Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK


Dosen Pengampu : Ns. Dian Nur Wulanningrum, M.Kep

Disusun Oleh :

Dian Ratri Rahmadani


S19070/S19B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020/2021
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik Pada Anak


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik
pada anak adalah komunikasi yang di lakukan antara perawat dan klien (bayi dan
anak), yang di rencanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan bayi dan anak.
Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang, antara lain:
 Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat di lakukan adalah dengan
melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi
yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat di lakukan secara
non verbal.
 Usia Todler dan Pra Sekolah todler (1-3 tahun ) dan prasekolah ( 3-6
tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu
memahami kurang lebih 10 kata, pada tahun ke 2 sudah mampu 200-300
kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
Pada usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa,
apa, kapan, dan sebagainya.
 Usia sekolah (5-11 tahun)
Komunikasi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah ini adalah tetap
masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu
menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu
yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak jelas
diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.
 Usia Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat, dan sudah mulai menunjukkan
perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang
masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
B. Bentuk-bentuk Komunikasi Pra-Bicara pada Bayi dan Anak
1. Tangisan
Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara
pertama yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
2. Ocehan dan Celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan” (cooing) atau “celoteh”
(babbling). Ocehan ini terjadi pada awal lehidupan bayi seperti :
merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh.
3. Isyarat
Isyarat yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap bicara.
4. Ungkapan Emosional
Ungkapan emosional adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh
dan roman muka.
Contoh :
- Gembira : mengendurkan badan, mengangkat tangan/kaki, tersenyum,
dan marah.
- Marah : menegakkan badan, gerak membanting tangan atau kaki,
roman muka tegang, dan menangis.
C. Teknik Komunikasi Dengan Bayi dan Anak
a. Pada Bayi
1. Verbal
- Dengan cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikan lagu
- Dengan cara merespon tangisannya
- Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal
2. Non-verbal
- Dengan cara sentuhan
- Dengan nada suara
- Dengan ekspresi
b. Pada Anak
1. Verbal
- Menulis
Menulis adalah alternative pendekataan komunikasi bagi anak, remaja
muda, dan praremaja.
- Menggambar
Menggambar adalah suatu bentuk komunikasi berharga melalui
pengamatan gambar.
- Bermain
Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan
dapat menjadi teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan
mereka.
2. Non-Verbal
- Teknik orang ketiga
Teknik semacam ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga,
semisal “ia” atau “mereka”.
- NPL (Neuro Linguistik Programming)
Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu komunikasi,
yaitu dengan memperhatikan cara, gaya, atau kelakuan individu.
- Facilitative Responding
Mendengarkan secara seksama sama sekaligus membayangkan
kembali perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
- Story Telling ( Bercerita)
Fungsi cerita tidak hanya membantu membuka pikira anak, tetapi
berguna untuk mengubah menghilangkan rasa takut dan persepsi anak.
- Bibliotherapy
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah
yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

- Mimpi
Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran
mimpi dengan menanyakan kepada anak atau orang tua mengenai
mimpi yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA
https://sricahyani.wordpress.com/2018/11/10/komunikasi-terapeutik-pada-anak/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34273/Reference.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://id.scribd.com/doc/41408900/MAKALAH-Komunikasi-Pada-Anak

Anda mungkin juga menyukai