Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Isolasi Sosial”.
Penulis mengucapan terima kasih kepada Nuche Marlianto, SKM.MKM.
selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Psikiatri.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kelompok harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Isolasi Sosial
2.1.1 Definisi ................................................................................................ 4
2.1.2 Etiologi ................................................................................................ 4
2.1.3 Rentang Respon ................................................................................... 7
2.1.4 Proses Terjadinya Isolasi Sosial .......................................................... 10
2.1.5 Manifestasi Klinis .............................................................................. 11
2.1.6 Komplikasi ........................................................................................ 12
2.1.7 Penatalaksanaan ................................................................................ 12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan dengan Isolasi Sosial ..................................... 13
2.2.1 Pengkajian .......................................................................................... 13
2.2.2 Pohon Masalah .................................................................................. 15
2.2.3 Diagnosa ............................................................................................ 16
2.2.4 Intervensi ........................................................................................... 16
2.2.5 Implementasi ...................................................................................... 23
2.2.6 Evaluasi ............................................................................................. 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 25
3.2 Saran............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penyakit gangguan jiwa isolasi sosial. Keluarga hanya akan membantu pasien
secara harfiahnya manusia seperti kebutuhan sandang dan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
menarik diri.
b. Faktor Genetik
2. Faktor Presipitasi
c. Stressor Psikologik
d. Stressor Intelektual
e. Stressor Fisik
1. Menyendiri (Solitude)
8. Manipulasi
Isolasi Sosial
Gambar 2.2 Proses Terjadinya Masalah Isolasi Sosial Sumber : Rusdi &Dermawan
2014
11
Menurut buku SDKI (2017) tanda dan gejala isolasi sosial ada dua, yaitu
mayor dan minor :
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
1. Merasa ingin sendirian
2. Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif :
1. Menarik diri
2. Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan.
Objektif :
1. Afek datar
2. Afek sedih
3. Menunjukkan permusuhan
7. Perkembangan terlambat
8. Tidak bergairah/lesu
12
2.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan isolasi sosial menurut
Dermawan dan Rusdi(2013) adalah:
1. Terapi farmakologi
2. Electri Convulsive Therapi
Isolasi sosial
Ketidakberdayaan
Koping Individu
Tidak Efektif
Kurang Motivasi
Gambar 2.3 Pohon Masalah Isolasi Sosial (Yosep & Sutini, 2014)
16
2.2.4 Intervensi
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran danpenentuan secara
matang. Hal-hal ini yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telahditetapkan, perencanaan juga dapat
diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus
dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilakukan. Perencanaan yang matang
akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan.
Dalam suatu organisasi, perencanaan merupakan pola fikir yang dapat
menentukan keberhasilan suatu kegiatan selanjutnya dan perencanaan
keperawatan mencakup perumusan diagnosis, tujuan umum, tujuan
khusus sertarencana tindakan (Keliat & Akemat, 2009).
Menurut Damiyanti & Iskandar (2012) setelah dibuat perumusan
masalah dan diagnosis keperawatan ditegakkan dapat melakukan
rencana keperawatan untuk diagnosa keperawatan :
Strategi Pelaksanaan :
1.) Sp 1P :
2.) Sp 2P :
3.) Sp 3P :
6.) Sp 3 K :
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (discharge planning).
Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Tujuan:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspekpositif yang
dimiliki.
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4) Klien dapat (menetapkan) kegiatan sesuai dengankemampuan yang
dimiliki.
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit.
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
Strategi Pelaksanaan :
1.) Sp 1 P:
a.) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yangdimiliki
klien.
b.) Membantu klien menilai kemampuan klien yangmasih dapat
digunakan.
c.) Membantu klien memilih atau menetapkan kegiatanyang akan
dilatih sesuai dengan kemampuan klien.
d.) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e.) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f.) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
2.) Sp 2 P:
a.) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b.) Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuaidengan
kemampuan klien.
c.) Menganjurkan klien masukkan dalam jadwal kegiatanharian.
3.) Sp 1 K:
a.) Mandiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien dirumah.
b.) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami klien beserta proses terjadinya.
c.) Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga diri
21
rendah.
d.) Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
4.) Sp 2 K :
Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsungkepada
klien harga diri rendah.
5.) Sp 3 K :
a.) Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dan
membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning).
b.) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Intervensi :
Strategi Pelaksanaan :
1.) Sp 1 P :
a.) Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
b.) Mengidentifikasi isi halusinnasi klien.
c.) Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.
d.) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.
e.) Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi
klien.
f.) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi klien.
g.) Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
h.) Menganjurkan ke dalam kegiatan harian.
2.) Sp 2 P:
3.) Sp 3 P :
4.) Sp 4 P :
6.) Sp 2 K :
a.) Melatih keluarga mempratikkan cara merawat kliendengan
halusinasi.
b.) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsungkepada
klien halusinasi.
7.) Sp 3 K :
2.2.5 Implementasi
Tindakan keperawatan merupakan standar dari asuhan keperawatan yang
berhubungan dengan aktivitas keperawatan profesional yang dilakukan oleh
perawat, dimana implementasi dilakukan ada pasien, keluarga dan komunitas
berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
Dalam mengimplementasikan intervensi, perawat kesehatan jiwa menggunakan
intervensi yang luas yang dirancang untuk mencegah penyakit meningkat,
mempertahankan, dan memulihkan kesehaatan fisik dan mental. Kebutuhan
pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan
kebutuhannya. Melalui standar pelayanan dan asuhankeperawatan. Pedoman
24
yang dibuat untuk tindakan pada pasien baik secara individual, kelompok
maupun terkait dengan ADL (Activity Daily Living). Dengan adanya perincian
kebutuhanwaktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal harian masing-
masing pasien sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien
(Keliat & Akemat, 2009).
2.2.6 Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis, perencanaan,
dan implementasi (Rasdal & Mary, 2014). Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan untuk menilaiafek dari tindakan pada pasien. Evaluasi dilakukan
secara terus-menerus pada respon pasien terhadap keperawatan yang telah
dilaksanakan, evaluasi dibagi menjadi dua, evaluasi proses atau formatif, yang
dilakukan setiap selesaimelaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif
yang dilakukan dengan membandingkan antara respon pasien dan tujuan
khusus serta umum yang telah ditentukan (Keliat, 2006). Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan :
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien
yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat. Didalam
evaluasi ada terdapat dua menurut Damaiyanti (2014), sebagai berikut :
a.) Planning perawat adalah apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
b.) Planning klien adalah memotivasi klien agar klien mampu
melaksanakan kegiatan hariannya.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan
tidak sanggup berbagi pengalaman.
Prinsip Keperawatan pada isolasi social yang harus diperhatikan diantaranya :
Psikoterapeutik, Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka, Kenal dan
dukung kelebihan klien, Bantuklien mengurangi ansietasnya ketika hubungan
interpersonal, Kegiatan hidup sehari-hari.
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan untuk perbaikan dalam hal
meningkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA