Disusun Oleh:
TINGKAT: 2B
DOSEN PENGAMPU: Dr. Ira Kusumawaty,S.Kp.M.Kes,MPH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah ini dengan judul “Pengaruh Terapi Box Musik Pengingat
terhadap Pasien dengan Gangguan Isolasi Sosial” sebagai penugasan mata kuliah
Promosi Kesehatan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ira
Kusumawaty,S.Kp.M.Kes,MPH, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Jiwa yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kiranya dapat berguna bagi Pendidikan
Promosi Kesehatan khususnya bagi perawat dan pembaca. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Kami mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari seluruh pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih
sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
adanya gangguan komunikasi didalam keluarga, selain itu juga adanya norma-
norma yang salah yang dianut dalam keluarga serta faktor biologis berupa gen
yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien menderita gangguan jiwa.
Selain faktor predisposisi ada juga faktor presipitasi yang menjadi penyebab
antara lain adanya stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat
menyebabkan klien mengalami kecemasan (Ahmadi, 2008).
Masalah kejiwaan pada pasien dengan isolasi sosial: jika tidak dapat
diatasi dengan baik oleh perawat yang ditunjang dengan ketidakadekuatan
dukungan dan peran serta keluarga maka tidak menutup kemungkinan akan dapat
menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang diantaranya seperti defisit
perawatan diri, resiko halusinasi dan dapat juga menyebabkan perilaku
pengungkapan masalah yang tidak asertif yang dapat menuju kearah perilaku
kekerasan. Jika ini sudah terjadi maka akan dapat berdampak pada lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar (Iskandar, 2014).
Adapun peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran perawat
promotif dan preventif adalah meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan/menurunkan angka kesakitan dengan cara memberikan penyuluhan
tentang kesehatan, peran perawat kuratif adalah dengan mengikut sertakan klien
dalam aktifitas kelompok sosialisasi dan juga kontrol rutin sesuai waktu yang
ditentukan, peran perawat rehabilitatif adalah mendorong tanggungjawab klien
terhadap lingkungan dan melatih keterampilan klien untuk persiapan klien
dirumah serta health education kepada masyarakat sekitar tentang gangguan jiwa.
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan adanya alat box music pengingat terhadap
pasien
2. Untuk mengetahui pengaruh terapi musikal menggunakan alat musik
pada pasien dengan ganguan terapi musical
3. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat box music pengingat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kreativitas dan kepekaan, dan memperkuat karakter dan perilaku positif (Ferawati
& Amiyakun, 2015).
Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa yang didalamnya
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari
alat-alat yang dapat mengahilkan bunyi. Selain itu musik merupakan seni budaya
hasil cipta, rasa dan karya manusia yang ditata berdasarkan bunyi yang indah,
berirama dan dituangkan kedalam bentuk lagu (Suryana, 2012). Selain itu musik
menurut Djohan 2009 (dalam Geraldina, 2017) menjelaskan musik sebagai
produk pikiran, maka dari itu elemen vibrasi (fisika dan kosmos) dalam bentuk
frekuensi, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai
semua itu ditransformasi secara neurologis dan diintepretasikan melalui otak
menjadi picth (nada-harmoni), timbre (warna suara), dinamika (keras-lembut), dan
tempo (cepat-lambat).
Terapi musik merupakan suatu intervensi yang dapat memulihkan,
menjaga dan meperbaiki kesehatan emosi, fisik, psikologis dan spiritual (Ferawati
& Amiyakun, 2015). Terapi musik merupakan keahlian dalam menggunakan
musik atau elemen musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan,
mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan
spiritual. Dalam ilmu kedokteran, terapi musik disebut terapi pelengkap
(Complementary medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai
teknik yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit dengan
menggunakan bunyi atau irama tertentu.
Terapi musik bertujuan untuk membuat hati dan perasan seseorang
menjadi senang dan terhibur, membantu mengurangi beban penderitaan seseorang
dan sebagai tempat penyaluran bakat seseorang (Suryana, 2012). Terapi musik
membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan
perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu
memecahkan masalah, dan memperbaiki kognitif (Djohan, 2006 dalam
Permatasari, Misrawati, & Hasanah, 2015).
Selain adanya music, alat ini terdapat kata-motivasi atau pengingat dimana
nanti pasien harus memenuhi target petremanan yang diingatkan oleh alat ini. box
music pengingat merupakan sebuah alat yang di ciptakan untuk pasien dengan
5
gangguan isolasi sosial. cara kerja dari box music pengingat adalah setiap di putar
atau dinyalakan akan mengeluarkan sebuah kalimat yang memberikan semangat
positif kepada pasien sehingga pasien akan lebih percaya diri untuk melakukan
sosialisasi atau interaksi kepada orang-orang di sekelilingnya.
6
2.2.3. Mekanisme Box Musik Pengingat
Terapi musik dapat meningkatkan mekanisme koping emosi dan status
afektif positif, mendapatkan kepuasan psikologis, meningkatkan kondisi saat
melakukan operasi, dan menurunkan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
frekuensi detak jantung, penurunan hormon. Musik dapat menurunkan stimulus
sistem saraf simpatik. Saat musik diperdengarkan, musik yang berupa gelombang
akan diterima oleh daun telinga dan kemudian disalurkan ke kanal pendengaran
eksternal yang kemudian getaran gelombang suara tersebut diterima oleh
membran timpani. Dari membran timpani, getaran gelombang musik di lanjutkan
ke tulang telinga maleus, incus dan stapes dan akan diproses ke rumah siput atau
koklea akan menerima melalui saraf pendengaran, yang kemudian akan diterima
oleh otak (lobus temporal) 27 sebagai sensasi suara.
Suara yang dihasilkan oleh musik akan menstimulasi pengeluaran
endorfinyang berguna untuk proses kerja sistem limbik di amigdala dalam
mengendalikan sistem emosi dan perasaan. Jika regulasi emosi di amigdala
terorganisir, maka itu dapat mengontrol emosi dan tidak akan merasakan ansietas.
Mendengarkan musik dengan slow rythme akan mereduksi pelepasan
catecholamines ke dalam pembuluh darah, jadi kadar konsetrasi dari
catecholamines akan rendah dan itu juga dapat mengaktifasi saraf simpatik dan
karena adanya pelepasan hormon stres yang akan menjadikan tubuh menjadi
rileks (Weeks & Nilsson, 2011 dalam Handayani et al, 2018).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, komunikasi ialah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak. Komunikasi juga dapat
dipahami sebagai perhubungan. Mengacu pada pengertian tersebut, komunikasi
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Ada komunikasi verbal maupun non-
verbal. Dalam banyak aspek kehidupan manusia, komunikasi yang baik menjadi
dasar atau fondasi.
Box Musik Pengingat ini dibuat secara menarik agar pasien mau
menggunakannya dan cara kerjanya dibuat sederhana . alat ini dapat digunakan
oleh klien dengan cara membuka tutupnya sehingga suara pertama akan muncul
7
nada music yang merilekskan pasien. Setelah music berhenti akan ada suara
sapaan seperti “halo cantik/ganteng!”, “gimana kabarnya hari ini?”, kemudian
dilanjutkan pengingat seperti “sudah berkenalan dengan siapa hari ini?”, “jangan
lupa berbicara dengan temanmu”, “jangan lupa pukul 10 bertemu dengan suster”,
“jam 7 waktunya sarapan!”, “sekarang sudah waktunya minum obat!”, “ayo
keluar, banyak teman menunggumu!”, dll. Setelah itu diakhiri dengan kata-kata
motivasi seperti “Walau berbeda, setiap manusia tetap memiliki kebutuhan yang
sama dan saling membutuhkan. Komunikasi itu kunci keharmonisan”, dan lain
sebagainya
8
terabaikan karena tidak secara nyata mengganggu atau merusak lingkungan dan
hal ini akan semakin memperparah isolasi sosial. (Chan, et al., 2009).
Penambahan alat box musik pengingat pada pengobatan yang dilakukan
pada pasien isolasi sosial dapat meningkatkan efek kenyamanan yang dapat
menurunkan isolasi sosial dan juga dapat meningkatkan kepercayaan dalam diri
seseorang. Musik dapat berperan sebagai fasilitator dimana musik dapat
menyentuh seseorang secara emosioanal dan mencapai perasaan terdalam pasien
sehingga dapat menjadi alat untuk mengungkapkan ekspresi nonverbal pasien dan
pasien dapat lebih membuka diri dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
(Chan, et al., 2009). Pasien juga membutuhkan sesuatu untuk dijadikan
pengingatnya karena terkadang mereka lupa dengan hal-hal yang memang harus
dilakukan. Dan juga motivasi sangat penting dibutuhkan oleh pasien.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial merupakan keaadaan
seseorang yang mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain karena mungkin merasa ditolak, kesepian dan tidak
mampu menjalin hubungan yang baik antar sesama.
Musik dapat membantu seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi stres,
menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa sedih, menjadi gembira,
dan membantu serta melepaskan rasa sakit. Musik yang didengarkan secara
intensif dapat memberikan kekuatan penuh, dalam arti untuk merefleksikan emosi
diri, penerangan jiwa dan ekspresi. Musik juga dapat memperlambat dan
mempercepat gelombang listrik yang teradapat di otak sehingga dapa merubah
sistem kerja didalam tubuh. Alat pengingat adalah salah satu bagian penting
dalam proses pengobatan pasien karena dapat meningkatkan kesadaran mereka
salam bersosialisasi dan melakukan kegiatan penting mereka dalam sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
11