semakin
tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku primitif antara lain
tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi.
Halusinasi melatarbelakangi adanya komplikasi.
2.4 Patofisiologi
Menurut Dalami (2009), salah satu gangguan berhubungan sosial dengan diantaranya
menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga,dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan. Perasan
tidak berharga menyebabkan semakin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain,
akibatnya menjadi regresi atau kemunduran, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurang
perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri. Perjalanan dari tingkah laku masa lalu serta

5
tingkah laku menyendiri yaitu pembicaraan yang austitik dan tingkah laku yang tidak sesuai
dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinas
2.5 Faktor predisposisi.
 Faktor tumbuh kembang.
Pada setiap tahap tumbuh kembang individu juga ada tugas perkembangan yang harus di penuhi
agar tidak terjadi gangguan dalamhubungan sosial, bila tugas-tugas dalam perkembangan ini
tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan
menimbulkan masalah.
 Faktor komunikasi dalam keluarga.
Menurut (Gail, 2006 : hal 279) pola komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang
dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya mengiformasikan hal – hal yang negative
akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan
disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi traumatik dan enggan
berkomunikasi dengan orang lain.
 Faktor sosial budaya.
Menurut (Gail,2006 : hal 431) Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan.
Hal ini akibat dari transiensi: norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produkstif seperti lanjut usia (lansia), orang
cacat, penderita kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai
yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.
 Faktor biologis.
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptive menurut (Gail, 2006 : hal 430).
Terjadinya penyakit jiwa padaindividu juga dipengaruhi oleh keluarganya dibanding dengan
individu yang tidak mempunyai riwayat penyakit terkait.
2.6 Faktor presipitasi.
Menurut (Gail, 2006 : hal 280) faktor presipitasi terdiri dari :
 Stresor Sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
 Stresor Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
2.7 Sumber Koping

6
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping pada strategi
seseorang. Strategi koping yang digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang lebih
luas seperti dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, mengguanakan
kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal seperti kesenian, musik, atau
tulisan(Stuart, 2006).
2.8 Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan
suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan adalah
proyeksi, splitting (memisah) dan isolasi. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak mampu
ditoleransi dan klien mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan sendiri. Splitting
merupakan kegagalan individu dalam menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk.
Sementara itu, isolasi adalah perilaku mengasingkan diri dari orang lain maupun lingkungan
(Sutejo, 2017).
2.9 Masalah Keperawatan
Masalah Psikososial dan Lingkungan
Biasanya pasien dengan Isolasi Sosial memiliki masalah dengan psikososial dan
lingkungannya, seperti pasien yang tidak dapat berinteraksi dengan keluarga atau masyarakat
karena merasa takut, tidak berguna dll.
2.10 Pohon Masalah
Risiko perubahan persepsi : Halusinasi → akibat

Isolasi Sosial : Menarik Diri → Core problem



Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah → penyebab

2.11 Diagnosa Keperawatan


 Isolasi sosial.
 Gangguan persepsi sensori: halusinasi.
 Harga diri rendah.

2.12 Tindakan keperawatan


No Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan evaluasi
1 Isolasi sosial Tujuan Umum: 1. Setelah... X 1.1. Bina 1. Supaya klien
Klien dapat berinteraksi hubungan bisa lebih

7
berinteraksi klien saling terbuka kepada
dengan orang menunjukkan percaya perawat dan
lain. tanda-tanda dengan: perawat lebih
Tujuan Khusus: percaya - Beri salam mudah
1. Klien dapat pada perawat: setiap interaksi. melakukan
membina - Wajah cerah - Perkenalkan intervensi
hubungan saling - Mau nama, nama selanjutnya.
percaya. berkenalan. kesukaan dan
- Ada kontak tujuan perawat
mata. berkenalan.
- Bersedia - Tanyakan
Menceritakan nama dan
masalah yang panggil
dihadapi oleh nama kesukaan
klien. klien.
- Tunjukkan
sikap jujur,
empati
dan menepati
janji.
2. Klien mampu 2. Setelah... x 2.1. Tanyakan 2. Mengetahui
menyebutkan interaksi pada klien akan
penyebab klien dapat tentang: menyebab dan
menarik diri. menyebutkan - Orang yang dapat
minimal satu tinggal serumah, dihubungkan
penyebab teman sekamar. dengan faktor
menarik - Orang yang yang
diri paling dekat didalamnya.
- Diri sendiri.
- Orang lain.
- Lingkungan.

3. Klien mampu 3. Setelah... x 3.1. Tanyakan 3. Berinteraksi


menyebutkan interaksi pada klien secara bertahap
keuntungan klien tentang: agar klien
berhubungan menyebutkan - Manfaat terbiasa
sosial tentang keuntungan hubungan sosial. membina
berhubungan - Kerugian hubungan yang
sosial, menarik diri. sehat dengan
misalnya: 3.2. Diskusikan orang lain.
- Banyak bersama klien
teman.
- Tidak
kesepian.
- Tidak
sendiri.

8
4. Klien dapat 4. Setelah... x 4.1. Observasi 4. Mengetahui
melaksanakan interaksi perilaku klien manfaat yang
hubungan sosial klien saat dirasakan klien
secara bertahap. melaksanakan berhubungan sehingga timbul
hubungan sosial. motivasi untuk
sosial 4.2. Beri berperilaku
secara motivasi dan
bertahap bantu klien
dengan: untuk
- Perawat. berkenalan/
- Perawat berkomunikasi
lain. dengan:
- Perawat.
4.3. Libatkan
klien dalam
terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi.
4.4. Diskusikan
jadwal harian
yang
dapat dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi.
4.5. Beri
motivasi klien
untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang
telah dibuat.
4.6. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang
dilaksanakannya
.

9
5. Klien mampu 5. Setelah... x 5.1. Diakusikan 5.Meningkatkan
menjelaskan interaksi dengan klien intervensi klien
perasaannya klien dapat tentang untuk
setelah menjelaskan perasaannya berhubungan
berhubungan perasaannya setelah dengan orang
sosial. setelah berhubungan lain.
berhubungan social dengan:
sosial - Orang lain.
dengan: - Kelompok.
- Orang lain. 5.2. Beri pujian
- Kelompok. terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaannya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Keliat, 2012)
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya adalah perilaku menarik diri atau
isolasi sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa dialami klien dengan
latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan, kecemasan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP). Bandung:
Salemba Medika.
Gail, Stuart W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Ana dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
http://repository.ump.ac.id
http://www.academia.edu/10860183/ISOLASI_SOSIAL
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/sri_fahnur_septiani.pdf
http://repository.pkr.ac.id/474/7/BAB%202.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai